Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian

            Analisis adalah suatu proses menganalisa sesuatu dengan tujuan tertentu sehingga
siapapun yang melakukan analisis pasti mereka memiliki tujuan mengapa mereka
melakukannya.

            Analisis Program yaitu proses menganalisa suatu program setelah program itu
dilaksanakan/diimplentasikan. Sehingga proses, hasil, pencapaian, pengaruh, hubungan atau
dampak itu dapat diketahui, yang selanjutnya hasil analisis dapat digunakan untuk keperluan
refleksi, kelanjutan program, pemberhentian program, peningkatan program maupun
pembuatan program baru.

            Analisis Evaluasi Program Pendidikan adalah suatu proses analisis dari data-data yang
diperoleh dari kegiatan evaluasi program-program yang berhubungan dengan dunia
pendidikan. Dalam hal ini setelah suatu program pendidikan dievaluasi lalu dilanjutkan
dengan langkah-langkah analisisnya.

Model analisis yang dilakukan tentu akan dipengaruhi oleh jenis program pendidikan dan
tujuan program pendidikan sehingga model evaluasi akan disesuaikan, demikian pula
bagaimana cara menganalisisnya juga disesuaikan.

            Evaluasi  program pendidikan adalah suatu evaluasi  program yang berhubungan


dengan dunia pendidikan. Tentu saja hal ini juga pasti terkait dengan siapa (pembuat,
penyusun, pelaksana program) dan tujuan program (untuk apa, untuk siapa). Dalam hal
ini  evaluasi program program pendidikan dapat dilakukan antara lain oleh:

Pemerintah (pusat, propinsi, kab, jajaran dinas, instansi). Dalam hal ini dapat dilakukan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional sampai tingkat sekolah).

Swasta (para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan)

Kelompok (organisasi yang peduli pendidikan maupun kumpulan para pendidik atau yang
berhubungan dengan pendidikan)

Perorangan (hal ini biasanya dilakukan oleh para pendidik dalam pembelajaran dan para
kepala sekolah dalam jajaran pembelajaran maupunmajerial).

Analisis evaluasi program pendidikan dilakukan dengan menyesuaikan model evaluasi yang
sesuai dengan tujuan maupun jenis program yang ada.

B. Tujuan

            Makalah ini disusun memiliki tujuan antara lain sebagai berikut:


1.      Untuk meningkatkan kompetensi menulis karya tulis ilmiah bagi mahasiswa program
pascasarjana.

2.      Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam menggunakan media canggih laptop


untuk mencari dan mengambil informasi melalui jejaring internet.

BAB II

ANALISIS EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

A. Jenis-Jenis Evaluasi        

Dalam dunia pendidikan program-program pendidikan dalam melakukan evaluasi antara lain
sebagai berikut:

1.      Evalusi proses

2.      Evaluasi hasil

3.      Evaluasi pencapaian program

4.      Evaluasi pengaruh program

5.      Evaluasi program peningkatan/pengembangan

Evaluasi proses dalam dunia pendidikan dikaitkan dengan proses pembelajaran atau
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) kependidikan. Berkaitan dengan proses
tersebut hal yang berhubungan adalah tempat/konteks, model/metode, alat/media yang
digunakan, pendidik, peserta didik, kelompok belajar, motivasi, perhatian, sikap, aktifitas,
kreatifitas, efektifitas dan perasaan dalam berinteraksi.

Evaluasi hasil dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran, dalam hal ini dikaitkan
dengan materi, volume dan waktu. Evalusi dalam  pengertian ini dikaitkan dengan tes,
ulangan, ujian dan evaluasi itu sendiri. Misalnya: ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, evaluasi belajar, ujian sekolah, ujian nasional.

Evaluasi pencapaian program pendidikan analisis datanya berupa analitik comparative antara
program yang direncanakan dengan hasil setelah program itu dilaksanakan. Dalam hal ini
hasil analisis dapat berupa besaran peningkatannnya, meminimalkan disparitas pada kondisi
yang dituju, atau ketercapaian program yang telah dicanangkan. Sehingga dalam
kesimpulannya, apakah program itu baik atau buruk, dapat dilaksanakan atau tidak, akan
dilanjutkan atau tidak, atau  mungkin ada modifikasi untuk pengembangannya. Misalnya:
Program bimbingan belajar songsong unas, Program moving class total, Program Jemput
Jabat Senyum Sapa Salam (J2S3), Program Pengembangan Sekolah, Program Kerja Kepala
sekolah, Program Pembelajaran Guru Mapel, Program Bimbingan dan Konseling, Program
Pengembangan Diri, Program Ektrakurukuler, Program Kesiswaan, Program Pengajaran,
Program Peningkatan Sarana Prasarana, Program KTSP, Program Pencapaian 8 SNP.

Evaluasi  pengaruh program pendidikan suatu yang dianalisis adalah data yang dilakukan
oleh sebuah institusi pendidikan karena institusi telah melakukan suatu program untuk
dilaksanakan, setelah itu ingin mendapatkan informasi apakah ada pengaruh terhadap sesuatu
dengan digunakannya program pada suatu institusi tersebut. Misalnya: Program penyuluhan
anti narkoba terhadap perilaku siswa di sekolah, Program BOS terhadap tingkat partisipasi
masyarakat, Program pelatihan CTL/Pakem terhadap kualitas pembelajaran.

Evaluasi  Program Peningkatan/Pengembangan yang dianalisis adalah program-program


pengembangan yang telah dan akan dilakukan untuk mengembangkan suatu institusi atau
sejenisnya. Misalnya program program yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementrian
Pendidikan Nasional antara lain sebagai berikut:

1.      Manajemen Berbasis Sekolah

Perencanaan Pengembangan Sekolah

Akreditasi Sekolah

Implementasi SPM dan SNP

Peran LPMP/BDK dan P4TK

Peran Pengawas

Manajemen pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah propinsi dan kabupaten

Rencana Pembangunan Nasional Bidang Pendidikan, Renstra Kemendiknas, dan Renstra


Kemenag)

B. Teknik Analisis Data

            Teknik analisis data dilakukan sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian kuantitatif, teknik analisis data yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau untuk menguji hipotesis yang dirumuskan dalam proposal. Karena
datanya kuantitatif, maka teknik analisis datanya menggunakan metode statistik yang sudah
tersedia.Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variable, bila datanya ordinal
maka statistic yang digunakan adalah Korelasi Spearman Rank, sedangkan bila datanya
intervalatau ratio digunakan Korelasi Pearson Product Moment. Bila ingin menguji
signifikansi komparasi data dua sampel, datanya interval aatau ratio digunakan t-test dua
sampel, bila datanya nominal digunakan Chi Kuadrat. Selanjutnya jika akan menguji
hipotesis komparatif lebih dari dua sampel, datanya interval, digunakan analisis varian
(Anava)
            Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan dilakukan
secara terus menerus sampai datanya jenuh. Dengan pengamatan terus menerus tersebut
mengakibatkan variasi data tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data
kualitatif (walaupun tidak menolak data kuantitatif), sehingga teknik analisis datanya belum
ada pola yang jelas. Oleh karena itu sering mengalami kesulitan dalam melakukan analisis.
Seperti dinyatakan oleh Milies dan Huberman (1984), bahwa’the most serious and central
difficulty in the use of qualitative data is that method of analysis are not well
formulate’. Bahwa yang paling serius dan sulit dalam analisis data kualitatif adalah karena,
metode anslisis belum dirumuskan dengan baik. Ada pernyataan lain, Susan Stainback
menyatakan:’There are no guidelines in qualitative research for determining how much data
and data analysis are necessary to support and assertion, conclusion, or theory’. Belum ada
panduan dalam penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang
diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. Selanjutnya Nasution menyatakan
bahwa:

            Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras.  Analisis


memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tingggi. Tidak ada cara tertentu
yang dapat diikuti, untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri
metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya Bahan yang sama bisa
diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda’.

            Sehingga analisis data kualitatif perlu adanya data yang bervariatif misalnya data hasil
wawancara, survey lapangan, dokumentasi foto, dokumentasi movie, dan data triangulasi
yang semua itu untuk mendukung kualitas informasi yang disampaikan. Analisis data
dilakukan dengan cara mengorganisakan berbagai data yang ada, menjabarkan kedalam unit-
unit fungsinya, melakukan sintesa, menyusun ke dalampola, memilih mana yang penting dan
akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan pada orang lain atau pada
instansi yang menugasinnya.

            Berdasarkan hal diatas, dapat dikemukakan bahwa, analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit , melakukan sintesa, menyusun ke dalampola, memilih mana
yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami  oleh
diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis program pembelajaran yang meliputi analisis hasil pembelajaran maupun
analisis proses pembelajaran mengikuti kurikulum yang berlaku

Dalam kurikulum tingkat satuan pelajaran dinyatakan bahwa hasil belajar terdiri dari 2 yaitu:
hasil belajar berdasarkan penilaian hasil dan penilaian berdasarkan proses. Sehingga
penilaian hasil dapat dilakukan dengan tes tertulis sedangkan, penilain proses dapat dilakukan
dengan cara pengamatan, dokumentasi foto maupun movie, kuesioner, angket dan cara lain
yang dapat memberikan gambaran tentang perose yang terjadi baik dari segi aktivitas siswa,
managemen kelas, metode/model/teknik pembelajaran itu berlangsung.
        Menurut caranya dibagi menjadi 2 cara yaitu: dengan cara tes dan non-tes.

Dengan tes itu dilakukan untuk memperoleh hasil pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan pada
setiap KD atau beberapa KD, dalam hal ini dikenal dengan ulangan harian, ulangan blok, tes
formatif dan tes sumatif, ulangan tengah semester, ulangan semester dan ulangan kenaikan
kelas, evaluasi tahap akhir dan atau ujian sekolah maupun ujian nasional.

        Dari data yang diperoleh dapat berupa data nilai kuantitatif maupun kualitatif. Data nilai
kuantitatif semua penilaian yang dilakukan dengan satuan angka misalnya: nilai 0 – 10 atau
nilai 0 – 100. Sedangkan data nilai kualitatif dapat berupa penilaian non-angka/data verbal
misalnya: amat baik, baik, cukup, kurang, dan kurang sekali atau misalnya sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

        Untuk mengetahui hasil belajar dapat dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis
dikelompokan dalam tes yang sifatnya subyektif dan tes yang sifatnya obyektif. Tes subyektif
biasanya tes yang berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah sejenis tes untuk
mengetahui perolehan hasil belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau
uraian kata-kata. Ciri-cirinya pertanyannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan,
jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Tes obyektif adalah
tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara obyektif karena hasil tes dapat
dilakukan oleh pihak lain yang tidak harus oleh pengajarnya atau yang membidangi materi
yang diteskan. Macamnya adalah seperti; tes benar-salah (true-false), Tes pilihan ganda
(Multiple choise test), Menjodohkan (matching test) dan Tes isian tertutup (Completion test).
Macam-macam tes diatas biasanya untuk mengukur hasil belajar pada ranah kognitif,
sedangkan ranah afektif tidak semudah ranah kognitifuntuk melakukan pengukuran.
Pengukuran ranah afektif dalam hal ini misalnya sikap tidak dapat diukur sewaktu-waktu
( dalam arti pengukuran secara formal) karena perubahan tingkah laku tidak dapat berubah
sewktu-waktu. Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama termasuk
pengembangan minat, penghargaan, serta nilai-nilai. Untuk itu perangkat pengukuran yang
digunakan dapat mengunakan catatan-catatan pengamaten, kuesioner atau cara lain yang
memungkin dapat dilakukan dan paling cocok dengan kondisi dari yang dinilai atau diukur.

        Ranah yang lain adalah ranah psikomotor. Pengukuran ranah ini untuk mengetahui
terhadap hasil-hasil belajaryang berupa penampilan atau ketrampilan. Untuk mengukur hal
ini dapat digunakan rubrik penilaian atau pengukuran dengan instrumen menurut skala Likert
dengan skor dari kecil ke angka yang lebih besar jika memerlukan data kuantitatif atau data
kualitatif dari paling rendah ke paling tinggi, atau dari sangat jelek ke sangat baik dan atau
sebaliknnya.

        Hasil belajar adalah sesuatu pencapaian dari suatu kegiatan belajar. Pencapaian hasil
belajar dapat diketahui dengan dua cara yaitu; dengan cara pengukuran (kegiatan menentukan
kuantitas suatu obyek) dan dengan cara penilaian (kegiatan menentukan kualitas suatu
obyek). Karena keduannya ada perbedaan yang prisipiil, kedua kegiatan dapat dikatakan
’dua’ atau dwi, Tetapi kedua kegiatan itu saling berhubungan maka kegiatan itu kadang
disebut dengan sebutan’dwitunggal’.Dari pembahasan pengertian pengukuran dan penialain
sifat suatu obyek seperti telah disebutkan diatas, bagaimanapun kegiatan tersebut harus dapat
benar-benar mewakili sifat suatu obyek. Dengan kata lain skor atau nilai prestasi belajar
dapat mewakili prestasi belajar yang sesunggguhnya.

        Kegiatan mengukur sifat suatu obyek adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas sifat
suatu obyek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar
mewakili sifat suatu obyek yang dimaksud. Kuantitas yang diperoleh dari suatu pengukuran
sifat suatu obyek adalah skor, misalnya: 60, 57, 68, 89,75 59,76,75,75,90 dan sebagainya.
Kuatitas pengukuran sifat suatu obyek dibedakan menjadi dua yaitu; kuantitas kontinu dan
kuantitas niminal. Yang dimaksud skor kontinu adalah suatu kuantitas yang unit-unitnya
mengalami perubahan secara berangsur-angsur, misalnya dari 60 menjadi 60,5 atau menjadi
59,5 dan seterusnya.

Adapun yang dimaksud dengan kuantitas nominal atau deskrit adalah suatu kuantitas yang
unit-unitnya tidak dapat berubah-ubah dari 15 menjadi 15,5 siswa atau 14,5 siswa dan
seterusnya. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan dalam pengukuran  hasil belajar hanya
mengenal kuantitas kontinu. Kuantitas kontinu diatur dalam dua skala yaitu; skala interval
dan skala ordinal. Skala interval suatu skala yang tidak mengenal titik nol mutlak dan
intervalnya sama, sedangkan skala ordinal adalah skala yang tidak mengenal titik nol mutlak
dan intervalnya tidak sama. Suatu skala tidak mengenal titik nol mutlak maksudnya adanya
suatu kuantitas dari sifat suatu obyek dalam skala tersebut tidak terukur oleh suatu alat
pengukur, maka diberi angka nol. Tetapi bukan berarti tidak ada kuantitas sama sekali.

        Kegiatan menilai sifat suatu obyek adalah suatu kegiatan menentukan kuanlitas sifat
suatu obyek. Kagiatan tersebut tidak lepas dari skor-skor sifat suatu obyek. Agar skor-skor itu
bermakna maka perlu dibandingkan dengan suatu acuan-acuan yang relevan, yang sesuai
dengan sifat suatu obyek, misalnya prestasi belajar siswa dalam penguasaan mata pelajaran
tertentu. Kegiatan membandingkan harus dilakukan secara obyektif sehingga hasil
perbandingan yang berupa makna atau kualitas benar-benar mewakili kualitas hasil belajar
yang sesungguhnya. Misalnya; kualifikasinya amat baik, baik, cukup, kurang atau
meragukan, amat kurang, atau gagal. 

        Kualitas atau nilai sifat suatu obyek akan ada apabila kuantitas dari sifat suatu obyek
tersebut. Demikian pula, kuantitas suatu obyek tidak akan berarti jika kuantitas itu tidak
diubah menjadi kualitas.

        Teknik analisis evaluasi program, teknik analisis program pencapaian dan analisis
program pengembangan diawali dengan penyusunan program yang jelas dan tearah sehingga
pada tahap mengevaluasinya sudah ada kriteria yang ditetapkan sehingga dengan kurun
waktu yang telah ditentukan dapat mengumpulkan data-data yang diperlukan sesuai dengan
keperluan masing-masing program.

C. Contoh Program Pendidikan

1. Delapan Standard Nasional Pendidikan


        a. Standard Sarana Prasarana

        b. Standard Isi

        c. Standard Proses

        d. Standard Penilaian

        e. Standard Kompetensi Lulusan

        f. Standard Pengelolaan

        g. Standard Pendidik dan Tenaga Kependidikan

        h. Standard Pembiayaan

2. Program/Rencana Pengembangan Sekolah

        a. Rencana Operasional (Renop) merupakan program tahunan.

        b. Rencana Strategis (Renstra) merupakan program 4 tahunan

3. Program Pembelajaran

        a. Unit lesson plan (terdiri beberapa RPP)

        b. Lesson plan (terdiri 1 RPP)

4. Program Analisis Hasil Pembelajaran

        a. Program Perbaikan

        b. Program Pengayaan

        c. Program  tindak lanjut

5. Program Bimbingan dan Konseling

        a. Program Bimbingan Klasikal

        b. Program Bimbingan Individual

            Dari program pendidikan yang ada belum banyak yang melakukan evaluasi terhadap
program-program tersebut, sehingga banyak kesempatan untuk memperbaiki kinerja,
meningkatkan profesionalisme melalui diantaranya menyusun, melakukan dan mengevaluasi
program-program pendidikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
BAB III

PENUTUP

        Analisis Evaluasi Program Pendidikan adalah suatu kegiatan menganalisis data dari
evaluasi yang telah dilakukan terhadap program-program pendidikan. Adapun tujuan dari
analisis evaluasi program pendidikan adalah untuk mengethaui tingkat keberhasilan program
itu setelah dilaksanakan. Karena program adalah suatu kegiatan yang direncanakan dengan
seksama, sehingga dengan kata lain analisis evaluasi program adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi keberhasilan dari suatu kegiatan yang
direncanakan.

  Tabulasi Data

Istilah “tabulasi” dapat diartikan “menyusun menjadi tabel”. Pengertian lain, tabulasi adalah
pengolahan atau pemrosesan hingga menjadi tabel. Apakah semua data harus diproses
menjadi tabel, dan apa sebabnya harus menjadi tabel? Dari pengalaman sehari-hari ketika
membaca buku atau terbitan lain, dapat dirasakan bahwa memahami sesuatu dari tabel lebih
mudah dan terarah dibandingkan dari uraian narasi yang panjang sajiannya.

Tabulasi merupakan coding sheet yang memudahkan peneliti dalam mengolah dan


menganalisisnya, baik secara manual maupun komputer. Tabulasi ini berisikan variabel-
variabel objek yang akan diteliti dengan angka-angka sebagai simbolisasi (label) dari kategori
variabel-variabel yang telah diteliti.

Mengapa memahami tabel cenderung lebih mudah dibandingkan dengan uraian? Tabel
memiliki dua dimensi sajian, yaitu dari sajian kiri ke kanan dalam bentuk kolom-kolom, dan
sajian dari atas ke bawah dalam bentuk baris-baris. Dengan demikian, gambaran tentang dua
dimensi dapat cepat terlihat.

Data mentah yang diperoleh dari lapangan akan bervariasi, tergantung pada alat pengumpul
data yang digunakan oleh evaluator, yaitu sebagai berikut:

1.      Data yang diperoleh dengan menggunakan angket maka data yang diperoleh berupa
centangan atau tanda check list (√) pada pilihan-pilihan, lingkaran-lingkaran pada angka atau
huruf yang disediakan dalam instrumen, atau kalimat-kalimat jawaban yang sifatnya
kualitatif.

2.      Data yang diperoleh dengan wawancara, wujud data yang diperoleh berbentuk
centangan, lingkaran, dan kalimat jawaban yang diberikan oleh responden dan dicatat oleh
petugas pengumpul data.

3.      Data yang diperoleh dengan observasi maka wujud data yang diperoleh berbentuk
centangan, lingkaran, dan kalimat-kalimat catatan petugas.

4.      Data yang diperoleh dengan menggunakan dokumentasi berupa angka-angka atau


simbol-simbol yang menunjuk peringkat kondisi objek yang ditelaah.

5.      Data yang diperoleh dengan tes atau inventori berupa angka-angka yang menunjukkan
skor nilai.

C. Tahap Persiapan Dalam Pengolahan Data Secara garis besar pengolahan atau analisis data
dilakukan setelah seluruh data yang diperlukan telah terkumpul. Sebelum dilakukan analisis
perlu dilakukan persiapan data untuk memudahkan proses analisis data dan interpretasi
hasilnya, yaitu: pengeditan, pemberian kode dan pemrosesan data.

1. Pengeditan (Editing) Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang


diperlukan terhadap data untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data
dengan teknik statistik. Data yang diperoleh dari hasil survai atau observasi perlu diedit dari
kemungkinan kekeliruan dalam proses pencatatan yang dilakukan oleh pengumpul data, serta
dari pengisian kuesioner yang tidak lengkap atau tidak konsisten. Tujuan pengeditan data
adalah untuk menjamin kelengkapan, konsistensi dan kesiapan data dalam proses analisis.
Proses pengeditan dapat dilakukan di lapangan (field editing) sesaat setelah melakukan
pengecekan terhadap isian kuesioner. Pengeditan dapat juga dilakukan di tempat pemrosesan
data (in house editing) setelah beberapa atau semua data terkumpul, misalnya karena field
editing sulit dilakukan. Prosedur pengeditan akan memudahkan proses pemberian kode dan
data entry.

2. Pemberian Kode (Coding) Pemberian kode merupakan proses identifikasi dan klasifikasi
data ke dalam skor numerik. Proses pemberian kode (coding) ini diperlukan terutama untuk
data yang dapat diklasifikasikan, misal: jawaban dari tipe pertanyaan tertutup (close-ended
questions) yang tidak memberikan alternatif kepada responden selain pilihan jawaban yang
tersedia. Pemberian kode pada jawaban dari tipe pertanyaan terbuka (open-ended questions)
relatif lebih sulit karena memerlukan judgement dalam menginterpretasikan jawaban
responden. Tujuan pemberian kode pada tipe pertanyaan terbuka adalah untuk mengurangi
variasi jawaban responden menjadi beberapa kategori umum sehingga dapat diberi skor
numerik. Teknis pemberian kode dapat dilakukan sebelum atau setelah pengisian kuesioner.
Proses pemberian kode akan memudahkan dan meningkatkan efisiensi proses data entry ke
dalam komputer.

3. Pemrosesan Data (Data Processing) Setelah kedua tahap di atas dilaksanakan, maka data
siap untuk diolah atau dianalisis. Analisis yang sesuai dengan tahapan audit kinerja sektor
publik adalah analisis statistik deskriptif. Berikut akan dibahas secara rinci teknik analisis
tersebut.

E. Pengolahan Data dengan Bantuan Komputer

Alat analisis yang disajikan pada bagian di atas merupakan sebagian dari alat analisis yang
biasa dan bisa digunakan pada penelitian/survai. Masih banyak jenis dan metode lain yang
lebih kompleks dan lebih spesifik untuk mencapai beragam tujuan survai. Proses analisis data
kuantitatif dapat dengan mudah dilakukan bila menggunakan program-program komputer
yang telah dirancang khusus untuk keperluan analisis data. Salah satu contoh program
komputer yang banyak digunakan untuk analisis data kuantitatif pada penelitian-penelitian
ilmu sosial adalah Statistical Package for Social Sciences (SPSS). Program ini mempunyai
kemampuan untuk melakukan analisis statistik dari yang paling sederhana seperti melihat
kecenderungan sentral data hingga yang paling kompleks. Program lain yang bisa digunakan
antara lain: Oracle, Microsoft Access, Foxpro Database, Dbase, dll. Dengan bantuan program
komputer, proses persiapan dan analisis data dapat dilakukan dengan cepat dan efisien serta
hasilnya lebih akurat.

1. Mengapa Memilih Program SPSS?

SPSS merupakan pilihan yang lebih efektif untuk analisis yang mendalam dari pada program
aplikasi spreadsheet yang lain. Dengan SPSS tercakup seluruh fungsi yang ada pada program
spreadsheet lain dan penggunaannya sangat mudah. Beberapa kelebihan program SPSS
adalah:

a. Variasi grafik lebih banyak. SPSS membantu dalam memahami data, karena bisa dengan
cepat memberikan deskriptif dan frekuensi data. SPSS lebih unggul daripada program
spreadsheet lain karena memiliki lebih banyak variasi grafik.

b. Eksplorasi data lebih mudah. Dengan SPSS kita tidak akan khawatir bila merubah data
sebab tidak perlu membentuk, menjalankan dan memformat ulang tabel. Dengan
menggunakan tabel pivot multi dimensional, SPSS membuat eksplorasi data semakin mudah
c. Fungsi help yang lengkap. SPSS memiliki serangkaian alat tes statistik untuk mengetahui
pentingnya suatu hubungan atau perbedaan. Ditambah fungsi help "What's This?"
menerangkan segala hal yang ingin kita ketahui seperti definisi, aturan, pedoman, dan Iain-
Iain. Fungsi help dalam spreadsheet hanya memberitahu perintah yang harus diikuti untuk
melakukan suatu tugas, SPSS memberi pop-up definisi istilah statistik dan patokan/pedoman
untuk menginterpretasikan hasil. Online help tersedia pada SPSS for Windows. Sebagai
tambahan kita bisa mendapat panduan teknikal dan statistikal terbaik melalui telepon, faks
atau e-mail atau pada website SPSS
d. Menghemat waktu dan meningkatkan produktivitas. SPSS menghemat waktu jika kita
menghendaki laporan atau grafik hanya dengan satu klik mouse. Berbeda dengan
spreadsheet, yang dirancang untuk penghitungan baris dan kolom, interface SPSS yang
mudah dan dukungan database membuatnya begitu mudah mengolah dan memanipulasi data
untuk melakukan analisis yang mendalam

e. Lebih menyenangkan dengan fungsi view label. SPSS memberi gambaran yang lebih baik
mengenai data sebab dengan fungsi view label, kita akan bekerja dengan kata-kata (label)
daripada menggunakan angka (kode) dan label secara otomatis digunakan pada grafik dan
laporan kita

f. Hasil yang akurat bahkan jika beberapa data "hilang" /tidak tersedia. Jika kita temui data
hilang (missing data) pada saat pemrosesan data atau menginginkan untuk
menguantifikasikan perbedaan yang signifikan terhadap pemyataan survai yang tak terjawab,
SPSS secara otomatis memberikan pada kita informasi yang lebih baik dan akurat
dibandingkan dengan spreadsheet lain.

g. Mudah dan cepat untuk mengetahui jika ada masalah dengan data kita. SPSS membantu
kita melihat kesalahan data-entry atau data yang tidak biasa/menyimpang yang mungkin
ingin kita kesampingkan dari analisis atau melihat lebih dekat sebelum kita menulis laporan
akhir.

h. Mengolah data lebih mudah. SPSS membuat analisis data dari spreadsheet, database dan
file yang strukturnya kompleks menjadi mudah. Dengan demikian, SPSS menghilangkan
risiko data mengubah secara tak sengaja sewaktu melakukan analisis.

i. Mampu bekerja dengan database yang ukurannya sangat besar. Tak usah takut jika program
spreadsheet tidak mampu bekerja dengan data base yang sangat besar, SPSS dapat
menganalisis seluruh data tanpa risiko.

j. Fungsi statistik yang sangat lengkap (program Add-on) Spreadsheets membatasi kita hanya
pada fitur statistik dasar, sementara SPSS memberi kita seluruhnya pada produk standarnya.
Kita dapat dengan mudah membawa tugas kita ke tingkat lanjutan dengan memilih
seperangkat modul add-on yang terintegrasi

2. Langkah-langkah dalam mengolah data menggunakan program SPSS Uraian rinci


mengenai prosedur pengolahan data menggunakan program SPSS dapat dibaca pada manual
program. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data adalah
sebagai berikut:

a. Data Entry (memasukkan data) yang diperoleh dari survai ke dalam program SPSS. Hal ini
biasa dilakukan dengan memasukkan data langsung ke Data Editor atau menggunakan
program lain yang lebih dikuasai misalnya program spreadsheet, database atau file data teks.
Dengan SPSS kita bisa membuka file data yang sebelumnya telah kita simpan dengan SPSS,
maupun membaca data dari program lain.
b. Pada saat memasukkan data ke dalam program SPSS kita akan diminta menentukan
variable (nama, jenis data, jumlah karakter, desimal, dsb).

c. Setelah seluruh data tertabulasi, pilih prosedur analisis yang akan digunakan melalui menu
Tools baik untuk melakukan penghitungan statistik maupun membuat grafik.

d. Pilih variable yang akan dianalisis. Dengan SPSS, prosedur pemilihan variable yang akan
kita analisis disajikan dalam bentuk dialog box.

e. Jalankan prosedur yang kita pilih dan hasilnya dapat kita lihat pada jendela SPSS Viewer
seketika itu juga. Perubahan terhadap prosedur analisis yang dipilih dan variable yang akan
dianalisis sangat mudah dilakukan. Setiap perubahan akan selalu diminta konfirmasi sehingga
kita tidak takut kehilangan data kita.

Anda mungkin juga menyukai