Anda di halaman 1dari 2

TUGAS REVIEW MANAJEMEN PENCEMARAN PERAIRAN

“Aspek Regulasi Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran”

Disusun oleh

Luh Novita Sari


1913521061

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS UDAYANA
BUKIT JIMBARAN
2021
1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran
Pasal 2 : pengelolaan kualitas air dengan pendekatan ekosistem (upaya mengintegrasikan pengelolaan tanah, air dan
segala unsur sumber daya hidup yang ada di dalam suatu ekosistem itu yang mendorong terjadinya keseimbangan
anatra konservasi dan pemanfaatan). Pasal 3 : pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran perairan dapat
dilaksanakan pihak ketiga berdasarkan peraturan perundangan dan perjanjian antara pemerintah dan pihak ketiga.
Pasal 4 : Pengelolaan kualitas air untuk menjamin kualitas air sesuai peruntukannya dan tetap pada kondisi
alamiahnya dan pengendalian pencemaran air berpatokan pada baku mutu air untuk mencegah pencemaran perairan
dalam upaya pengelolaan kualitas air. Pasal 5: sumber air yang lintas provinsi/lintas batas negara maka yang
mengelola adalah pemerintah pusat namun sesuai pasal 6 pemerintah pusat dapat menugaskan pemerintah provinsi/
kabupaten dan kota, pemerintah provinsi hanya mengkoordinasikan pengelolaan kualitas air lintas kabupaten/kota
tidak melakukan pengelolaannaya dan pemerintah kabupaten/kota melakukan pengelolaan kualitas air di
kabupaten/kota. Pasal 13 : proses pemantauan kualitas air sesuai dengan aturan pasal 5, dilakukan minimal 6 bulan
sekali biasnya dilimpahkan pihak ketiga yang berkecimpung pada bidang tersebut sesuai dengan perjanjian. Pasal 14
: status mutu air, kondisi cemar dan kondisi baik, berdasarkan baku mutu air yang sudah ditetapkan. Pasal 15 : jika
status mutu air tercemar, maka pemerintah melakukan upaya penanggulangan dengan menentukan mutu air sasaran.
Jika kondisi baik, maka pemerintah wajib mempertahankan serta meningkatkan. Pasal 18 : wewenang pengendalian
pencemaran. Pasal 20 : pemerintah provinsi, kabupaten dan kota berwenang menetapkan daya tamping pencemaran,
inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar, menentukan syarat air limbah untuk aplikasi pada tanah,
menentukan syarat pembuangan air limbah ke sumber air, memantau kualitas air, dan memantau factor perubahan
mutu air. Pasal 21 : baku mutu air limbah nasional ditetapkan keputusan mentri. Baku mutu air limbah daerah
ditetapkan peraturan daerah. Pasal 23 : daya tamping beban pencemaran air pada sumber air minimal 5 tahun sekali,
bagian 3 Penanggulangan Darurat : pelaku usaha/kegiatan usaha sudah mengolah limbah dan di keluarkan pada
sumber air, tetapi terjadi kebocoran maka pelaku usaha melakukan penanggulangan darurat dan pemulihan. Pasal 27
: setiap masyarakat yang mengetahui terjadi pencemaran air wajib melaporkan kepada pihak berwenang, jika tidak
akan terkena sanksi. Pasal 34 :penanggung jawab usaha wajib menyampaikan laporan izi aplikasi air, penaatan
persyaratan izin setiap 3 bulan pada bupati/walikota. Pasal 38 : terkait surat izin pelaku usaha setiap usaha yang
membuang air limbah wajib mentaati persyaratan, wajib mengelola limbah. Mutu dan kuantitas air limbah, cara
pembuangan, penanggulangan darurat, pemantauan mutu dan debit air limbah dan syarat lain sesuai AMDAL,
larangan pembuangan sekaligus, larangan melakukan pengenceran air limbah, dan melakukan pemantauan mandiri
yang wajib dilaporkan.
2. Peraturan Walikota Denpasar nomor 27 tahun 2010
Pasal 3: pelaku usaha yang membuang air limbah ke sumber air harus melakukan pengelolaan. Pasal 4 :
pengelolaan air limbah menggunakan IPAL atau bahan kimia/mikroorganisme lain yang mampu mengolah
bahan pencemar, pembuangan air limbah tidak boleh melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan, pembuangan
air limbah tidak boleh disatukan dengan saluran air hujan. Pasal 8 : Ketika IPAL tidak optimal maka pelaku
usaha wajib melakukan penanggulangan darurat, pertama dengan netralisasi, penampungan sementara, kedua
menghentikan kegiatan produksi sampai IPAL berfungsi.
PP No 82 tahun 2001 : klasifikasi mutu air kelas satu : air baku air minum, harus melalui pengolahan lanjutan
agar dapat menjadi air siap minum.

 Aspek regulasi terkait Pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya air pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air dapat dilakukan berdasarkan data pendayagunaan air, data debit air dan
data kualitas air. Setelah itu, dapat dilakukan penetapan kelas air dan penetapan baku mutu air apakah
air tersebut dalam kondisi baik atau tercemar. Setelah itu itu dapat dilakukan penetapan daya tampung
beban pencemaran air sehingga dapat menentukan penetapan mutu air sasaran hal ini dapat menjadi
pertimbangan dalam menerbitkan izin lokasi dan izin air limbah untuk pelaku kegiatan usaha.

Anda mungkin juga menyukai