Anda di halaman 1dari 3

Nama : Made Charlie Anggaradana

No absen : 20
Kelas : X IPS 2

Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah menurut Undang-Undang Dasar RI


tahun 1945. Berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
asas penyelenggaraan pemerintah daerah ada 10 yaitu: asas kepastian hukum, asas tertib
penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsional, asas
profesionalitas, asas akuntabilitas, asas efisiensi, asas efektivitas, dan asas keadilan. Pengelolaan
sumber pendapatan daerah berdasarkanundang-undang nomor 23 tahun 2014 sumber pendapatan
daerah terbagi menjadi 3 : pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan pendapatan lain-lain.
Pembagian urusan pemerintahan ada urusan pemerintahan absolut, pemerintahan pusat konkuren
, dan pemerintahan umum. Pemerintahan absolut itu yang diurus oleh pemerintah pusat : politik
luar negeri, Pertahanan nasional, kebijakan moneter dan fiskal nasional, yustisi atau hukum dan
agama kemudian pemerintahan konkuren yaitu antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
yaitu ada 1 kelautan dan perikanan kemudian ada pariwisata kemudian ada pertanian keempat
ada kehutanan ke-5 ada energi dan sumber daya mineral kemudian yang ke 6 pada perdagangan
kemudian perindustrian dan terakhir transmigrasi dibagi berdasarkan potensi dan kemampuan
daerah. Urusan pemerintahan umum yang menjadi kewenangan presiden sebagai kepala
pemerintahan urusan pemerintahan umum dilaksanakan oleh Gubernur dan Bupati atau Walikota
sebagai pemerintah di daerah masing-masing.
Selanjutnya hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah secara struktural Presiden
memiliki kekuasaan tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintah di tingkat nasional dibawa
presiden ada Gubernur, bupati atau walikota, camat dan RW RT. Hubungan fungsional
pemerintah pusat dan daerah ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
berdasarkan fungsi atau pelaksanaan pemerintah daerah dan pusat selanjutnya ketentuan yang
mengatur tentang otonomi daerah yang pertama ada undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 pasal 18 18a dan pasal 18b Kemudian yang kedua ada undang-undang
undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah dan undang-undang nomor 9
tahun 2015 tentang perubahan kedua atas undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah jadi undang-undang nomor 9 ini undang-undang nomor 9 tahun 2015 revisi
undang-undang nomor 23 tahun 2014. Selanjutnya tujuan dari otonomi daerah yang pertama ada
demokratisasi politik melalui partai politik dan DPRD yang kedua ada meningkatkan indeks
pembangunan manusia sebagai sarana peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia
kemudian yang ketiga Mempererat hubungan administrasi administratif antara pemerintah pusat
dan daerah berkaitan dengan pembagian urusan pemerintahan antara pusat dan daerah
penyelenggaraan. Pada Daerah Istimewa Yogyakarta disebut Istimewa karena yang pertama
adanya tata cara mengisi jabatan kedudukan tugas dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur
nya berbeda dari kebanyakan, kelembagaan Pemerintah Daerah Istimewa Jogjakarta, dan
kebudayaannya yang berbeda diatur dalam undang-undang nomor 13 tahun 2012 tentang
keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketiga Provinsi Aceh sesuai undang-undang nomor
11 tahun 2006 tentang pemerintahan Aceh keistimewaannya adalah pertama penyelenggaraan
beragama dalam bentuk pelaksanaan syariat Islam bagi pemeluknya di Aceh dengan tetap
menjaga ketentuan hidup antar umat beragama kemudian kehidupan adat yang bersendikan
agama Islam melalui penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas serta menambah materi
muatan lokal sesuai dengan syariat Islam kemudian peran ulama dalam penetapan kebijakan
Aceh penyelenggaraan dan pengelolaan ibadah haji sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Terakhir otonomi khusus daerah Papua diatur undang-undang nomor 21 tahun 2001
tentang otonomi khusus bagi Provinsi Papua karena adanya pengaturan antara pemerintah dan
kewenangan antara pemerintah provinsi Papua serta penerapan kewenangan tersebut diproduksi
Papua yang dilakukan dengan kekhususan, kedua adalah penghormatan dan pengakuan hak-hak
orang asli Papua serta pemberdayaan nya secara strategis dan mendasar, ketiga mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan dan partisipasi rakyat dalam perencanaan
pelaksanaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelaksanaan
pembangunan melalui keikutsertaan para wakil adat agama dan kaum perempuan lalu ada
pelaksanaan pembangunan diarahkan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan dasar para
penduduk asli Papua pada umumnya yang berperan berpegangan teguh pada prinsip kelestarian
lingkungan pembangunan berkelanjutan berkeadilan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat
kemudian ada penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang transparan
dan bertanggung jawab kepada masyarakat, keempat pembagian wewenang tugas dan tanggung
jawab yang tegas dan jelas antara badan legislatif eksekutif dan yudikatif serta majelis rakyat
Papua sebagai representasi kultural penduduk asli Papua yang diberikan kewenangan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai