Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIOLOGI TUMBUHAN

OSMOSIS

OLEH
KELAS 4A PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK 2
Sudiman Nur Fajri NIM 1913041015
Putu Devi Pradnyani NIM 1913041002
Ni Putu Ririn Mirayanti NIM 1913041004
Ni Putu Putri Puja Dewantari NIM 1913041007

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmatNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ketut Srie
Marhaeni Julyasih, M.Si, selaku dosen pengampu mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan (teori) yang telah membimbing dan mendidik kami di kelas 4A
Pendidikan Biologi, sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
Tumbuhan. Adapun isi dari makalah ini adalah mengenai hakikat dasar fisiologi
tumbuhan, serta mengenai sel tumbuhan beserta komponen penyusunnya. Materi
dari makalah ini didasarkan pada buku fisiologi tumbuhan dan atau referensi
lainnya yang relevan.
Demikianlah makalah ini kami susun, kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan adanya saran atau kritik yang
positif dan membangun dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Singaraja, 6 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
2.1 Sistem Osmotik............................................................................................3
2.2 Potensial Air.................................................................................................5
BAB III PENUTUP............................................................................................19
3.1 Simpulan......................................................................................................19
3.2 Saran.............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan adalah benda hidup layaknya hewan dan manusia.
Tumbuhan, hewan dan manusia sama-sama tersusun atas sel, jaringan, dan
organ yang memiliki peran dan fungsinya tersendiri, sehingga dapat hidup,
tumbuh, dan juga berkembang. Sama halnya seperti pada hewan dan manusia
tumbuhan juga membutuhkan energi untuk bertahan hidup. Untuk
memperoleh energi tumbuhan melakukan berbagai proses di dalam tubuhnya
seperti fotosintesis, metabolisme, transportasi zat, dan sebagainya. Dengan
adanyanya proses-proses tersebut, sumber nutrisi yang didapatkan oleh
tumbuhan dari lingkungannya, akan diolah sehingga dapat menghasilkan
energi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Dalam bidang Biologi, ilmu yang mempelajari berbagai proses yang
terjadi di dalam tubuh tumbuhan dikenal dengan istilah Fisiologi Tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan merupakan salah satu cabang ilmu botani yang membahas
dan mempelajari bagaimana cara kerja sistem kehidupan di dalam tubuh
tumbuhan dan respon terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan.
Aspek fisika, kimia, dan biologi digabungkan dalam fisiologi tumbuhan untuk
mengetahui proses apa saja yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan sehingga
mereka dapat bertahan hidup.
Salah satu proses di dalam tumbuhan yang dibahas dalam fisiologi
tumbuhan adalah osmosi. Osmosis merupakan suatu peristiwa
berpindahnya zat yang terkandung dalam pelarut dari bagian yang
berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian yang konsentrasinya
lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membran semipermeabel.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis membuat makalah ini
dengan mengambil topik osmosis. Osmosis akan dibahas lebih lanjut dalam
makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan system osmotik?

1
2. Apakah yang dimaksud dengan potensial air?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui tentang system osmotik
2. Untuk mengetahui tentang potensial air
1.4 Manfaat
Manfaat makalah ini bagi penulis yaitu dengan menyusun makalah ini
dapat memberikan pengalaman bagi penulis dalam melatih keterampilan
untuk membuat karya tulis serta mempelajari materi terkait proses osmosis.
Adapun manfaat makalah ini bagi pembaca yaitu makalah ini dapat
menambah wawasan pembaca terkait osmosis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Osmosit


Osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung
dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian, yang
konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membrane semipermeabel.
Membran semipermeable merupakan selaput pemisah yang hanya bisa dilewati air
dan molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus oleh zat pelarut sehingga
menyebabkan tekanan sepanjang membrane tersebut. Membran sel terikat oleh
protein yang berada di luar permukaan maupun yang menembus, dimana
pernyataan tersebut merupakan hasil dari penemuan tentang teori membran oleh
S.J Jinger dengan G. Nicholson pada tahun 1972 yang dikenal dengan model
mozaik fluid. Dari struktur membran, diketahui bahwa membran bukan hanya
sebagai pembatas sel, tetapi juga berperan sebagai tempat keluar masuk sel.
Osmosis ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
1. Materi terlarut dan kadar air di dalam sel
2. Materi terlarut dan kadar air di luar sel
Osmosis merupakan fenomena alami yang biasanya ditemukan
pada tubuh tumbuhan dan hewan. Akar pada tanaman dapat
menyalurkan air dari dalam tanah sampai ujung daun merupakan salah
satu manfaat fenomena osmosis pada tumbuhan. Akantetapi, hal inibisa
dicegah dengan cara meningkatkan tekanan pada bagian yang
berkonsentrasi lebih encer atau konsentrasi rendah. Suatu zat yang berbeda
konsentrasi dengan zat lain di sekitarnya dapatmengalami peristiwa
osmosis yang menyebabkan kedua zat tersebut konsentrasinya sama.
Peristiwa ini disebut dengan isotonik.
a) Tekanan Osmotik
Alat ukur osmosis disebut osmometer. Umumnya, osmometer
adalah perkakas labolatorium, tapi sel hidup dapat pula dianggap sebagai
system osmotic.Tekanan osmotik merupakan suatu persitiwa yang
termasuk ke dalam sifat koligatif dari larutan. Sifat larutan ini

3
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari hari seperti dalam bidang medis
bahkan hingga bidang industri makanan yang juga menerapkan sifat
tekanan osmotik dari larutan.
Tekanan osmotik menjadi salah satu sifat koligatif dari larutan
yang didapatkan dengan adanya membran semipermeabel yang merupakan
suatu barier dengan pori berukuran kecil yang memungkinkan pelarut
untuk melalui pori tersebut namun tidak untuk molekul dan ion.
Pergerakan pelarut selalu dari sisi konsentrasi rendah ke konsentrasi zat
terlarut yang lebih tinggi.
Pehitungan untuk penentuan tekanan osmotik pada dasarnya
diturunkan dan didapat dari persamaan hukum gas ideal yang ada dimana
tekanan dan volume sebanding dengan jumlah mol, konstanta gas serta
suhu.
PV=nRT

Dalam hal ini, kita menggunakan sistem larutan yang diketahui


besaran konsentrasinya sehingga kita dapat menggunakan nilai konsentrasi
ke dalam persamaan. Konsentrasi merupakan jumlah mol tiap satuan
volume.

M=n/V

Jika dimasukkan ke dalam persamaan gas ideal maka akan didapat


persamaan berikut.

P = n/V R T

P=MRT

Karena tekanan osmotik dilambangkan dengan , maka kita dapat


menuliskan rumus persamaan tekanan osmotik yaitu.

4
=MxRxT

Atau untuk larutan elektrolit yaitu.

=MxRxTxi

Dalam hal ini, i merupakan faktor Van’t Hoff yang dimiliki oleh
suatu larutan elektrolit. Faktor Van’t Hoff dapat dirumuskan sebagai
berikut.

i = 1 + (n-1)

dimana n adalah jumlah ion positif (kation) dan ion negatif (anion)
dalam larutan sedangkan adalah derajat ionisasi larutan.
2.2 Potensial Air
a) Komponen Potensial Air
Potensial air dibagi menjadi 2 komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial potensial osmotik. Potensial tekanan timbul karena adanya
tambahan tekanan dan sama dengan tekanan nyata dibagian sistem tertentu
yang biasa dilambangkan dengan p atau P. Sedangkan tekanan osmotik
atau biasa disebut sebagai potensial linarut yang terjadi karena adanya
unsur terlarut yang biasa disimbolkan dengan s atau s.

5
Gambar 1. Gambar skema untuk berbagai pengaruh potensial air
Dalam sistem sederhana yang bersuhu tetap, potensial air dihasilkan dari
gabungan sejumlah kekuatan yang berlawanan, yaitu potensial tekanan dan
potensial osmotik :
 = p + s
( = P + s)

6
Tekanan bisa mempunyai sembarang nilai. Ditetapkan P = 0 pada
tekanan atmosfer. Naiknya tekanan menghasilkan tekanan positif, dan
tegangan" (tarikan; lawan dari tekanan) menghasilkan tekanan negatif.
Tekanan biasanya bernilai positif pada sel hidup, tapi sering negatif pada
unsur mati xilem atau pada tanah (tapi, positif di bawah permukaan air-
tanah). Potensial Osmotik (s) selalu negatif (atau nol pada air murni).
Pengalaman menunjukkan bahwa unsur terlarut yang ditambahkan selalu
menurunkan potensial air sampai di bawah potensial-air air murni.
Potensial air () dapat bernilai negatif, nol, atau positif, sebab tekanan
dapat bernilai positif dan sangat tinggi, dan potensial osmotik dapat
bernilai nol atau negatif. Telah ditetapkan bahwa potensial-air air murni
pada tekanan atmosfer sama dengan nol. Potensial-air suatu larutan pada
tekanan atmosfer bernilai negatif. Potensial-air air murni yang mendapat
tekanan dari luar yang lebih besar daripada tekanan atmosfer, misalnya
dibawah permukaan air-tanah, bernilai positif. Potensial-air larutan yang
mendapat tekanan selain tekanan atmosfer dapat bernilai negatif (bila
potensial osmotik lebih negatif daripada tekanan yang positif), nol (bila
tekanan sama dengan polensial osmotik, tapi dengan tanda yang
berlawanan), atau positif (bila tekanan lebih positif daripada potensial
osmotik yang negatif.
b) Satuan Potensial Air
Seperti mula-mula dikemukakan oleh Slatyer dan Taylor (1960),
potensial air merupakan suatu potensial kimia dari suatu larutan air (energi
bebas per mol) dalam sistem dikurangi potensial kimia air murni pada
tekanan atmosfer dan suhu yang sama. Adapun komponen yang termasuk
potensial air terdiri atas gaya linarut dan gaya matriks yang menurunkan
potensial air, dan tekanan, yang menaikkannya. Potensial air suatu sistem
menunjukkan kemampuan untuk melakukan kerja dibandingkan
kemampuan sejumlah air murni yang setara, pada tekanan atmosfer dan
pada suhu yang sama. Dimana nilai untuk potensial osmotik adalah
negatif, karena kurangnya kinerja pelarut air pelarut dalam larutan
tersebut. Kinerja pelarut dapat ditingkatkan apabila tekanan pada larutan

7
meningkat. Kinerja disini merujuk pada pergerakan air murni ke dalam
larutan.
Di dalam suatu sel, ada dua komponen potensial air yaitu potensial
tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menaikan atau
menurunkan potensial air, sedangkan potensial osmosis menunjukkan
status larutan di dalam sel tersebut. Potensial air suatu jaringan dapat
diketahui dengan cara memasukkan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri
larutan yang telah diketahui potensial airnya. Keadaan status air dalam sel
atau jaringan tumbuhan dapat diketahui dengan menggunakan potensial
air. Semakin rendah potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka
semakin besar kemampuan tanaman dalam menyerap air dalam tanah,
sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan
jaringan untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air
lebih rendah (Kurniawan, 2016).
Potensial air adalah kemampuan air untuk melakukan difusi yang
menggambarkan status energi bebas air dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Adanya potensial air di dalam tumbuhan dapat mencegah terjadinya layu
ataupun kekeringan pada tumbuhan.
Kekeringan pada sel tanaman dibedakan dalam tiga tingkatan berdasarkan
nilai potensial airnya yaitu:
 Tingkat ringan: jika potensial air sel tanaman sedikit menurun
sampai -0,5 MPa; b.
 Tingkat sedang: jika potensial air dalam sel tanaman menurun
sampai antara -0,5 dan -1,2 MPa atau antara -0,5 dan -1,5 MPa;
 Tingkat berat: jika potensial air sel tanaman kurang dari -1,5 MPa
(Ai dan Audry, 2014).
Resistensi tanaman terhadap kekurangan air dapat berupa drought escape,
drought avoidance, drought tolerance dan drought recovery.
 Drought escape (tahan kekeringan) merupakan kemampuan suatu
tanaman untuk menyelesaikan siklus hidupnya sebelum terjadi
kekeringan yang cukup serius.

8
 Drought avoidance (menghindari kekeringan) berkaitan dengan
kemampuan tanaman memelihara potensial air jaringan agar tetap
tinggi walaupun tanaman tersebut berada pada kondisi kekurangan
air
 Drought tolerance (toleransi terhadap kekeringan) memungkinkan
tanaman untuk bertahan terhadap kekeringan pada potensial air
jaringan yang rendah.
Rendahnya potensial air pada tumbuhan dapat menyebabkan menurunya
tekanan turgor sehingga daun menjadi layu dan mengalami dehidrasi.
Berbagai penyesuaian diri dilakukan tumbuhan untuk meminimalisir
kehilangan air pada tumbuhan diantaranya seperti penggulungan daun,
penutupan stomata, penurunan potensial air daun, pengurangan luas daun,
percepatan pengguguran daun yang selanjutnya akan mengurangi total
fotosintesis dan produksi biomassa (Ai dan Audry, 2014).
c) Pengenceran
Pada waktu air berdifusi melintasi membran pada sistem yang
sebenarnya, air tersebut tidak hanya menyebabkan naiknya tekanan tetapi
juga mengencerkan tekanan. Dengan adanya peristiwa tersebut, maka akan
meningkatkan potensial osmotik dalam larutan (membuatnya kurang
negatif) sehingga tekanan yang dibutuhkan untuk mencapai
kesetimbangan akan kurang dibandingkan dengan yang semula
diperkirakan dari potensial osmotik awal.
Hubungan antara potensial air dan kedua komponen utamanya saat
pengenceran terjadi digambarkan dengan baik dalam diagram Hofler
seperti berikut ini.

9
Sumber (Salisbury dan Ross, 1995)
Konsep diagram ini ditemukan oleh K Hofler di Austria pada tahun 1920.
Diagram ini menunjukkan besarnya perubahan pada potensial air,
potensial tekanan, dan potensial osmotik, apabila volume berubah, dengan
anggapan bahwa sistem tersebut mengembang hanya karena mengambil
air dan bahwa tidak ada linarut yang keluar atau masuk. Diagram Hofler
juga menggambarkan apa yang terjadi dibeberapa sel tumbuhan pada
keadaan normal, setidaknya dalam selang waktu yang pendek. Tetapi
diagram ini tidak berlaku pada sel yang masih tumbuh. Salah satu
alasannya potensial osmotik biasanya tetap agak konstan pada sel yang
biasanya tumbuh, sebab mereka menyerap dan atau menghasilkan linarut
didalamnya. Selanjutnya ketika sel tumbuh, dinding sel menjadi melunak
sehingga meregang secara plastis (tidak dapat kembali ke bentuk semula
dan tekanan di dalamnya seringkali menurun, bukan meningkat.

10
d) Membran
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai media transpor
bagi sel. Trasnpor melewati membran sel cukup penting dalam menjaga
homeostasis dalam sel. Osmosis merupakan salah satu transport pasif pada
membrane dimana peristiwa osmosis tidak membutuhkan energy dalam
mekanisme transpornya. Transpor pasif dapat berlangsung karena adanya
perbedaan konsentrasi antar membran larutan, transpor pasif bersifat
spontan dan tidak memerlukan energi metanolik dalam proses kerjanya.
Osmosis adalah proses difusi air melalui membran semipermeabel dari
pelarut yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air) kepelarut yang
berkonsentrasi rendah (sedikit air) proses osmosis akan berhenti jika
konsentrasi didalam dan diluar sel telah seimbang.
Membrane sangat beragam, tetapi peristiwa osmosis terjadi tanpa
menghiraukan bagaimana fungsi membrane, pergerakan linarut lebih
dibatasi dibandingkan dengan pergerakan air. ada empat model membrane
yaitu; (1) Membran satu lapis bahan yang mampu melarutkan pelarut
daripada partikel linarut, sehingga melewatkan lebih banyak molekul
pelarut daripada partikel linarut. (2) Membran penghalang yang berupa gas
(selapis udara) di antara dua larutan air merupakan pembatas yang
menahan perpindahan linarut yang tidak menguap, namun dapat dilewati
uap air. (3) Model membrane yang ketiga berupa saringan (tapis) dengan
sejumlah lubang berukuran tertentu sehingga molekul air dapat melauinya,
tetapi partikel linarut yang lebih besar tidak dapat. (4) Model membrane
yang keempat yaitu difusi dan aliran massa.
Model membrane uap merupakan contoh membrane semi-
permiabel yang sejati, padahal semua membrane pada sel tumbuhan harus
dapat melewatkan linarut tertentu saja. Membrane seperti itu dikatakan
bersifat permiabel diferensial, dan tidak lagi bersifat semi-permiabel sejati.
Meskipun membrane hidup bersifat permiabel terhadap pelarut maupun
linarut, tetapi umumnya jauh lebih permeable terhadap pelarut.

11
Gambar Empat model membrane; (1) Membran satu lapis bahan, (2)
Membran selapis udara, (3) saringan (tapis), dan (4) difusi dan aliran
massa.
e) Mengukur komponen potensial air
Potensial air atau juga disebut sebagai potensial kimia air adalah
energi bebas yang dimiliki oleh suatu cairan atau larutan tertentu yang
dapat mempengaruhi perpindahan air dari satu bagian ke bagian lainnya.
Di dalam termodinamika, energi bebas mewakili suatu kemampuan untuk
melakukan kerja setara dengan: kerja x jarak. Satuan dari potensial kimia
air adalah bar (1 bar setara dengan 106 Erg cm-3 ). Selain bar, satuan yang
sering digunakan adalah mega pascal (MPa), di mana 1 MPa setara dengan
10 bar. Dalam sistem tubuh tumbuhan, potensial kimia air yang
dilambangkan ) biasanya dikenal dengan istilah potensial air () dengan
huruf Yunani psi (w).

12
Potensial air sebenarnya merupakan suatu tetapanatau water
potential ( yang bersifat relatif, yaitu suatu tetapan yang besarnya
ditentukan dengan membandingkannya pada potensial air murni. Untuk
itu, ditetapkan bahwa potensial air murni besarnya sama dengan 0 (nol).
Potensial air dari suatu sel atau jaringan ditentukan oleh banyaknya air
murni yang dikandung oleh sel atau jaringan tersebut. Semakin tinggi
kandungan air murni dari suatu jaringan akan semakin tinggi potensial
airnya. Oleh karena itu, potensial air sel dan jaringan tumbuhan umumnya
bernilai negatif (kurang dari nol). Air akan bergerak dari tempat/jaringan
dengan potensial air yang tinggi ke tempat/jaringan dengan potensial air
yang rendah. Karena potensial air dari tumbuhan adalah lebih rendah
daripada air di dalam media atau di dalam tanah maka air dapat bergerak
dari media tanam ke dalam sel dan jaringan tumbuhan.
Potensial air penting artinya untuk mengetahui status air dalam sel
atau jaringan tumbuhan, apakah suatu tumbuhan cukup air atau mengalami
defisit air. Perbedaan antara potensial air tumbuhan dengan potensial air
dari lingkungan merupakan penggerak masuknya air ke dalam tumbuhan.
Jika selisih antara potensial air tumbuhan dengan potensial air lingkungan
(tanah) cukup besar, misalnya potensial air tumbuhan –8 bar, sedangkan
potensial air tanah –1 bar maka tumbuhan akan dapat menyerap air dengan
mudah. Dengan demikian, tumbuhan mengalami cukup air. Namun jika
tumbuhan, misalnya memiliki potensial air –12 bar, sedangkan air di
dalam tanah potensial airnya –11, maka tumbuhan akan mengalami defisit
air. Karena air akan sulit masuk ke dalam akar akibat perbedaan potensial
yang sangat rendah (hanya satu bar) (w) secara ().
Besarnya potensial air dari suatu sel dan jaringan tumbuhan
( umum ditentukan oleh beberapa komponen, yaitu (1) zat-zat terlarut atau
konsentrasi, (2) tekanan dinding sel, (3) gravitasi, dan (4) matriks.
 Adanya Zat-zat Terlarut
Adanya zat-zat terlarut di dalam air menyebabkan
terjadinya penurunan energi bebas dan potensial kimia air.
Besarnya potensial kimia air yang diakibatkan oleh adanya zat-zat

13
terlarut ini disebut sebagai potensial solut. Nilai potensial osmotik
(s) atau potensial osmotik yang disingkat dengan bersifat
negatif. Semakin banyak kandungan zat terlarut akan semakin
rendah nilai potensial osmotik dari larutan atau sel. Biasanya, di
dalam sel, zat-zat terlarut seperti gula, asam organik, dan ion K+
diakumulasi dalam jumlah tinggi di dalam vakuola sel sehingga sel
tersebut memiliki potensial solut/osmotik yang rendah. Sebagai
contoh misalnya, ketika ada cahaya, selsel penjaga mengakumulasi
K+ dan asam malat di dalam vakuola yang menyebabkan
penurunan potensial osmotik, sehingga air masuk ke dalam sel
penjaga dan stomata membuka. Perkiraan besarnya potensial
osmotik untuk larutan yang tidak berdisosiasi, seperti larutan gula
sukrosa misalnya, dapat dihitung dengan rumus:
s = -RTcs
Di mana R adalah tetapan (konstanta) gas (8.32 J mol-1 K-
1 ), dan T adalah suhu absolut (dalam derajat Kelvin atau K),
sementara cs adalah konsentrasi solut dalam larutan dengan satuan
mol per liter. Tanda negatif menunjukkan bahwa adanya zat
terlarut menyebabkan penurunan potensial air dari larutan
dibandingkan dengan air murni.
Contoh larutan dengan potensial air yang rendah adalah air
laut. Selain karena efek meracun dari NaCl, kadar garam yang
tinggi juga menyebabkan air laut memiliki potensial osmotik yang
rendah yang mungkin lebih rendah 1.22 Fisiologi Tumbuhan
daripada potensial osmotik sel tumbuhan sehingga air tidak bisa
masuk ke dalam tumbuhan. Itulah sebabnya tumbuhan darat
umumnya tidak dapat hidup di dalam air laut.
 Adanya Tekanan dari Dinding Sel
Salah satu ciri sel tumbuhan adalah adanya dinding sel
yang kaku walaupun sedikit agak elastis. Apabila air masuk ke
dalam sel maka akan menyebabkan volume sel meningkat. Karena
adanya dinding sel meningkatkan pembesaran volume sel tidak

14
bisa berjalan terus, tetapi akan berhenti setelah mencapai ukuran
tertentu sehingga air yang masuk ke dalam sel pun terhenti. Gaya
tekan dari dinding sel yang membatasi masuknya air ke dalam sel
ini disebut potensial tekanan atau juga bisa disebut sebagai p.
Berbeda dengan potensialtekanan hidrostatik, dilambangkan
dengan osmotik yang nilainya negatif, potensial tekanan bernilai
positif. Potensial tekanan biasanya berkaitan dengan turgiditas
sel/jaringan tumbuhan atau yang dikenal dengan istilah tekanan
tugor sebagaimana telah dijelaskan pada bagian yang lalu.
 Adanya Gaya Gravitasi Bumi
Selain ketiga hal di atas, gravitasi bumi juga menyebabkan
terjadinya tekanan yang disebut dengan potensial gravitasi (g).
Besarnya potensial gravitasi tergantung pada tinggi kolom air (h),
densitas air (w) dan akselerasi disebabkan grafitasi (g).
g = wgh
Di mana wg memiliki nilai 0.01 MPa/m sehingga dengan
jarak vertical 10 m nilanya sama dengan 0.1 MPa. Kalau
dibandingkan dengan nilai potensial lainnya, seperti potensial
osmotik dan potensial tekanan, nilai potensial gravitasi dapat
diabaikan.
 Adanya Ikatan Air dengan Komponen Dinding Sel dan Membran
Sel
Komponen dinding sel yang terdiri dari karbohidrat dan
protein, yang dapat berikatan dengan air, demikian juga protein
pada membran. Adanya senyawa-senyawa tersebut menyebabkan
adanya potensial matriks yang dan dapat menarik air. Potensial
matriks dilambangkan dengan (m) dan adalah negatif. Walaupun
demikian, umumnya sel-sel dan jaringan tumbuhan hidup dengan
vakuola yang besar, memiliki nilai potensial matriks yang dapat
diabaikan. Namun, pada beberapa tumbuhan xerofit (tumbuhan
yang biasa hidup di daerah gurun) dan biji-biji yang kering
memiliki nilai potensial matriks yang sangat rendah.

15
Dengan demikian, secara umum rumusan potensial air
dapat dituliskan sebagai:
w = s + p + m
Karena nilai potensial matriks (m) hanya terjadi pada
beberapa jenis tumbuhan (xerofit dan pada biji kering) maka
persamaan umum potensial air adalah: Potensial air = Potensial
osmotik + Potensial tekanan atau sering dituliskan:
w = s + p
Di beberapa kepustakaan lambang dari komponen potensial
air sering juga dituliskan sebagai berikut:
=P-
Di mana () potensial osmotic, (P) adalah tekanan
hidrostatik, dan () adalah adalah potensial air, Gambaran
hubungan antara ketiga jenis potensial air dalam sel dan jaringan
tumbuhan dapat dilihat pada Gambar 1.12 berikut.

16
Gambar 2.1 Hubungan antara ketiga jenis potensial air dalam sel
dan jaringan tumbuhan
Gambar di atas menunjukkan tentang hubungan potensial
air (w) dan potensial tekanan (tekanan hidrostatik / tekanan
turgor, p) dan potensial osmotik (potensial solute, s). A. Air
murni dengan potensial air, tekanan dan osmotic yang bernilai =0;
B. Larutan sukrosa dengan potensial tekanan = 0 MPa dan
potensial osmotik dan potensial air = -0.244 MPa; C. Sel dengan
potensial tekanan = 0 MPa dan potensial osmotic = -0.732 MPa
yang dimasukkan ke dalam larutan sukrosa sehingga menjadi
memiliki potensial tekanan menjadi = 0.488 MPa; D. Sel turgid
dimasukkan ke dalam sukrosa 0.3M sehingga mengalami
plasmolisis dan potensial tekanannya menjadi = 0 dan potensial
osmotiknya = - 0.732 MPa.
Konsep tentang potensial air ini telah secara luas diterima
oleh para ahli fisiologi karena dapat menghindari kesulitan terkait
dengan pengukuran potensial kimia. Dengan cara ini maka para
peneliti dapat memprediksi perilaku air dengan dasar pengukuran
tekanan hidrostatik (P) dan potensial osmotick (). Cara ini juga
memungkinkan untuk mewujudkan potensial air dalam unit
tekanan (pascal) yang relatif lebih relevan dalam penetapan
hubungan tanah-tumbuhanatmosfir daripada dengan menggunakan
unit energi (Joule). Secara praktis, sistem pengukuran ini juga jauh
lebih mudah karena dilakukan dengan mengukur perubahan
tekanan tanpa harus mengukur energi yang dibutuhkan dalam
menggerakkan air secara langsung.
Akhirnya, bisa dikatakan bahwa tenaga pendorong (driving
force) untuk menggerakkan air adalah gradien potensial air
sehingga air akan bergerak dari potensial air yang tinggi ke
potensial air yang rendah. Mengingat potensial air murni adalah 0
maka potensial air tumbuhan adalah negatif, sehingga air akan
bergerak ke daerah dengan potensial air yang lebih negatif. Hal

17
yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana potensial osmotik dan
potensial tekanan bekerja dalam mempengaruhi potensial air sel
dan jaringan. Kalau kita perhatikan sel tumbuhan, potensial
osmotik umumnya disebabkan oleh isi vakuola yang volumenya
besar, kecuali sel-sel meristem dan sel-sel yang sudah
terspesialisasi. Untuk sel tumbuhan secara umum, vakuola
menyumbangkan 50–80 persen dari cairan sel dengan kandungan
senyawa terlarut yang ada di dalamnya. Senyawa terlarut di dalam
vakuola biasanya terdiri dari gula, garam-garam inorganik, asam
organik atau pigmen antosianin. Sementara sisa air lainnya berada
di ruang antardinding sel, sedangkan sitoplasma hanya berkisar 5-
10 persen. Dengan demikian, pengaruh dari larutan yang ada di
dalam vakuola sel cukup besar dalam menentukan potensial
osmotik. Kisaran potensial osmotik dari sel-sel parenkima adalah
-0.1 MPa hingga -0.3 MPa dan umumnya disebabkan karena
kandungan garam di dalam vakuola.
Adapun potensial tekanan di dalam sel umumnya
disebabkan karena tekanan yang ditimbulkan akibat dinding sel
yang bersifat kaku. Dinding sel akan memberikan tekanan balik
saat protoplas membesar akibat masuknya air ke dalam vakuola sel
(akibat osmosis). Hal inilah yang dikenal dengan tekanan tugor.
Saat tekanan turgor meningkat akibat masuknya air maka sel
dikatakan dalam keadaan turgid. Jika Anda perhatikan tanaman di
dalam pot yang telah disiram air dan terlihat segar, tegak maka sel-
sel dari tanaman tersebut dalam keadaan turgid. Sebaliknya, saat
air keluar dari sel sehingga tekanan turgor menurun hingga
mencapai nol maka sel dikatakan dalam kondisi flaccid. Hal ini
seperti kalau Anda lihat tanaman di dalam pot yang tidak diberi air
beberapa waktu sehingga menjadi layu, daunnya terkulai, tidak
tegak maka sel-sel pada tanaman tersebut dalam keadaan flaccid.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa osmosis merupakan suatu peristiwa berpindahnya zat yang terkandung
dalam pelarut dari bagian yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke bagian, yang
konsentrasinya lebih tinggi (hipertonik) dan melalui membrane semipermeabel.
Membran semipermeable merupakan selaput pemisah yang hanya bisa dilewati air
dan molekulnya. Membran ini harus bisa ditembus oleh zat pelarut sehingga
menyebabkan tekanan sepanjang membrane tersebut. Dari struktur membran,
diketahui bahwa membran bukan hanya sebagai pembatas sel, tetapi juga berperan
sebagai tempat keluar masuk sel..2 Saran
Bagi pembaca yang hendak mempelajari lebih lanjut mengenai osmosis
hendaknya mencari sumber belajar yang relevan, mendukung, dan dapat
memberikan informasi yang akurat. Terjun secara langsung untuk mengamati
proses osmosis yang terjadi pada tumbuhan juga sangat baik untuk menambah
pengalaman belajar yang lebih bermakna dan realistis.

19
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin. 2016. Pengaruh Perebusan dan Proses Osmosis Terhadap


Kelistrikan pada Kentang. [Tesis]. Makassar: Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
Hendradewi S, Novi P, Nurmala S. 2016. Perbedaan Transpor
Mukosiliar pada Pemberian Larutan Garam Hipertonik dan
Isotonik Penderita Rinosinusitis Kronis. Oto Rhino Laryngologica
Indonesiana, 46(2): 126-127
Pangestu Aji, 2019. Pengertian Tekanan Osmotik, Manfaat, dan Contohnya.
https://www.pakarkimia.com/tekanan-osmotik/. Diakses pada tanggal
5 Maret 2020.
Salisbury, Frank B. dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Bandung: ITB.
Naiola. 2000. Potensial Air Pada Turgor Loss Point Tumbuhan Hutan Gambut
Dalam Kondisi Stres Genangan Dikawasan Sungai Sebangau,
Kalimantan Tengah. Berita Biologi 5 (3) : 341-348
Ai, Nio Song, dan Audry Agatha Lenak. 2014. Penggulungan daun pada tanaman
monokotil saat kekurangan air (Leaf rolling in monocotyledon
plants under water deficit). Jurnal Bioslogos. 4 (2).
Kurniawan, Ekal. 2016. Laporan Praktikum Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan,
Pengukuran Potensial Air Jringan Tumbuhan. Universitas Djuanda.
Tersedia pada https://www.slideshare.net/EkalKurniawan/penetapan-
potensial-air-jaringan. Diakses pada 5 Maret 2021.
Sumadi, dan Aditya Marianti. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu
Alkatiri S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press: Surabaya.
Plant Physiology Online. Web Topic 3.6. Measuring Water Potential. A
Companion to Plant Physiology, Fifth Edition by Lincoln Taiz and
Eduardo Zeiger. (Online). (http://5e.plantphys.net/article.php?
ch=3&id=29, diakses pada 5 Maret 2021).

20

Anda mungkin juga menyukai