Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS BANJIR SUNGAI JUANA

BERBASIS MODELING HEC-RAS

Disusun Oleh :

……………………………………………………………

……………………………………………………………

……………………………………………………………

D-IV TEKNOLOGI REKAYASA PELAKSANA BANGUNAN SIPIL

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
A. Latar Belakang

Banjir sering terjadi di Pantura (Pantai Utara Jawa) hampir setiap tahun di saat
musim penghujan. Pada akhir 2007 banjir yang terjadi di Pantura cukup besar hingga
menjadi perhatian Nasional. Banjir ini di sebabkan oleh meluapnya Sungai Juana yang
berada di Kabupaten Pati serta masuk ke dalam Wilayah Sungai Seluna. Sungai Juana
sendiri berlokasi mulai dari kabupaten Kudus dan berakhir di Kabupaten Pati. Banjir ini
disebabkan kurangnya kapasitas alir sungai akibat sedimentasi. Luapan banjir ini
menggenangi sebagian wilayah kabupaten kudus dan kabupaten Pati bagian selatan.

Sungai Juana sendiri merupakan lembah (valley Juana), yang secara topografi lebih
rendah dari daratan di sekitarnya. Sungai Juanan terpasok oleh kurang lebih 24 anak
sungai. Banyak diantara anak Sungai Juana bermata air di pegunungan Muria, hal ini
merupakan andil besar dalam terjadinya banjir. Kemiringan Sungai Juana relatif datar,
sehingga kecepatan aliranya relatif kecil. Sebagai akibatnya kecepatan drain kurang
lancar, disamping itu masalah muara Juana juga cukup berpengaruh yaitu muka air laut
yang tinggi dan endapan di muara. Hal ini mengakibatkan terhambatnya aliran debit
Sungai Juana ke Laut.

B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari pemodelan menggunakan HEC-RAS yaitu untuk :
1. Menganalisis, memodelkan dan membandingkan debit eksisting dengan debit banjir
yang terjadi.
2. Menanggulangi banjir Sungai Juana dengan benar dan efisien.
3. Menentukan metode yang tepat dalam menanggulangi banjir Sungai Juana. Sehingga
nantinya, dapat dilakukan tindakan yang sesuai guna menangani banjir yang terjadi.
4. Menghindari salah pengambilan tindakan, misal dengan pemodelan dapat
direncanakan bagaimana cara menanggulangi banjir ini dengan efisien.

C. Lokasi Tinjauan Praktikum


Lokasi tinjauan dalam praktikum kali ini berada di Sungai Juana, Kab. Pati, Prov.
Jawa Tengah.
1. Kondisi Sungai Juana

D. Metode Pengerjaan
Dalam penanganan banjir diperlukan setidaknya dua analisis, yaitu analisis hidrologi
dan analisis hidrolika. Dikarenakan ini hanya latihan maka kami menggunakan studi
litelatur, tinjuan atau referensi ilmiah yang didasarkan dari jurnal-jurnal terpercaya untuk
mendapatkan data-data yang diperlukan. Namun, kami akan menjelaskan sedikit tentang
kedua analisis tersebut.
Analisis hidrologi adalah analisis yang dilakukan untuk memperoleh hidrograf banjir
rencana. Dalam analisis hidrologi didapatkan data pencatatan debit dan data hujan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memprediksi debit air yang masuk pada kala 5 tahun
atau 10 tahun.
Analisis hidrolika mencakup penelusuran aliran (channel routing) untuk memprediksi
besarnya muka air, dan analisis pola sedimentasi. Data analisis yang dijadikan input
adalah data muka air banjir, data banjir rencana, data sedimen, data topografi dan data
desain bangunan dan data geometri sungai. Analisis hidrolika digunakan untuk
menentukan kapasitas saluran dengan memperhatikan sifat-sifat hidrolika pada aliran
tersebut. Sifat-sifat tersebut meliputi jenis aliran, kekasaran manning,dan sifat aliran.
Setelah didapatkan semua data kami menganalisis hidrolika banjir menggunakan
modeling HEC-RAS.
E. Pembahasan

1. Analisis HEC-RAS saat keadaan eksisting


Sungai Juana ditunjukan oleh warna kuning memiliki panjang 41,7 km yang
digunakan untuk analisis hidrolika.
Data eksisting:
a) Kemiringan dasar saluran (S) = 0,00005
b) Lebar atas tiap segmen
-Segmen hilir = 60 m
-Segmen jembatan juana = 60 m
-Segmen jembatan tanjang = 60 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 60 m
c) Kedalaman diketahui
-Segmen hilir = 5,78 m
-Segmen jembatan juana = 5,78 m
-Segmen jembatan tanjang = 4,45 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 4,84 m
d) Elevasi ketinggian tiap segmen
-Segmen hilir =0m
-Segmen jembatan juana = 0,435 m
-Segmen jembatan tanjang = 1,185 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 2,085 m
e) Bentuk saluran = trapesium
f) Koefisien manning terpakai = 0,035 (tanah)
g) Debit eksisting = 90 m3/s
Analisis profil sungai bagian hilir pada Analisis profil sungai bagian Jembatan
kondisi eksisting Juana pada kondisi eksisting

Analisis profil sungai bagian Jembatan Analisis profil sungai bagian Hulu pada
Tanjang pada kondisi eksisting kondisi eksisting

2. Analisis HEC-RAS saat keadaan banjir

Debit banjir kala ulang 2 tahun sebesar 320 m3/s dan dimensi eksisting yang sama,
maka terjadi sungai meluap. Berikut adalah data eksisting.

a) Kemiringan dasar saluran (S) = 0,00005


b) Lebar atas tiap segmen
-Segmen hilir = 60 m
-Segmen jembatan juana = 60 m
-Segmen jembatan tanjang = 60 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 60 m
c) Kedalaman diketahui
-Segmen hilir = 5,78 m
-Segmen jembatan juana = 5,78 m
-Segmen jembatan tanjang = 4,45 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 4,84 m
d) Elevasi ketinggian tiap segmen
-Segmen hilir =0m
-Segmen jembatan juana = 0,435 m
-Segmen jembatan tanjang = 1,185 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 2,085 m
e) Bentuk saluran = trapesium
f) Koefisien manning terpakai = 0,035 (tanah)
g) Debit rencana banjir kala ulang 2 tahun (Q2) = 320 m3/s

Analisis profil sungai bagian hilir Analisis profil sungai bagian Jembatan
pada keadaan Banjir Juana pada keadaan Banjir

Analisis profil sungai bagian Jembatan Analisis profil sungai bagian Hulu pada
Tanjang pada keadaan Banjir keadaan Banjir

Berdasarkan analisis banjir pada kondisi eksisting dapat dilihat bahwa kapasitas
tampung lebih kecil daripada debit banjir yang terjadi, yaitu sebesar 90 m3/s < 320
m3/s. Sehingga, sungai pasti akan meluap dikarenakan kapsitas tampungnya tidak
mencukupi. Rencana penanganan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan
trial and eror perubahan dimensi pada sungai, sehingga sungai tidak meluap lagi saat
terjadi banjir.
3. Analisis HEC-RAS saat keadaan normalisasi
Debit banjir yang terjadi adalah 320 m3/s dengan kala ulang 2 tahun (Q2).
Berikut adalah data setelah dilakukan normalisasi
a) Kemiringan dasar saluran (S) = 0,00005
b) Lebar atas tiap segmen setelah normalisasi
-Segmen hilir = 80 m
-Segmen jembatan juana = 80 m
-Segmen jembatan tanjang = 80 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 80 m
c) Kedalaman tiap segmen setelah normalisasi
-Segmen hilir = 9.28 m
-Segmen jembatan juana = 9.28 m
-Segmen jembatan tanjang = 7,95 m
-Segmen jembatan bulung cangkring = 8,84 m
d) Bentuk saluran = trapesium
e) Koefisien manning terpakai = 0,035 (tanah)
f) Debit rencana banjir kala ulang 2 tahun (Q2) = 320 m3/s

Analisis profil sungai bagian Hilir Analisis profil sungai bagian Jembatan
pada keadaan Normalisasi Juana pada keadaan Normalisasi
Analisis profil sungai bagian Jembatan Analisis profil sungai bagian Hulu pada
Tanjang pada keadaan Normalisasi keadaan Normalisasi

4. Rencana Penanganan
Penanganan banjir Sungai Juana dapat dilakukan dengan melakukaan normalisasi
dan pengerukan sedimentasi. Penambahan kedalaman sebesar 3,5 m untuk Sta 4350-
14700, sebesar 4 m utuk Sta 23700-41700, dan sebesar 4,5 m untuk Sta 17700-20700.
Selain itu juga dilakukan penambahan lebar sebesar 10 m kanan dan kiri sungai dari
hulu (Jembatan Bulung Cangkring) hingga ke Hilir (muara Sungai Juana).

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
 Dari hasil analisis penampang sungai eksisting dengan debit banjir kala ulang 2
Tahun (Q2) sebesar 320 m2/s terlihat sungai meluap atau banjir. Maka perlu
dimensi saluran yang sesuai untuk menampung air agar tidak banjir.
 Analisis dengan menambah kedalaman dan lebar baru yang lebih besar terlihat
sungai sudah tidak meluap. Dengan desain saluran baru tersebut dapat
mengurangi risiko banjir apabila diterapkan secara langsung di lapangan.
 Sistem pengendalian banjir Sungai Juana yang paling baik yaitu tidak hanya
dilakukan pengerukan sedimentasi. Namun juga dibangun tanggul dan kolam
retensi.
 Perlu dilakukan normalisasi yang terus-menerus di Sungai Juana dikarenakan
tingkat sedimentasi yang cukup tinggi.
2. Saran
Masih diperlukan analisis lebih dalam, terkait mitigasi bencana struktur dan
non-struktural agar biaya untuk mitigasi bencana banjir di sungai wilayah studi
dapat tercapai dengan efektif. Perlu dilakukan perbaikan di area DAS anak-anak
Sungai Juana sehingga besaran banjir dapat direduksi atau dikurangi volumenya.

G. Daftar Pustaka
BPSDA Seluna. Pola Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Jratunseluna . Balai
Pekerjaan Umum Sumber Daya Air Jawa Tengah. 2010.
BBWS Pemali Juana, Perencanaan Detail Pengendalian Banjir Kali Juana, 2012
Istiarto., Wibowo, Gurawan. (2007). River Juana Flood Control System. Dinamika
Teknik Sipil, 191-197
Marhendi T, Wardhana PN, Nurhadi S, Bramanti I. Analisis Penyebab Banjir Kali Juana.
Jurnal Techno. 2017; 17(1) 2017.
Marhendi T, dkk. Alternatif Pengendalian Banjir Kali Juana Berbasis Model HEC-RAS.
Jurnal Dinamika Rekayasa. 2017; 13(1) 2017

Anda mungkin juga menyukai