Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

“Dyspepsia”

NIR ATIKA

BT 1901055

II B

CI INSTITUSI CI LAHAN

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA

WATAMPONE

2021

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 1


A. KONSEP MEDIK
1. Pengertian
Dispepsia merupakan gangguan yang terjadi didaerah perut bagian
tengah. Gangguan ini bisa memunculkan sekumpulan gejala berupa rasa
nyeri pada ulu hati, kembung, mual dan muntah, dan sebagainya. nyeri
ini dapat hilang timbul, tetapi biasanya terjadi secara terus- menerus.
Dispepsia berasal dari bahasa yunani yang berarti pencernaan yang
abnormal atau adanya gangguan pada sistem pencernaan, biasanya
dikenal sebagai sakit perut. keluhan pada saluran pencernaan merupakan
penyakit yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (Haag dkk,
2019).
2. Etiologi
Seringnya dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit
acid reflu2. Asam lambung terdorong ke atas menuju esophagus (saluran
muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung).
hal ini menyebabkan nyeri di dada. beberapa obat-obatan seperti obat
anti-inflamatory dapat menyebabkan dyspepsia. terkadang penyebab
dyspepsia antara lain. perubahan pola makan,pengaruh obat-obatan yang
dimakan secara berlebihan dalam waktu yang lama, alcohol dan nikotin
rokok,stress,kecemasan dan depresi,tumor atau kanker saluran
pencernaan,iritasi lambung
3. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak
jelas zat-zat seperti nikotin dan alcohol serta adanya kondisi stress
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan
antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan
peningkatan produksi yang akan meransang terjadinya kondisi asam pada
lambung sehingga rangsangan di medullaoblongta impuls muntah
sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 2


4. manifestasi klinis
a. Adanya gasdi perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat
kenyang, mual, tidak nafsu makan, dan perut terasa panas .
b. Rasa penuh, cepat kenyang, kembung setelah makan, mual, muntah,
sering bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan dada atau
regurgitasi asam lambung kemulut
c. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan
meliputih :
1) Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati.
2) Perih, mual, sering bersendawa, dan regurgitasi
3) Keluhan dirasakan terutama berhubungan dengan timbulnya
stress.
4) Berlangsung lama dan sering kembung
5) Sering disertai ansietas dan depresi
5. Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul pada dispepsia antara lain
a. Pendarahan gastrointestinal
b. Stenosis pilorus dan
c. Perforasi (Corwin,2018).
6. Diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama
seperti halnya pada sindrom dispepsia oleh karena dispepsia merupakan
kumpulan gejala penyakit disaluran pencernaan, maka perlu dipastikan
penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya maka perlu dilakukan
beberapa pemeriksaan selain pengamatan jasmani juga perlu pemeriksaan
laboratorium, radiologis, Endoskopi, USG, Dll.
7. Penatalaksanaan medic
Penatalaksanaan non farmakologis yaitu menghindari makanan
yang dapat meingkatkan asam lambung menghindari faktor resiko seperti
alkohol, makanan yang pedas, obat-obatan yang berlebihan, nikotin
rokok dan stress. Atur pola makan.

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 3


Penatalaksanaan farmakologis yaitu sampai saat ini belum ada regimen
pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi
kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti karena proses patofisiologisnya
pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 79% kasus DF
responsif terhadap obat-obatan yang meliputi anticid (menetralkan asam
lambung) golongan anti kolinergik ( menghambat pengeluaran asam
lambung) dan prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
B. Konsep keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam keperawatan. Tahap
ini sangat penting dan menentukan dalam tahap-tahap selanjutnya. Data
yang komperhensif dan valid akan menentukan penetapan diagnosa
keperawatan dengan tepat dan benar, serta selanjutnya akan berpengaruh
dalam perencanaan keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah
didapatkan data yang mencakup data bio,psiko,dan spritual.
Menurut american ners association (ana), mengenai standar penhkajian,
dinyatakan bahwa data harus:
1. Relavan dengan kebutuhan pasien
2. Pengumpulan data dari berbagai sumber
3. Pengumpulan data dari berbagai teknik
4. Pengumpulan data secara sistematis
5. Pendokumentasian menggunakan format
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses
dinamis yang terorganisasi, dan meliputi empat aktivitas dasar atau
elemen dari pengkajian yaitu pengumpulan data secara sistematis,
memvalidasi data, memilah, dan mengatur data dan mendokumentasikan
data dalam format.

Pengkajian pada dispepsia antara lain:


1. Altivitas/istirahat : dengan gejala kelemahan, kelelahan

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 4


2. Sirkulasi : gejala potensi, tachi cardi, nadi perifer lemah, pengisian
kapiler lambat perlahan, warna kulit pucat/sianosis, kelembabab kulit
mukosa berkeringat
3. Interritas ego : gejala factor stress akut atau kronik, perasaan tak
berdaya
4. Eliminasigejala riwayat penyakit dirumah sakit sebelumnyakarena
perdarahan,gastrointestinal, atau masalah yang berhubungan dengan
gastrointestinal
5. Makanan/cairan : gejala anoreksia, mual, muntah, masalah menelan,
nyeri ulu hati, perubahan berat badan
6. Neurologi gejala rasa denyutan, pusing /sakit kepala, kelemahan.
7. Nyeri atau kenyamana : gejala nyeri, digambarkan sebagai tajam,
dangkal, rasa terbakar perih, nyeri hebat biasanya tiba-tiba dapat
disertai perforasi, rasa ketidaknyamanan/distressamar-samarse telah
makan banyak dan hilang dengan makan, nyeri epigastrium kiri
sampai tengah atau menyebar kepinggang terjadi 1-2 jam setelah
makan dan hilnang dengan antasida
8. Keamanan : gejala peningkatan suhu

C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi.

2. Ansiestas berhubungan dengan krisis situasional

3. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampun menelan


makanan

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 5


D. Penyimpangan Kdm

PATHWAY

Dispepsia

Respon Mukosa
Kopi Dan Alkohol
Lambung

Peningkatan Cairan
HOPOVOLEMI
Mukosa Lambung
A

Hcl Kontak Dengan


Anoreksia RESIKO DEFISIT
Mukosa
NUTRISI
Gaster

Iritasi Lambung Dispepsia ANSIETAS

NYERI AKUT

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 6


E. Intervensi Keperawatan

N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN
Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
berhubungan keperawatan diharapkan 1. Identifikasi lokasi
dengan agen nyeri akut cukup menurun nyeri
pencedera dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi skala
fisiologis 1. Keluhan nyeri nyeri
menurun (5) 3. Identifikasi faktor
2. Gelisah menurun (5) yang memperberat
3. Mual menurun dan peringannya
(5) 4. Berikan tehnik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
5. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
6. Berkolaborasi
pemberian
analgetik
Ansiestas Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
berhubungan keperawatan dengan kriteria 1. Identifikasi saat
dengan krisis hasil : tingkat ansietas
situasional 1. Verbalisasi berubah
kebingungan 2. Anjurkan keluarga
menurun (5) untuk tetap
2. Verbalisasi khawatir bersama pasien
akibat kondisi yang 3. Latih kegiatan
dihadapi menurun (5) pengalihan untuk
3. Perilaku gelisah mengurangi
cukup menurun (5) ketegangan

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 7


Perilaku tegang 4. Ciptakan suasana
menurun (5) teraupotik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
Risiko defisit Setelah dilakukan tindakan manajemen gangguan
nutrisi keperawatan dengan kriteria makan
berhubungan hasil : 1. Monitor asupan
dengan 1. Keinginan makan dan keluarnya
ketidakmampu meningkat (5) makanan dan
an menelan 2. Asupan makanan cairan serta
makanan meningkat (5) kebutuhsn kalori
3. Asupan cairan 2. Timbang berat
meningkat (5) badan
4. Energi untuk 3. Anjurkan
makan meningkat membuat catatan
(5) harian tentang
perasaan dan
situasi pemicu
pengeluaran
makanan
4. Kolaborasi
dengan ahli gizi
tentang target bb,
kebutuhan kalori
dan pilihan
makanan

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 8


F. Implementasi Keperawatan
Tahap implementasi adalah fase tindakan atau
“melakukan” proses keperawatan, selama fase ini perawat
melakukan intervensi yang telah direncanakan.

Implementasi keperawatan mencakup beberapa langkah sebagai


berikut:

a. Melaksanakan rencana asuhan keperawatan


b. Melanjutkan pengumpulan data
c. Mengomunikasikan asuhan keperawatan dengan tim layanan
kesehatan
d. Mendokumentasikan asuhan.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil,
implementasi dengan kriteria dan standar telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilan bila hasil dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun
rencana keperawatan yang baru.

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 9


Daftar Pustaka

Sumanti, Wiwik. Study kasus asuhan keperawatan pada pasien dyspepsia di


rumah sakit bhayangkara tk. Iii anton soedjarwo pontianak tahun 2019

Maria, Lady Dan Shelly Salmah, hubungan anatar stress dan kebiasaan makan
terhadap kejadian dyspepsya. Mahasiswa fakultas kedokteran universitas
hasanuddin angkatan 2018

PPNI DPP SDKI pokja tim. Standar diagnosa keperawatan indonesia edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI DPP SLKI pokja tim. Standar intervensi keperawatan indonesia. Edisi 1.
Jakarta : DPP PPNI. 2018

PPNI DPP SLKI pokja tim. Standar luaran keperawatan indonesia. Edisi 1.
Jakarta : dpp ppni. 2018

AKPER BATARI TOJA WATAMPONEPage 10

Anda mungkin juga menyukai