Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PJK
(PENYAKIT JANTUNG KORONER)

OLEH :
HILDA
BT 1901010

CI LAHAN CI INSTITUSI

AKADEMI KEPERAWATAN BATARI TOJA


WATAMPONE
2021
I. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Penyakit jantung koroner adalah suatu keadaan dimana terjadi
penyempitan,penyumbatan atau kelainan pembuluh darah koroner.
Penyempitan atau penyumpatan ini dapat menghentikan aliran darah
ke otot jantung yang sering ditandai dengan rasa nyeri. Kondisi lebih
parah kemampuan jantung memompa darah akan hilang,sehingga
sistem kontrol irama jantung akan terganggu dan selanjutnya bisa
menyebabkan kematian(soeharto,2001).

b. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler pada prinsipnya
disebabkan oleh faktor utama yaitu:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis pembuluh koroner merupakan
penyebab penyakit arteri koronaria yang paling sering
ditemukan. Aterosklerosis menyebabkan penimbunan lipid
dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaia,sehingga secara
progresif mempersempit lumen pembuluh darah. Bila
lumen menyempit maka resistensi terhadap aliran darah
akan meningkat dan membayangkan aliran darah
miokardium (Brown,2006).
b. Trombosis
Endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah
terganggu dan lama kelamaan berakibat robek
dinding pembuluh darah. Pada mulanya,gumpulan
darah merupakan mekanisme pertahanan tubuh
untuk mencegahan perdarahan berlanjut pada saat
terjadinya luka. Berkumpulnya gumpalan darah
dibagian robek tersebut,yang kemudian bersatu
dengan keping-keping darah menjadi trombus.
Trombosis ini menyebabkan sumbatan di dalam
pembuluh darah jantung,dapat menyebabkan
serangan jantung mendadak,dan bila sumbatan
terjadi di pembuluh darah otak menyebabkan stroke
(Kusrahayu,2004).

c. Patofisiologis
1. Angina pektoris stabil
Angina pektoris ditegakkan berdasarkan keluhan nyeri dada
yang khas,yaitu rasa tertekan atau berat yang sering menjalar
ke lengan kiri. Nyeri dada trauma saat melakukan kegiatan
fisik,terutama dipaksa bekerja keras atau ada tekanan
emosiaonal dari luar.Biasanya serangan angina pektoris
berlangsung 1-5 menit,tidak lebih dari 10 menit,bila serangan
lebih dari 20 menit,kemungkinan terjadi serangan infark akut.
Keluhan hilang setelah ostirahat (Kusrahayu,2004).
2. Angina pektosis yang tidak stabil
Pada angina pektosis yang tidak stabil serangan rasa sakit
dapat timbul pada waktu istirahat,waktu tidur,atau aktifitas
yang ringan. Lama sakit dada lebih lama dari pada angina
biasa, Bahkan sampai beberapa jam. Frekuensi serangan
lebih sering di banding dengan angina pektoris biasa
(kusrahayu,2004).

d. Manifestasi klinik
Penyakit jantung koroner (PJK) di tandai dengan jumlaj
gejala berat dan ringan,seperti:
Sebuah berat:
1) Infrakmiocard
Priaurutkas(2012) Kematian jaringan otot jantung
akibat ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
suplai oksigen yang terjadi secara koleksi.
2) Regurgitasi
Petunjuk darah dari jantung menuju keaorta sebagai
darah mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan
menyebabkan dan volume dan tekanan di atrium
kiri.
3) Defekseptumridium
Suatu lubang pada dinding(sekat) yang memisahkan
jantung bagian atas (atrium kiri dan atrium
kanan) atau defek sekat atrium adalah gangguan
sekat atau sekat antara rongga atrium kanan dan
kiri.
4) Aritumia
Sebuah ringan:
1) Nyeri akut
2) Sesak napas
3) Serangan jantung
4) Jantung berdebar-debar

e. Komplikasi
Menurut Verury (2019) akibat-akibat atau komplikasi PJK
antara lain:
1) Gagal jantung
Gagal jantung merupakan komplikasi yang umum
terjadi. Kondisi ini di sebabkan oleh
ketidakmampuan jantung dalam memenuhi
kebutuhan aliran darah tubuh.
Kondisi ini juga rentang terjadi pada pengidapan
kelainan jantung bawaan atau infeksi jantung.Gagal
jantung biasanya ditandai dengan Kesulutan
bernapas,pusing,serta penumpukan cairan pada
bagian tertentu yang membuatnya tampak
membengkak.
2) Aneurisma
Aneurisma merupakan sebuah komplikasi serius.
Gejala yang dapat di tinjukkan oleh kondisi ini
adalah pembengkakan arteri yang dapat terjadi pada
bagian tubuh manapun.
3) Emboli paru
Emboli baru merupakan sebuah kondisi saat arteri
pulmonalis mengalami penyumbatan. Penyumbatan
tersebut menyebabkan tubuh mengalami
kekurangan oksigen pun akan muncul seperti
kesulitan bernapas,sakit dada,dan kulit mrmberu.
Kondisi ini harus di waspadai,karena dapat
menyebabkan kematian.
4) Henti jantung
Termasuk dalam kondisi darurat,Henti jantung perlu
di waspadai. Jika tidak di tangani dengan baik dan
segera,kondisi ini dapat menyebabkan kematian
mendadak.Kompliksi akibat henti jantung tersebut
dapat menyebabkan gangguan pernapasan
kehilangan kesadaran.
5) Serangan jantung
Keadaan ini terjadi akibat kematian sel
jantung,Karena jantung tidak mendapatkan cukup
asupan darah. Serangan jantung terjadi karena arteri
jantung mengalami penyempitan karena
penumpukan kolesterol atau aterosklerosis.
Kondisi ini menunjukkan gejala yang berbeda-
beda,tergantung jenis kelamin.Pada pengidapan
laki-laki ,Gejala serangan jantung dapat berupa rasa
nyeri di area sekitar dada. Sedangkan pada
pengidapan perempuan,gejala yang di tunjukkan
berupa mual,muntah-muntah dan sakit perut.
6) Penyakit arteri perifer
Penyempitan pembuluh darah dapat berdampak
buruk pada aliran darah ke jantung.Dikarenakan
bagian-bagian tubuh tersebut tidak mendapatkan
aliran yang cukup,maka rasa nyeri pun akan
muncul,terutama pada kaki ketika sedang berjalan.
7) Stroke
Sroke terjadi karena adanya gumpalan darah yang
menghambat aliran darah menuju otak.Gumpalan
darah tersebut muncul karena jantung tidak bekerja
dengan baik.Keadaan ini dapat menyebabkan
beberapa gangguan dalam mengingat,berbicara,dan
koordinasi. Keadaan ini juga dapat menyebabkan
kerusakan dengan cepat dan bisa bersifat permanen.

f. Tes diagnostik
Pada anamesis haru di cari adanya faktor-faktor
resiki,Makin banyak dan berat faktor resiko semakin cepat
timbulnya PJK. Menemukan adanya kelainan biokimia
sukar meskipun masih bisa dilakukan,Misalnya dengan
pengukuran asam laktat dalam jantung pada waktu terjadi
iskemia.Akan tetap adanya gejala dan tanda gangguan
fungsi diastolik dan sistolik mungkin sudah di temukan
dalam anamesis dan pemeriksaan fisik atau penunjang.
Iskemia mikardium lebih jelas dengan adanya kelainan
EKG waktu istirahat atau aktifitas apa bila di sertai dengan
angina pektoris yang khas.
g. Penatalaksanaan medik

Pemeriksaan penujang pada bagian fase iskemia miokard:


A.MEDIS
Akuskemiakardium Pemeriksaan penujang Keterangan
Kelainan biokimia Pemeriksaan asam laktat -/g str atas obat-obat
dalam ruangan jantung
Kelainan diastolik kelainan Elektrokardigrafi -/+str ss atau obat-obat
fungsi sistolik
Kelainab EKG EKG,sress,obat Keluhan OS
obatan,sarung

B.Manajemen 1000
Manajemen 1000 pada pasien PJK dengan tindakan anime meliputi:
1. Umum
a. Penjelasan mengenai penyakitnya
b. .Pengendalian faktor resiko
c. Pencegahan
d. .Penunjang
2. Mengatasi iskemia
a. Obat-obatan
b. Revaskularisasi
3. Operasi
4. Konsep Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode sistemik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan bertujuan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat
berhubungan dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses
keperawatan mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi atau
mengatasi masalah-masalah kesehatan. Proses keperawatan terdiri dari lima
tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi (Bararah & Jauhar, 2013).
Pengkajian
1. Identitas Pasien Usia ≥ 40 tahun beresiko terkena penyakit jantung koroner
(PJK) dan lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada dada,
jantung berdebar-debar bahkan sampai sesak nafas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat penyakit sekarang dikaji dimulai dari
keluhan yang dirasakan pasien, sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan
perawatan di rumah sakit sampai dilakukannya pengkajian. Pada pasien penyakit
jantung koroner biasanya didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada.
Keluhan nyeri dikaji menggunakan PQRST sebagai berikut :
a. Provocatif : nyeri timbul pada saat beraktivitas
b. Quality : nyeri yang dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih
benda berat seperti ditusuk, rasa diperas dan dipelintir
c. Region : nyeri dirasakan di dada dan bisa menyebar ke bahu
d. Severity : skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat
dengan ekspresi wajah
e. Timing: nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi ≤ 30 menit
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang
penyakit apa saja yang pernah di derita seperti nyeri dada, hipertensi, DM dan
hiperlipidemia dan sudah berapa lama menderita penyakit yang
dideritanya,tanyakan apakah pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
5.Riwayat Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui riwayat penyakit keluarga tanyakan pada pasien mengenai
riwayat penyakit yang dialami keluarganya. Seperti penyakit keturunan (diabetes
melitus, hipertensi, asma, jantung ) dan penyakit menular (TBC, hepatitis).
6.Riwayat Psikososial
Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu pasrah
dengan keadaan, merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gaya hidup dan
fungsi peran, ketakutan akan kematian, menjalani operasi, dan komplikasi yang
timbul. Kondisi ini ditandai dengan menghindari kontak mata, insomnia, sangat
kelemahan, perubahan tekanan darah dan pola nafas, cemas, dan gelisah.
7. Pola Kebiasaan Sehari- hari
a. Nutrisi Pada pasien penyakit jantung koroner mengalami nafsu makan
menurun dan porsi makan menjadi berkurang (Nurhidayat, 2011).
b. Istirahat Pola tidur dapat terganggu, tergantung bagaimana presepsi klien
terhadap nyeri yang dirasakannya.
c. Eliminasi 1) BAK : normal seperti biasanya berkemih sehari 4-6 x dengan
konsisitensi cair 2) BAB : normal seperti biasanya sehari 1-2x dengan konsistensi
padat 40 d. Hygiene Upaya untuk menjaga kebersihan diri cenderung kurang.
e. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti
melakukan aktivitas yang berat.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum klien mulai saat pertama kali bertemu dengan klien
dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga diamati
apakah kompos mentis (GCS : 14-15 = E4,V5, M6), apatis (GCS: 12-13),
delirium (GCS : 10-11), samnolen (GCS : 7-9), sopor (GCS : 5-6), semi
koma (GCS : 4) atau koma(GCS : 3 = E1,V1, M1).
b. Tanda tanda vital
Pasien mengalami peningkatan pada tekanan darah, nadi, dan respirasinya.
Tekanan darah serkisar antara 124/91 mmHg – 137/97 mmHg, RR sekitar
16-20 x/menit,nadi seerkisar 100-112 x/menit.. Terjadi perubahan sesuai
dengan aktivitas dan rasa nyeri yang timbul (Nurhidayat, 2011).
c. Kepala dan muka
Inspeksi : bentuk kepala bulat/lonjong, wajah simetris/tidak, rambut
bersih/tidak, muka edema/tidak, lesi pada muka ada/tidak,, ekspresi wajah
meringis/menangis/tersenyum. Palpasi : rambut,rontok/tidak, benjolan
pada kepala ada/tidak
d. Mata Inspeksi :mata kanan dan kiri simetris/tidak, mata juling ada/tidak,
konjungtiva merah muda/anemis, sklera ikterik/putih , pupil kanan dan kiri
isokor (normal), reflek pupil terhadap cahaya miosis(mengecil)/ midriasis
(melebar) Palpasi :nyeri/tidak, peningkatan tekanan intraokuler pada kedua
bola mata/tidak.
e. Telinga Inspeksi :telinga kanan dan kiri simetris/tidak, menggunakan
alat pendengaran/tidak, warna telinga dengan daerah merata/tidak,lesi
ada/tidak, perdarahan ad/tidak, serumenada/tidak
f. Hidung Inspeksi : keberadaan septum tepat di tengah/ tidak, secret
ada/tidak Palpasi :fraktur ada/tidak dan nyeri ada/tidak
g. Mulut 42 Inspeksi : bibir ada kelainan kogenital (bibir sumbing)/tidak,
warna bibir hitam/meah muda, mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak,
oeeme/tidak, lesi/tidak, stomatitis ada/tidak, gigi berlubang/tidak, warna
gigi putih/kuning, lidah bersih/kotor. Palpasi :nyeri tekan/tidak pada bibir
h. Leher Inspeksi : luka/tidak, Palpasi :ada pembesaran vena
jugularis/tidak, ada pembesaran kelenjar tiroid/tidak
i. Payudara & ketiak Inspeksi :payudara kanan kiri simetris/tidak, ketiak
bersih/tidak, ada luka/tidak Palpasi :ada nyeri saat ditekan pada ketiak
/tidak
j. Thorak : 1) Paru-paru Inspeksi :dada simetris/tidak, bentuk/postur dada,
gerakan nafas (frekuensi naik/turun, irama normal/abnormal, kedalaman,
dan upaya pernafasan/penggunaan otototot bantu pernafasan/tidak), warna
kulit merata/tidak, lesi/tidak, edema, pembengkakan/ penonjolan, RR
mengalami peningkatan. 43 Palpasi : getaran vocal fremitus kanan dan kiri
sama/atau tidak, ada fraktur pada costae/tidak Perkusi :normalnya
berbunyi sonor. Auskultasi :normalnya terdengar vasikuler pada kedua
paru dan ada suara tambahan/tidak
2) Jantung
Inspeksi : ictus cordis tampak atau tidak
Palpasi : teraba atau tidaknya ICS
Perkusi : normalya terdengar pekak
Auskultasi :S3/S4 murmur
k. Abdomen
Inspeksi : luka/tidak, jaringan parut ada/tidak,umbilikus menonjol/masuk
kedalam , amati warna kulit merata/tidak Auskultasi : bising usus normal
atau tidak (5-20x/menit) Palpasi : nyeri tekan pada abdomen/tidak
Perkusi : suara timpani atau hipertimpani
l. Intergumen
Inspeksi : warna kulit hitam/sawo matang, lembap/tidak, amati turgor
kulit baik/menurun
Palpasi : akral hangat /dingin, CRT (Capilary Refil Time) pada jari
normalnya < 2 detik 44 m. Ekstermitas Inspeksi : tonus otot kuat/tidak,
jari-jari lengkap/tidak, fraktur/tidak
Palpasi : oedema/tidak
n. Genetalia
Inspeksi : terpasang kateter atau tidak
Analisa Data
Data - data yang telah dikumpulkan mulai dari data subjektif dan data objektif
kemudian dianalisa untuk menentukan masalah pada klien. Analisa data
adalah kemampuan mengait data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep, teori dan prinsip yang relavan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien (Wahyuni,
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan cara memutuskan masalah kesehatan aktual
atau potensial sebagai dasar untuk menyeleksi respon individu pasien atau
masyarakat tentang intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan (Wahyuni, 2016).
Diagnosa yang muncul pada pasien penyakit jantung koroner (PJK) yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan denganketidakseimbangan suplai darah dan oksigen
ke miokardium
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardium 45
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kebutuhan
oksigen ke miokardium berkurang.
4. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses asidosis respatorik
5. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan natrium dan air
6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah dan
oksigen ke miokard
7. Ansietas berhubungan dengan rasa ketakutan akan, ancaman, dan perubahan
kesehatan atau kematian.
Intevensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan Diagnosa Keperawatan (SDKI) Tujuan & Kriteria Hasil
(SLKI) Intervensi (SIKI) Nyeri Akut Definisi : Kerusakan jaringan aktual atau
fungsional dengan onset yang mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat merupakan pengalaman sensori dan emosional yang berlangsung
kurang dari 3 bulan. Penyebab
: a. Agen pencedera fisik (trauma ,abses, prosedur operasi, amputasi)
b. Agen pencedera biologis (neoplamasma, inflamasi)
c. Agen pencedera kimiawi (terbakar, bahan kimia iritan) Gejala & tanda mayor
Mengeluh nyeri : a. Tampak meringis
b. Bersikap waspada, possi menghindari nyeri
c. Gelisah Luaran :
Tingkat nyeri
a. Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat
b. Keluhan nyeri menurun
c. Meringis menurun
d. Sikap protektif mrnurun
e. Gelisah menurun
f. Kesulitan tidur menurun
g. Menarik diri menurun
h. Berfokus pada diri sendiri menurun
i. Diaphoresis menurun
j. Perasaan depresi menurun
k. Perasaan takut mengalami cedera berulang menurun
l. Anoreksia menurun
m. Ketegangan otot menurun
n. Mual menurun
o. Muntah menurun
p. Frekuensi nadi membaik
q. Pola nafas membaik
r. Tekanan darah membaik
s. Pola tidur membaik
Menejemen nyeri Observasi :
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas,, intensitas atau berat nyeri, dan faktor pencetus
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identikasi respons nyeri non verbal
d. Identifikasi faktor yang dapat memperberat dan
memperingan nyeri
e. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri f.
Ientifikasi pengaruh budaya terhadap respons nyeri
g. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
h. Monitor efek samping peggunaan analgetik
Terapeutik :
a. Berikan Teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri (mis TENS, hiposis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
b. Pola nafas berubah
c. Nafsu makan menurun
d. Menarik diri 1.
Kondisi kinis yang terkait :
a. Sindrom koroner akut
b. Cidera traumatis
c. Kondisi pembedahan
d. Infeksi
Edukasi :
a. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
b. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
c. Ajarkan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa
nyeri d. Jelaskan stretegi meredakan nyeri
e. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian analgetik Pemberian analgetik Observasi :
a.Identifikasi karakteristik nyeri (mis lokasi, pencetus,intensitas,
Pereda, frekuensi, kualitas, durasi)
b. Identifikasi Riwayat alergi obat
c.Identifikasi kesesuan jenis analgesic (narkotika, non-
narkotik, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
d. Monitor efektifitas analgesik 47 47
e.Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
Terapeutik :
a.Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
b. Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal, jika perlu
c.Pertimbangkan pengunakan infus kontinu
d. Dokumentasikan respon terhadap efek anlgesik dan efek
yang tidak diingnkan Edukasi : Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat Kolaborasi : Kolaborasi pemberian dosis dan jenis
analgesic

Anda mungkin juga menyukai