KDP Fix
KDP Fix
Disusun oleh :
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus Keperawatan ini dibuat dan disusun
sebagai bukti bahwamahasiswa dibawah ini telah mengikuti Praktik Profesi Ners :
NIM : 1120021113
Muhammad Nasir
1120021113
Mengetahui
Pembimbing Akademik
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut
Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri” diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul bilamana jaringan
sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi seseorang yang memiliki
banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti
membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti :
usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri
juga berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi kemampuan seseorang
menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan,
pengalihan perhatian dan kepercayaan yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan kesehatan keperawatan
dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan sejenisnya.
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan pada Tn. ”S” sesuai dengan manajemen
keperawatan.
1.3 Manfaat Penulisan
Memberi informasi pada klien dan masyarakat tentang nyeri di bagian perut.
Mendapatkan pengalaman serta dapat menerapkan apa yang di dapat dalam perkuliahan.
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan keperawatan pada Tn. “S” dengan gangguan rasa
nyaman “nyeri”.
Memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan menguatkan serta
meningkatkan asuhan keperawatan secara profesional agar terhindar dari komplikasi yang
mungkin timbul.
1.4.1 Wawancara
1.4.2 Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan klien secara langsung.
Cara pengumpulan data dengan cara melihat buku rekam medik klien dan hasil pemeriksaan
laboratorium seta pemeriksaan penunjang.
BAB II
2.1 Definisi
Mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan
yang bisa menimbulkan ketegangan.
Mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika
jaringan sedang dirusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rangsangan rasa nyeri.
Mengatakan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik,
fisiologi dan emosional.
2.2 Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang
dimaksud adalah nocieptor , merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada
persendian dinding arteri, ahti dan kandung empedu.
2.3 Klaisifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi 2 yakni nyeri akut dan nyeri kronis.
nyeri yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang lama. Yang
lebih dari 6 bulan, yang termasuk nyeri psikomatis. Dan ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri
dapat dibagi ke dalam beberapa kategori, diantaranya nyeri tersusun dan nyeri terbakar.
2. Sebab eksternal atau penyakit Tidak di ketahui atau pengobatan terlalu lama
dalam
5. Pertanyaan Daerah nyeri tidak di ketahui Daerah nyeri sulit dibedakan intensitasnya
nyeri secara pasti sehingga sulit di evaluasi (perubahan
perasaan)
6. Gejala klinis Pola respon yang khas Pola respon yang bervariasi dengan sedikit
dengan gejala yang lebih gejala (adaptasi) berlangsung terus menerus
terbatas
2. Nyeri psikogenerit adalah nyeri yang tidak dapat diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis.
3. Nyeri phantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstrimitas diamputasi.
4. Nyeri neurologi adalah nyeri yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di
beberapa jalur syaraf.
2.4 Stimulus Nyeri
Seseorang dapat menoloransi, menahan nyeri (poin tolerance) atau dapat mengenai jumlah
stimulus nyeri sebelum merasa nyeri (point treshold).
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya kerusakan pada
jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya, karena adanya oedem akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri.
2.5 Teori Nyeri
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya rangsangan nyeri di antaranya (Barbara Clang,
1989).
Rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis (spinal coid) melalui corna dorsatis yang
bersinaps di daerah posterior. Kemudian naik ke kontraktus dan menyilang di garis median ke
sisi lainnya dan berakhirnya di konteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut.
Rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion dorsal ke medula spinalis dan merangsang
aktivitas sel.
2.5.3 Teori pengendalian gerbang (gate control theory)
Nyeri tergantung dari kerja serat otot saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat syaraf besar akan meningkatkan aktifitas substansia
gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktifitas sel terlambat
dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terlambat.
Adanya stimulasi pada noceciptor memulai transmisi impuls-impuls syarafi, sehingga transmisi
impuls nyeri menjadi efektif oleh neureurotranmitter yang spesifik, kemudian inhibisi impul
nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada serabut lamban dan endogen opiate sistem
supresif.
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :
bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri tersebut merupakan
arti yang negatif. Seperti membahayakan, merusak dan lain-lain. Keadaan ini mempengaruhi
oleh beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan dan
pengalaman.
toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan
seseorang menahan nyeri.
Faktor yang mempengaruhi antara lain : alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan
perhatian, kepercayaan yang kuat.
2.6.4 Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri seperti:
nyeri tingkat persepsi, nyeri pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial kesehatan fisik
dan mental.
2.7 SUMBER NYERI
1. Cutaneous / superfisial yang meliputi struktur pada kulit dan jaringan subcutan.
3. Deep srematik yang meliputi tulang otot syaraf dan jaringan-jaringan yang
menyokong.
1. Menurut Kozier
1, 2, 3, 4 à ringan
5, 6 à sedang
7, 8, 9 à berat
10 à sangat
2 à ringan
4 à Distressing
2 à ringan
3 à sedang
4 à berat
3
Keterangan :
2.8 ETIOLOGI
2.8.1 Trauma
3. Chemis (zat kimia bersifat asam dan baja serta iritasi dan korosif lainnya)
5. Peradangan (inflamasi)
2.8.2 Nyeri disebabkan oleh pembengkakan meregang syaraf dan pelepasan mediator kimia.
1. Trauma Psikologis
2. Gangguan sirkulasi
3. Neuplasma
Misalnya : tumor
2.9 GEJALA KLINIS
2. Peningkatan suhu
3. Peningkatan respirasi
1. Gelisah
2. Meraba
1. Respon emosional
2). Transmisi Proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi
sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah sinaptik mentrasmisi informasi dari
satu neuron ke neuron berikutnya.
3) .Modulasi atau sistem desenden Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali
ke tanduk dorsal medula spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.
4). Persepsi Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi perilaku
kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri.
Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-6 : nyeri sedang
7-9 : sangat nyeri, tetapi masih bias dikontrol
10 : sangat nyeri dan tidak dapat dikontrol
2) Visual Analog Scale Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus , tanpa angka. Bisa
bebas mengekspresikan nyeri ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak tertahankan,
dengan tengah kira-kira nyeri yang sedan
Visual Analog Scale (VAS)
3. Skala Wajah Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda , menampilkan wajah
bahagia hingga wajah sedih, juga digunakan untuk "mengekspresikan" rasa nyeri. Skala ini
dapat dipergunakan mulai anak usia 3 (tiga) tahun.
C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi,
gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman,
sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
a. Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit,
dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan Fisik
1) Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum, keadekuatan sirkulasi
sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara, sirkulasi
perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau suara napas
tambahan.
E. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah otahap akhir dari proses keperawatan. Perawat mempunyai tiga alternative
menentukan setujuh mana tujuan tercapai :
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.S Register Medik : 12xxxx
Usia : surabaya,08,08,1962 Tanggal MRS : 21-09-2021
Jenis Kelamin : Laki-Laki Diagnosa Medik : ulkus dikubitus + ISK
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Pendidikan : SMP
Alamat : karangrejo sawah/30
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan nyeri ulu hati, mual, demam, pusing kurang lebih 3 hari
2. Riwayat kesehatan dahulu
Decubitus.
3. Alergi : tidak ada
Imunisasi : tidak ada
Merokok/alkohol : tidak ada
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien atau keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang lain memiliki riwayat penyakit
yang sama dengan pasien
5. Genogram :
2. Istirahat tidur
Lama tidur : 6-7 jam
Tidur siang : Ya Tidak
Kesulitan tidur di RS : Tidak Ya, alasan: _karena terganggu nyeri____
Kesulitan tidur :
Menjelang tidur
√ Mudah terbangun
Tidak segar saat bangun
3. Keamanan dan nyeri
Nyeri : paliatif, ____saat bergerak_________
provokatif, ___saat beraktivitas_____
Quality : hilang timbul
Region : bagian belakang paha
Scale :5
Time : kurang lebih 5 menit
4. Nutrisi
Frekuensi makan : ___3x1/hari_______________
BB/TB/IMT : ____46____ kg / ______150___ cm / __21,0____
BB 1 bulan terakhir : tetap turun meningkat
Jenis makanan : _______Nasi _________________
Pantangan/alergi : _______Tidak ada alergi_________
Nafsu makan : baik kurang baik
Masalah pencernaan : mual muntah stomatitis nyeri telan
Riwayat operasi/trauma : _________Tidak ada_________________________________
Diet RS : _________Diet RL_________________________________
habis ½ porsi ¾ porsi tidak habis
Kebutuhan pemenuhan makan mandiri tergantung dengan bantuan
6. Oksigenasi
Sesak napas : Ya Tidak
Frekuensi : ____________________________________________________
Kapan terjadinya : ____________________________________________________
Faktor pencetus : ____________________________________________________
Faktor pemberat : ____________________________________________________
Batuk : Ya Tidak
Sputum : Ya Tidak
Nyeri dada : Ya Tidak
7. Eliminasi
Eliminasi alvi
Frekuensi : __1x perhari______________________________
Warna/konsistensi : ___kuning_________ / ___lembek__________
Penggunaan pencahar : Ya Tidak
Gangguan eliminasi : konstipasi diare inkontinensia bowel
Kebutuhan pemenuhan eliminasi alvi: mandiri tergantung dengan bantuan
Eliminasi uri
Frekuensi : 500 ml/ hari _______________________________________
Warna/darah : ______kuning_____ / _______pekat___________________
Riwayat penyakit : penyakit ginjal trauma
Penggunaan kateter : Ya Tidak
Kebutuhan pemenuhan eliminasi uri: ☐ mandiri tergantung dengan bantuan
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Baik gcs E 4 V 5 M 6 composmentis
2. Tanda vital, tinggi badan, berat badan
Suhu : ____36,6_____ °C ☐ axilla rectal oral
Nadi : _____98_______ kali/menit
teratur tidak teratur kuat lemah
RR : ______20______ kali/menit
normal cyanosis cheynestoke kusmaul
teratur tidak teratur
TD : ____102/70____ mmHg
3. Sistem tubuh
B1 (Breathing)
Hidung : tidak ada gangguan tidak ada penciuman
Trakea : tidak ada gangguan
nyeri dyspnea orthopnea cyanosis
batuk darah napas dangkal retraksi dada sputum
trakeostomi respirator
Suara napas tambahan
wheezing lokasi : Tidak ada
ronchi lokasi : Tidak ada
rales lokasi : Tidak ada
crackles lokasi : Tidak ada
Bentuk dada
simetris tidak simetris
lainnya, ________________________________
B2 (Bleeding)
nyeri dada pusing sakit kepala
kram kaki palpitasi clubbing finger
Suara jantung
normal
lainnya, _______________________________
Edema
palpebra anasarka ekstremitas atas ascites
☐ ekstremitas bawah tidak ada
lainnya, _______________________________
Capillary Refill Time = _kurang lebih 5 detik/ baik________________
B3 (Brain)
composmentis apatis somnolen spoor
koma gelisah
Glasgow Coma Scale
E=4 V =5 M =6 Nilai total = 15
Mata :
Sklera putih icterus merah perdarahan
Konjungtiva pucat merah muda
Pupil isokor anisokor miosis midriasis
Leher :Tidak ada pembesaran typoid
Refleks (spesifik) :
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Persepsi sensori
Pendengaran : normal
Kiri : normal____________________________________________
Kanan : normal____________________________________________
Penciuman : normal ____________________________________________
Pengecapan manis asin pahit
Penglihatan :
Kiri : normal_________________________________________________
Kanan : normal_________________________________________________
Perabaan panas ☐ dingin tekan
B4 (Bladder)
Produksi urine : 500_ ml/hari Frekuensi : 2 kali/hari
Warna : kuning Bau : khas
oliguria poliuri dysuria hematuria nocturia
nyeri kateter menetes panas sering
inkotinen retensi cystotomi tidak ada masalah
alat bantu, ______tidak ada
Lainnya, ______tidak ada
B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan : Normal, tidaka da lesi, tidak memakai gigi
palsu, tidak ada pembengkakan
Abdomen (IAPP) : Normal, tidaka da lesi, tidak memakai gigi
palsu, tidak ada pembengkakan
Inspeksi : Bentuk simetris dan datar, tidak terdapat lesi.
Auskultasi : Normal, peristaltik 16 x/menit.
Palpasi : Tidak terdapat pembesaran hati, tidak terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Normal, tidak ada pekak
B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi bebas terbatas
Parese : ☐ ya tidak
Paralise : ☐ ya tidak
Kekuatan otot :1
Sistem Endokrin
Terapi hormon : _tidak pernah terapi hormon
Karakteristik seks sekunder: _tidak ada__
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
kekeringan kulit atau rambut
exopthalmus polidipsi
goiter poliphagi
hipoglikemia poliuria
intoleran panas postural hipotensi
intoleran dingin kelemahan
Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk normal tidak normal, __________________________________
Kebersihan bersih kotor, ________________________________________
Perempuan
Payudara simetris asimetris benjolan, ________________
Bentuk normal tidak normal, _____________________________
Keputihan tidak ya, ___________________________________________
Siklus haid = _________ hari teratur tidak teratur
E. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
1. Sosial interaksi
kenal tidak kenal lainnya, _______________________________
Dukungan keluarga
aktif kurang tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat
aktif kurang tidak ada
Reaksi saat interaksi
tidak kooperatif bermusuhan mudah tersinggung defensif
curiga kontak mata lainnya, _________________
Konflik yang terjadi
peran nilai lainnya, __________________________
2. Spiritual
Konsep tentang penguasaan kehidupan
Allah Tuhan Dewa Lainnya, ______________
Sumber kekuatan/harapan saat sakit
Allah Tuhan Dewa Lainnya, ______________
Ritual agama yang bermakna saat ini
shalat baca kitab suci lainnya, _________________________________
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
lewat ibadah rohaniawan lainnya, ________________________________
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama
makanan tindakan obat lainnya, ______________
Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi saat ini
ya tidak
Keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan
ya tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit
hukuman cobaan peringatan lainnya, ______________
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Rontgen
Hasil lab tanggal 25 – 09 – 2021
Hasil radiologi :
Foto thorak AP :
Cor : besar dan kontur normal
Pulmo : Bronhovascular patem baik
Sinus costophrenicus dan kiri tajam
Kesimpulan :foto thorax dalam batas normal.
EKG
P : 164 ms
PR : 164 ms
QRST : 88 ms
QT/QTc : 345/475 ms
o
P/QRS/T : 19/37/13
R V5/SV1 : 1.183/0.959 Mv
Santagesik 3 x 1 gr / IV
Cetiaxone 1 x 1 gr / IV
Dcac 3x1, IV
ANALISA DATA
1. nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera fisik di tanadai dengan nyeri luka bagian
pantat belakang
P: nyeri ketika beraktivitas
Q: nyeri seperti di tusuk benda tumpul
S: nyeri bagian paha belakang
R: sekala 5
T : hilang timbul kurang lebih 5 detik
Td :117/70
Nadi : 107
Suhu: 36,9
RR : 24 x permenit
Spo2 ;96
RENCANA TINDAKAN
SDKI, SLKI, SIKI 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
Olvin Kristin Manengkey, Rusdiyana Tongkat (2018). “Hubungan pengetahuan perawat tentang
perawatan luka dekubitus dengan pelaksanaan perawatan luka dekubitus di ruang rawat inap
rumah sakit robert wolker mongisidik Tk. II Manado”. Fakultas Keperawatan Universitas
Pembangunan Indonesia Manado Volume 06 No. 2 Agustus 2018.
Hamonangan Damanik (2016) “mobilisasi dengan pencegahan dekubitus pada pasien koma di
Rumah Sakit Umum Daerah Deli Serdang Lubuk Pakam”. Prodi S1 Keperawatan STIKes Imelda
Medan, Volume 02 Nomor 01, Februari 2016.
Moh Alimansur, Puguh Santoso (2019). “Faktor resiko dekubitus pada pasien stroke”.
Akademi Keperawatan Dharma Husada Kediri, Vol.08 /No.01/November 2019. ISSN Cetak :
2303-1433 , ISSN Online : 2579- 7301