Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN BENCANA

SKENARIO
GUNUNG MELETUS

DISUSUN KEL 4 / 7D :

1. Firdausi Zamhariroh R 1130017121 10. Putri Nur Indah Sari 1130017143


2. Rizky Ayu Permata P 1130017123 11. Faridatul Khasanah 1130017146
3. Nadya Vita Luthfiana 1130017131 12. Arif Irwansyah 1130017148
4. Eka Nufa Alfiana Arifin 1130017132 13. Shindy Wardhatul F 1130017150
5. Desinta Puspita S 1130017133 14. Riska Nuriyanti 1130017151
6. Selviana Ulik Wardani 1130017137 15. Lukmanul Hakim 1130017156
7. Yolla Chaysa Miranda 1130017139 17. Nuril Husna 1130017157
8. Widya Ayu Soetawati 1130017141 18. Areta Salsabila N 1130017159
9. Trisna Firdasari 1130017142 19. Nadjunda Sari 1130017163
DOSEN :

Priyo Mukti Pribadi Winoto, S.Kep.Ns., M.Kep


(1301837K)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2020/202
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Keperawatan Bencana Gunung Meletus.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang Keperawatan Bencana


Gunung Meletus. Dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 25 Desember 2020

Penulis
PENGEMBANGAN

SKENARIO

A. Bahaya Erupsi Gunung Api


Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) G. Rinjani (Sumber PVMBG)
Gambar : Daerah Landaan Erupsi Gunung Rinjani (G.Barujari)
Bahaya-bahaya dalam suatu letusan gunungapi adalah:

Bahaya Primer:
1. Piroklastik :bahan - bahan lepas yang dihasilkan oleh erupsi
eksplosif gunung api
A. Aliran piroklastik /Awan Panas:
B. Jatuhanpiroklastik : bervariasi ukuran bahan erupsinya
dari abu vulkanik ( diameter butir < 2 mm), lapilli
( diameter butir 2 mm s/d 64 mm), Bom Vulkanik ( > 64
mm)
2. Lava: magma yang keluar di permukaan bumi, jadi batuan
beku melalui erupsi effusive contojenisini : Aliran lava,
Kubah Lava dan Guguran lava
3. Gas vulkanik,(CO2,CO,H2S,SO2, dll), contoh : G. Dieng
4. Keasaman air danau Kawah (pH).

Bahaya Sekunder

- Lahar

STATUS tingkat kewaspadaan sebagai berikut:


1. NORMAL ( Level I )

Keadaan aman, penduduk melakukan kegiatan dengan tenang.


2. WASPADA ( Level II )

* Penduduk meningkatkan kewaspadaan


* Pemda dan instansi terkait memeriksa/ mengadakan bahan/
sarana penyelamatan diri, melakukan penyuluhan.

3. SIAGA ( Level III )

* Penduduk mensiagakan diri termasuk siap mengungsi


* Pemda dan instansi terkait mensiagakan bahan keperluan
penyelamatan diri dan pengungsian.

4. AWAS ( Level IV )

* Penduduk mengungsi
* Pemda dan instansi terkait membantu pengungsian dan
melaksanakan tanggap darurat.
Gambar : Tingkat Kewaspadaan Pemda dan Masyarakat dengan
Status Gunungapi
B. Skenario Kejadian Bencana

Diasumsikan bahwa Gunung Baru jari mengalami


peningkatan aktivitas, pada tanggal 25 Nopember 2016, tercatat
tremor, disesmograf fortebel pada pos pengamatan gunungapi
Gunung Rinjani, yang terletak di Desa Sembalun Kecamatan
Sembalun Kabupaten Lombok Timur, sejak itu maka status
gunung Rinjani (gunung Baru Jari) di naikan statusnya dari level I
NORMAL ke level II WASPADA, dalam status waspada radius
daerah bahaya 3 Km dari Kawah Gunung Baru Jari. Sejak
kejadian itu Aktifitas gunung terus meningkat secara signifikan
dengan demikian pada tanggal 9 Desember 2016 dinaikan status
ke level III SIAGA, dengan radius daerah Bahaya 6 Km.
Pada tanggal 10 Desember 2016 dilakukan pengamatan
visual dari pelawangan sembalun radius 3 km, menunjukkan
aktifitas terus meningkat dengan tinggi kolom asap letusan
mencapai 5.000 meter dari kawah baru jari, yang menyebabkan
terjadi hujan abu yang agak kasar jatuh di sebelah Timur Tenggara
Gunung Rinjani , pada saat itu terukur sedimen abu letusan + 1
cm, satu minggu kemudian endapan abu sudah mencapai
ketebalan + 7 cm, beberapa minggu kejadian erupsi berlangsung
yang disertai dengan arah angin yang berrubah ubah sehingga
dampak abu vulkanik dirasakan di seluruh Pulau Lombok
bahkan sampai ke Pulau Bali dan Jawa Timur,
Namun mengingat arah angin dominan ke arah Timur dan
Tenggara Gunung Rinjani, maka beberapa desa yang ada di
wilayah itu mengalami dampak yang cukup besar.
Dengan kondisi ini maka daerah yang sungainya berhulu di
lereng Rinjani bagian Timur Tenggara apabila terjadi hujan akan
menimbulkan banjir bandang yang sebabkan oleh endapan abu
letusan,untuk itu diharapkan agar meningkatkan kewaspadaan.
Pada tanggal 15 Desember 2016 limpahan air danau
segara anak mulai terjadi dengan suhu air pada saat itu + 50
derajat C yang menyebabkan ekosistem di danau terganggu.
Limpahan air danau terjadi yang disebabkan oleh material letusan
yang berupa larva, bom Vulkanik dan viroclastic yang masuk
kedalam danau sehingga menyebabkan luapan air sungai kali putih
mencapai kurang lebih 7 meter, dan merusak jembatan yang
berada di kali putih dusun Dasan Kembar.
Dari kejadian bencana erupsi Gunung Baru Jari tersebut
tercatat dampak yang ditimbulkan di beberapa wilayah kabupaten
yaitu kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok
Utara.

C. Skenario Dampak Bencana

Dari skenario atau asumsi kejadian bencana erupsi Gunung


Api Barujari tersebut, selanjutnya dikembangkan skenario atau
asumsi dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan, yakni
aspek kependudukan, aspek Sarana dan Prasarana, aspek
Ekonomi, aspek Pemerintahan, dan aspek Lingkungan di 3
Kabupaten.

5. Dampak Aspek Kependudukan

Tabel : Jumlah Penduduk yang terdampak di 3 Kabupaten


SKENARIO DAMPAK BENCANA LETUSAN GUNUNG. BARU JARI

KECAMATA
Radius Keadaan Pengungsi
N
Luk Luk
s Jiwa Meningg
Jumla Hilang Pindah Pengungsi a a Luka Non-
DAN DESA / Terancam al
h Ring Seda Berat Rawatan
d an ng
J J J
Ju u Ju Ju u u Ju
m m m m m m m
( ( ( ( l ( l
l l l Jumla (% l (% Jumla
Jiwa (Km) % % % % % % (%)
a l a a h ) a ) h
) ) ) ) )
h a h h a a h
h h h
1 1 1 1 1 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 12 13 15 19
0 4 6 7 8 0 1 2
A. KECAMATAN
SUMBANG
Sembalun
Sembal
un 2 9
6 s/d 86 0 0 8 0 0 99
1 Lawan 4.308 0 0 0 69 2 792 2 0 0% 2 788
7 2 % % % % % %
g % %
Sembal
un 2 9
6 s/d 0 0 8 0 0 100
2 Bumbu 6.021 0 1.204 0 0 96 2 1.108 4 0 0% - 1.103
7 % % % % % %
ng % %
Sembalun 2 9
Timba 6 s/d 0 0 8 1 0 98
3 1.461 0 292 0 0 23 2 269 3 1 0% 1 264
Gading 7 % % % % % %
% %
2 9
6 s/d 0 0 8 1 1 98
4 Sembalun 2.134 0 427 0 0 34 2 392 5 2 0% 1 385
7 % % % % % %
% %

Suela
2 9
0 0 9 0 0 100
1 Bebidas 6.175 5 1.544 0 0 139 1 1.405 4 - 0% - 1.401
% % % % % %
% %

Wanasaba
2 9
0 0 9 1 0 98
1 Karang Baru 2.417 5 604 0 1 54 1 549 5 2 0% 1 540
% % % % % %
% %

Aik Mel
2 9
0 0 9 0 0 99
1 Lenek Daya 4.337 5 1.084 0 1 98 1 985 4 0 0% 2 979
% % % % % %
% %
Pringgasela

2 9
0 0 7 1 0 98
1 Timba Nuh 1.996 5 499 0 1 36 3 462 5 2 0% 1 455
% % % % % %
% %
1 9
0 8 0 0 100
2 Jurit Baru 6.298 5 945 0% 0 0 72 2 872 3 - 0% - 869
% % % % %
% %

Pengadangan 3 9
0 8 0 0 99
3 Barat 3.657 0 1.097 0% 1 0 90 2 1.007 3 4 0% 2 998
% % % % %
% %

Sikur
Kemba 1 9
ng 0 9 1 0 98
1 1.423 0 142 0% 0 0 13 1 129 1 1 0% 0 127
Kuning % % % % %
% %
1 1 9
0 0 0 100
2 Tete Batu 5.821 0 582 0% 0 0 0 56 0 525 2 - 0% - 523
% % % %
% % %
3 1 168 0% 0 0 0 1 17 9 1 0 0% 98
Jeruk Manis 1.680 0 0 0 151 2 1 0 148
% % % %
% % %
Tete
Batu 1 1 8
0 0 0 99
4 Selata 4.310 0 431 0% 0 0 1 46 9 385 1 2 0% 1 382
% % % %
n % % %
Montong
Gading
1 1 8
0 0 0 100
1 Perian 7.330 0 733 0% 0 0 2 86 8 647 3 - 0% - 645
% % % %
% % %
1 1 8
0 0 0 99
2 Jenggik Utara 4.167 0 417 0% 0 0 2 51 8 366 1 1 0% 1 363
% % % %
% % %
1 1 8
Pesanggraha 0 0 0 99
3 6.566 0 657 0% 0 0 3 83 7 573 2 2 0% - 569
n % % % %
% % %

Pringgajura 1 1 8
0 0 0 99
4 ng Utara 4.269 5 640 0% 0 0 3 84 7 556 1 2 0% 1 551
% % % %
% % %
B.
KAB.
LOMBOK
TENGAH

Kec .Batu
Keliang Utara
Karan
g 1 1 8
0 0 0 100
1 Sidem 6.960 5 1.044 0% 0 0 2 122 8 922 4 - 0% - 919
% % % %
an % % %

1 1 8
0 0 0 99
2 Lantan 5.690 5 854 0% 1 0 2 104 8 749 1 3 0% 1 743
% % % %
% % %
1 1 8
0 0 0 99
3 Aik Berik 8.058 5 1.209 0% 1 0 3 153 7 1.055 3 4 0% - 1.047
% % % %
% % %
1 1 8
0 0 0 99
4 Setiling 7.857 5 1.179 0% 1 0 3 155 7 1.023 2 4 0% 2 1.014
% % % %
% % %
E. Dampak Aspek Sarana dan Prasarana
Erupsi Gunung Rinjani memberikan dampak utama dan dampak ikutan.
Dampak utama yakni awan panas diperkirakan mengenai hanya pada KRB III sejauh
3 kilometer dari puncak. Berdasarkan inventarisasi fasilitas yang diperkirakan terkena
dampak awan panas erupsi Gunung Rijani berupa fasilitas umum jalur tracking
Gunung Rinjani beserta pos-pos pendakian. Selain itu, Erupsi Gunung Rinjani
memberikan dampak ikutan yaitu Abu Lahar dingin (aliran piroklastik) dapat diatas
KRB III yakni hingga KRB I sejauh 8 kilometer. Hal ini diperkirakan akan
mengancam fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah 3 Kabupaten.
Berdasarkan inventarisasi fasilitas yang diperkirakan terkena dampak ikutan bencana
erupsi Gunung Rijani adalah sebagai berikut:

Tabel : Dampak Fasiltas Sarana Prasarana Akibat Lahar Dingin di 3 Kabupaten

Prosenta
N Jenis Kerusakan se Keterangan
o
Kerusak
an (%)
1 Prasarana jalan dan jembatan 45 Rusak Berat
.
2 Sekolah 35 Rusak
. Sedang
3 Fasilitas Kesehatan 35 Rusak
. Sedang
4 Kantor Pemerintahan 35 Rusak
. Sedang
Rusak
5 Instalasi Listrik 35 Sedang
.
6 Telekomunikasi (BTS) 35 Rusak
. Sedang
7 Prasarana Sumber Daya Air 45 Rusak Berat
.
8 Rumah Ibadah 35 Rusak
. Sedang
9 Prasarana Pemukiman 45 Rusak Berat
.
Prasarana Ekonomi (Pasar, Toko, Rusak
Sedang
Peternakan, Perikanan,
1 Perkebunan, 35
Pertanian)
0
.
1 Penginapan 40 Rusak
1 Sedang
.

Sarana yang terancam kurang dari 50% diasumsikan masih bisa digunakan
dengan perbaikan seperlunya (rusak ringan hingga sedang). Sedangkan yang terancam
diatas 50% maka diasumsikan mengalami kerusakan berat dan perlu perbaikan sebelum
digunakan. Selain itu, Erupsi Gunung Rinjani memberikan dampak ikutan yaitu Abu
Vulkanik dapat diatas KRB III yakni hingga KRB I sejauh 8 kilometer. Hal ini
diperkirakan akan mengancam fasilitas atau prasarana serta aset yang berada di wilayah
3 Kabupaten. Berdasarkan inventarisasi fasilitas yang diperkirakan terkena dampak
ikutan bencana erupsi Gunung Rijani adalah sebagai berikut:

Tabel : Dampak Fasilitas Sarana Prasarana Akibat Abu Vulkanik di 3 Kabupaten

Teranc Keterangan
N Jenis Kerusakan
o am
(%)
1. Prasarana jalan dan jembatan 30 Rusak Ringan
2. Sekolah 30 Rusak Ringan
3. Fasilitas Kesehatan 30 Rusak Ringan
4. Kantor Pemerintahan 30 Rusak Ringan
5. Instalasi Listrik 30 Rusak Ringan
6. Telekomunikasi (BTS) 30 Rusak Ringan
7. Prasarana Transportasi Darat 30 Gangguan
operasional
Prasarana Transportasi Laut 30 Gangguan
operasional
Prasarana Transportasi Udara 80 Tidak beroperasi
8. Rumah Ibadah 30 Rusak Ringan
9. Prasarana Pemukiman 30 Rusak Ringan
Prasarana Ekonomi (Pasar, Rusak Ringan
Toko, Peternakan, Perikanan,
10 Perkebunan, Pertanian) 30
.
11 Penginapan 30 Rusak Ringan
.
F. Dampak Aspek Ekonomi di 3 Kabupaten

Dari Sektor Ekonomi, erupsi Gunung Rinjani diperkirakan akan


mempunyai dampak berupa kerusakan pasar secara fisik maupun non
fisik, hilangnya mata pencaharian petani akibat kerusakan lahan
perkebunan dan pertanian.

Tabel : Sektor Ekonomi di 3 kabupaten

Jenis Kerusakan Terancam


(%)
Pasar/Pertokoan 50
Kebun 60
Sawah 85

G. Dampak Aspek Pemerintahan di 3 Kabupaten

Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap


pemerintahan di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Tengah dan
Lombok Utara pada umumnya, khususnya di Kecamatan Sembalun,
Suela, Wanasaba, Aik Mel, Peringgasela, Sikur dan Montong Gading
Kabupaten Lombok Timur. Kecamatan Batu Keliang Utara dan
Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Tengah dan Kecamatan Bayan
Kabupaten Lombok Utara. Diperkirakan perkantoran dan sebagian
pegawai pemerintah tingkat kecamatan dan desa menjadi korban atau
angota keluarganya menjadi korban terutama pengungsian.

Tabel : Sektor Pemerintahan di 3 Kabupaten

Teranc
Jenis Kerusakan
am
(%)
Kantor Desa 7
0
Pegawai / PNS 8
0
Kantor tidak aktif 7
5
H. Dampak Aspek Lingkungan 3 Kabupaten

Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap


lingkungan berupa berupa kerusakan cukup parah pada
lingkungan perkebunan, hutan dan sawah. Berikut skenario yang
ditimbulkan seperti pada tabel dibawah.

Tabel : Sektor Lingkungan di 3 kabupaten

Jenis Kerusakan Terancam


(%)
Hutan 80
Sawah 90
Perkebunan 100
Sumber Air Bersih 75
Lingkungan Pemukiman 80
I. KEBIJAKAN DAN STRATEGI TANGGAP DARURAT

Kebijakan atau tujuan serta strategi tanggap darurat merupakan


prinsip emergency respons untuk menanggapi keadaan saat tanggap
darurat sesuai dengan skenario kejadian bencana dan skenario dampak
bencana yang telah ditetapkan. Merupakan penjelasan tujuan secara umum
yang akan dicapai oleh masing-masing klaster dalam penanganan darurat.
Sementara strategi merupakan kegiatan teknis operasional yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan. Tujuan penanganan darurat difokuskan
kepada upaya-upaya penyelamatan jiwa, manajemen dan koordinasi
tanggap darurat, pemenuhan kebutuhan dasar, pengungsian, kesehatan,
pemenuhan logistik serta perbaikan sarana dan prasarana vital serta
fasilitas umum sesegera mungkin.
Untuk menghadapi kemungkinan kejadian bencana erupsi Gunung
Rinjani/Barujari dengan letusan abu yang pekat yang dapat mengancam
penduduk, merusak fasilitas umum, tanaman pertanian, perkebunan dan
ternak penduduk di lereng Gunung Rinjani. Pemerintah Provinsi Nusa
Tenggara Barat akan menetapkan kebijakan-kebijakan dan strategi dalam
penanggulangan bencana tersebut. Kebijakan dan strategi yang akan
diterapkan bertujuan untuk mengatur pelaksanaan operasi tanggap darurat
agar dapat terlaksana dengan lancar dan dengan prinsip utama adalah
penyelamatan jiwa manusia.

a. Kebijakan Tanggap Darurat


1. Memastikan peringatan kepada seluruh operator dan
pengguna transportasi udara, darat, dan laut, untuk segera
mengambil langkahlangkah yang diperlukan.
2. Melakukan evakuasi masyarakat yang masih tinggal di
daerah terlarang, dan melarang masyarakat masuk ke daerah
terlarang sesuai PVMBG.
3. Mengerahkan segala sumber daya dan potensi yang ada di
daerah untuk dimobilisasikan dalam tanggap darurat
penanggulangan bencana.
4. Mengkoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana yang
dilakukan oleh berbagai lembaga baik pemerintah, dunia
usaha dan masyarakat.
5. Penanganan korban bencana dengan kegiatan evakuasi,
penyelamatan korban luka-luka, dan layanan kesehatan.
6. Penanganan pengungsi korban bencana dengan kegiatan
pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, sandang,
layanan kesehatan, hunian sementara, dan MCK serta air
bersih, dan penagamanan.
b. Strategi Tanggap Darurat
1. Pembentukan Posko Induk Penanggulangan Bencana di
Provinsi dan Posko di setiap Kabupaten terdampak, serta Pos
Pendukung Lapangan di setiap Kecamatan terdampak.
2. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan bencana yang
dilakukan oleh berbagai lembaga baik pemerintah, swasta
dan masyarakat.
3. Memerintahkan seluruh Instansi/lembaga/masyarakat untuk
mengerahkan segala sumber daya dengan mempergunakan
sarana dan prasarana yang diperlukan, serta pelibatan semua
elemen masyarakat dan sumber daya lokal yang tersedia
dalam penanggulangan bencana.
4. Pendirian tenda darurat dan sanitasi di lokasi pengungsian
yang memenuhi syarat kesehatan, dan MCK terpisah antara
laki-laki dan perempuan di lokasi pengungsian.
5. Penyediaan Logistik dan fasilitas pengungsian bagi
pengungsi, serta pos-pos kesehatan, di setiap titik
pengungsian, menyiapkan obatobatan, penyediaan darah,
dokter dan paramedis.
6. . Memastikan semua korban (dalam hal ini manusia), dapat
segera di tolong, bagi korban yang luka-luka diberikan
pengobatan, sedangkan yang meninggal dunia segera
dimakamkan.
7. Pengawalan/pengamanan distribusi bantuan. pengawasan
dan monitoring penerimaan dan penyebaran bantuan.
8. Memastikan bantuan dapat sampai kedaerah pengungsian
dengan mengerahkan seluruh petugas, relawan dan armada
angkutan .
9. Memastikan inventarisasi dan penyelamatan aset dokumen
penting Negara.
10. Publikasi informasi terkait letusan gunung api Barujari
melalui media cetak dan elektronik harus selalu
berkonsultasi dengan narasumber resmi seperti Pos
Pemantau Gunungapi, BMKG, BPBD dan PVMBG.
11. Apabila intensitas dampak yang ditimbulkan semakin besar,
maka perlu dilakukan koordinasi dengan tingkat pusat.
12. Memastikan berjalannya Kegiatan Belajar Mengajar di
sekolah-sekolah yang masih aman digunakan dan di lokasi
penampungan, atau mendirikan sekolah darurat (tenda),
menyediakan tenaga pengajar, buku pelajaran, dan alat tulis.
13. Memastikan kegiatan keagamaan tetap terlaksana.
14. Memprioritaskan kelompok rentan lansia, anak-anak, pasien
rumah sakit, penyandang cacat, ibu hamil, orang stres.
15. Mengevaluasi seluruh pelaksanaan kegiatan yang sudah
dilaksanakan serta tindak lanjut yang direncanakan.
SKENARIO ROLE PLAY GUNUNG MELETUS
Kepala Desa : Nufa
Petugas Relawan BNPB : Vera, Widya, Trisna,nuril
Warga : Junda,Selvi, Nadya,Lukman, arif,
Perawat : Farida, yolla, areta, Usi,
Timsar : Shinta, riska,rizky ayu,putri

Desa Jaya merupakan sebuah desa yang sangat hijau yang banyak di tumbuhi
pepohonan. Namun, beberapa hari ini desa tersebut tampak sedikit berbeda.
Pepohonan yang awalnya berwarma hijau dan dedaunannya yang lebat, kini hanya
tinggal batangnya saja. Selain itu, kualitas udara di daerah tersebut menjadi buruk.
Hingga kejadian tersebut di siarkan di televise Nasional. Dengan banyaknya berita
mengenai kejadian di Desa Jaya tersebut, banyak dilakukan donasi untuk warga
dea Jaya.

Petugas Relawan BNPB : Assalamualaikum Bapak


Kepala Desa : Wa’alaikum salam, Ada apa ya bapak datang kemari ?
Petugas Relawan BNPB : Saya petugas dari BNPB, kedatangan saya kemari
untuk memberitahukan sekaligus meminta ijin bahwa besok
minggu saya akan melaksanakan penyuluhan cepat tanggap
bencana Kekeringan kepada masyarakat desa Jaya, karena
berhubung desa Jaya merupakan desa Sering terjadi
kekeringan saat musim kemarau.
Kepala Desa : Iya Mbak berterimakasih sekali atas kesediaan bapak.
Nanti saya akan beritahu warga.
Petugas Relawan BNPB: kalau begitu saya permisi ya Pak.

Kepala desa pun memberikan tugas kepada perangkat desa dan RT setempat
untuk memberitau warganya bahwa besuk minggu akan dilaksanakan penyuluhan
tanggap bencana oleh Petugas Relawan BNPB.
Hari minggu, warga desa Jaya baik bapak-bapak ataupun ibuk-ibuk banyak yang
datang ke balai desa untuk mengikuti acara penyuluhan
Petugas Relawan BNPB : Selamat pagi ibu-ibu dan bapak-bapak warga desa
Jaya, saya perwakilan
dari BNBP akan memberikan penyuluhan tentang cepat tanggap
bencana gunung meletus, Bagaimana cepat tanggap
Kekeringanbu pak ?
Warga : Lari ke tempat yang aman pak
Petugas Relawan BNPB : Ya benar salah satunya itu. Saat terjadi
Kekeringanyang dilakukan oleh masyarakat seperti ibu-ibu dan bapak-bapak
yaitu :
Dan berikut adalah cara mengatasi kekeringan :
1. Mengatasi Kekeringan Dengan Embung. Embung atau
penampung air hujan bisa menjadi cara untuk mengtasi
kekeringan saat musim kemarau. .
2. Mengatasi Kekeringan Dengan waduk. ...
3. Mengatasi Kekeringan Dengan Penghijauan.
Warga` : Jadi kita sebagai warga tidak boleh resah ya bapak ibuk.
Petugas Relawan BNPB : iya Pak benar sekali kita harus tetap bersikap
tenang dan mengikuti perintah
petugas atau timsar yang ada di lokasi.

Beberapa hari setelah penyuluhan, status Gunung Merapi ditingkatkan dan tanda-
tanda Kekeringansudah mulai bermunculan seperti gempa, suara gemuruh, erupsi
dan wedus gembel. Sehingga warga mulai diungsikan ke tempat aman
Kepala desa : Warga desa Jaya semuanya ayo kita satu persatu berkumpul di
tempat
pengungsian karena lokasi tempat tinggal sudah tidak aman lagi,
ikuti tim evakuasi dan mulai tinggalkan rumah
Timsar: Lansia, anak-anak dan ibu hamil silahkan naik ke kendaraan yang
disediakan ya, bapak-bapak bisa juga membantu untuk
membawa ke tempat pengungsian
Semua warga telah berada di tempat pengungsian, namun ada beberapa warga
yang diam-diam datang ke rumah untuk melihat kebunnya..
Timsar : Loh Bapak, kenapa bapakdisini, disini tidak aman karena letusan bisa
saja terjadi
Warga : saya mau lihat kebun saya mas, takut ada mati karena kurang air.
Timsar : Sebaiknya bapak kembali ke tempat pengungsian, disini ada petugas
yang berjaga dan
berkeliling jadi insya Allah kebun bapak aman, dan sangat berbahaya
jika bapaktetap disini
Warga : baik pak.

Keesokan harinya gempa semakin intens dan lahar gunung merapi sudah mulai
mengalir menandakan gunung merapi meletus, debu dan bebatuan juga
berterbangan keluar menimpa rumah-rumah warga dan dapat dipastikan banyak
rumah yang hancur serta porak-poranda
Warga : Mas bagaimana nasib ternak saya, kebun dan rumah saya , saya mau
keluar lihat
Perawat: Jangan pak, diluar turun hujan abu dan sangat berbahaya bagi kesehatan
bapak, sebaiknya Bapaktetap berada di tempat pengungsian
Warga : lalu saya harus bagaimana pak, saya cemas dengan kondisi rumah saya
Perawat: Bapak tenang ya kita tunggu saja sampai keadaan aman
Sambil menenangkan para warga tiba tiba timsar datang dengan membawa korban
akibat bencana gunung meletus
Timsar : Mas Perawat tolong saya, saya menemukan ada beberapa korban pingsan
yang tim saya
temukan di jalanan seberang sepertinya mereka pingsan karena
kebanyakan menghirup abu letusan gunung da nada sedikit luka bakar
pada tangannya.
Perawat : baiklah tolong panggil kepala desa, dan kader lainnya. Saya akan
memisahkan mana
korban yang ringan, sedang, dan berat. Kemudian kita akan
mengadakan penyuluhan tentang penyakit saluran pernapasan dampak
dari hujan abu tersebut agar tidak banyak korban selanjutnya.
Untuk pasien ini akan saya kasih pertolongan pemberian oksigen
segera. Dan saya akan melakukan rawat luka (SOP rawat luka)
Timsar : baiklah, saya akan memanggil kepala desa, dan mempersiapkantempat
yang
dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan.

Setelah semua warga dipisahkan sesuai dengan keparahan sakitnya. Dan perawat
telah selesai memberikan pengobatan kepada korban yang membutuhkan
pertolongan. Kemudian tim kesehatan yang telah dibentuk mengadakan
penyuluhan dipengungsian
Perawat : baiklah langsung saja saya mulai, disini saya akan memberikan
penyuluhan tentang
penyakit saluran pernafasan seperti ISPA, karena hujan abu ini sangat
beresiko munculnya penyakit ISPA.
(perawat memberikan penyuluhan tentang penyakit ISPA)
Perawat: nah itulah tadi sekilas tentang penyakit ISPA, saya harap warga dapat
menghindari dan
meminimalkan terjadinya penyakit ISPA. (sambil membagikan masker)
warga semuanya tolong pakai maskernya karena debu/abu ini dapat
menyebabkan penyakit ISPAdan minumlah air putih yang banyak juga.
Warga : baiklah mas, terimakasih untuk informasi kesehatanya
Perawat : sekarang bapak dan ibu harap tenang dan kita berdoa bersama agar
bencana ini cepat
selesai, kita semua tetap sehat dan bisa melakukan aktivitas seperti
semula lagi
Timsar : bapak bapak dan ibu ibu harap bisa bekerjasama dengan tim kesehatan
dan timsar dan
mematuhi apa yang dikatakan oleh timkes dan timsar untuk bisa
meminimalkan adanya korban jiwa
Selang 3 hari turun hujan deras dan keadaan mulai membaik dan aman. Debu dan
beberapa tanda Kekeringanseperti gempa dan suara gemuruh sudah tidak ada.
Setelah dipastikan aman maka wargra diperbolehkan pulang dan melihat
rumahnya

Anda mungkin juga menyukai