PENDAHULUAN
Orang yang sehat jiwanya adalah orang yang merasa sehat dan bahagia,
adanya (yaitu dapat berempati dan tidak secara apriori bersikap negative terhadap
orang atau kelompok lain yang berbeda), dan mempunyai sikap positif terhadap
penelitian WHO prevalensi gangguan jiwa dalam masyarakat berkisar satu sampai
tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan penduduk lebih kurang 30
juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita psikotik. Bila 10% dari
dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas pelayanan perawatan
psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa yang tidak terawat
berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu pengawasan yang
seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak terduga akan
(skizofrenia) dirawat di Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini
sekarang menjadi stigma masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi
sekarang situasi sudah berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka
yang fase aktif gangguan psikotiknya dirawat, sedang yang tenang dipulangkan
1
namun masih dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah
psikiatrik tidak terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit
Umum pun ada pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni
pencegahan, deteksi dini, terapi maupun rehabilitasi dari gangguan psikotik ini.
dipahami melalui tinjauan pustaka dalam referat ini dan diharapkan dapat
bermanfaat.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm
berat kemampuan daya nilai realitas ( perlu dipertimbangkan faktor budaya ).3
3. Adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari
kerusakan menyeluruh dalam uji realitas seperti yang ditandai dengan delusi,
halusinasi, bicara inkohern yang jelas, atau perilaku yang tidak teratur atau
3
2.3. Epidemiologi
berkisar satu sampai tiga permil penduduk. Misalnya Jawa Tengah dengan
penduduk lebih kurang 30 juta, maka akan ada sebanyak 30.000-90.000 penderita
psikotik. Bila 10% dari penderita perlu pelayanan perawatan psikiatrik ada 3.000-
9.000 yang harus dirawat. Tetapi tidak semua bisa dirawat karena kapasitas
pelayanan perawatan psikiatrik di Jateng masih di bawah 1.000 tempat tidur. Sisa
yang tidak terawat berada dalam masyarakat dan pasien ini seharusnya perlu
pengawasan yang seksama. Pasien psikotik yang mungkin tenang terkadang tak
terduga akan menjadi agresif tanpa stressor psikososial yang jelas. Pada zaman
Rumah Sakit Jiwa seumur hidup (dibuat koloni). Hal ini sekarang menjadi stigma
masyarakat, bahwa RSJ identik dengan gila. Tetapi sekarang situasi sudah
berbeda, tidak semua pasien dapat dirawat di RSJ. Mereka yang fase aktif
dalam pengawasan dalam bentuk perawatan jalan. Fase aktif adalah pasien-pasien
lingkungannya, dan mudah dikenali gejalanya. Pada fase tenang pasien dapat
terbatas pada Rumah Sakit Jiwa yang ada, tetapi di Rumah Sakit Umum pun ada
pelayanan psikiatrik yang dilakukan oleh psikiater. Yakni pelayanan integrasi dan
konsultasi psikiatri di RSU, mengingat jumlah psikiater yang ada belum memadai
sesuai kebutuhan.2
4
2.3. Etiologi Gangguan Psikotik
satu faktor saja. Gangguan jiwa disebabkan oleh faktor- faktor pada ketiga unsur
A. Faktor Biologis
1) Anatomi
pada otak. Otak pada manusia terdiri dari empat lobus (lobus frontalis,
masing. 4
Fungsi utama dari lobus frontalis adalah bahasa ingatan, dan emosi.
Lesi pada lobus ini akan menyebabkan fungsi terganggu. Contoh afek pada
gangguan lobus temporalis adalah afasia, amnesia agnosia dan dapat pula
lobus sensoris utama untuk input visual, dan lesi pada lobus tersebut
halusinasi. 4
5
2) Neurotransmitter
Jalur ini terdiri dari neuron dopamin dari daerah tegmental ventral di
limbik. Sistem ini mengatur jalur imbalan dan proses emosional dan
Jalur ini terdiri dari neuron dopamin dari daerah tegmental ventral dan
B. Faktor Genetik
6
berinteraksi dengan faktor lingkungan untuk menghasilkan perkembangan
yang kemungkinan disebabkan oleh gen tunggal. Lebih tepat, gen multipel
seseorang. Gen yang rentan adalah gen yang meningkatkan resiko di mana
C. Faktor Psikososial
Peranan faktor psikologis dan faktor sosial juga mengambil andil dalam
2.4. Patofisiologi
Gambar otak pertama dari sebuah individu dengan psikosis selesai sejauh
mana cairan serebrospinal dikeringkan dari seluruh otak dan digantikan dengan
udara untuk memungkinkan struktur otak untuk menunjukkan lebih jelas pada
gambar sinar-X).
7
Tujuan dari otak adalah untuk mengumpulkan informasi dari tubuh (nyeri,
kelaparan, dll), dan dari dunia luar, menafsirkannya dengan pandangan dunia yang
koheren, dan menghasilkan respon yang bermakna. Informasi dari indera masuk
Sebagai contoh, PET scan atau fMRI dari seseorang yang mengaku
pendengaran primer, atau bagian otak yang terlibat dalam persepsi dan
pemahaman berbicara.
menciptakan sebuah pandangan dunia yang koheren itu. Sebuah studi yang
medial temporal yang tepat, frontalis lateral yang temporal, dan inferior, dan di
cingulate korteks bilateral orang sebelum dan setelah mereka menjadi psikotik.
Temuan seperti ini telah memicu perdebatan tentang apakah psikosis itu
Penelitian terbaru telah menyarankan bahwa hal ini tidak terjadi meskipun
8
Studi dengan kekurangan indera telah menunjukkan bahwa otak
tergantung pada sinyal dari dunia luar untuk berfungsi dengan baik. Jika aktivitas
spontan di otak tidak diimbangi dengan informasi dari indra, kerugian dari realitas
lingkungan. Di sisi lain, kerugian dari realitas juga dapat terjadi jika aktivitas
kortikal spontan meningkat sehingga tidak lagi diimbangi dengan informasi dari
indra. Reseptor 5-HT2A tampaknya menjadi penting untuk ini, karena obat yang
untuk membedakan antara rangsangan internal dan eksternal. Kerabat dekat untuk
pasien psikotik mungkin mendengar suara-suara, tapi karena mereka sadar bahwa
mereka tidak nyata mereka dapat mengabaikan mereka, sehingga halusinasi tidak
mempengaruhi persepsi realitas mereka. Oleh karena itu mereka tidak dianggap
sebagai psikotik.
dan menyatakan bahwa hasil psikosis dari overactivity dari fungsi dopamin di
Dua sumber utama bukti yang diberikan untuk mendukung teori ini adalah
9
aktivitas dopamin (seperti amfetamin dan kokain) dapat memicu psikosis di
beberapa orang.
aktivitas reseptor NMDA. Teori ini diperkuat oleh fakta bahwa antagonis reseptor
amphetamine. Psikosis yang diinduksi disosiatif terjadi secara lebih handal dan
yang secara independen dapat menghasilkan psikosis. Obat antipsikotik baru yang
bertindak pada reseptor glutamat dan yang sedang menjalani uji klinis. Hubungan
itu. Jika D2-blocking obat diberikan dopamin diblokir tumpah ke reseptor D1.
2.5. Klasifikasi
1) Skizofrenia
10
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia, dimana adanya gejala-
gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan
A. Gejala Karakteristik : Dua (atau lebih) poin berikut, masing – masing terjadi
dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan (atau kurang bila
berhasil diobati) :
(1) Waham
(2) Halusinasi
(5) Gejala negative, yaitu afektif mendatar, alogia, atau kehilangan minat
B. Disfungsi social/okupasional : selama satu porsi waktu yang signifikan sejak
awitan gangguan, terdapat satu atau lebih area fungsi utama, seperti
bawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan (atau apabila awitan
terjadi pada masa kanak – kanak atau remaja, kegagalan mencapai tingkat
bila berhasil diobati) yang memenuhi criteria A (gejala fase aktif) dan dapat
mencakup periode gejala prodromal atau residual ini, tanda gangguan dapat
bermanifestasi sebagai gejala negative saja atau dua atau lebih gejala yang
terdaftar dalam Kriteria A yang muncul dalam bentuk yang lebih lemah (cth,
11
keyakinan aneh, pengalaman perceptual yang tidak lazim)
D. Ekslusi gangguan mood dan skizoafektif : Gangguan skizoafektif dan
gangguan mood dengan cirri psikotik telah disingkirkan baik karena (1)
bersamaan denga gejala fase aktif, maupun (2) jika episode mood terjadi
selama gejala fase aktif, durasi totalnya relative singkat dibandingkan durasi
prominen juga terdapat selama setidaknya satu bulan(atau kurang bila telah
berhasil diobati)
Tipe Paranoid
A. Preokupasi terhadap satu atau lebih waham atau halusinasi auditorik yang
sering
B. Tidak ada hal berikut ini yang prominen: bicara kacau, perilaku kacau atau
12
A. Semua hal di bawah ini prominen
Tipe skizofrenia yang gambaran klinisnya didominasi setidaknya dua hal berikut :
(2) Aktivitas motorik yang berlebihan (yaitu yang tampaknya tidak bertujuan
13
A. Tidak ada waham, halusinasi, bicara kacau yang prominen, serta perilaku
adanya gejala negative atau dua atau lebih gejala yang tercantum pada
Kriteria A untuk skizofrenia, yang tampak dalam bentuk yang lebih lemah
2) Gangguan Skizotipal
gejala klinis yang khas atau yang paling mencolok dan tidak dapat
gangguan efektif.
minggu atau bahkan beberapa hari, dan hanya sebagian kecil dari pasien
berhendaya.6
14
Dua orang atau lebih mengalami waham atau system waham yang
yang terlibat mempunyai hubungan yang sangat dekat. Jika ada alas an
6) Gangguan Skizoafektif
waham menetap.
1. Episode Manik
15
2. Gangguan Afektif Bipolar
dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
3. Episode Depresi
Terbagi atas episode depresi ringan, episode depresi sedang dan episode
gangguan bipolar.
ringan dan hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah
16
(ii)Distimia, cirri esensialnya ialah afek depresif yang berlangsung
sangat lama yang tidak pernah atau jarang sekali cukup parah untuk
A. Perilaku kacau
dalam keluarga, atau tak mampu bekerja sesuai dengan tingkat pendidikan.
stres berat menarik diri dari organisasi sosial kemasyarakatan, atau sering
pekerjaannya.4
17
Pada penggunaan waktu senggang orang normal bisa
B. Waham
Waham adalah isi pikir (keyakinan atau pendapat) yang salah dari
seseorang. Meskipun salah tetapi individu itu percaya betul, sulit dikoreksi
oleh orang lain, isi pikir bertentangan dengan kenyataan, dan isi pikir
perilaku orang lain, lebih-lebih orang yang belum dikenalnya. Bisa terjadi
Akibat waham curiga ini pada orang yang sebelumnya bersifat emosional
akan dibunuh. Atau ia akan diracuni dan dibuat celaka oleh orang yang
dibunuhnya.
C. Halusinasi
Pasien merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap
18
Halusinasi dengar adalah gejala terbanyak pada pasien psikotik (99
%). Pasien psikotik yang nalar (ego)-nya sudah runtuh, maka halusinasi
memerintah untuk bunuh diri tak jarang pasien pun akan bunuh diri.
D. Illusi
melihat tali bisa ditafsirkan sebagai seekor ular. Illusi ini sering terjadi
yang sedang tidur. Juga kasus seorang ibu yang menyiram anak balitanya
dengan air panas di Semarang beberapa waktu yang lalu, dan akhirnya si
bukti adanya perubahan perilaku yang jelas tidak wajar. Pasien tak mau
19
minum obat atau tak mau diajak berobat, atau bila ada waham dianggap
Tilikan yang buruk ini merupakan ciri khas pasien psikotik. Di sini
kesehatan jiwa.
Pedoman Diagnostik
20
Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan :
Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat
Gambaran Perilaku
21
Keyakinan yang aneh dan tidak masuk akal sepert : memiliki
hebat/terkenal
realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk. Gejala klinis dari
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam
atau
22
b. “delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan
c. Halusinasi auditorik:
bagian tubuh.
23
Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada
secara jelas:
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
nonpsikotik (prodromal)
24
Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri sendiri (self-
2.7 Terapi
a. Farmakoterapi
pengobatan tergantung pada fase penyakit apakah akut atau kronis. Fase
akut biasanya ditandaioleh gejala psikotik (yang baru dialami atau yang
25
APG II mempunyai mekanisme kerja melalui interaksi antara
serotonin dan dopamine pada keempat jalur dopamine di otak. Hal ini
dan sangat efektif untuk mengatasi simptom negative. Obat APG II yang
b. Psikoterapi
emosional seorang pasien yang dilakukan oleh seorang yang telah terlatih
dan cenderung merugikan baik diri sendiri, orang lain maupun lingkungan
26
sekitar. Pembagian psikoterapi berupa psikoterapi individu dan psikoterapi
kelompok.9
27
BAB III
PENUTUP
berat dalam kemampuan daya nilai realitas, baik dalam perilaku individu dlm
dari pergaulan sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-
hari.
oleh kondisi medis umum (sebagai contohnya, suatu tumor otak) atau ingesti zat
dari sindroma psikotik. Zat yang paling sering terlibat adalah alkohol, halusinogen
28
Mescalin, phencyclidine (PCP), dan ketamin. Banyak zat lain, termasuk steroid
pencetus yang jelas, riwayat hubungan social dan pekerjaan yang baik
29
DAFTAR PUSTAKA
PSIKOTIK-lengkap
3. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.
Hal 147-16
Menjelaskan-definisi-gangguan-psikotik
5. News Medical. Apa Penyebab Psikosis. [Online]. 2018 [cited 2020 Juni
Psychosis-(Indonesian).aspx
6. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010.
Hal 169-187
Pathophysiology-(Indonesian).aspx
30
8. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai
9. Hawari HD. Pendekatan holistic pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-
Indonesia, 2006
31