100 141 1 PB
100 141 1 PB
ABSTRAK
Pengertian nilai lahan atau land value, ialah pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada kemampuan
lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Sedangkan harga
lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk
satu satuan luas tertentu. Perbedaan harga lahan yang ada di pasaran Kota Samarinda saat inilah yang
melatarbelakangi penelitian ini, khususnya pada Kecamatan Palaran (kawasan khusus kota baru berbasis
industri) dan Kecamatan Samarinda Ilir (kawasan pusat kota Samarinda). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi harga lahan pasaran di wilayah studi dan bagaimana faktor-
faktor tersebut dalam pembentukan pemodelan harga lahan dan NJOP di kedua kecamatan yang memiliki
karakteristik yang berbeda ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk
mengetahui karakteristik harga lahan berdasarkan variabel yang mempengaruhi harga lahan di wilayah studi
dengan menggunakan analisis crosstabs dan uji test chisquare pada crosstabs. Hasil analisis menunjukkan
bahwa diketahui variabel yang memiliki hubungan dengan harga lahan secara signifkan di Kecamatan
Samarinda Ilir adalah jenis guna lahan, status kepemilikan lahan, jarak ke pusat kota, kelas jalan, tipe
perkerasan jalan, dan jumlah rute angkutan umum yang lewat. Dan variabel yang memiliki hubungan dengan
harga lahan secara signifkan di Kecamatan Palaran adalah luas lahan, jenis guna lahan, status kepemilikan
lahan, jarak ke pusat kota, kelas jalan, tipe perkerasan jalan, dan jumlah rute angkutan umum yang lewat.
Kata kunci : harga lahan, NJOP, pemodelan harga lahan, Kota Samarinda.
ABSTRAK
Pengertian nilai lahan atau land value, ialah pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada kemampuan
lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis. Sedangkan harga
lahan adalah penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk
satu satuan luas tertentu. Perbedaan harga lahan yang ada di pasaran Kota Samarinda saat inilah yang
melatarbelakangi penelitian ini, khususnya pada Kecamatan Palaran (kawasan khusus kota baru berbasis
industri) dan Kecamatan Samarinda Ilir (kawasan pusat kota Samarinda). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi harga lahan pasaran di wilayah studi dan bagaimana faktor-
faktor tersebut dalam pembentukan pemodelan harga lahan dan NJOP di kedua kecamatan yang memiliki
karakteristik yang berbeda ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif untuk
mengetahui karakteristik harga lahan berdasarkan variabel yang mempengaruhi harga lahan di wilayah studi
dengan menggunakan analisis crosstabs dan uji test chisquare pada crosstabs. Hasil analisis menunjukkan
bahwa diketahui variabel yang memiliki hubungan dengan harga lahan secara signifkan di Kecamatan
Samarinda Ilir adalah jenis guna lahan, status kepemilikan lahan, jarak ke pusat kota, kelas jalan, tipe
perkerasan jalan, dan jumlah rute angkutan umum yang lewat. Dan variabel yang memiliki hubungan dengan
harga lahan secara signifkan di Kecamatan Palaran adalah luas lahan, jenis guna lahan, status kepemilikan
lahan, jarak ke pusat kota, kelas jalan, tipe perkerasan jalan, dan jumlah rute angkutan umum yang lewat.
Kata kunci : harga lahan, NJOP, pemodelan harga lahan, Kota Samarinda.
PENDAHULUAN
Pengertian nilai lahan atau land value, ialah Nilai dan harga lahan mempunyai arti yang
pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada berbeda, tetapi keduanya mempunyai kaitan
kemampuan lahan secara ekonomis dalam yang erat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa harga
hubungannya dengan produktivitas dan strategi lahan ada karena nilai lahannya ada. Sehingga
ekonomis. Sedangkan harga lahan adalah harga lahan merupakan refleksi dari nilai
penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan lahan, dimana nilai lahan adalah perwujudan
harga nominal dalam satuan uang untuk satu dari kemampuan lahan sehubungan dengan
satuan luas tertentu pada pasaran lahan (Yunus, pemanfaatan dan penggunaan lahan (Sujarto,
2000 : 89). 1985 : 18).
Perkembangan kota Samarinda lebih banyak Harga lahan di Kecamatan Samarinda Ilir
berada di pusat kota, yaitu di kawasan tepian yang merupakan pusat CBD Kota Samarinda
mahakam. Dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat dari tahun-tahun
semakin meningkat maka penggunaan ruang di sebelumnya, apalagi dengan adanya rencana
pusat kota akan semakin terbatas. Untuk itu pembangunan jembatan Mahkota II. Pada tahun
dalam pengembangannya Kota Samarinda tidak 2000 akhir, harga lahan di pinggir jalan
lagi mengembangkan “kota lama” tetapi lebih ke harganya sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 300
arah pengembangan “kota-kota baru” dengan ribu per meter persegi. Saat ini harganya
pusat pengembangan baru yang terpisah berkali-kali lipat dari itu.
dengan “kota induk” (kota lama), dimana Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
pengembangan kota baru tersebut diarahkan mengetahui faktor-faktor apa yang
terjadi secara menyebar. mempengaruhi harga lahan pasaran di wilayah
Upaya pengembangan kutub-kutub pusat Kecamatan Palaran dan Kecamatan Samarinda
tersebut selain ditujukan untuk fungsi lokal, Ilir, Kota Samarinda dan bagaimana faktor-faktor
juga dimungkinkan untuk penggunaan fungsi tersebut dalam pembentukan pemodelan harga
regional. Pengembangan titik-titik kutub tersebut lahan di kedua kecamatan yang memiliki
terdiri dari lima bagian dengan fungsi yang karakteristik yang berbeda ini.
berbeda yaitu: (1) Samarinda Seberang sebagai Rumusan Masalah dalam penelitian ini; (1)
pusat pemerintahan kota dan pendidikan, (2) Bagaimana karakteristik harga lahan pasaran
Palaran sebagai kota baru (New Town) berbasis berdasarkan variabel yang mempengaruhi harga
industri, (3) Makroman (Samarinda Ilir) sebagai lahan di Kecamatan Palaran (sebagai kawasan
pusat kota pemerintahan Propinsi Kalimantan khusus Kota Baru berbasis industri) dan
Timur, (4) Lempake (Samarinda Utara) sebagai Kecamatan Samarinda Ilir (sebagai kawasan
kawasan pariwisata dan fungsi lindung, dan (5) pusat kota) Kota Samarinda? (2) Bagaimana
Samarinda Ilir sebagai Central Businnes District. perbandingan antara harga lahan yang ada di
Kecamatan Palaran adalah wilayah di Kota pasaran di Kecamatan Palaran (sebagai
Samarinda yang saat ini (pada tahun 2008) kawasan khusus Kota Baru berbasis industri) dan
sedang berkembang dengan banyaknya dilakukan Kecamatan Samarinda Ilir (sebagai pusat kota)
berbagai pembangunan sarana prasarana kota Kota Samarinda dengan NJOP yang berlaku? (3)
diantaranya adalah pembangunan pelabuhan Bagaimana pemodelan harga lahan pasaran dan
terpadu Palaran, Stadion Utama, dan Jembatan NJOP berdasarkan variabel yang mempengaruhi
Mahkota II. Di Kecamatan ini juga terdapat harga lahan di Kecamatan Palaran (sebagai
kawasan industri yang tentunya dapat memacu kawasan khusus Kota Baru berbasis industri) dan
perkembangan kota baik secara langsung Kecamatan Samarinda Ilir (sebagai pusat kota)
maupun tidak langsung. Dengan banyaknya Kota Samarinda?
pembangunan yang dilakukan maka akan
berpengaruh pada perubahan harga lahan yang METODE PENELITIAN
pasti akan terjadi. Perubahan harga lahan ini akan
Wilayah Studi
dibandingkan dengan Kecamatan Samarinda Kecamatan Palaran sebagai kawasan
Ilir yang merupakan pusat Kota Samarinda. Di berkembang memiliki luas wilayah sebesar
wilayah ini semua kegiatan berlangsung, baik 18.253 Ha dan terdiri dari 5 kelurahan, antara
untuk perkantoran maupun perdagangan. Harga lain: (1) Kelurahan Hanil Bhakti, (2) Kelurahan
lahan di kawasan ini tentunya juga lebih tinggi Simpang Pasir, (3) Kelurahan Rwa Makmur, (4)
daripada di wilayah lain. Kelurahan Bakuan), (5) Kelurahan Bantuas
Kecamatan Samarinda Ilir sebagai kawasan
(BPS, 2007).
pusat Kota Samarinda ini memiliki karakteristik Sedangkan Kecamatan Samarinda Ilir
yang unik dimana pada Kecamatan ini terdapat sebagai CBD Kota Samarinda memiliki luas
wilayah CBD dan pendukung CBD. Wilayah wilayah sebesar 8.970 Ha dan terdiri atas 13
yang termasuk CBD adalah Kelurahan Pasar kelurahan, antara lain: (1) Kelurahan Pulau Atas,
Pagi, Pelabuhan, Karang Mumus, Sungai Pinang (2) Kelurahan Sindang Sari, (3) Kelurahan
Luar, Sidomulyo,Sidodamai dan Sungai Dama Makroman, (4) Kelurahan Sambutan, (5)
sedangkan wilayah pendukung CBD adalah Kelurahan Sungai Kapih, (6) Kelurahan Selili,
Kelurahan Kelurahan Sambutan, Makroman, (7) Kelurahan Sungai Dama, (8) Kelurahan
Sindang Sari, Pulau Atas, Sungai Kapih, dan Sidodamai, (9) Kelurahan Sidomulyo, (10)
Selili dimana pada Kelurahan pendukung CBD Kelurahan Karang Mumus, (11) Kelurahan
juga terdapat pusat pemerintahan kota. (RTRW Pelabuhan, (12) Kelurahan Pasar Pagi, (13)
Kota Samarinda Tahun 2005) Kelurahan Sungai Pinang Luar (BPS, 2007).
Model penilaian harga lahan atau NJOP pada analisis crosstabs dengan nilai signifikansi
merupakan persamaan matematis (yang 0,542. Berdasarkan variabel luas lahan, nilai
umumnya menggunakan persamaan regresi) rata-rata harga lahan cenderung mengalami
yang menyatakan hubungan antara harga lahan peningkatan pada tiga kelas luas lahan pertama
dan karakteristik dari lahan. dari Rp 1.371.053/m2, menjadi Rp 1.966.832/m2,
Secara lebih khusus analisis regresi yang lalu Rp 3.010.000/m2 dan kemudian menurun
digunakan adalah regresi linear berganda lagi pada kelas luas lahan selanjutnya.
(Multiple Regression). Dalam anaIisis regresi Variabel harga lahan dan guna lahan
linear berganda ini setiap variabel bebas harus diketahui memiliki hubungan signifikan dengan
dilakukan pengujian terhadap signifikans cara menggunakan uji test chi square pada
pengaruhnya terhadap variabel tak bebasnya yaitu analisis crosstabs dengan nilai signifikansi 0,000.
dengan menganalisis t-hitung dari masing-masing Berdasarkan variabel jenis guna lahan, nilai
variabel dan F-hitung untuk melihat signifikansi rata-rata harga lahan tertinggi berada pada jenis
pengaruh variabel bebas secara bersama-sama guna lahan perkantoran (sebesar Rp
atau serentak. Persamaan regresi yang dibuat 5.000.000/m2) dan perdagangan (sebesar Rp
dapat dilihat pada rumus 2.1 yang terdapat 3.135.366/m2).
pada bab 2 halaman 14, dengan Variabel harga lahan dan status kepemilikan
pengaplikasian sebagai berikut: lahan diketahui memiliki hubungan signifikan
Y = a + b1x1+ b2X2 + b3X3+ b4X4 + dengan cara menggunakan uji test chi square
... + bnxn pada analisis crosstabs dengan nilai signifikansi
Dalam hal ini : 0,000. Berdasarkan variabel status kepemilikan
Y = harga lahan atau NJOP yang diestimasi lahan, nilai rata-rata harga lahan tertinggi
a = konstanta atau intercept terdapat pada lahan dengan hak guna bangunan
b = slope garis regresi (koefisien) (Rp 3.642.857/m2) kemudian disusul oleh lahan
X1- Xn = variabel yang mempengaruhi dengan status hak milik (Rp 2.348.072/m2) dan
harga lahan (variabel bebas) lahan yasan (Rp 433.333/m2).
Adanya jenis data yang bersifat kualitatif Variabel harga lahan dan jarak terhadap
dan kuantitatif maka untuk variabel dengan data pusat kota diketahui memiliki hubungan
kualitatif menggunakan peubah boneka (dummy signifikan dengan cara menggunakan uji test chi
variable). square pada analisis crosstabs dengan nilai
Secara lebih jelas tahapan pembentukan signifikansi 0,000. Berdasarkan variabel jarak
regresi linear berganda dengan dummy variable ke pusat kota, nilai rata-rata harga lahan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. tertinggi terdapat pada kelas jarak ke pusat
kota dengan radius 0,0127–1,0160 km (Rp
Kuantifikasi data Kualitatif
4.062.500/m2) dan semakin menjauh dari pusat
kota maka nilai rata-rata harga lahan akan
Pemilihan model regresi terbaik dengan stepwise
semakin menurun.
Variabel harga lahan dan jarak terhadap
Penetapan variabel penentu harga lahan
jalur angkutan umum diketahui tidak memiliki
hubungan signifikan dengan cara menggunakan
Uji koefisien secara serenta (uji F) dan secara uji test chi square pada analisis crosstabs
parsial (uji T)
dengan nilai signifikansi 0,990. Berdasarkan
variabel jarak ke jalur angkutan umum, rata-rata
Hitung R2 dan R2 adj
harga lahan terlihat menurun secara drastis dari
Gambar 1. Diagram Tahapan Pembentukan Rp 2.049.057/m2 ke Rp 773.529/m2 pada kelas
Pemodelan Regresi Linier Berganda jarak ke angkutan umum pertama ke kelas
kedua. Sedangkan dari kelas jarak ke jalur
HASIL DAN PEMBAHASAN angkutan umum ke dua ke kelas ketiga
Analisis Karakteristik Harga Lahan cenderung stabil.
Karakteristik harga lahan pasaran Variabel harga lahan dan kelas jalan
berdasarkan variabel pengaruh harga lahan di diketahui memiliki hubungan signifikan dengan
Kecamatan Samarinda Ilir dan Kecamatan cara menggunakan uji test chi square pada
Palaran adalah sebagai berikut: analisis crosstabs dengan nilai signifikansi
Kecamatan Samarinda Ilir 0,000. Berdasarkan variabel kelas jalan, nilai
Variabel harga lahan dan luas lahan rata-rata harga lahan tertinggi terdapat pada
diketahui tidak memiliki hubungan signifikan lahan dengan kelas jalan arteri primer (Rp
dengan cara menggunakan uji test chi square 3.571.429/m2) kemudian diikuti pada lahan
dengan kelas jalan kolektor primer, kolektor diketahui memiliki hubungan signifikan dengan
sekunder, gang, lokal dan arteri sekunder. cara menggunakan uji test chi square pada
Variabel harga lahan dan perkerasan jalan analisis crosstabs dengan nilai signifikansi 0,000.
diketahui memiliki hubungan signifikan dengan Berdasarkan variabel jarak ke jalur
cara menggunakan uji test chi square pada angkutan umum, terlihat bahwa rata-rata
analisis crosstabs dengan nilai signifikansi harga lahan menurun tipis dari Rp
0,017. Berdasarkan variabel tipe perkerasan 513.361/m2 ke Rp 490.000/m2 pada kelas
jalan, nilai rata-rata harga lahan pada jalan aspal pertama ke kelas kedua, kemudian menurun
lebih tinggi (1.816.298/m2) daripada lahan drastis dari kelas kedua ke kelas ketiga. Variabel
dengan jalan perkerasan atau makadam (Rp harga lahan dan jarak terhadap jalur angkutan
1.114.706/m2). umum diketahui tidak memiliki hubungan
Berdasarkan variabel tipe perkerasan jalan, signifikan dengan cara menggunakan uji test chi
nilai rata-rata harga lahan pada jalan aspal lebih square pada analisis crosstabs dengan nilai
tinggi (1.816.298/m2) daripada lahan dengan jalan signifikansi 0,321.
perkerasan atau makadam (Rp 1.114.706/m2). Berdasarkan variabel kelas jalan, nilai rata-
Berdasarkan variabel jumlah jalur angkutan rata harga lahan tertinggi terdapat pada lahan
umum, rata-rata harga lahan tertinggi terdapat dengan kelas jalan arteri sekunder (Rp
pada kelas yang dilewati lebih dari 3 jalur 750.000/m2) kemudian diikuti pada lahan dengan
angkutan (Rp 3.542.857/m2 dan kemudian pada kelas jalan kolektor primer, arteri primer,
kelas yang dilewati 2 jalur angkutan (Rp kolektor sekunder, dan lokal. Variabel harga
3.120.588/m2), dan pada kelas terdapat 1 jalur lahan dan kelas jalan diketahui memiliki
angkutan dan kelas tidak dilalui jalur angkutan. hubungan signifikan dengan cara menggunakan
Kecamatan Palaran uji test chi square pada analisis crosstabs dengan
Berdasarkan variabel luas lahan, semakin nilai signifikansi 0,000.
besar luasan yang dimiliki lahan suatu persil, Berdasarkan variabel tipe perkerasan jalan,
maka nilai rata-rata harga lahan cenderung nilai rata-rata arga lahan pada jalan dengan
mengalami penurunan kecuali pada lahan dengan perkerasan makadam (Rp 590.000/m2) lebih
jenis guna lahan industri. Variabel harga lahan tinggi daripada jalan dengn perkerasan asal (Rp
dan luas lahan diketahui memiliki hubungan 472. 016/m2). Variabel harga lahan dan
signifikan dengan cara menggunakan uji test chi perkerasan jalan diketahui memiliki hubungan
square pada analisis crosstabs dengan nilai signifikan dengan cara mengunakan uji test chi
signifikansi 0,000. square pada analisis crosstabs dengan nilai
Berdasarkan variabel jenis guna lahan, nilai signifikansi 0,017.
rata- rata harga lahan tertinggi berada pada kelas Berdasarkan variabel jumlah jalur angkutan
jenis guna lahan industri (Rp 1.500.000/m2), umum, nilai rata-rata harga lahan tertinggi
kemudian disusul oleh kelas jenis guna lahan terdapat pada kelas yang dilewati lebih dari 3
perdagangan, perumahan, dan perkebunan. jalur angkutan (Rp 740.000/m2). Variabel harga
Variabel harga lahan dan guna lahan diketahui lahan dan jumlah jalur angkutan umum diketahui
memiliki hubungan signifikan dengan cara memiliki hubungan signifikan dengan cara
menggunakan uji test chi square pada analisis menggunakan uji test chi square pada analisis
crosstabs dengan nilai signifikansi 0,007. crosstabs dengan nilai signifikansi 0,000.
Berdasarkan variabel status kepemilikan Perbandingan Antara Harga Lahan Pasaran
lahan, rata-rata harga lahan tertinggi terdapat dan NJOP
pada lahan dengan hak guna bangunan (Rp Perbandingan antara harga lahan yang ada
700.000/m2) kemudian disusul lahan dengan di pasaran dengan NJOP berdasarkan variabel
status hak milik dan lahan yasan. Variabel harga pengaruh harga lahan di Kecamatan Samarinda
lahan dan status kepemilikan lahan diketahui Ilir Kota Samarinda dan Kecamatan Palaran
memiliki hubungan signifikan dengan cara adalah sebagai berikut:
menggunakan uji test chi square pada analisis Kecamatan Samarinda Ilir
crosstabs dengan nilai signifikansi 0,006. Dari hasil perhitungan dengan
Berdasarkan variabel jarak ke pusat kota, menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
nilai rata-rata harga lahan tertinggi terdapat pada pearson chi square pada chi square test untuk
kelas pertama dengan jarak ke pusat kota berkisar hubungan antara rasio perbandingan antara harga
0,11-1,31 km (Rp 619.444/m2) dan semakin lahan pasaran dan NJOP dengan variabel luas
menjauh dari pusat kota, maka nilai rata-rata lahan adalah 0,000. Angka ini lebih kecil
harga lahan akan semakin menurun. Variabel daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang
harga lahan dan jarak terhadap pusat kota menunjukkan bahwa H0 ditolak atau terdapat
hubungan antara rasio perbandingan antara harga antara harga lahan pasaran dan NJOP dengan
lahan pasaran dan NJOP dengan variabel luas variabel jumlah jalur angkutan umum pada
lahan pada Kecamatan Samarinda Ilir. Kecamatan Samarinda Ilir.
Dari hasil perhitungan dengan SPSS 13, Kecamatan Palaran
nilai signifikansi pearson chi square pada chi Dari hasil perhitungan dengan
square test untuk hubungan antara rasio menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
perbandingan antara harga lahan pasaran dan pearson chi square pada chi square test untuk
NJOP dengan variabel jenis penggunaan lahan hubungan antara rasio perbandingan antara harga
adalah 0,000. Angka ini lebih kecil daripada nilai lahan pasaran dan NJOP dengan variabel luas
probabilitas yaitu 0,05 yang menunjukkan bahwa lahan adalah 0,957. Angka ini lebih besar
H0 ditolak atau terdapat hubungan antara rasio daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang
perbandingan antara harga lahan pasaran dan menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak
NJOP dengan variabel jenis penggunaan lahan terdapat hubungan antara rasio perbandingan
pada Kecamatan Samarinda Ilir. antara harga lahan pasaran dan NJOP dengan
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan variabel luas lahan pada Kecamatan Palaran.
SPSS 13, nilai signifikansi pearson chi square Dari hasil perhitungan dengan
pada chi square test untuk hubungan antara rasio menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
perbandingan antara harga lahan pasaran dan pearson chi square pada chi square test untuk
NJOP dengan variabel jarak jarak terhadap jalur hubungan antara rasio perbandingan antara harga
angkutan umum adalah 0,000. Angka ini lebih lahan pasaran dan NJOP dengan variabel jenis
kecil daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang penggunaan lahan adalah 0,387. Angka ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak atau terdapat lebih besar daripada nilai probabilitas yaitu 0,05,
hubungan antara rasio perbandingan antara yang menunjukkan bahwa H0 diterim atau tidak
harga lahan pasaran dan NJOP dengan variabel terdapat hubungan antara rasio perbandingan
jarak jarak terhadap jalur angkutan umum pada antara harga lahan pasaran dan NJOP dengan
Kecamatan Samarinda Ilir. variabel jenis penggunaan lahan pada
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Kecamatan Palaran.
SPSS 13, nilai signifikansi pearson chi square Dari hasil perhitungan dengan
pada chi square test untuk hubungan antara rasio menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
perbandingan antara harga lahan pasaran dan pearson chi square pada chi square test untuk
NJOP dengan variabel kelas jalan adalah 0,000. hubungan antara rasio perbandingan antara harga
Angka ini lebih kecil daripada nilai probabilitas lahan pasaran dan NJOP dengan variabel jenis
yaitu 0,05, yang menunjukkan bahwa H0 ditolak penggunaan lahan adalah 0,387. Angka ini
atau terdapat hubungan antara rasio lebih besar daripada nilai probabilitas yaitu 0,05,
perbandingan antara harga lahan pasaran dan yang menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak
NJOP dengan variabel kelas jalan pada terdapat hubungan antara rasio perbandingan
Kecamatan Samarinda Ilir. antara harga lahan pasaran dan NJOP dengan
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan variabel jenis penggunaan lahan pada
SPSS 13, nilai signifikansi pearson chi square Kecamatan Palaran.
pada chi square test untuk hubungan antara rasio Dari hasil perhitungan dengan
perbandingan antara harga lahan pasaran dan menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
NJOP dengan variabel perkerasan jalan adalah pearson chi square pada chi square test untuk
0,000. Angka ini lebih kecil daripada nilai hubungan antara rasio perbandingan antara harga
probabilitas yaitu 0,05, yang menunjukkan lahan pasaran dan NJOP dengan variabel jarak
bahwa H0 ditolak atau terdapat hubungan antara dari pusat kota adalah 0,850. Angka ini lebih
rasio perbandingan antara harga lahan pasaran besar daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang
dan NJOP dengan variabel perkerasan jalan pada menunjukkan bahwa H0 diterima atau tidak
Kecamatan Samarinda Ilir. terdapat hubungan antara rasio perbandingan
Berdasarkan hasil perhitungan dengan antara harga lahan pasaran dan NJOP dengan
menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi variabel jarak dari pusat kota pada Kecamatan
pearson chi square pada chi square test untuk Palaran.
hubungan antara rasio perbandingan antara harga Dari hasil perhitungan dengan
lahan pasaran dan NJOP dengan variabel jumlah menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
jalur angkutan umum adalah 0,000. Angka ini pearson chi square pada chi square test untuk
lebih kecil daripada nilai probabilitas yaitu hubungan antara rasio perbandingan antara
0,05, yang menunjukkan bahwa H0 ditolak atau harga lahan pasaran dan NJOP dengan variabel
terdapat hubungan antara rasio perbandingan jarak jarak terhadap jalur angkutan umum adalah
0,061. Angka ini lebih besar daripada nilai Y = Harga lahan (rupiah/m2) JPK =
probabilitas yaitu 0,05, yang menunjukkan Jarak terhadap pusat kota
bahwa H0 diterima atau tidak terdapat hubungan K1, K3, & K5 = Dummy variable
antara rasio perbandingan antara harga lahan kelas jalan
pasaran dan NJOP dengan variabel jarak jarak MK2 = Dummy variable jumlah
terhadap jalur angkutan umum pada Kecamatan rute angkutan umum yang lewat
Palaran. (b) Untuk kawasan pendukung CBD
Dari hasil perhitungan dengan Kecamatan Samarnda Ilir
menggunakan SPSS 13, nilai signifikansi
pearson chi square pada chi square test untuk Y = 2.112.848 + (-61.109) JPK +
hubungan antara rasio perbandingan antara (137.468) J2+ (808.704) J3 + (-
harga lahan pasaran dan NJOP dengan variabel 1.468.449) D1 + (-1.588.228) D2
kelas jalan adalah 0,000. Angka ini lebih kecil + (367.020) K1 + (163.607) K2 +
daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang (370.980) K3
menunjukkan bahwa H0 ditolak atau terdapat dimana
hubungan antara rasio perbandingan antara harga Y = Harga lahan (rupiah/m2) JPK =
lahan pasaran dan NJOP dengan variabel kelas Jarak terhadap pusat kota
jalan pada Kecamatan Palaran. J2 & J3 = Dummy variable jenis guna
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan lahan
SPSS 13, nilai signifikansi pearson chi square D1 & D2 = Dummy variable
pada chi square test untuk hubunga antara rasio status kepemilikan lahan
perbandingan antara harga lahan pasaran dan K1, K2, & K3 = Dummy variable
NJOP dengan variabel perkerasan jalan adalah kelas jalan
0,11. Angka ini lebih besar daripada nilai (2) Hasil Pemodelan NJOP dengan metode
probabilitas yaitu 0,05, yang menunjukkan analisis regresi linier berganda dummy
bahwa H0 diterima atau tidak terdapat hubungan variable dengan metode stepwise pada
antara rasio perbandingan antara harga lahan Kecamatan Samarinda Ilir adalah sebagai
pasaran dan NJOP dengan variabel perkerasan berikut :
jalan pada Kecamatan Palaran. (a) Untuk Kawasan CBD Kecamatan
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan Samarinda Ilir
SPSS 13, nilai signifikansi pearson chi square Y = 2.495.058 + (-1.728.842) JPK + (-
pada chi square test untuk hubungan antara rasio 1.134.281) K1 + (1.086.899) MK2
perbandingan antara harga lahan pasaran dan + (2.017.226) MK3
NJOP dengan variabel jumlah jalur angkutan dimana
umum adalah 0,027. Angka ini lebih kecil Y = NJOP (rupiah/m2)
daripada nilai probabilitas yaitu 0,05, yang JPK = Jarak terhadap pusat kota
menunjukkan bahwa H0 ditolak atau terdapat K1 = Dummy Variabel kelas jalan
hubungan antara rasio perbandingan antara harga MK2, MK3 = Dummy Variabel
lahan pasaran dan NJOP dengan variabel jumlah jumlah jalur angkutan umum
jalur angkutan umum pada Kecamatan Palaran. (b) Untuk kawasan pendukung CBD
Pemodelan harga Lahan dan NJOP Kecamatan Samarnda Ilir
Pemodelanharga lahan pasaran Kecamatan Y = 143.261 + (-11.210) JPK + 74.637
Samarinda Ilir Kota Samarinda dan Kecamatan K1 + ( -54.178) D2 + 60.179 MK2
Palaran Kota Samarinda dapat dilihat di bawah dimana
ini. Y = NJOP (rupiah/m2)
(1) Hasil pemodelan harga lahan dengan metode JPK = Jarak terhadap pusat kota
analisis regresi linier berganda dummy D2= Dummy variabel status
variable dengan metode stepwise pada kepemilikan lahan
Kecamatan Samarinda Ilir adalah sebagai K2 = Dummy variabel kelas jalan
berikut: MK2 = Dummy variabel jumlah jalur
(a) Untuk kawasan CBD Kecamatan angkutan umum
Samarinda Ilir (3) Hasil pemodelan harga lahan dengan
Y = 4.349.717 + (-2.040.275) JPK metode analisis regresi linier berganda
+ (909.066) K1 + (1.203.815) dummy variable dengan metode stepwise
K2 + (-624.747)K3 + (507.356) pada Kecamatan Palaran adalah sebagai
MK2 berikut:
dimana
harga lahannya tidak terlalu jauh. (3) Dari uji test MK2, MK3 = Dummy Variabel jumlah jalur
chi square pada analisis crostab, diketahui angkutan umum
variabel yang memiliki hubungan dengan nilai (b) Untuk kawasan pendukung CBD Kecamatan
rasio perbandingan harga lahan dan NJOP secara Samarinda Ilir
signifkan adalah kelas jalan, dan jumlah rute Y = 143.261 + (-11.210) JPK + 74.637 K1
angkutan umum yang lewat. Hal ini + (-54.178) D2 + 60.179 MK2
menunjukkan bahwa kondisi di Kecamatan dimana
Palaran, untuk besaran nilai rasio perbandingan Y = NJOP (rupiah/m2)
harga lahan dan NJOP ternyata dipengaruhi JPK = Jarak terhadap pusat kota
faktor aksesibilitas. D2 = Dummy variabel status kepemilikan
Pemodelan harga lahan pasaran Kecamatan lahan
Samarinda Ilir (sebagai kawasan CBD) Kota K2 = Dummy variabel kelas jalan
Samarinda dan Kecamatan Palaran (sebagai MK2 = Dummy variabel jumlah jalur angkutan
kawasan yang sedang berkembang) Kota umum
Samarinda dapat dilihat di bawah ini: (1) Hasil (3) Hasil pemodelan harga lahan dengan metode
pemodelan harga lahan dengan metode analisis analisis regresi linier berganda dummy variable
regresi linier berganda dummy variable dengan dengan metode stepwise pada Kecamatan
metode stepwise pada Kecamatan Samarinda Ilir Palaran adalah sebagai berikut:
adalah sebagai berikut : Y = 242.137 + (-72.439)JPK + (373.041)J1 +
(a) Untuk kawasan CBD Kecamatan Samarinda (312.013)J2 + (1.486.409)J3 + (63.753)D1 +
Ilir (204.777)K1 + (204.760)K2 + (81.516)K3 +
Y=4.349.717 + (-2.040.275) JPK + (909.066) K1 (54.364)K4
+ (1.203.815) K2 + (-624.747) K3 + dimana
(507.356) MK2 Y = Harga lahan pasaran (rupiah/m2) JPK =
dimana Jarak terhadap pusat kota
Y = Harga lahan (rupiah/m2) JPK = Jarak J1, J2, & J3= Dummy Variabel jenis guna lahan
terhadap pusat kota D1 = Dummy Variabel status kepemilikan lahan
K1, K3, & K5 = Dummy Variabel kelas jalan K1, K2, K3, & K4= Dummy Variabel kelas jalan
MK2 = Dummy Variabel jumlah rute angkutan (4) Hasil pemodelan NJOP dengan metode
umum yang lewat analisis regresi linier berganda dummy variable
(b) Untuk kawasan pendukung CBD Kecamatan dengan metode stepwise pada Kecamatan Palaran
Samarinda Hilir adalah sebagai berikut:
Y = 2.112.848 + (-61.109) JPK + (137.468) J2+ Y = 96.058 + (-10.866) JPK + (-26.345) D2
(808.704) J3 + (-1.468.449) D1 + (- + (55.023) K1 + (37.507) K2 + (-22.146) J2
1.588.228) D2 + (367.020) K1 + (163.607) dimana
K2 + (370.980) K3 Y = NJOP (rupiah/m2)
dimana JPK = Jarak terhadap pusat kota
Y = Harga lahan (rupiah/m2) JPK = Jarak J2 = Dummy Variabel jenis guna lahan
terhadap pusat kota (perumahan)
J2 & J3 = Dummy variabel jenis guna lahan D2 = Dummy Variabel status kepemilikan
D1&D2= Dummy variabel status kepemilikan lahan (lahan yasan)
lahan K1 & K2 = Dummy Variabel kelas jalan
K1, K2, & K3 = Dummy variabel kelas jalan (arteri primer dan arteri sekunder)
(2) Hasil pemodelan NJOP dengan metode Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan
analisis regresi linier berganda dummy variable dari studi ini, maka dapat diberikan rekomendasi
dengan metode stepwise pada Kecamatan sebagai berikut: (1) Untuk arahan
Samarinda Ilir adalah sebagai berikut: pengembangan Kota Samarinda selanjutnya,
(a) Untuk kawasan CBD Kecamatan Samarinda sebaiknya pemerintah secara perlahan-lahan
Hilir memindahkan konsentrasi kegiatan kota yang
Y = 2.495.058 + (-1.728.842) JPK + terpusat di Kecamatan Samarinda Ilir ke
(1.134.281) K1+ (1.086.899) MK2 + wilayah kecamatan lain seperti Kecamatan
(2.017.226) MK3 Palaran agar aktifitas kegiatan kota bisa merata
dimana dan harga lahan pasaran di Kota Samarinda
Y = NJOP (rupiah/m2) tidak timpang antara wilayah satu dengan
JPK = Jarak terhadap pusat kota wilayah lainnya, (2) Pemerataan aksesibilitas
K1 = Dummy Variabel kelas jalan (ketersediaan angkutan umum) sebaiknya
dilakukan di Kecamatan Palaran untuk
menarik aktifitas masyarakat dari Kecamatan Anonim. 2007. Kecamatan Palaran Dalam
Samarinda Ilir, (3) Dalam penentuan harga lahan Angka Tahun 2007. Samarinda: Badan
pasaran, baik bagi pemerintah maupun Pusat Statistik Kota Samarinda
masyarakat, sebaiknya memperhatikan beberapa Hines, WW. dan Montgomery, D.C.
variabel yang mempengaruhi harga lahan secara 1990. Probabilita dan Statistik dalam
signifikan seperti pada pemodelan harga lahan Ilmu Rekayasa dan Manajemen. Edisi
yang telah terbentuk, (4) Sebagai dasar Kedua. Alih Bahasa: Rudiansyah. Jakarta:
pertimbangan dalam penentuan UI Press.
NJOP bagi masyarakat, sebaiknya pihak Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota.
Kantor PBB benar-benar menggunakan harga Yogyakarta. Pustaka Pelajar
lahan yang sebenarnya dalam analisis penentuan
NIR bukan harga lahan yang telah dimodifikasi
SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan
dari studi ini, maka dapat diberikan saran sebagai
berikut: (1) Untuk instansi Kantor Pelayanan
PBB Kota Samarinda, hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan masukan dalam proses
penetapan Nilai Indikasi Rata-rata untuk
menentukan NJOP Kota Samarinda kedepannya,
(2) Untuk Badan Pemerintah Kota Samarinda,
hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menyusun arahan
pengembangan Kota Samarinda, khususnya
terkait rencana peruntukan guna lahan Kota
Samarinda, (3) Untuk penelitian selanjutnya,
karena penelitian ini menggunakan sampel
dengan harga pasaran lahan di Kecamatan
Samarinda Ilir dan Palaran Kota Samarinda,
sehingga pemodelan yang dihasilkan tidak dapat
digunakan pada wilayah lain, (4) Variabel tidak
terukur (aspek psikologis berdasarkan persepsi
masyarakat) seperti kenyamanan,
keamanan,keindahan lingkungan tidak dibahas
dalam penelitian ini, sehingga sebaiknya pada
penelitian selanjutnya varianel tidak terukur tadi
dapat dijadikan salah satu variabel yang diujikan
untuk membentuk pemodelan harga pasaran
lahan, (5) Pada penelitian ini, variabel jarak
terhadap fasilitas umum (pendidikan dan
kesehatan) tidak diujikan sebagai salah satu
variabel dalam pemodelan. Sebaiknya dalam
penelitiaselanjutnya,peneliti mempertimbangkan
untuk memasukkan variabel jarak terhadap
fasilitas umum (pendidikan dan kesehatan) dalam
penelitiannya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. RTRW Kota Samarinda Tahun
2005–2014. Samarinda: Bapeko Kota
Samarinda.
Anonim. 2007. Kecamatan Samarinda Ilir
Dalam Angka Tahun 2007. Samarinda:
Badan Pusat Statistik Kota Samarinda.