Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Cendikia Muda

Volume 1, Nomor 1, Maret 2021


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN FISIOTERAPI DADA DALAM MENGATASI


BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA ANAK
PNEUMONIA USIA TODDLER (3-6 TAHUN)

THE IMPLEMENTATION OF CHEST PHYSIOTHERAPY IN RESOLVE


THE INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE IN TODDLER
(3-6 YEARS) WITH PNEUMONIA

Naufa Alya Syafiati1, Immawati2, Sri Nurhayati3


1,2,3
Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
Email : alya.syafia28@gmail.com

ABSTRAK

Pneumonia adalah penyakit yang menyerang alveoli (kantung berisi udara di paru-paru) dengan gejala batuk
disertai dengan nafas cepat dan dangkal. Secara nasional angka kejadian pneumonia menurut Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 sebanyak 2% persen dari total jumlah balita anak di Indonesia pneumonia.
Tujuan : Penerapan ini adalah untuk mengetahui penerapan fisioterapi dada terhadap bersihan jalan nafas pada
pasien pneumonia anak. Metode : Desain penerapan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus
dengan subyek yang digunakan 1 orang pasien pneumonia. Analisa data yang dilakukan menggunakan analisis
deskriptif. Hasil : Penerapan setelah dilakukan penerapan fisioterapi dada selama tiga hari menunjukan adanya
perubahan penurunan frekuensi pernafasan, retraksi dinding dada dan penurunan suara nafas tambahan.
Kesimpulan : teknik fisioterapi dada mampu meningkatan kefektifan bersihan jalan nafas terhadap pasien
pneumonia. Saran : Diharapkan pasien pneumonia dapat melakukan tindakan mandiri ini yaitu fisioterapi dada
untuk mengurangi batuk serta sesak nafas, untuk keluarga selalu menjaga pola hidup sehat. Kata kunci :
Penerapan fisioterapi dada, penyakit pneumonia

ABSTRACT

Pneumonia is a disease that attacks the alveoli (air-filled sacs in the lungs) with cough symptoms accompanied
by rapid and shallow breathing. Nationally, the incidence of pneumonia according to Basic Health Research
(Riskesdas) in 2018 was 2% percent of the total number of children under five in Indonesia with pneumonia. the
purpose: This application is to determine the application of chest physiotherapy to airway clearance in pediatric
pneumonia patients. Methods: The design of the application of this scientific paper used a case study design
with (one) 1 pneumonia patient as the subject. Data analysis was performed using descriptive analysis. Results:
The application after the application of chest physiotherapy for three days showed a decrease in respiratory
frequency, chest wall retraction and a decrease in additional breath sounds. Conclusion: chest physiotherapy
technique can improve The Innective Airway Clearence in pneumonia patients. Suggestion: It is hoped that
pneumonia patients can take this independent action, namely chest physiotherapy to reduce coughs and dipsneau
, for the family to always maintain a healthy lifestyle.

Keywords : Application of chest physiotherapy, pneumonia


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 103


terjadi bersihan jalan nafas tidak efektif
yang disebabkan karena adanya proses
PENDAHULUAN
inflamasi pada paru atau perenkim paru.2
Pneumonia adalah penyakit yang
Penatalaksanaan keperawatan bersihan
menyerang alveoli (kantung berisi udara di
jalan nafas dapat dilakukan dengan inhalasi
paru-paru). Umumnya ada tiga jenis
sederhana dan fisioterapi dada.2 Fisioterapi
penyebab pneumonia yaitu bakteri, jamur,
dada adalah kumpulan teknik atau tindakan
dan virus. Penyakit pneumonia ini
pengeluaran sputum yang dilakukan baik
membuat kantung udara di paru-paru terisi
secara mandiri atau kombinasi agar tidak
oleh nanah, sehingga terjadi gangguan
terjadi penumpukan sputum yang
pernafasan. Pneumonia merupakan
mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas
penyebab tertinggi kematian pada anak di
dan komplikasi penyakit lain.2 Fisioterapi
seluruh dunia sehingga dikategorikan
dada terdiri dari turning, postural drainage,
berbahaya. Kematian balita disebabkan
perkusi dada, vibrasi dada, latihan tarik
oleh pneumonia dan diperkirakan telah
nafas dalam, dan batuk efektif. Fisoterapi
membunuh 1,4 juta balita setiap tahunnya.1
dada ini dapat dilakukan pada bayi, anak-
Data dari Riset Kesehatan Dasar pada anak, dan dewasa terutama pada klien yang
tahun 2018 sebanyak 2% persen dari total mengalami kesulitan untuk mengeluarkan
jumlah balita anak di Indonesia pneumonia. sekret dari paru-paru. Tindakan fisioterapi
Pada tahun 2015 dilaporkan jumlah anak dada ini efektif dalam membantu pasien
yang menderita pneumonia di Indonesia mengurangi tanda dan gejala bersihan jalan
mencapai 554.650 anak. Saat ini Indonesia nafas yang tidak efektif dimana tanda dan
menduduki peringkat 10 dunia dalam kasus gejala ini dapat dilihat dari keluarnya
kematian balita akibat pneumonia. Akan sekret atau sekret yang mengental pada
tetapi persentase kematian balita akibat saluran pernafasan, perubahan frekuensi
pneumonia naik dari 1,6% pada tahun 2013 nafas sebelum dan sesudah diberikan
menjadi 2% dari populasi balita yang ada tindakan fisioterapi dada klien sudah tidak
di Indonesia pada 2018.1 tampak bernafas berat.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis


Anak dengan pneumonia dapat ditemukan
mengambil judul “Penerapan Fisioterapi
tanda seperti peningkatan suhu yang
Dada Dalam Meningkatkan Bersihan Jalan
mendadak dan kemungkinan disertai
Nafas Tidak Efektif Pada Anak Pneumonia
dengan kejang, anak gelisah, sesak,
sianosis, pernafasan cuping hidung, Usia Toddler (3-6 Tahun)”. Supaya mampu
kadang-kadang disertai dengan muntah dan mengatasi bersihan jalan nafas yang tidak
diare serta awalnya batuk kering menjadi efektif.
batuk produktif. Pemeriksaan fisik Tujuan umum penerapan ini adalah
khususnya suara nafas ditemukan adanya menggambarkan penerapan fisioterapi dada
suara vesikuler dan melemah, adanya ronki untuk mengatasi bersihan jalan nafas tidak
basah, halus, dan nyaring. Sehingga dapat

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 104


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

efektif pada pasien anak yang menderita Diagnosa Medis KDS disertai ISPA dan
pneumonia. pneumonia
Tanggal 2 juni 2020
METODE
Pengkajian
Desain penerapan yang digunakan adalah Riwayat Masuk ibu mengatakan anaknya
RS kejang 1 x ≤ 1 menit
study kasus. Subyek yang digunakan dalam sewaktu dirumah, tadi pagi
penerapan ini adalah 1 pasien yang kejang disertai demam
didiagnosa mengalami penyakit pneumonia hilang timbul, anak juga
dengan masalah ketidakefektifan bersihan muntah 1 x. Anak juga
mengalami batuk sejak 6
jalan. Instrument yang digunakan dalam hari yang lalu. Saat ini ibu
pengumpulan data adalah dengan lembar mengatakan anaknya
observasi bersihan jalan napas dan lembar masih batuk dan sesak
asuhan keperawatan. nafas dan keluar ingus dari
hidungnya.
HASIL Keadaan Umum Compos Metis
TTV :
Gambaran karakteristik pasien serta
Nadi 150 x/menit
datadata yang ditetapkan pada saat RR 34 x/menit
pengkajian sesuai dengan tahap rencana Suhu 38,5oC
keperawatan adalah sebagai berikut. SPO2 96%
Riwayat kesehatan sebelumnya : An. AMR Ronchi ++/-
Retraksi dinding ±
usia 2,8 tahun dirawat diruang anak dengan
dada
diagnosa medis KDS disertai ISPA dan
Terapi Ampicillin 250mg/8jam,
Pneumonia. Hasil wawancara didapatkan Ceftazidin 250mg/8jam,
ibu mengatakan anaknya kejang 1 x ≤ 1 Dexamezone 1.5mg/8jam,
menit sewaktu di rumah, tadi pagi kejang Paracetamol 8mg/6jam
disertai demam hilang timbul, anak juga
muntah 1 x. Anak juga mengalami batuk
sejak 6 hari yang lalu. Saat ini ibu
Adapun hasil pengkajian didapatkan bawah
mengatakan anaknya masih batuk dan
pasien An. AMR berjenis kelamin
sesak nafas dan keluar ingus dari
perempuan usia 2,8 tahun di diagnosa
hidungnya. Klien telah mendapat terapi
pneumonia dan mengalami masalah
obat Ampicillin 250mg/8jam, Ceftazidin
keperawatan bersihan jalan nafas tidak
250mg/8jam, Dexamezone 1.5mg/8jam,
efektif. Dari masalah tersebut penulis akan
Paracetamol
melakukan tindakan fisioterapi dada untuk
8mg/6jam
membantu membersihkan dan mencegah
Tabel 1 Gambaran Subyek Penerapan penumpukan sekret. Sedangkan setelah
dilakukan penerapan fisioterapi dada klien
Identitas Klien menunjukan adanya bersihan jalan nafas
Nama An. AMR seperti penurunan frekuensi nafas, retraksi
Usia 2,8 tahun dinding dada menjadi tidak ada, penurunan
Jenis Kelamin Perempuan
suara nafas tambahan dan terjadi
Agama Islam
peningkatan SPO2.
Alamat Metro Pusat

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 105


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

ditandai dengan adanya sesak nafas berat


dan harus dirawat dan diberikan antibiotik.
Sehingga tindakan yang akan dilakukan
yaitu fisioterapi dada dapat meningkatan
efisiensi pola nafas dan bersihan jalan
nafas.4
Tabel 2 Gambaran sebelum dan
sesudah dilakukan penerapan Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan
fisioterapi dada dimana paru atau trachea terbebas dari
penumpukan sekret baik sepenuhnya atau
Penila Karakteristik sesak nafas sebagian dimana frekuensi nafas dalam
ian
batas normal <40 x/menit tidak ada
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
pernafasan cuping hidung, dan tidak ada
Pre Post Pre Post Pre Post
retaksi intercostals.5 Sedamgkan Bersihan
RR 34 32 32 28 26 24
x/m x/m x/m x/m x/m x/m jalan nafas tidak efektif adalah
SPO2 96% 96% 97% 97% 98% 98% ketidakmampuan membersihkan sekret
Ronc ++/- ++/- ++/- ++/- +/- +/- atau obstruksi jalan nafas untuk
hi mempertahankan jalan nafas yang paten.6
Retra + + + + + ±
ksi Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian
dada
tindakan keperawatan yang terdiri atas
Suhu 38,5 38,5 38,5 38,5 38,5 38,5
perkusi, vibrasi, dan drainase postural.
oC oC oC oC oC oC
Tujuan fisioterapi ini untuk meningkatan
efisiensi pola nafas dan bersihan jalan
PEMBAHASAN nafas.7 Jenis-jenis fisioterapi dada yang
dapat dilakukan sebagai berikut : a) Perkusi
Pneumonia adalah peradangan paru yang atau kadang disebut Clapping, adalah
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi teknik massage tapotement yang digunakan
seperti bakteri, virus, jamur, dan benda pada terapi fisik fisipterapi pulmoner untuk
asing.3 Gejala yang timbul ditandai dengan menepuk dinding dada dengan tangan
panas yang tinggi, gelisah, dispnea, nafas ditelungkupkan untuk menggerakkan
cepat dan dangkal, muntah, diare, serta sekresi paru. b) Vibrasi adalah gerakan
batuk kering dan produktif.2 Hasil Sesuai getaran yang dilakukan dengan
dengan teori dan penerapan diatas dapat menggunakan ujung jari-jari atau seluruh
disimpulkan bahwa klien menderita permukaan telapak tangan, dengan gerakan
pneumonia dan mengalami getaran tangan secara halus dan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. gerakannya sedapat mungkin ditimbulkan
Tanda gejala yang muncul yaitu frekuensi pada pergelangan tangan yang diakibatkan
nafas meningkat, terdapat suara nafas oleh kontraksi otot-otot lengan atas dan
tambahan, dan terdapat retraksi dinding bawah. c) Drainase postural adalah
dada, suhu 38,5oC. Klien dikategorikan memposisikan pasien untuk mendapatkan
dalam pneumonia berat, hal ini sesuai gravitasi maksimal yang akan
dengan pendapat Raharjo, Supriyanto, mempermudahkan dalam pengeluaran
Setyanto (2018) yaitu pneumonia berat sekret dengan tujuan untuk mengeluarkan

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 106


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

cairan atau mukus yang berlebihan di mempengaruhi secara signifikan terhadap


dalam bronkus yang tidak dapat cuping hidung dan
dikeluarkan oleh silia normal dan batuk.8 retraksi intrakostal.5
Fisioterapi dada ini dilakukan pada anak Hasil penelitian dengan mengambil sample
setiap 8-12 jam, bergantung dengan kondisi sebanyak 8 partisipan menggunakan
kebutuhan anak. Waktu yang tepat untuk metode pretest-posttest mendapatkan hasil
dilakukan fisioterapi dada ini adalah setiap bahwa tindakan fisioterapi dada yang
pagi hari yaitu sebelum atau 45 menit diberikan pada kasus bronchopneumina ini
setelah sarapan pagi dan pada malam hari berupa chest therapy dan infra red
menjelang tidur.4 mendapatkan hasil perubahan yang
signifikan untuk penurunan frekuensi
Berdasarkan dari hasil diatas dapat pernafasan per menit dan diikuti penurunan
disimpulkan bahwa fisioterapi dada dapat yang signifikan untuk nilai skala Borg.
meningkatan efisiensi pola nafas dan Sehingga penerapan fisioterapi dada efektif
bersihan jalan nafas ditandai dengan dalam meningkatkan bersihan jalan nafas.8
frekuensi nafas meningkat, terdapat suara
nafas tambahan, dan terdapat retraksi KESIMPULAN
dinding dada, suhu 38,5oC sebelum
dilakukan penerapan fisioterapi dada. Setelah fisioterapi dada dilakukan untuk
Sedangkan setelah dilakukan penerapan mengatasi bersihan jalan nafas
fisioterapi dada klien menunjukan menunjukkan hasil perubahan penurunan
penurunan frekuensi nafas, retraksi frekuensi nafas, retraksi dinding dada
dinding dada menjadi tidak ada, suara menjadi tidak ada, dan suara nafas
nafas tambahan berkurang, SPO2 tambahan berkurang, SPO2 mengalami
meningkat dan suhu tubuh 38,5oC. peningkatan, suhu tubuh 38,5 oC.

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil


kesimpulan bahwa terdapat 17 sample DAFTAR PUSTAKA
yang diambil. Hasil peneliti didapatkan
1. DEPKES RI (Departemen Kesehatan
perbedaan frekuensi nafas sebelum dan
sesudah dilakukan fisioterapi dada pada Republik Indonesia). 2018. Prevelensi
anak yang mengalami kebersihan jalan Penyakit paru pneumonia di Indonesia
nafas. Dimana dapat diketahui dari hasil 2. Hidayat, A.A.A. (2011). Pengantar
penelitian dengan hasil perhitungan p = Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :
0,00 (p=<0,05), hal ini berarti bahwa Salemba Medika.
fisioterapi dada dapat membantu 3. Ngastiyah. (2015). Asuhan
perbaikan frekuensi nafas pada anak yang Keperawatan Penyakit Dalam Edisi 1.
mengalami gangguan jalan nafas. Jakarta. EGC.
Sedangkan, untuk uji beda proporsi 4. Raharjoe, N.N., Supriyanto, B &
(pernafasan cuping hidung, dan retraksi Setyanto, B.D, (2018) Buku Ajar
interkostal) tidak terdapat perbedaan Respirologi Pernafasan Edisi 1.
antara sebelum dan sesudah fisioterapi Salemba Medika : Jakarta.
dada dengan hasil perhitungan p = 0,225, 5. Maidartati. (2014). Pengaruh
artinya fisioterapi dada tidak Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan
Jalan Nafas Pada Anak Usia 1-5

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 107


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 1, Maret 2021

Tahun yang Mengalami Gangguan


Bersihan Jalan Napas di Puskesmas
Moch, Ramadhan Bandung.
FIK
Universitas BSI.
6. Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(PPNI). (2017). Standart Diagnosa
Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
7. Mubarak W.I., Lilis I., & Joko S.
(2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Salemba Medika : Jakarta.
8. Amin, A.A., Kuswardani., & Welly S.
(2018). Pengaruh Chest Therapy dan
Infra Red Pada Bronchopneumonia.
Akademi Fisioterapi Widya Husada
Semarang.

Syafiati, Penerapan Fisioterapi 108

Anda mungkin juga menyukai