Translokasi Pada Tumbuhan
Translokasi Pada Tumbuhan
Translokasi Pada Tumbuhan
Translokasi
Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.
Maka translokasi ini adalah pengangkutan hasil fotosintesis keseluruh bagian tumbuhan melalui floem&
merupakan transportasi simplas karena floem merupakan sel hidup.
Translokasi meliputi gerakan berbagai materi dalam sistem tumbuhan termasuk gas-gas, air,
mineral,karbohidrat terlarut dan hormon.
Seperti halnya pembuluh tapis atau floem yang merupakan jaringan pengangkut pada tumbuhanberpem
buluh (Tracheophyta)
yang berfungsi dalam transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa,dan berbagai metabolit lainn
ya dari daun menuju bagian-
bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar,bunga, buah, biji, dan umbi. Proses transpor ini disebut s
ebagai translokasi.
Contoh proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan (translokasi) melalui pengangkutan hasil
fotosintesis :
Struktur floem :
Senyawa karbon hasil fotosintesis di daun di distribusikan keseluruh bagian tanaman melalui jaringanpe
mbuluh khusus yang disebut floem. Proses ini disebut translokasi fotosintat.
Jika pergerakan air dan hara via pembuluh xilem dipicu oleh tekanan negatif (tegangan) sepanjanglintasa
n, translokasi via floem dipicu oleh tekanan hidrostatik positif. Senyawa organik sepertigula, asam amino
, beberapa hormon dan bahkan mRNA di transport dalam floem melalui tabungtapis. Senyawa utama ya
ng di translokasikan dalam floem adalah sukrosa.
Floem :
Xilem :
} Pergerakannya searah
Transport
air dan hara terutama berlangsung via xilem, dari akar ke daun (tajuk), sedangkan transportfotosintat ter
jadi dalam pembuluh floem, buktinya yaitu :
Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis (translokasi) pada floem antara lain sebagai berikut :
1.Temperatur
2. Cahaya
3. Gradien konsentrasi
4. Hormon
Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan. Translokasi ini
membahas yang terjadi pada Floem.
Mekanisme dan Pola Translokasi
Sejak lama para ahli fisiologi tumbuhan bermaksud mengukur langsung translokasi dalam system pengangkutan
dengan cara mengikuti pergerakan bahan bertanda. Mula – mula menggunakan zat warna : fluoresein bergerak
dengan mudah dalam sel floem dan masih digunakan sebagai perunut yang efektif. Virus dan herbisida juga pernah
digunakan. Penggunakan fosfor, belerang, klorin, kalsium, stronsium, rubidium, kalium, hydrogen dalam kajian ini,
namun hingga saat ini nuklida radioaktif yang paling penting.
Perunut radioaktif bisa dilacak perjalannya dengan pelacak radiasi yang disentuhkan pada batang atau bagian lain
dari tumbuhan. Metode lainnya adalah autoradiografi. Tumbuhan diletakkan bersinggungan dengan sehelai film sinar
– X selama beberapa hari hingga bulan. Kemudian,film tersebut dikembangkan dan ditemui letak radioaktivitasnya
pada tanaman tersebut.
Model E. Munch di Jerman pada tahun 1926 adalah model pengangkutan floem yang dianut sampai sekarang.
Konsepnya yaitu model aliran – tekanan. Menggunakan dua osmometer. Osmometer yang dilakukan di laboratorium
direndam dalam larutan. Osmometer pertama berisi larutan yang lebih pekat daripada larutan sekitar, osmometer
kedua berisi larutan kurang pekat dari osmometer pertama dan harus lebih pekat dari medium sekelilingnya.
Osmometer pertama dialokasikan dengan daun (sebagai sumber); sedangkan osmometer kedua dialokasikan dengan
organ-organ penerima (sebagai limbung, misal buah, jaringan meristem, dan akar). Perbedaan antara model
osmometer dengan pengangkutan floem yang sesungguhnya terletak pada sumber dan lingbungnya. Pada daun,
bahan terlarut yang telah terangkut segera ditambahkan kembali dari hasil fotosintesis (phloem loading); dan bahan
terlarut yang telah sampai ke limbung akan dikeluarkan dari pembuluh floem (phloem unloading). Dimanfaatkan
untuk pertumbuhan atau ditimbun di organ penampung, misalnya dalam bentuk pati atau lemak. Larutan perendam
pada osmometer setara dengan bagian apoplas tanaman, yakni dinding sel dan pembuluh xylem.
Material Translokasi
Fungsi floem adalah sebagai jaringan translokasi bahan organik yang terutama berisi karbohidrat. Crafts dan Lorenz
(1994) mendapatkan persentase nitrogen (dalam bentuk protein) sebesar 45%. Sebenarnya gula yang menjadi
linarut terbesar yang ditranslokasikan dalam cairan floem. Diantara gula ini, sukrosa yang paling banyak jumlahnya.
Gula lain seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa, stakiosa, dan fruktosa juga ada pada gula alcohol: manitol,
sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol.
Tingkat Pergerakan
Diestimasi dengan cara menghitung penambahan berat organ tersebut selama kurun waktu tertentu untuk
mengetahui laju pengangkutan melalui pembuluh floem ke suatu organ. Kemudian diukur luas penampang melintang
dari pembuluh floem. Berdasarkan data tersebut dapat dihitung laju transfer massa (mass transfer rate). Laju
perpindahan masa merupakan jumlah bahan yang melintasi suatu irisan melintang tabung taapis per satuan waktu.
Dikemukakan oleh Alden S. Crafts dan O.Lorenz (dari University of California di Davis) berasumsi bahwa bahan kering
yang diangkut melalui floem mempunyai gravitas spesifik (atau kepadatan) sebesar 1,5 g.cm-3.Nilai ini jika dibagi
dengan laju transfer massa akan diperoleh velositas sebesar 110 mm.jam-1. Tentu saja, bahan yang diangkut dalam
pembuluh floem tidak dalam bentuk kering, tetapi terlarut didalam air. Dengan demikian velositas sesungguhnya
adalah lebih cepat. Potensi osmotik larutan floem yang umum terukur adalah antara -2 Mpa sampai -3 Mpa, yang
setara dengan 20% sampai 30% larutan sukrosa (Sukrosa merupakan bahan terlarut yang dominan pada larutan
floem. Berdasarkan nilai ini, maka volaritas pengangkutan pada pembuluh floem adalah antara 363 sampai 550
mm.jam-1.
Dengan teknik yang lebih maju, pengukuran velositas dapat dilakukan dengan isotop11C dalam bentuk CO2 yang
diberikan pada daun. Isotop ini akan terkandung dalam fotosintat yang akan diangkut melalui pembuluh floem. Pada
2 atau lebih posisi pada batang ditempatkan pendeteksi radiasi dengan jarak yang telah ditetapkan.
Phloem Loading dan Unloading
Proses peningkatan konsentrasi gula pada sel-sel floem yang berada dekat dengan sel-sel fotosintetik pada daun
disebut proses pengisian floem (phloem loading). Berdasarkan pengukuran pada berbagai spesies, terlihat bahwa
potensi osmotik sel-sel mesofil (sekitar -0,8 MPa sampai -1,8 MPa) lebih tinggi dibanding pada pembuluh floem
(antara -2,0 MPa sampai -3,0 MPa). Karena bahan terlarut (sukrosa) pada pembuluh floem lebih tinggi dibanding
pada sel-sel mesofil.
Serapan sukrosa oleh sel peneman floem ini yang dikarenakan oleh sel peneman ini lebih besar dan lebih aktif
dibandingkan sel-sel lain pada jaringan floem dan juga adanya penumbuhan ke dalam (ingrowth) yang menyebabkan
luas permukaan membran sel ini menjadi 3 kali lebih luas. Menyebabkan potensi osmotic sitoplasma sel ini menjadi
turun (lebih negatif) dan ini akan merangsang air untuk masuksecara osmosis kedalam sel ini dari sel-sel mesofil
disekitarnya. Sebagai akibatnya tekanan internal pada sel peneman akan meningkat dan mengakibatkan sukrosa
bergerak masuk ke pembuluh floem secara simplastik melalui plasmodesmata. Masuknya larutan yang mengandung
sukrosa ke pembuluh floem dari sel-sel peneman ini yang mengakibatkan tekanan internal pada pembuluh floem
pada daun lebih tinggi, yang kemudian menjadi faktor pendorong dari aliran larutan floem, berarti pengangkutan
senyawa-senyawa yang terlarut didalamnya.
Proses pengisian floem ini bersifat selektif. Jenis material yang di translokasi seperti gula rafinosa : glukosa, rafinosa,
dan stakiosa juga ada pada gula alcohol: manitol, sorbitol, galaktitol, serta mio-inositol. Fruktosa jarang diangkut
kedalam pembuluh floem. Demikian juga dengan asam amino dan mineral.sifat selektif ini memperkuat argumentasi
bahwa senyawa – senyawa yang akan dimuat kedalam pembuluh floem diserap dari apoplas oleh sel – sel peneman
floem. Sifat selektif ini berkaitan dengan peranan senyawa pembawa pada membran, yang menyangkut pada
senyawa – senyawa tertentu.
Kompetisi antara organ atau jaringan limbung ditentukan oleh laju pengeluaran bahan dari pembuluh floem (phloem
unloading). Limbung yang dapat memanfaatkan hasil terlarut (sukrosa) dari pembuluh floem dan akan berpeluang
besar untuk memperoleh lebih banyak lagi bahan terlarut dari organ sumber. Hal ini disebabkan sukrosa diserap sel –
sel organ limbung dari pembuluh floem, maka potensi air sel – sel limbung tersebut turun. Mengakibatkan air akan
bergerak keluar dari pembuluh floem dan tekanan internal pembuluh floem pada organ atau jaringan limbung akan
turun. Hal ini akan lebih memacu laju pengangkutan dari sumber ke limbung karena perbedaan tekanan internal
yang lebih besar antara kedua ujung pembuluh floem tersebut.
Sumber :
Lakitan, Benyamin.1993. Dasar – Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Salisbury, Frank B, dan Cleon W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. ITB. Bandung
Deskripsi beberapa varietas padi di indonesia
golongan : berbulu
kerontokan : tahan
Ketahanan terhadap
2. Ir. Suwito, MS
Kerontokan : Sedang
Kadar Amilosa : 19 %
Ketahanan Hama Dan Penyakit : Tahan Terhadap Wereng Coklat dan Tungro
Tahun :2000
Golongan : Cere
Kerontokan : Tahan
Kerebahan : Tahan
Ketahanan Hama : Tahan Terhadap Wereng Coklat biotipe 2 dan 3 serta Wereng Coklat
Golongan : Cere
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Ketahanan Terhadap Penyakit : Tahan Terhadap Hawar Daun Bakteri Strain 3 dan 4
Anjuran Tanaman : Cocok di tanam pada penghujan dan kemarau dilokasi dengan
ketinggian tidak melebihi 550 ml dpl
Golongan : Cere
Kerebahan : Toleran
Ketahanan Terhadap Penyakit : Agak Tahan terhadap hawar Daun bakteri Strain VIII, Tahan Tungro
Anjuran Tanaman : Baik ditanam didaerah endemik penyakit tungro, kusus daerah Bali
dan NTB
Tahun : 2000
Deskripsi varietas.
golongan :Cere
Kerontokan : sedang
Kerebahan : sedang
Potensi Hasil :-
Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan terhadap bakteri hawar daun(HDB) strain 3 dan 4
Anjuran Tanam :cocok ditanam pada musim hujan dan kemarau dengan ketinggian di
bawah 500 m dpl
Pemulia :-
Peneliti :-
Deskripsi Varietas
Nama varietas : Diah Suci
golongan : cere
Warna Daun :-
Kerontokan : sedang
Kerebahan : tahan
Ketahanan Terhadap Hama : tahan hama wereng cokelat biotipe1, 2 agak tahan biotipe 3
Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan penyakit hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4
Anjuran Tanam :cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian o-650 m dpl
Pemulia :-
Peneliti :-
Teknisi :-
Deskripsi varietas
Nama varietas :
nomor seleksi :
asal persilangan :
golongan : cere
Warna Daun :-
Kerontokan : sedang
Kerebahan : tahan
Ketahanan Terhadap Hama : tahan hama wereng cokelat biotipe1, 2 agak tahan biotipe 3
Ketahanan Terhadap Penyakit : tahan penyakit hawar daun strain 3 dan agak tahan strain 4
Anjuran Tanam :cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian o-650 m dpl
Pemulia :-
Peneliti :-
Teknisi :-
PADI SAWAH
IR36
*IR24/O. nivara///CR94-13
Tinggi tanaman : 70 - 80 cm
Kerebahan : Tahan
Indeks Glikemik : 45
Ketahanan terhadap
2 Padi Sawah
CISADANE
Kerontokan : Sedang
Indeks glikemik : 68
Ketahanan terhadap
Padi Sawah 3
IR42
Golongan : Cere
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Tahan
Tekstur nasi : Pera
Indeks Glikemik : 58
Ketahanan terhadap
4 Padi Sawah
CISOKAN
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Sedang
Indeks Glikemik : 34
Ketahanan terhadap
Harahap
Padi Sawah 5
IR64
Golongan : Cere
Kerontokan : Tahan
Kerebahan : Tahan
Indeks Glikemik : 70
Ketahanan terhadap
6 Padi Sawah
CILIWUNG
*Pelita I-1/IR4744-128-4-1-2
Golongan : Cere
Kerontokan : Sedang
Kerebahan : Tahan
Indeks Glikemik : 86
Ketahanan terhadap
strain IV