DisusunOleh:
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun Tujuan dari penulisan ini yaitu :
1. Agar dapat mengetahui percobaan yang dilakukan Dalton, Thomson, Rutherport, dan
Borh sehingga menghasilkan sebuah Teori?
BAB II
ISI
Orang yang dapat kita kaitkan, terutama dengan teori asal atom adalah guru besar kimia
sekolah Inggris yang bernama John Dalton (1776–1844). Ada dua percobaan yang
mendasari teori atom Dalton. Dasar percobaan yang pertama adalah penemuan tentang
sistem pembakaran dan proses yang berkaitan; yang dilakukan oleh Antoine Lavoisier
(1743–1794). Dalam proses pembakaran oksigen dari lingkungan bergabung dengan benda
yang mengalami perubahan. Dalam percobaannya 4 merkuri cair bergabung dengan oksigen
membentuk merkuri oksida yang berwarma merah. Lavoisier menemukan hukum kekalan
massa: total massa dari benda yang ada setelah reaksi kimia adalah sama seperti sebelum
reaksi berlangsung.
Hukum kedua adalah hukum perbandingan tetap (juga dikenal sebagai hukum
perbandingan pendapat). Senyawa kimia, tidak peduli dari mana asalnya atau caranya
dibuat, selalu mempunyai komposisi yang sama, yaitu perbandingan-perbandingan massa
yang sama dari unsur-unsur pembentuknya. Misalnya, pada tahun 1799, Joseph Proust
(1754-1826) menemukan bahwa karbonat, apakah berasal dari alam atau buatan dalam
laboratorium, mempunyai komposisi tertentu. Contoh lain adalah potongan logam
magnesium dengan gas oksigen menjadi bubuk putih, magnesium oksida
( Sastrohamidjojo,2018:4-5).
1 Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi
kembali (disebut atom). Dalam reaksi kimia, mereka tidak dapat diciptakan, dihancurkan
atau diubah menjadi jenis yang lain.
2 Semua atom dalam kategori yang sama dan oleh karena itu memiliki sifat-sifat yang serupa;
seperti massa dan ukuran.
3 Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat yang berbeda pula.
4 Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis gabungan.
5 Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksi kan dalam perbandingan-perbandingan
yang berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.
2.2 Teori Atom Thomson
Pada tahun 1897, J.J. Thomson melalui penelitiannya dengan menggunakan sinar katoda,
berhasil menemukan muatan negatif atau elektron sebagai partikel dasar. Temuan ini
menggagalkan teori yang menyebutkan bahwa atom adalah partikel yang tidak dapat
dipecah lagi. Thomson percaya bahwa berita populer secara merata di seluruh ruang positif
yang mengatur agar sebuah atom tetap netral. Apabila suatu tabung vakum dengan dua
elektroda dan mengandung gas sedikit mendapat tegangan listrik dari luar, maka akan terjadi
arus partikel dari elektroda negatif, atau katoda, ke elektroda positif, atau anoda, Arus
katoda ini merupakan arus electron. Muatan elektron adalah negatif dan besarnya 1.602 x
10 C / kg. ternyata nilai perbandingan e / m. saja tidak cukup untuk mengetahui sifat
electron, sehingga harus dicari cara menentukan muatan electron bebas.
Thomson menduga bahwa ruang positif tersebut merupakan sebuah muatan positif atau
proton. Kemudian, dia menyatakan bahwa sebuah atom ditentukan oleh proton. Dengan
ditemukannya elektron oleh Thomson, telah membuka jalan bagi penelitian yang lebih
mendalam tentang atom dan partikel- partikel dasar. Pada tahun 1909, Ernest Rutherford
(1871-1937) melakukan penelitian untuk mencari tahu lebih dalam tentang atom. Dia
menemukan bahwa proton dan partikel lainnya dari atom sebagian besar terkonsentrasi di
dalam sebuah inti atau nukleus. Inti atom tersebut terletak di pusat atom dengan ruang
kosong di sekitarnya. Kemudian, Rutherford menganggap bahwa elektron bergerak inti
atom yang bermuatan positif karena elektrostatik, seperti planet gaya matahari (Istiyono,
2008:6).
Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom Dalton dan mengemukakan teori
atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson. Pada tahun 1904, J. J Thomson
mengemukakan suatu model atom yang berbeda dengan teori atom Dalton. Menurut
Thomson, atom adalah bola padat dan muatan positif yang terbagi rata ke seluruh atom,
Muatan ini dinetralkan oleh elektron-elektron yang juga tersebar mengelilingi atom. Model
atom Thomson disebut juga sebagai model puddding Thomson atau model roti kismis.
Model atom Thomson memiliki kelemahan yaitu belum ada bagian-bagian atom atau
dengan kata lain tidak ada pemisahan antara elektron dan proton, karena tersebar merata ke
seluruh atom (Suyahni, 2017 : 10).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teori yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan oleh Jhon Dalton ” Unsur-unsur
terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi kembali
(disebut atom) “.
2. Teori yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan oleh JJ.Thomson “ Atom adalah
bola padat dan muatan positif yang terbagi rata ke seluruh atom, Muatan ini dinetralkan
oleh elektron-elektron yang juga tersebar mengelilingi atom. Model atom Thomson
disebut juga sebagai model roti kismis “.
3. Teori yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan oleh Ernest Rutherfotd “ Atom
terdiri dari inti bermuatan positif yang merupakan terpusatnya massa, di sekitar inti
terdapat elektron yang mengelilingi inti dalam ruang hampa “.
4. Teori yang dihasilkan dari percobaan yang dilakukan Bohr “ Atom hidrogen
menggambarkan elektron-elektron bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam
lintasan tertertu inti atom yang bermuatan positif “.
DAFTAR PUSTAKA
Khery, Yusran. 2019. KIMIA UMUM Atom, Molekul, dan Sifat Zat. Yogyakarta : Deepublish
Publisher.
Parning, Horale Tiopan. 2007. KIMIA. KDT : Yudhistira
Rahayu,Iman. 2016. Praktis Belajar KIMIA. Jakarta : Erlangga
Sastrohamidjojo, Hardjono. 2018. KIMIA DASAR. UGM : Gadjah Mada University Press
Suyahni, Enik. 2017. Cepat Menguasai Soal Kimia. Jakarta : PT Bumi Aksara
Syukri,S. 1999. Kimia Dasar. Jilid 1. ITB : Bandung