Anda di halaman 1dari 2

Zidni Muflikhati/M0417086

RESUME SISTEM IMUN PADA MANUSIA

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta
produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan
terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau
racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Respons imun itu seluruhnya diperantarai
oleh dua sel limfosit: limfosit-T dan limfosit-B. Kedua jenis sel tersebut berasal dari
sel-sel limfositik di sumsum tulang : sel-sel itu lalu diproses ( Limfosit T di timus
dan limfosit B di sumsum tulang) dan pada akhirnya menetap dalam jaringan-
jaringan limfoid (Besung., 2009).

Sistem kekebalan turunan (innate immune system) adalah mekanisme suatu


organisme mempertahankan diri dari infeksi oleh organisme lain, yang dapat
segera dipicu beberapa saat setelah terpapar patogen. Sistem kekebalan ini
merupakan sistem kekebalan pertama dan melengkapi manusia sejak saat
dilahirkan. Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme
telah dilakukan sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan
organ-organ dalam. Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu
mengenali atau menentukan identitas organisme penyerang sehingga juga
dikatakan sebagai imunitas nonspesifik (Medzhitov and Janeway., 2000).

Sistem kekebalan tiruan (adaptive immune system) disebut juga imunitas


spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen
merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang
munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi). Mikroba yang sering menginfeksi
tubuh juga mempunyai antigen. Tubuh seringkali dapat membentuk sistem imun
(kekebalan) dengan sendirinya. Setelah mempunyai kekebalan, tubuh akan kebal
terhadap penyakit tersebut walaupun tubuh telah terinfeksi beberapa kali
(Medzhitov et al., 1997).

Munasir (2001), ada beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam


mengatasi agen yang berbahaya di lingkungannya yaitu:
1. Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat melalui
kelenjar keringat dan sebasea, sekresi lendir, pergerakan silia, sekresi airmata,
air liur, urin, asam lambung serta lisosim dalam airmata.
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
mencegah invasi mikroorganisme seperti laktobasilus pada epitel organ.
3. Innate immunity
4. Imunitas spesifik yang didapat.
Pada imunitas innate makrofag dan neutrofil memegang peranan penting
sebagai pertahanan pertama dalam melawan mikroorganisme patogen. Kedua sel
tersebut langsung bisa bekerja dan tidak mengenal spesifikasi. Makrofag akan
memfagosit semua macam bakteri jika sel tersebut dapat mengenalinya demikian
juga neutrofil akan mengadakan serangan secara langsung tanpa membedakan
mikroorganisme yang masuk. Namun demikian, dalam hal tertentu kedua sel
imunokompten ini tidak berhasil mengeliminasi patogen yang masuk bahkan tidak
dapat mengenali patogen tersebut. Imunitas innate merupakan langkah awal untuk
memulai terjadinya imunitas adaptif. Adanya imunitas innate memberikan
keuntungan yang besar bagi tubuh karena pada tahap awal datangnya infeksi
sesungguhnya tubuh belum siap dengan sistem pertahanan imunitas adaptif.
Imunitas adaptif pada umumnya bekerja 4-7 hari setelah terjadinya infeksi
(Medzhitov and Janeway., 2000).

Pada saat imunitas adaptif mulai dipersiapkan maka imunitas innate


merupakan satu-satunya sistim pertahanan yang bertanggungjawab untuk
mengontrol perkembangan patogen yang masuk. Satu keuntungan yang sangat
besar dari imunitas adaptif adalah adanya perkembangan sel-sel memori. Sel-sel ini
merupakan klon spesifik yang dipelihara tetap hidup dalam waktu relatif lama. Jika
dalam periode tertentu tubuh terpapar lagi oleh antigen yang sama, maka sel-sel
memori akan merespon dengan cepat dengan membentuk sel-sel plama atau
efektor untuk mengatasi patogen yang masuk. Hampir semua agen penginfeksi
akan menimbulkan terjadinya inflamasi yang diawali oleh aktifnya imunitas innate .
Mikroorganisme seperti bakteri yang berhasil menembus jaringan epitel segera
bertemu dengan molekul pertahanan dan juga sel-sel yang berperan pada imunitas
innate (Medzhitov and Janeway., 2000).

DAFTAR PUSTAKA

Besung, I Nengah Kerta. 2009. PEGAGAN (Centella asiatica) SEBAGAI ALTERNATIF


PENCEGAHAN PENYAKIT INFEKSI PADA TERNAK. Buletin Veteriner
Udayana. Vol (1). 2 : 2477-2712. 

Medzhitov, R., C. Janeway. 2000. Innate Immunity. The new England jurnal of medicine.
343:338-344.

Medzhitov, R., P.P. Hurlburt and C. Janeway. 1997. A human homologue of the
DrosophilaI Toll protein signals activation of adaptive immunity. International
journal of science. 388: 394-397.

Munasir, Z. 2001. Respon imun terhadap infeksi bakteri. Sari Pediatri. Vol (2). 4 :193-
197.

Anda mungkin juga menyukai