SKRIPSI
OLEH
YUSNAN MARIA HABEAHAN
NIM. 131000069
OLEH
YUSNAN MARIA HABEAHAN
NIM. 131000069
SKRIPSI
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebut dalam daftar pustaka.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Stick kue bawang merupakan salah satu makanan ringan atau jenis kue
kering dengan bahan dasar tepung terigu, tepung tapioka atau tepung sagu, lemak,
telur serta air, yang berbentuk pipih panjang dan cara penyelesaiannya dengan
cara digoreng, mempunyai rasa gurih serta bertekstur renyah. Ubi jalar juga
merupakan sumber vitamin dan mineral sehingga cukup baik untuk memenuhi
gizi dan kesehatan masyarakat. Daun kelor merupakan sumber dengan vitamin A,
Vitamin B, Vitamin C, protein, kalsium, dan zat besi yang dapat berguna sebagai
obat-obatan, bahan baku pembuatan sabun dan kosmetik dan juga dimanfaatkan
sebagai penjernih air.
Penelitian merupakan eksperimen dengan rancangan acak lengkap
menggunakan dua perlakuan yaitu tepung terigu 56%, tepung ubi jalar orange
40%,tepung daun kelor 4% dan pada perlakuan kedua tepung terigu 44%, tepung
ubi jalar orange 50%, tepung daun kelor 6%. Uji organoleptik stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dilaksanakan di Laboratorium Gizi
Kesehatan Masyarakat dan dilakukan terhadap 30 mahasiswa dan analisis
kandungan gizi karbohidrat,lemak,protein,kalsiun dan vitamin A di Laboratorium
Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan, dan Laboratorium Teknologi Pangan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Data uji organoleptik dianalisis
dengan Uji Mann-Whitney.
Hasil analisis kandungan gizi stick kue bawang tepung ubi jalar orange
dan tepung daun kelor dengan perlakuan A1 tepung terigu 56%, tepung ubi jalar
orange 40% dan tepung daun kelor 4%, memiliki kandungan karbohidrat sebesar
27,6 gr, lemak 30,7gr, protein 8,91gr, kalsium 225 mg dan Vitamin A 2,6 mcg.
Hasil analisis kandungan gizi stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor dengan perlakuan A2 tepung terigu 44%, tepung ubi jalar
orange 50%, tepung daun kelor 6% memiliki kandungan karbohidrat 35,4
gram,lemak 33,6 gr, protein 9,13 gr, kalsium 239 mg, dan vitamin A 2,9 mcg.
Berdasarkan uji daya terima terhadap warna, aroma, rasa dan tekstur, diketahui
panelis lebih menyukai stick kue bawang pada perlakuan A1.
Disarankan kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor menjadi makanan camilan atau variasi makanan
jajanan pada keluarga,anak sekolah dan remaja. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk dapat menambah wawasan yang lebih dalam lagi.
Kata Kunci : Stick Kue Bawang, Tepung Ubi Jalar Orange, Tepung Daun Kelor,
Uji Daya Terima, Kandungan Gizi.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
Stick onion chips was one snack or a type of pastry with the basic
ingredients of wheat flour, tapioca flour or sago flour, fat, eggs and water, long-
shaped flat and how to finish it by frying, has a savory taste and textured crunchy.
Sweet potatoes are also a source of vitamins and minerals so it is good enough to
meet the nutritional and public health. Moringa leaves are a source of vitamin A,
Vitamin B, Vitamin C, protein, calcium, and iron which can be useful as
medicines, raw materials for making soap and cosmetics and also used as a water
purifier.
The research was experiment with complete randomized design using two
treatment, 56% wheat flour, 40% orange sweet potato flour, 4% maize flour and
second treatment of wheat flour 44%, 50% orange sweet potato flour, 6% maize
flour. Organoleptic test stick orange flour sweet potato onion and moringa leaf
meal was conducted at Nutrition Laboratory of Public Health and conducted on
30 students and analysis of carbohydrate, fat, protein, calcium and vitamin A
content in Laboratory of Research and Industrial Standardization of Medan, and
Technology Laboratory Food Faculty of Agriculture University of North Sumatra.
Organoleptic test were analyzed by Mann-Whitney Test.
The result of nutrient content analysis of orange and sweet potato flour
onion flour with A1 treatment where wheat flour 56%, orange sweet potato flour
40% and 4% maize flour have carbohydrate content 27,6 gr, fat 30,7 gr, protein
8.91gr, calcium 225 mg and vitamin A 2,6 mcg. The result of nutrient content
analysis of orange and sweet potato flour onion flour with A2 treatment where
wheat flour 44%, 50% orange sweet potato flour, maize flour 6% contain
carbohydrate 35,4%, fat 33,6% protein 9,13%, calcium 239, and vitamin A
0,0029%. Based on organoleptic test on color, aroma, taste and texture, it is
known that panelists prefer stick onion chips to A1 treatment.
It was suggested to the community to use orange sweet potato flour and
moringa leaf meal into snacks or variations of snack foods to families, school
children and adolescents. Further research was needed to be able to add insight
deeper.
Keywords: Stick Onion Chips, Orange Sweet Potato Flour, Moringa Leaf Flour,
Acceptability Text, Nutrient Content.
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
skripsi yang berjudul “ Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung
Daun Kelor Sebagai Subtitusi Tepung Terigu Pada Pembuatan Stick Kue
Bawang, Kandungan Gizi, dan Daya Terimanya”. Skripsi ini di susun sebagai
arahan, informasi, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
Sumatera Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Ketua Departemen Gizi
Utara.
kepada penulis selama masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Prof. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah
7. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si, selaku Penguji II yang telah
10. Bapak Marihot Oloan Samosir, ST, yang telah membantu dalam persiapan
11. Orang tua tercinta Saitor Habeahan dan Lince br.Simangunsong yang tiada
penulis serta setia menjadi tempat berbagi keluh kesah sehingga penulis dapat
skripsi ini.
12. Sahabat terbaik seperjuangan dari semester pertama sampai akhir, Yadeni
Martina, Tresiana Marpaung dan Fai Sitinjak yang selalu setia menjadi teman
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sekaligus keluarga, memberikan dukungan dan motivasi, hingga dapat
13. Sahabat terkece selama PBL, Maydina Fransisca Mungkur, Marnatal Leo
Sihombing,Sri Ulina Sitepu dan Tresiana Marpaung yang selama masa PBL
14. Teman LKP (Latihan Kerja Peminatan), Lotmo Ayu Manik dan Sri Martina
Damanik, yang juga selalu setia menjadi teman yang baik dan selalu
15. Keluarga Besar Gizi Kesehatan Masyarakat Stambuk 2013 untuk kesempatan
dalam suka dan duka selama di perkuliahan. Selamat untuk kita dan mari kita
Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkat dan
kasih-Nya kepada kita semua dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pembaca.
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.8 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 35
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Gizi Pada Stick Kue Bawang per 100 gram............... 7
Tabel 2.3 Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering .................. 13
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Stick Kue Bawang .............. 23
Tabel 4.1 Karakteristik Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange dan
Tepung Daun Kelor ...................................................................... 39
Tabel 4.2 Hasil Analisis Organoleptik Warna Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ................................... 40
Tabel 4.3 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Warna Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ........................ 40
Tabel 4.4 Hasil Analisis Organoleptik Aroma Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Aroma Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ....................... 41
Tabel 4.6 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ................................... 42
Tabel 4.7 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Rasa Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ....................... 42
Tabel 4.8 Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ................................... 43
Tabel 4.9 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Tekstur Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor ....................... 43
Tabel 4.10 Hasil Analisis Kandungan Gizi Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun Kelor .................................. 44
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.11 Kandungan Gizi Pada Stick Kue Bawang per 100 gram.............. 45
Tabel 4.12 Kandungan Zat Gizi Stick Kue Bawang Dalam 100 gram .......... 46
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Februari tahun 1995 dari pasangan Ayah Saitor Habeahan yang bersuku bangsa
Batak Toba dan Ibu Lince br.Simangunsong yang bersuku bangsa Batak Toba dan
di sekolah dasar yaitu SD Swasta Eka Prasetya, dilanjutkan ke SMP Swasta Eka
Prasetya dan tamat pada tahun 2010. Di tahun yang sama penulis melanjutkan
sekolah ke SMA Katolik Mariana dan tamat tahun 2013. Penulis melanjutkan
melalui jalur Undangan Seleksi Nilai Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)
xiv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
Stick merupakan salah satu makanan ringan atau jenis kue kering dengan
bahan dasar tepung terigu, tepung tapioka atau tepung sagu, lemak, telur serta air,
yang berbentuk pipih panjang dan cara penyelesaiannya dengan cara digoreng,
mempunyai rasa gurih serta bertekstur renyah. Kriteria stick yang baik adalah
warna kuning keemasan, beraroma khas kue, tekstur kering dan renyah, serta rasa
yang gurih. Stick sering dikonsumsi masyarakat sebagai cemilan sehari-hari oleh
anak-anak,remaja serta orang dewasa dalam menemai waktu luang dan ketika rasa
Saat ini stick sudah banyak dimodifikasi terutama dengan penggantian bahan
baku. Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan stick berupa tepung ikan
layang,tepung tulang ikan bandeng,tepung sorgum dan tepung gayam. Salah satu
bahan tepung ikan layang yang dimana dalam hasil penelitiannya stick dengan
tepung daging ikan layang dengan kandungan gizi protein yang cukup tinggi.
untuk pepmbuaan stick dengan hasil penelitannya stick mengandung protein dan
meningkatkan kandungan gizinya dan lebih baik dari stick yang beredar
dimasyarakat.
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
Daun kelor berasal dari tanaman kelor yang berkayu memiliki kandungan
gizi yang tinggi. Daun kelor sangat jarang dimanfaatkan untuk makanan. Daun
kelor lebih sering digunakan untuk memandikan jenazah, sebagai jimat untuk
masyarakat atau yang bisa digunakan sebagai pengusir mahkluk halus dan daun
kelor juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena pengolahan daun kelor
Untuk itu, penganekaragam pangan terhadap daun kelor perlu ditingkatkan yang
dapat dijadikan sebagai sumber gizi pada produk pangan. Salah satu upaya yang
dapat dilakukan adalah pembuatan stick kue bawang yang dapat bersifat
sebagai tepung daun kelor didalam daun kelor kering per 100 gram mengandung
air 7,5%, kalori 205 gr, karbohidrat 38,2 gr, protein 27,1 gr, lemak 2,3 gr, serat
19,2 gr, kalsium 2003 mg, magnesium 368 mg, fosfor 204 mg, tembaga 0,6 mg,
besi 28,2 mg, sulfur 870 mg dan potassium 1324 mg (Haryadi, 2011).
jagung dan singkong dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan
pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak sebagia program diversikasi
(Zuraida dan Supriati, 2001). Ubi jalar juga salah satu umbi-umbian yang mudah
dikenal di Indonesia. Ubi jalar sering dimanfaatkan masyarakat sebagai ubi rebus
dan ubi goreng. Ubi jalar juga sangat mudah ditemukan terutama di pasar
Sentra produksi ubi jalar di Indonesia yaitu jawa barat 471.737 ton tahun 2014
(BPS, 2015).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015), bahwa terjadi kenaikan dan
penurunan produksi ubi jalar tiap tahunnya, karena kenaikan dan penurunan luas
panen. Namun hasil dan produktivitas ubi jalar per hektar lahan tanaman
panen. Pada masyarakat Indonesia, ubi jalar sudah banyak dikenal dan dengan
mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Ubi jalar yang dikenal di tanah air
berupa ubi merah, ubi orange, ubi kuning, ubi putih dan ubi ungu. Ubi jalar
orange merupakan sumber karbohidrat yang cukup tinggi dan juga mengandung
(betakaroten) dan vitamin E dalam ubi jalar orange bekerja sama dalam mencegah
sehingga munculnya serangan jantung dapat dicegah. Ubi jalar dapat diproses
menjadi tepung yang bisa diolah menjadi aneka produk makanan yang
pangan lokal menjadi produk pangan bernilai gizi tinggi, bernilai tambah, dan
bercita rasa sesuai selera masyarakat, serta harganya terjangkau oleh masyarakat
luas. Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli pangan bahwa pemanfaatan bahan
(fortifikasi), ruang tempat lebih efisien, daya tahan simpan lebih lama, dan sesuai
dengan tuntutan kehidupan modern yang serba praktis (Damardjati et al., 2000).
Berdasarkan hal ini, peneliti tertarik untuk membuat stick kue bawang
dengan membuat stick kue bawang dengan menggunakan tepung ubi jalar orange
dan tepung daun kelor. Peneliti telah melakukan percobaan awal menggunakan
tepung ubi jalar orange sebanyak 60%, 65% dan 70%. Tepung daun kelor yang
digunakan 15%, 20% dan 25% pada percobaan ini stick kue bawang yang
dihasilkan adonan tidak kalis dengan baik serta warna adonan menjadi gelap yang
dipengaruhi oleh tepung daun kelor yang banyak digunakan sehingga warna dari
stick kue bawang menjadi kurang menarik. Sehingga peneliti menarik kesimpulan
melakukan perbandingan 40% : 4% dan 50% :6% karena subtitusi tepung terigu
yang baik dari 30%-50%. Stick kue bawang yang terbuat dari tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor ini nantinya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
Ubi Jalar Orange dan Daun Kelor Sebagai Subtitusi Tepung Terigu pada
adalah bagaimana hasil Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar Orange dan Tepung Daun
Kelor Sebagai Subtitusi Tepung Terigu pada Pembuatan Stick Kue Bawang,
dengan tepung daun kelor sebagai bahan utama dalam pembuatan stick kue
bawang.
A pada pembuatan stick kue bawang dengan tepung ubi jalar orange dan
2. Mengetahui subsitusi tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada
pembuatan stick kue bawang terhadap daya terima (aroma, rasa,warna dan
tekstur) panelis.
1. Sebagai salah satu cara dalam pemanfaatan produk pangan lokal dan
Universitas Sumatera Utara tentang nilai gizi dari stick kue bawang tepung
TINJAUAN PUSTAKA
Stick merupakan salah satu makanan ringan atau jenis kue kering dengan
bahan dasar tepung terigu, tepung tapioka atau tepung sagu, lemak, telur serta air,
yang berbentuk pipih panjang dan cara penyelesaiannya dengan cara digoreng,
masyarakat. Stick kue bawang merupakan salah satu makanan ringan yang
berbahan dasar tepung terigu, margarin, bawang merah, bawang putih dan air.
Stick dapat dihidangkan setiap saat baik sebagai makanan selingan, makanan
camilan, sebagai teman minum teh dan dapat juga sebagai buah tangan saat
mengunjungi saudara. Stick merupakan kata serapan dari bahasa Inggris yang
artinya tongkat atau sesuatu yang berbentuk seperti batang menurut Peter Salim
makanan ini bentuknya pipih panjang menyerupai tongkat maka makanan ini
disebut dengan stick. Kue dengan kualitas yang baik, diperlukan bahan-bahan
yang berkualitas. Bahan baku utama pembuatan stick adalah tepung terigu.
Beberapa penelitian yang telah memodifikasi stick kue bawang dari bahan
karbohidrat, kalsium, dan zat besi yang tinggi. Sangat bermanfaat untuk ibu hamil
maupun orang yang sering mengalami mabuk perjalanan untuk mengurangi rasa
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
mual (Lestari,2016). Stick kue bawang menggunakan tepung ampas tahu yang
Tabel 2.1 kandungan gizi pada stick kue bawang per 100 gram
Kandungan gizi Jumlah
Energi (kal) 488
Protein (g) 8,8
Lemak (gr) 21,6
Karbohidrat (gr) 64,6
Kalsium (mg) 22
Fosfor (mg) 85
Zat besi (mg) 1,5
Vitamin A (IU) 5
Vitamin B1 (mg) 0,07
Sumber: Publikasi Kementrian Republik Indonesia Serta Sumber Lainnya
toko bahan makanan maupun swalayan terdekat. Proses pembuatannya juga cukup
mudah. Berikut resep dasar kue bawang dan cara pembuatannya (Sholilah, 2015).
Bahan :
1. 300 gram tepung terigu
2. 6 siung bawang merah
3. 3 siung bawang putih
4. 2 batang seledri
5. ¼ sdt merica bubuk
6. 1 butir telur
7. 1 sdm margarin
8. Santan secukupnya
9. Garam halus secukupnya
10. Minyak makan secukupnya
1) Haluskan bawang merah, bawang putih, dan seledri yang telah dicincang kasar.
3) Aduk rata semua bahan hingga bisa digumpalkan. Jangan terlalu lembek agar
penggiling mie.
6) Susun hasil potongan dalam piring. Jangan terlalu penuh agar tidak
Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan tanaman yang berasal dari daerah
tropis Amerika. Ubi jalar dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di
pegunungan dengan suhu 270 C dan lama penyinaran 11-12 jam perhari. Pada
tahun 1960, ubi jalar sudah tersebar ke hampir setiap daerah Indonesia seperti
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua dan Sumatra. Ubi jalar (Ipomoea
batatas L) merupakan sumber karbohidrat dan sumber kalori (energi) yang cukup
padi, jagung dan ubi kayu. Ubi jalar juga merupakan sumber vitamin dan mineral
sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan masyarakat. Vitamin
thiamin (vitamin B1) dan rebovlavi (vitamin B2). Sedangkan mineral yang
terkandung dalam ubi jalar adalah zat besi (Fe), fosfor (P), kalsium (Ca) dan
natrium (Na). Kandungan gizi lainnya yang terdapat dalam ubi jalar adalah
protein, lemak, serat kasar, kalori dan abu (Dede & Bambang, 2009).
Namun sampai saat ini hanya Papua saja yang memanfaatkan ubi jalar
cukup sederhana dan pengolahannya masih dalam bentuk ubi segar seperti
dipanggang, direbus, dan digoreng. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung dapat
Betakaroten yang ada dalam ubi jalar dapat mengurangi sekitar 40% resiko
sengatan cahaya matahari, dan gangguan otot. Umbi yang berwarna jingga atau
orange mengandung betakaroten lebih tinggi daripada jenis ubi jalar dengan
warna yang lebih terang. Demikian pula, daging umbi yang berwarna orange
memiliki rasa yang lebih manis daripada daging umbi yang berwarna lain (Juanda
Pembuatan tepung ubi jalar dapat dilakukan dengan cara mengiris dan
Pembuatan tepung ubi jalar dapat dilakukan dengan memanfaatkan sinar matahari,
untuk mengurangi kadar air suatu bahan sehingga diperoleh hasil akhir yang
kering. Air dalam bahan akan keluar dan menguap akibat adanya pindah panas
kondisi udara yang terkontrol dan waktu pengeringan yang lebih cepat (Koswara,
2009).
pengamatan tepung umbi suweg dengan 3 macam suhu yang berbeda diperoleh
hasil bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka kandungan protein pada
tepung semakin rendah. Pada pengamatan ini, suhu 50°C memiliki kandungan
(Septiani, dkk., 2015). Kandungan proksimat tepung ubi jalar oranye dapat dilihat
banyak dilakukan di Indonesia. Hal ini juga dapat dilihat dari beberapa penelitian
yang menggunakan tepung ubi jalar sebagai substitusi tepung terigu dalam
pembuatan beberapa jenis produk pangan. Di negara lain, tepung ubi jalar sudah
umum dijumpai seperti negara Nigeria yang memproduksi tepung ubi jalar orange
dengan harga jual yang lebih tinggi dan menjadi bahan baku pembuatan makanan
ringan dan mie serta sebagai penstabil dalam industri es krim (Oluwole, dkk.,
2012). Di India, tepung ubi jalar digunakan dalam pembuatan produk bakery dan
puding.
Daun Kelor (Moringa oleifera lam) berasal dari tanaman kelor yang tumbuh
di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian ± 1000 dpl. Daun
Kelor banyak ditanam sebagai pagar di halaman rumah atau ladang. Daun kelor
dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter yang biasanya
bertujuan untuk produksi daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih
dari 1 meter. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik batang daun dari cabang
(Kurniasih, 2013).
khas, yang memiliki rasa langu dan juga digunakan untuk pakan ternak karena
dikenal dengan berbagai nama. Di sunda dan melayu disebut kelor. Masyarakat
Tabel 2.3 Kandungan Nilai Gizi Daun Kelor Segar dan Kering
Komponen gizi Daun Segar Daun Kering
Kadar air (%) 94,01 4,09
Protein (%) 22,7 28,44
Lemak (%) 4,65 2,74
Kadar abu - 7,95
Karbohidrat (%) 51,66 57,01
Serat (%) 7,92 12,63
Kalsium (mg) 550 2200
Energi (Kcal/100g) - 307,30
Sumber:Melo et al(2013);Shiriki et al (2015);Nweze&Nwafeo(2014);tekle(2015)
mengandung fenol dalam jumlah yang banyak yang dikenal sebagai penangkal
senyawa radikal bebas. Tanaman ini dikenal memiliki nilai kandungan gizi luar
biasa, dan terkenal untuk mengatasi penyakit dengan cara tradisional (Fahey,
2005). Kelor dapat dijadikan sayuran langsung dan dapat dijual dalam bentuk
atau teh herbal dari daun moringa (Sahakitpichan, 2011). Begitupun di beberapa
daerah Indonesia, kelor sudah biasa dimanfaatkan sebagai sayuran terutama untuk
memperbanyak dan melancarkan ASI (air susu ibu) sebagaimana daun katuk
(Tilong, 2012).
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah
banyak diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor mengandung zat gizi
yang tinggi yaitu beta karoten, vitamin C, protein, besi dan potasium. Daun kelor
dapat dimakan langsung dalam keadaan segar, dimasak atau disimpan sebagai
tepung kering beberapa bulan tanpa harus disimpan di kulkas dan tidak
mengalami kehilangan zat gizi. Daun kelor merupakan sumber asam amino
esensial seperti metionin, sistin, triptophan dan lisin (Metha, 2003 dalam
Rajanandh, 2010).
bahan pangan lain dalam jumlah yang sama (gr) menunjukkan bahwa daun kelor
A pada 4 wortel, kalsium setara dengan kalsium dalam 4 gelas susu, potassium
setara dengan yang terkandung dalam 3 pisang dan protein setara dengan protein
dalam 2 yoghurt (Mahmood 2011). Daun kelor juga mengandung zat besi lebih
al.,2011). Broin (2010), menyatakan bahwa 100 gram daun kelor segar
dan protein.
Tepung daun kelor merupakan salah satu produk yamg dihasilkan dari daun
kelor yang diproses dengan cara dikeringkan dan dibuat serbuk dengan
dihancurkan dan diayak (Tanico, 2009). Daun kelor yang akan dijadikan tepung
harus dicuci untuk menghilangkan kotoran dan kuman (Doerr & Cameron, 2005).
Tepung daun kelor adalah daun kelor dalam bentuk serbuk yang telah
dikeringkan, Demikian juga kandungan nutrisi daun kelor segar dan daun kelor
yang dibuat tepung berbeda, dimana tepung daun kelor memiliki nilai gizi yang
lebih tinggi dari pada daun kelor segar (Rahman, dkk,. 2012).
Tahap pembuatan tepung daun kelor dengan tanpa blanching yakni dimana
pembuatan tepung daun kelor dengan perlakuan blanching kukus terlebih dahulu
dikukus pada suhu 60 Celsius selama 3 menit dan dioven dengan suhu 45 Celsius
dengan pembuatan tepung daun kelor dengan perlakuan blanching rebus, direbus
pada suhu 60 Celsius selama 3 menit dan dioven dengan suhu 45 Celsius selama 2
Menurut Broin (2010), terdapat tiga cara yang dapat dilakukan untuk
dengan cahaya matahari, dan menggunakan mesin pengering. Daun yang sudah
kering dan dapat dijadikan tepung dicirikan dengan daunnya rapuh dan mudah
penggilingan. Tepung daun kelor sebaiknya disimpan dalam wadah kedap udara
disimpan dalam keadaan bersih, kering, kedap udara, terlindung dari cahaya dan
kelembaban serta suhu di bahwa 240C dapat bertahan hingga 6 bulan (Doerr &
Cameron, 2005).
daun kelor dengan suhu maksimal 500C yaitu menggunakan cahaya matahari
dalam rumah kaca. Daun dikeringkan di rak-rak yang berada dalam rumah kaca
selama 24 jam. Pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air bahan pangan
matahari merupakan salah satu cara pengeringan yang dapat dilakukan dalam
pembuatan tepung daun kelor karena tidak memerlukan biaya yang mahal (Broin,
mengeringkan bahan pangan sampai kadar air dimana kerusakan karena mikroba
dapat diturunkan secara nyata, meningkatkan mutu makanan yang dihasilkan dan
halus. Menurut Doerr dan Cameron (2005), daun dikatakan kering dan dapat
dilanjutkan ke proses selanjutnya jika secara fisik daun sudah rapuh dan mudah
menghilangkan ranting yang tersisa. Tepung daun kelor yang sudah jadi disimpan
dalam plastik kedap udara, terlindung dari panas, kelembapan, dan cahaya. Jika
tepung daun kelor belum kering kemudian disimpan, akan mendorong bakteri
tumbuh. Penyimpanan harus terhindar dari panas atau cahaya untuk menghindari
atau ketidaksukaan individu terhadap suatu jenis makanan. Tingkat kesukaan ini
memenuhi selera atau cita rasa indrawi dalam hal rupa, warna, bau atau aroma,
rasa, suhu, dan tekstur. Cara pengujian dengan menggunakan indera manusia
sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap suatu produk
dinamakan uji daya terima. Uji daya terima biasa disebut dengan uji organoleptik.
Uji organoleptik disebut juga penilaian indera atau penilaian sensorik yang
merupakan suatu cara penilaian yang sudah lama dikenal. Penilaian organoleptik
sangat banyak digunakan dalam menilai mutu dalam industri pangan dan industri
hasil pangan lainnya. Dalam suatu waktu, penilaian ini dapat memberikan hasil
penilaian yang sangat teliti. Karena dalam beberapa hal penilaian dengan indera
dengan cepat dan langsung. Dalam beberapa hal, penilaian dengan indera
memiliki ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan alat ukur yang paling
pencicipan. Uji pencicipan menyangkut penilaian seseorang akan suatu sifat atau
kualitas suatu bahan yang disukai. Pada uji pencicipan dapat dilakukan
1. Warna
Faktor yang mempengaruhi suatu bahan makanan antara lain tekstur, warna,
cita rasa, dan nilai gizinya. Sebelum faktor-faktor yang lain dipertimbangkan
menentukan suatu bahan pangan yang dinilai enak, bergizi dan teksturnya
sangat baik, tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak indah
seharusnya.
2. Aroma
Aroma dapat didefinisikan sebagai suatu yang dapat diamati dengan indera
pembau untuk data menghasilkan aroma, zat harus dapat menguap, sedikit
larut dalam air dan sedikit larut dalam lemak. Senyawa berbau sampai kee
3. Tekstur
menghendaki makanan yang mempunyai rasa dan tekstur yang sesuai dengan
yang kita harapkan, sehingga bila kita membeli makanan, maka pentingnya
nilai gizi biasanya ditempatkan pada mutu setelah harga, tekstur dan rasa.
4. Rasa
Rasa merupakan faktor yang cukup penting dari suatu makanan. Komponen
penyusunnya. Umumnya bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam
rasa yang terpadu sehingga menimbulkan cita rasa makanan yang utuh.
penerimaannya terhadap flavor atau cita rasa yang dihasilkan oleh kombinasi
METODE PENELITIAN
Lengkap (RAL) yaitu Pemanfaatan Tepung Terigu Ubi Jalar Orange dan Tepung
Daun Kelor Sebagai Subtitusi Tepung Terigu pada Pembuatan stick kue bawang,
Kandungan Gizi, dan Daya Terimanya. Penelitian ini menggunakan dua perlakuan
eksperimen yaitu stick kue bawang dari tepung ubi jalar orange 40%, 50% dan
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Januari 2018.
Pembuatan stick kue bawang tepung ubi jalar orange dengan penambahan tepung
Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang). Pembuatan tepung ubi jalar orange
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
USU. Uji kandungan zat gizi dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri
Sumatera Utara. Uji Daya Terima stik kue bawang tepung ubi jalar orange dengan
Objek penelitian ini adalah stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor dengan menggunakan perbandingan tepung ubi jalar orange
40%, 50% dan tepung daun kelor 4%, 6% pada setiap perlakuan.
1. Tepung ubi jalar adalah hancuran ubi jalar yang dihilangkan sebagian kadar
airnya.
2. Tepung daun kelor merupakan produk yang dihasilkan dari daun kelor yang
diproses dengan cara dikeringkan dan dibuat serbuk dengan dihancurkan dan
diayak.
3. Stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor adalah stick
kue bawang yang terbuat dari tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor.
daya terima pada panelis terhadap cita rasa dan tektur dari stick kue bawang
5. Kandungan zat gizi stick kue bawang adalah penetapan kadar karbohidrat,
lemak, protein, kalsium dan vitamin A yang terdapat pada stick kue bawang
dengan penambahan tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan
6. Warna adalah corak rupa yang dihasikan oleh stick kue bawang yang
7. Rasa adalah sifat dari stick kue bawang berupa manis, asin yang dirasakan
8. Aroma adalah bau khas yang dihasilkan oleh stick kue bawang yang
9. Tekstur adalah tingkat kerenyahan dari stick kue bawang yang diukur secara
ditentukan dalam melaksanakan percobaan stick kue bawang ubi jalar orange.
eksperimen:
3.5.1 Bahan
berubah warna dan tidak kadaluarsa. Jenis dan ukuran bahan yang digunakan di
dalam eksperimen ini dapat dilihat pada tabel 3.2. di bawah ini.
Tabel 3.2 Jenis dan Ukuran Bahan Pembuatan Stick Kue Bawang Subtitusi
Tepung Ubi Jalar Orange dengan Tepung Daun Kelor
Kelompok Eksperimen
Nama Bahan
A1 A2
Tepung terigu 168 gr 132 gr
Tepung ubi jalar orange 120 gr 150 gr
Tepung daun kelor 12 gr 18 gr
Bawang merah 6 siung 6 siung
Bawang putih 3 siung 3 siung
Seledri - -
Merica bubuk ¼ sdt ¼ sdt
Telur 1 butir 1 butir
Margarin 50 gr 50 gr
Santan 200 ml 200 ml
Garam halus ½ sdt ½ sdt
Minyak makan 1 liter 1 liter
Keterangan:
Berat total dari tepung terigu adalah 300 gram
A1 : tepung terigu 56 % : tepung ubi jalar orange 40% : tepung daun kelor 4%
A2 : tepung terigu 44% : tepung ubi jalar orange 50% : tepung daun kelor 6%
3.5.2 Peralatan
penelitian ini antara lain kompor, kuali, ampia, sendok goreng, saringan,
3.5.3 Proses Pembuatan Stick Kue Bawang Yang Terbuat Dari Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Penggunaan tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor di dalam
penelitian ini dipilih dari bahan yang memiliki kualitas baik misalnya tepung ubi
jalar orange yang tidak bau tengik, dan tepung daun kelor yang tidak busuk.
Kedua bahan yang sudah kering maka bahan haris digiling supaya menjadi
tepung.
Pengirisan
Pengeringan (Oven)
3.5.3.3 Proses Pembuatan Stick Kue Bawang Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
Aduk rata semua bahan .Jangan terlalu lembek agar tidak lengket ketika
penggiling mie.
Susun hasil potongan dalam piring. Jangan terlalu penuh agar tidak
dari tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan perbandingan 40% :
4% dan 50% : 6%. Prosedur pembuatan stick kue bawang dengan tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor dilakukan beberapa tahap yaitu tahap persiapan,
rasa, tekstur dan aroma, karena Mahasiswa Kesehatan Masyarakat yang dijadikan
Uji hedonik adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat daya
acuan, namun mempermudah penelis dan peneliti skala ini diperkecil menjadi 3
tingkatan dengan skor yang paling rendah adalah 1 dan skor yang paling tinggi
1. Panelis
(instrument). Alat yang digunakan terdiri dari orang yang disebut panel,
2. Pelaksanaan Penilaian
Penilaian uji daya terima stick kue bawang tepung ubi jalar orange
bahan yang digunakan adalah stick kue bawang tepung ubi jalar orange
dengan tepung daun. Dimana tepung ubi jalar orange sebanyak (40%,
Sedangkan alat yang digunakan adalah formulir penelitian, alat tulis dan
alat tulis.
Uji Kandungan gizi karbohidrat, protein dan serat dilakukan di Balai Riset
Cara kerja :
1. Timbang seksama 0,51 gr sampel, masukkan ke dalam labu Kjeldhal 100 ml.
3. Panaskan di atas pemanas listrik atau api pembakar sampai mendidih dan
4. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukkan ke dalam labu ukur 100
NaOH 30%.
10. Perhitungan :
Keterangan :
VA : ml HCl untuk titrasi sampel
VB : ml HCl untuk titrasi blangko
N : normalitas HCl standar yang digunakan
14,007 : berat atom Nitrogen
6,25 : faktor konversi protein untuk ikan
W : berat sampel dalam gram
Kadar protein dinyatakan dalam satuan g/100 g sampel (%)
500ml
tegak.
3. Dinginkan dan netralkan dengan larutan NaOH 30% (dengan kertas lakmus
asam.
4. Pindahkan isinya kedalam labu ukur 500 mL dan impitkan hingga tanda
larutan Luff (dengan pipet) dan beberapa butir batu didih serta 15 mL air
suling.
6. Panaskan campuran tersebut dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan
dapat mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stop watch). Didihkan terus
selama 10 menit dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stop watch)
perlahan-lahan.
amilum0,5%)
Keterangan
Ws : bobot cuplikan (mg)
Mg gula : glukosa yang terkadang untul mL tio yang dipergunakan (mg) Table
Luff Schoorl
Fp : faktor pengenceran
3.7.1.3 Uji Vitamin A
lemak menjadi asam lemak dan ester retinol. Restinol dianalisi menggunakan
yaiu eksraksi dan penyabunan, penangas air dan pendingin kondensor dinyalakan,
dipipet 2,5 ml KOH 50% ke dalam erlenmeyer contoh, dilakukan dengan cepat di
atas penangas air suhu 80 derjat Celcius dengan pendingin kondensor dilakukan di
atas bibir erlenmeyer. Larutan ini direfluks selama 30 menit, stelah itu erlenmeyer
diangkat dari penangas, didinginkan hingga suhu ruang, ditambahkan asam asetat
glasial 2,5 ml untuk menetralkan KOH, diaduk rata, dan dibiarkan dingin hingga
suhu ruang. Larutan ini lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 25 ml dan ditera
dengan larutan THF : etanol (1:1), setelah itu disaring lalu diendapkan. High
dinyalakan, dibiarkan stabil selama 30 menit dengan pengaliran fase gerak pada
penyabunan diinjeksi, lalu diatur fase gerak untuk mendapatkan revolusi bentuk
cis dan trans. Semua trans retinol larut dan cis retinol akab larut sebagai sebuah
peak kecil sebelum bentuk trans. Deret standar dan contoh diinjeksikan kedalam
Standar yang diuji harus masuk kedalam rabge peak contoh dengan cara
standar atau contoh diencerkan. Ekstrak yang berisi vitamin A dapat dianalisis
Cara kerja :
2. Tambah 30 ml HCl 25% dan 20 ml air serta beberapa butir batu didih.
3. Tutup gelas pial dengan kaca arloji dan didihkan selama 15 menit.
4. Saring dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi
asam lagi.
dengan heksana atau pelarut lemak lainnya 2 jam – 3 jam pada suhu lebih
kurang 80°C.
7. Sulingkan larutan heksana atau pelarut lemak lainnya dan keringkan ekstrak
Perhitungan:
Kadar Lemak =
Dimana:
W : Bobot cuplikan, dalam gr
W1 : Bobot labu lemak sesudah ekstraksi, dalam gr
W2 : Bobot labu lemak sebelum ekstraksi, dalam gr
SSA adalah kelarutan logam akan mencapai maksimum pada derajat keasaman
yang tinggi, hal ini akan dicapai pada pH 2-4. Kelarutan logam tersebut dapat
aspirator ke dalam nyala pada alat SSA, akan mengalami proses penguapan-
pelarut, sublimasi akan menyerap sejumlah sinar. Jumlah sinar diserap akan
Rumus :
Kadar Setara Ca =
deskriptif kualitatif persentase yaitu kualitatif yang diperoleh dari panelis harus
Menurut Ali yang dikutip oleh Kamal (2015), skor nilai untuk mendapatkan
Keterangan
% = skor presentase
n = jumlah skor yang diperoleh
N = skor ideal (skor tertinggi x jumlah panelis)
Untuk mengubah data skor persentase menjadi nilai kesukaan konsumen,
analisinya sama dengan analisis kualitatif dengan nilai yang berbeda, yaitu
sebagai berikut :
3.
= 90/90 x 100%
= 100
4.
= 30/90 x100%
= 33,3%
5. Rentangan = Persentase maximum – Persentase minimum
= 100% - 33,3%
= 66,7%
6. Interval presentase = Rentangan : Jumlah kriteria
= 66,7% : 3
= 22,23%
Tabel 3.4 diatas menyatakan bahwa Interval presentasi dan kriteria kesukaan
kue bawang hasil pemanfataan tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor.
Setelah
mengetahui bagaimana penerimaan panelis terhadap stick kue bawang tepung ubi
jalar orange dan tepung daun kelor, maka selanjutnya adalah mengetahui ada atau
tidaknya perbedaan pada organoleptik stick kue bawang A1 dan A2, dengan
melihat perbedaan pengaruh pada dua perlakuan. Apabila data yang telah di uji
tidak normal maka dianalisis dengan Uji Mann-Whitney. Analisis data diawali
keseluruahan data uji organoleptik terhadap warna, aroma, tekstur dan rasa adalah
tidak normal dengan signifikansi sebesar 0,000 < α (0,005). Analisis dilakukan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
ubi jalar orange dan tepung daun kelor jauh berbeda dengan perlakuan (tepung ubi
jalar orange 40% : 4% tepung daun kelor) dan (tepung ubi jalar orange 50% : 6%
tepung daun kelor). Stick kue bawang juga memiliki warna, aroma, rasa dan
dengan bahan utama dan bahan pelengkap ( tepung terigu, bawang dan mentega).
Perbedaan kedua perlakuan pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.1 dan tabel 4.1
berikut ini.
(a) (b)
Gambar 4.1 (a) Perlakuan A1 dan (b) Perlakuan A2
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2018)
Tabel 4.1. Karakteristik Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan
Tepung Daun Kelor
Stick kue bawang
Karakteristik A1 A2
Warna Kecoklatan dan sedikit Kecoklatan dan
hijau kehijauan
Aroma Aroma khas bawang Aroma khas bawang,
aroma langu dari daun
kelor
Rasa Rasa bawang Rasa bawang ,ubi jalar
dan daun kelor lebih
terasa
Tekstur Lebih rapuh dan mudah Tidak terlalu rapuh dan
hancur tidak mudah hancur
Keterangan:
A1 : tepung ubi jalar 40% dan tepung daun kelor 4%
A2 : tepung ubi jalar 50% dan tepung daun kelor 6%
4.2 Daya Terima Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
mengamati warna, aroma, rasa dan tekstur dari stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor. Uji organoleptik dilakukan pada jam 09.00-13.00
4.2.1 Warna Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun
Kelor
Hasil analisis organoleptik terhadap warna stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor menunjukkan total skor pada perbandingan
40%:4% yaitu 77 (85,4%), sedangkan total skor yang rendah pada perbandingan
50%:6% memiliki total skor yaitu 56 (62,1%). Hal ini menunjukkan bahwa total
skor pada perbandingan 40%:4% termasuk kategori suka dan pada perbandingan
menyukai warna stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor.
Hasil analisis organoleptik warna stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Analisis Organoleptik Warna Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Warna Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 17 51 56,6 0 0 0
Kurang suka 13 26 28,8 26 52 57,7
Tidak suka 0 0 0 4 4 4,44
Total 30 77 85,4 30 56 62,14
warna stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada
perlakuan A1 dan A2 di peroleh nilai p = 0,000. Dari hasil uji tersebut, didapatkan
hasil bahwa nilai p ˂ α (0,05) artinya ada perbedaan yang nyata terhadap warna
stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada
perbandingan 40%:4% dan 50%:6%. Hasil Uji Mann Whitney dapat dilihat pada
Tabel 4.3 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Warna Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
4.2.2 Aroma Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun
Kelor
Hasil analisis organoleptik terhadap aroma stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor menunjukkan total skor tertinggi pada perbandingan
skor yaitu 74 (82,1%) dengan demikian kriteria kesukaan panelis terhadap aroma
stick kue bawang terdapat pada perbandingan 40%:4%. Hasil analisis organoleptik
aroma stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan
Tabel 4.4 Hasil Analisis Organoleptik Aroma Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Aroma Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 25 75 83.3 14 42 46,6
Kurang suka 5 10 11,1 16 32 35,5
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 30 85 94,4 30 74 82,1
aroma stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor diperoleh
p ˂ α (0,05) artinya ada perbedaan yang nyata terhadap aroma stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perbandingan 40%:4% dan
50%:6%. Hasil uji Mann whitney dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini :
Tabel 4.5 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Aroma Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
4.2.3 Rasa Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun
Kelor
Hasil analisis organoleptik terhadap Rasa stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor sangat mempengaruhi tingkat kesukaan panelis,
berdasarkan indikator tekstur pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor skor total A1 84 (93,3%) dan A2 skor total 75 (83,2%)
tergolong A1 kategori disukai oleh panelis dan A2 kategori kurang suka oleh
Tabel 4.6 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Rasa Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 24 72 80 16 48 53,3
Kurang suka 6 12 13,3 13 26 28,8
Tidak suka 0 0 0 1 1 1,1
Total 30 84 93,3 30 75 83,2
stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perlakuan
A1 dan A2 di peroleh nilai p =0,027. Dari hasil uji tersebut, didapatkan hasil
bahwa nilai p ˂ α (0,05) artinya ada perbedaan yang nyata terhadap rasa stick kue
bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perlakuan A1 dan A2.
Hasil Uji Mann Whitney dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Rasa Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
4.2.4 Tekstur Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
mempengaruhi cita rasa yang ditimbulkan dari bahan makanan tersebut, dan hal
indikator tekstur pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun
kelor skor total pada perlakuan A1 yaitu 82 (90%) dan skor total pada perlakuan
kurang disukai oleh panelis, dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini :
Tabel 4.8 Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Tekstur Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 22 66 73,3 10 30 33,3
Kurang suka 8 16 17,7 16 32 35,5
Tidak suka 0 0 0 4 4 4,4
Total 30 82 90 30 66 73,2
tekstur stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor diperoleh
p ˂ α (0,05) artinya ada perbedaan yang nyata terhadap tekstur stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perlakuan A1 dan A2. Hasil
Uji Mann Whitney dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Mann Whitney Terhadap Tekstur Stick Kue Bawang
Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
4.3 Analisis Kandungan Zat Gizi Pada Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar
Orange Dan Tepung Daun Kelor
Hasil analisis kandungan gizi stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan dan
kandungan karbohidrat, lemak, protein, vitamin A, dan kalsium pada stick kue
bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan dua perlakuan yaitu
A1 (tepung terigu 56%: tepung ubi jalar orange 40%: tepung daun kelor 4%) dan
A2 (tepung terigu 44% : tepung ubi jalar orange 50% : tepung daun kelor 6%)
Tabel 4.10 Hasil Analisis Kandugan Gizi Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Zat Gizi Satuan A1 A2
Karbohidrat Gram 27,6 35,4
Lemak Gram 30,7 33,6
Protein Gram 8,91 9,13
Vitamin A Mcg 2,6 2,9
Kalsium Mg 225 239
lemak, protein, vitamin A dan kalsium pada A2 lebih tinggi daripada A1, dimana
lemak A2 sebesar 33,6 gr dan A1 sebesar 30,7 gr. Kandungan protein A2 sebesar
9,13 gr dan A1 sebesar 8,91 gr. Kandungan vitamin A A2 sebesar 2,9 mcg dan A1
sebesar 2,6 mcg. Kandungan kalsium A2 sebesar 239 mg dan A1 sebesar 225 mg.
Stick Kue bawang pada umumnya mengandung energi sebesar 488 kilokalori,
protein 8,8 gram, karbohidrat 64,6 gram, lemak 21,6 gram, kalsium 22 miligram,
fosfor 85 miligram, dan zat besi 1,5 miligram. Di dalam kue bawang terkandung
Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram kue
bawang dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100%. Berikut tabel 4.11
Tabel 4.11 Kandungan Gizi Pada Stick Kue Bawang Per 100 Gram
Kandungan gizi Jumlah
Energi (kal) 488
Protein (g) 8,8
Lemak (gr) 21,6
Karbohidrat (gr) 64,6
Kalsium (mg) 22
Fosfor (mg) 85
Zat besi (mg) 1,5
Vitamin A (mcg) 1,5
Vitamin B1 (mg) 0,07
Sumber: Publikasi Kementrian Republik Indonesia Serta Sumber Lainnya
Tidak semua kandungan yang terdapat dalam kandungan stick kue bawang
sama. Riset/penelitian pada stick kue bawang yang berbeda bisa menghasilkan
perbedaan hasil yang didapat karena berbagai faktor yang mempengaruhi baik
4.5 Perbandingan Gizi Antara Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange
Dan Tepung Daun Kelor Dengan Stick Kue Bawang Biasa
Stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor A2 memiliki
kandungan lemak, protein dan kalsium yang lebih tinggi dibandingkan dengan
stick kue bawang biasa. Sedangkan, kandungan karbohidrat dan vitamin A lebih
tinggi pada stick kue bawang biasa dibandingkan stick kue bawang tepung ubi
jalar orange dan tepung daun kelor. Pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange
dan tepung daun kelor mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin A dan
kalsium sebanyak 35,4 g, 33,6 g, 9,13 g, 2,7 mcg, dan 239 mg, sedangkan pada
stick kue bawang biasa mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin A dan
Tabel 4.12 Kandungan Zat Gizi Stick Kue Bawang Dalam 100 Gr
Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange Dan Kue Bawang Standart Stick
Zat Gizi Tepung Daun Kelor Pati Jahe Kue Bawang
Merah biasa
A1 A2
Karbohidrat 27, 6 35,4 47,4 64,6
Lemak 30,7 33,6 41,7 21,6
Protein 8,91 9,13 4,74 8,8
Kalsium 225 239 53,4 22
Vitamin A 2,6 2,9 - 1,5
Hasil Uji Laboratorium
** Lestari (2016)
*** Publikasi Kementrian Republik Indonesia Serta Sumber Lainnya
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
Berdasarkan dua perlakuan yang dilakukan stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor, maka dihasilkan karakteristik stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor yang berbeda. Stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perbandingan 40%:4%
berwarna kecoklatan dan sedikit hijau, beraroma khas bawang, rasa bawang pada
stick kue bawang, dan tekstur stick kue bawang yang lebih rapuh dan mudah
hancur . Stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada
dominan pada stick kue bawang. Sedangkan aroma khas bawang dengan aroma
langu dari daun kelor, rasa bawang serta ubi jalar dan daun kelor terasa dan
tekstur stick kue bawang tidak terlalu rapuh dan tidak mudah hancur.
5.2 Daya Terima Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung
Daun Kelor
didapatkan hasil bahwa stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun
kelor yang disukai panelis yaitu stick kue bawang dengan komposisi tepung
terigu 56%, tepung ubi jalar orange 40%, dan tepung daun kelor 4%. Hal ini
dapat dilihat dari total skor pada perbandingan 40%:4% berdasarkan karakteristik
warna, aroma, tekstur dan rasa, yaitu sebesar 328 sedangkan total skor pada
(FKM) Universitas Sumatera Utara (USU). Pada uji daya terima terhadap stick
kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor, panelis menilai
berdasarkan indikator berupa warna, aroma, rasa dan tekstur. Berikut ini hasil uji
5.2.1 Daya Terima Panelis Terhadap Warna Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan penilaian daya terima terhadap warna stick kue bawang tepung
ubi jalar orange dan tepung daun kelor menunjukkan bahwa perlakuan pada
dengan persentase 62,1% dan termasuk juga dalam kategori kurang suka Berarti
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor termasuk dalam kategori suka dan
kurang suka.
Hasil analisa dengn Uji Mann Whitney terhadap warna dari kedua
perlakuan pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor
yang dihasilkan nilai p (0,000) < α (0,05) bermakna bahwa stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan berbagai variasi
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor yang dihasilkan.
menyukai warna kecoklatan dan sedikit hijau stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor dibandingan dengan perbandingan 50%:6% yang
memiliki kecoklatan dan kehijauan yang lebih menonjol sehingga warna lebih
jauh. Penambahan tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor yang tepat pada
dengan perbandingan 50%:6% yang penambahan tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor yang lebih banyak lebih banyak, sehingga menghasilkan warna
kehijauan yang lebih dominan. Perbedaan inilah yang menyebabkan panelis lebih
stik ampas tahu menyatakan bahwa hasil stiknya memiliki warna semakin cokelat
penelitian Handayani (2010) tentang pembuatan mie basah tepung ubi jalar orange
menyatakan bahwa hasil mie basah memiliki warna semakin coklat tua
dikarenakan komposisi tepung ubi jalar orange yang semakin banyak digunakan.
daun kelor dengan penambahan jamur tiram menyatakan bahwa hasil biskuit hijau
Muna,dkk (2017) tentang pembuatan stik tepung tulang ikan bandeng menyatakan
bahwa hasil stik kuning kecoklatan karena penambahan tepung ikan bandeng yang
lebih banyak.
Warna merupakan tanda corak suatu makanan yang sulit untuk diukur.
tersebut layak untuk dimakan. Fungsi utama warna pada makanan, untuk
Warna yang bagus dan segar sesungguhnya memiliki arti pada kondisi
makanan tersebut, yang pada akhirnya menjadi daya tarik konsumen untuk
memilih makanan tersebut. Hal ini juga tidak selalu identik dengan rasa makanan
5.2.2 Daya Terima Panelis Terhadap Aroma Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan penilaian daya terima terhadap aroma stick kue bawang tepung
ubi jalar orange dan tepung daun kelor menunjukkan bahwa perlakuan yang
memiliki skor tertinggi adalah pada perbandingan 40%:4%, yaitu memiliki total
skor sebesar 85 dengan persentase 94,4% dan termasuk dalam kategori suka.
Sedangkan A2 memiliki total skor 74 dengan persentase 82,1% dan juga termasuk
dalam kategori suka. Aroma pada perbandingan 40%:4% dan 50%:6% sama-sama
perlakuan pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor
yang dihasilkan nilai p (0,003) α (0,05) bermakna stick kue bawang tepung ubi
jalar orange dan tepung daun kelor dengan berbagai variasi memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap aroma stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
Aroma pada stick kue bawang dihasilkan oleh aroma khas tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor beserta bahan penyusun stick kue bawang lainnya.
Pada stick kue bawang perbandingan 40%:4% aroma tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor yang dihasilkan pada stick kue bawang yang sedikit aroma khas
yang dihasilkan pada stick kue bawang dikarenakan jumlah tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor lebih sedikit. Tepung ubi jalar orange dan tepung
daun kelor lebih banyak pada perbandingan 50%;6%, sehingga panelis menilai
bahwa aroma yang dihasilkan oleh perbandingan 40%:4% lebih sedikit aroma
stik ampas tahu menyatakan bahwa hasil stiknya semakin beraroma ampas tahu
penelitian Handayani (2010) tentang pembuatan mie basah tepung ubi jalar orange
menyatakan bahwa hasil mie basah memiliki aroma ubi jalar yang semakin tajam
dikarenakan komposisi tepung ubi jalar orange yang semakin banyak digunakan.
daun kelor dengan penambahan jamur tiram menyatakan bahwa hasil biskuit
beraroma daun kelor karena penambahan daun kelor yang semakin banyak.
tulang ikan bandeng menyatakan bahwa hasil stik semakin banyak penggunaan
tepung tulang ikan bandeng dalam pembuatan stik bawang maka aroma stik
Aroma merupakan wangi dan bau khas yang dihasilkan oleh suatu
makanan dan dinilai subjektif oleh indera penciuman. Menurut Winarno (2004)
yang dikutip oleh Kamal (2015), Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau
dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indra penciuman
dengan cepat. Menurut Satiarini (2006) yang dikutip oleh Nofrianti, dkk (2013),
5.2.3 Daya Terima Panelis Terhadap Rasa Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan penilaian daya terima terhadap rasa stick kue bawang tepung
ubi jalar orange dan tepung daun kelor menunjukkan bahwa perlakuan yang
memiliki skor tertinggi adalah perbandingan 40%;4% yaitu memiliki total skor
83,2% dan juga termasuk dalam kategori suka. Rasa pada perbandingan 40%;4%
perbandingan 50%:6% komposisi tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor
yang digunakan lebih banyak yaitu sebesar 50% dan 6% sehingga menghasilkan
rasa yang khas ubi jalar dan daun kelor dari pada perbandingan 40%;4%.
Hasil analisa dengan Uji Mann Whitney terhadap rasa dari kedua perlakuan
pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor yang
dihasilkan nilai p(0,027) < α (0,05) bermakna bahwa stick kue bawang tepung ubi
jalar orange dan tepung daun kelor dengan berbagai variasi memberikan pengaruh
yang berbeda nyata terhadap rasa stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
stik ampas tahu menyatakan bahwa hasil stiknya semakin terasa ampas tahu (khas
tahu) dikarenakan komposisi tepung ampas tahu yang lebih banyak. Kemudian
penelitian Handayani (2010) tentang pembuatan mie basah tepung ubi jalar orange
menyatakan bahwa hasil mie basah semakin terasa khas ubi jalar dikarenakan
daun kelor dengan penambahan jamur tiram menyatakan bahwa hasil rasa biskuit
kurang manis karena komposisi gula yang sedikit. Sedangkan menurut penelitian
Muna,dkk (2017) tentang pembuatan stik tepung tulang ikan bandeng menyatakan
bahwa hasil stik semakin banyak tepung tulang ikan bandeng pada stik maka
semakin banyak asam glutamat semakin memberikan rasa gurih pada stik.
untuk diukur. Hal ini dapat menimbulkan pendapat yang berlainan dari kualitas
rasa yang dihasilkan. Rasa lebih banyak melibatkan panca indera yaitu lidah. Rasa
suatu bahan makanan dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi dan
interaksi dengan komponen rasa yang lain. Setiap orang mempunyai batas
konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan (threshold).
Batas ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold seseorang terhadap rasa
yang berbeda juga tidak sama (Menurut Winarno 2004, dikutip oleh Maisaroh
2016 ).
5.2.4 Daya Terima Panelis Terhadap Tekstur Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan penilaian daya terima terhadap tekstur stick kue bawang tepung
ubi jalar orange dan tepung daun kelor menunjukkan bahwa perlakuan yang
memiliki skor tertinggi adalah pada perbandingan 40%:4%, yaitu memiliki total
skor sebesar 82 dengan persentase 90% dan termasuk dalam kategori suka.
73,2% dan juga termasuk dalam kategori kurang suka. Tekstur pada perbandingan
40%:4% lebih disukai daripada perbandingan 50%:6% , hal ini dikarenakan pada
perbandingan 40%:4% digunakan tepung ubi jalar 40%dan tepung daun kelor 4%.
perlakuan pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor
yang dihasilkan nilai p (0,001) α (0,05) bermakna bahwa stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan berbagai variasi
memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap tekstur stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor yang dihasilkan.
Pada stick kue bawang perbandingan 40%:4% memiliki tekstur rapuh dan
mudah hancur pada stick kue bawang perbandingan 50%:6% memiliki tekstur
tidak rapuh dan tidak mudah hancur. Tekstur stick kue bawang yang berbeda
disebabkan oleh konsentrasi tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor,
tekstur pada stick kue bawang perbandingan 40%:4% lebih rapuh dan mudah
hancur karena pemakaian tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor lebih
sedikit dari pada stick kue bawang perbandingan 50%:6%, dengan demikian
stik ampas tahu menyatakan bahwa hasil stiknya semakin banyak penggunaan
tepung ampas tahu semakin tinggi menyerap cairan yang mengakibatkan tekstur
Handayani (2010) tentang pembuatan mie basah tepung ubi jalar orange
menyatakan bahwa hasil mie basah semakin banyak komposisi tepung ubi jalar
orange yang banyak digunakan maka mie basah mudah patah dan tidak kenyal.
daun kelor dengan penambahan jamur tiram menyatakan bahwa hasil tekstur
biskuit keras, karena komposisi bahan. Sedangkan menurut penelitian Muna, dkk
(2017) tentang pembuatan stik tepung tulang ikan bandeng menyatakan bahwa
hasil stick bawang hasil eksperimen pada indikator tekstur tidak ada sampel yang
terbaik.
indra peraba. tekstur dan konsistensi suatu bahan akan memengaruhi cita rasa
rangsangan terhadap sel reseptor dan kelenjar air liur. Semakin kental suatu
bahan, penerimaan terhadap intensitas rasa, bau dan cita rasa semakin berkurang.
dapat memberi gagasan apakah suatu produk tersebut kasar, halus, keras, atau
Menurut Zahro (2011), tekstur dari suatu produk dipengaruhi oleh bahan
baku yang digunakan. Tekstur makanan merupakan salah satu faktor yang dapat
salah satu faktor kunci dari pemilihan makanan seseorang (Moehyi, 1999 dalam
Fatty, 2012). Selain dapat memengaruhi penampilan, tekstur makanan juga dapat
memengaruhi rasa serta aroma makanan (Winarno, 1997 dalam Fatty. 2012).
pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dengan dua
(27,6) dan A2 (35,4). Kandungan lemak pada perbandingan 40%:4% (30,7) dan
(8,91) dan A2 (9,13). Kandungan kalsium pada perbandingan 40%:4% (225) dan
tinggi terdapat pada stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun
kelor pada perlakuan perbandingan 50%:6% yaitu tepung ubi jalar 50% : tepung
daun kelor 6%. Jadi dapat diketahui bahwa semakin sedikit jumlah tepung ubi
jalar dan tepung daun kelor yang ditambahkan, maka semakin rendah pula
kandungan karbohidrat, lemak, protein, kalsium, dan vitamin A. Stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor memiliki kandungan kalsium dan
vitamin A yang lebih tinggi dibandingkan dengan stick kue bawang biasa yang
terdapat pada tepung ubi jalar orange 50% : tepung daun kelor 6% yaitu dengan
komposisi tepung terigu 44%, tepung ubi jalar orange 50%, dan tepung daun kelor
mengkonsumsi karbohidrat perharinya yaitu 375 gram untuk laki-laki dan 309
kalsium sebesar 1100 mg perhari untuk laki-laki dan 1100 gr perhari untuk
Pada 100 gram kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor
karbohidrat perhari 375 gr untuk laki-laki dan dapat menyumbang sebesar 8,93%
dari kebutuhan karbohidrat perhari 309 gram untuk perempuan. Jika konsumen
mengkonsumsi sebanyak 100 gr stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor 40%:4% maka dapat menyumbang sebesar 33,7 % dari
mengkonsumsi sebanyak 100 gr stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor 40%:4% maka dapat menyumbang sebesar 14,3% dari
mengkonsumsi sebanyak 100 gr stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor 40%:4% maka dapat menyumbang sebesar 0,43% dari
kebutuhan vitamin A perhari 600 mcg untuk laki-laki dan dapat menyumbang
sebesar 0,52% dari kebutuhan vitamin A perhari untuk perempuan. Jika konsumen
mengkonsumsi sebanyak 100 gr stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan
tepung daun kelor 40%:4% maka dapat menyumbang sebesar 20,45% dari
kebutuhan kalsium perhari 1100 gr untuk laki-laki dan perempuan. Jadi untuk
5.4 Analisis Nilai Ekonomis Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan
Tepung Daun Kelor
Tepung ubi jalar orange yang dapat dihasilkan dari 1 kg ubi jalar orange
adalah sekitar 300 gr, sedangkan tepung daun kelor yang dapat dihasilka dari 1
kg adalah sekitar 100 gr. Penggunaan bahan sebanyak 300 gram tepung dapat
Berdasarkan hasil laboratorium, kandungan gizi pada stick kue bawang tepung
ubi jalar orange dan tepung daun kelor pada perbandingan 50% : 6% lebih tinggi
dibandingkan dengan stick kue bawang dengan perbandingan 40% : 4%, itu
berdasarkan kandungan gizi yang terdapat pada makanan tersebut. Selain itu yang
pembuatan stick kue bawang sebanyak 500 gram. Adapun perhitungan biaya
pembuatan stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor dilihat
Tabel 5.1 Rincian Biaya Pembuatan 500 Gram Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat, dengan modal Rp. 23.047 akan
menghasilkan keping stick kue bawang. Tiap 100 gram stick kue bawang
tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor menghasilkan keping stick
kue bawang. Pertimbangan biaya yang cukup murah dapat menjadikan kue
Biaya produksi pada stick kue bawang 100 gram tepung ubi jalar orange
dan tepung daun kelor dengan perbandingan 40% : 4% adalah sekitar Rp. 4.609
sedangkan di pasar ataupun di supermarket harga stick kue bawang dijual Rp.
8.500 berdasarkan perbandingan harga tersebut stick kue bawang tepung ubi jalar
orange dan tepung daun kelor memiliki harga yang lebih murah dibandingkan
dengan kue bawang biasa, dan memiliki kandungan gizi (protein, lemak dan
BAB VI
6.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Stick kue bawang dengan tepung ubi jalar orange, dan tepung daun kelor yang
disukai panelis adalah stick kue bawang dengan tepung ubi jalar orange
2. Stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor (40%:4%)
mengandung karbohidrat 27,6 gr, lemak 30,7 gr, protein 8,91 gr, kalsium 225
6.2. Saran
Hal yang dapat disarankan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
adalah :
1. Agar memanfaatkan ubi jalar orange dan daun kelor untuk dijadikan tepung
dalam pembuatan stick kue bawang sebagai bahan pangan fungsional yaitu
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan terkait kandungan gizi, dan daya simpan
stick kue bawang tepung ubi jalar orange dan tepung daun kelor.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2011. Syarat Mutu Cookies. SNI No. 01-
2973-1992. Jakarta: BSN.
Fakhrunnisa, Fitri. 2014. Uji Kadar Protein Dan Organoleptik Biskuit Tepung
Terigu Dan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dengan
Penambahan Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus). Jawa tengah.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
Juanda, D. dan Cahyono, B. (2000). Ubi Jalar Budidaya dan Analisis Usaha
Tani. Yogyakarta : Kanisius.
Lestari, Ratih. 2016. Pemanfaatan Pati Jahe Merah (Zingiber Officinale Var
Rubrum) Sebagai Modifikasi Tepung Terigu Dalam Pembuatan Kue
Bawang Dan Analisis Kandungan Gizinya Serta Daya Terimanya
Oleh Masyarakat. Skripsi. Sumatera Utara : Universitas Sumatera
Utara.
Mandiri, Tim Agro. 2016. Budi Daya Ubi Jalar. Surakarta : Visi Mandiri.
Margaret, O. 2010. Pengaruh Proporsi Tepung Ubi Jalar Kuning dan tepung
Terigu Terhadap Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Biskuit Manis.
Skripsi. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Maisaroh, Y. 2016. Uji Daya Terima Agar-Agar Dadih Susu Kerbau. Skripsi
FakultasKesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara
Melo, N. V., Vargas, T. Quirino and C. M. C. Calvo. (2013). Moringa Oleifera
L. An Underutilized Tree With Macronutrients For Human Health.
Emir. J. Food Agric, 25 (10): 785- 789.
Muna,Nilnal, Titin dan Saptariana.2017. Eksperimen Inovasi Pembuatan Stik
Bawang Subtitusi Tepung Tulang Ikan Bandeng. Jurnal kompetensi
Vol.8,No.2 Mei 2017.
Zuraida, N dan Supriati, Y. 2011. Usahatani Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku
Pangan Alternatif dan Diversifikasi Sumber Karbohidrat. Buleti.
Agrobiro. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor.
LAMPIRAN
No. Panelis :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Peminatan :
Petunjuk
1. Cicipilah sampel pertama (A1) terlebih dahulu.
2. Berikanlah penilaian berdasarkan pendapat anda tentang apa yang
dirasakan oleh indera pengecap. Kemudian berikan penilaian pada kolom
kode sampel A1 dengan angka ( lihat keterangan dibawah tabel penilaian
berdasarkan tingkat kesukaan).
3. Jika sudah selesai mencicipi sampel pertama dan memberikan penilaian,
silahkan menetralkan indera pengecap anda dengan minum air putih
kemudian lanjutkan dengan mencicipi sampel kedua (A2).
Kode Sampel
Indikator
A1 A2
Warna
Aroma
Rasa
Tekstur
Keterangan :
Suka :3
Kurang Suka :2
Tidak Suka :1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Kurang Suka
13 43,3 43,3 43,3
d
Suka 17 56,7 56,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Warna A2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Tidak Suka
4 13,3 13,3 13,3
d
Kurang Suka 26 86,7 86,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Aroma A1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Kurang Suka
5 16,7 16,7 16,7
d
Suka 25 83,3 83,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Aroma A2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Kurang Suka
16 53,3 53,3 53,3
d
Suka 14 46,7 46,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Rasa A1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Kurang Suka
6 20,0 20,0 20,0
d
Suka 24 80,0 80,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Rasa A2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Tidak Suka
1 3,3 3,3 3,3
d
Kurang Suka 13 43,3 43,3 46,7
Suka 16 53,3 53,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
D. Uji Daya Terima Tekstur Stick Kue Bawang
Frekuensi
Tekstur A1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Kurang Suka
8 26,7 26,7 26,7
d
Suka 22 73,3 73,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Tekstur A2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Vali Tidak Suka
4 13,3 13,3 13,3
d
Kurang Suka 16 53,3 53,3 66,7
Suka 10 33,3 33,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Warna 60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
Arom
60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
a
Rasa 60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
Tekstu
60 100,0% 0 ,0% 60 100,0%
r
Descriptives
Interquartile Range 1
Skewness -,645 ,309
Kurtosis -1,640 ,608
Rasa Mean 2,65 ,066
95% Confidence Lower Bound
2,52
Interval for Mean
Upper Bound
2,78
5% Trimmed Mean 2,69
Median 3,00
Variance ,265
Std. Deviation ,515
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -1,026 ,309
Kurtosis -,118 ,608
Tekstur Mean 2,47 ,080
95% Confidence Lower Bound
2,31
Interval for Mean
Upper Bound
2,63
5% Trimmed Mean 2,52
Median 3,00
Variance ,389
Std. Deviation ,623
Minimum 1
Maximum 3
Range 2
Interquartile Range 1
Skewness -,738 ,309
Kurtosis -,397 ,608
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Warna ,369 60 ,000 ,724 60 ,000
Arom
,417 60 ,000 ,603 60 ,000
a
Rasa ,418 60 ,000 ,632 60 ,000
Tekstu
,337 60 ,000 ,728 60 ,000
r
a Lilliefors Significance Correction
Ranks
Perlakuan Sampel N Mean Rank Sum of Ranks
Warna A1 30 39,87 1196,00
A2 30 21,13 634,00
Total 60
Aroma A1 30 36,00 1080,00
A2 30 25,00 750,00
Total 60
Rasa A1 30 34,60 1038,00
A2 30 26,40 792,00
Total 60
Tekstur A1 30 37,03 1111,00
A2 30 23,97 719,00
Total 60
Test Statistics(a)
Tabel 4.2 Hasil Analisis Organoleptik Warna Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Warna Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 17 51 56,6 0 0 0
Kurang 13 26 28,8 26 52 57,7
suka
Tidak suka 0 0 0 4 4 4,44
Total 30 77 85,4 30 56 62,14
A1 = Suka : 17
Kurang Suka : 13
Tidak Suka :0
A2= Suka :0
Kurang Suka : 16
Tidak Suka :4
(4 x 1 = x 100% = 4,44%)
Tabel 4.4 Hasil Analisis Organoleptik Aroma Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Aroma Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 25 75 83.3 14 42 46,6
Kurang 5 10 11,1 16 32 35,5
suka
Tidak suka 0 0 0 0 0 0
Total 30 85 94,4 30 74 82,1
A1 = Suka : 25
(25 x 3 =
Kurang Suka :5
(5 x 2 =
Tidak Suka :0
A2 = Suka : 14
(14 x 3 =
Kurang Suka : 16
(16 x 2 =
Tidak Suka :0
Tabel 4.6 Hasil Analisis Organoleptik Rasa Stick Kue Bawang Tepung Ubi
Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Rasa Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 24 72 80 16 48 53,3
Kurang 6 12 13,3 13 26 28,8
suka
Tidak suka 0 0 0 1 1 1,1
Total 30 84 93,3 30 75 83,2
A1= Suka : 24
(24 x 3 =
Kurang Suka :6
(6 x 2 =
Tidak Suka :0
A2= Suka : 16
(16x 3 =
Kurang Suka : 13
(13 x 2 =
Tidak Suka :1
(1 x 1 =
Tabel 4.8 Hasil Analisis Organoleptik Tekstur Stick Kue Bawang Tepung
Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Kriteria A1 A2
Tekstur Panelis Skor (%) Panelis Skor (%)
Suka 22 66 73,3 10 30 33,3
Kurang 8 16 17,7 16 32 35,5
suka
Tidak suka 0 0 0 4 4 4,4
Total 30 82 90 30 66 73,2
A1= Suka : 22
(22 x 3 =
Kurang Suka :8
(8 x 2 =
Tidak Suka :0
A2= Suka : 10
(10 x 3 =
Kurang Suka : 16
(16 x 2 =
Tidak Suka :4
(4 x 1 =
1. Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Perlakuan A1
d. Perhitungan AKG
Rumus :
AKG =
AKG Karbohidrat =
AKG Lemak =
AKG Protein =
makro, sedangkan untuk zat gizi mikro mengikuti Angka Kecukupan Gizi
b. Perhitungan AKG
Rumus :
AKG =
2. Stick Kue Bawang Tepung Ubi Jalar Orange Dan Tepung Daun Kelor
Perlakuan A2
d. Perhitungan AKG
Rumus :
AKG =
AKG Karbohidrat =
AKG Lemak =
AKG Protein =
makro, sedangkan untuk zat gizi mikro mengikuti Angka Kecukupan Gizi
b. Perhitungan AKG
Rumus :
AKG =
Sumatera Utara