Anda di halaman 1dari 2

Hormon Gastrointestinal 1

Hormon Pencernaan (Gastrointestinal Hormone) adalah pembawa kimia sebagai pengatur


peran usus dan pankreas. Dihasilkan oleh sel endokrin dan didistribusikan ke seluruh mukosa usus dan
pankreas. Saluran ekskresi, motilitas, penyerapan/absorbsi, pencernaan, dan dalam beberapa kasus,
perkembangan mukosa usus dan pankreas semuanya diatur oleh hormon ini. Makanan adalah stimulan
paling kuat untuk pelepasan hormon, dengan komposisi cairan lambung yang mengontrol laju dan
hormon yang dilepaskan.
Sel enteroendokrin mensekresikan peptida atau hormon, seperti gastrin dan sekretin, melalui
pembuluh darah untuk mengatur organ target. Peptida pengatur, seperti histamin dan 5-HT,
disekresikan oleh sel enteroendokrin dan merespons sel yang berdekatan melalui difusi melalui ruang
interstisial. Hormon Gastrointestinal diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Kelompok gastrin-kolesistokinin (gastrin dan kolesistokinin)
2. Kelompok sekretin, (sekretin, glukagon, vasoaktif intestinal peptida (VIP) dan gastric
inhibitory peptide (GIP))
3. Kelompok somatostatin
4. Kelompok motilin
5. Ghrelin
6. Glucagon-like peptide-1 (GLP-1)

Gastrin
Merupakan hormon peptida yang mengaktifkan sekresi asam lambung, khususnya HCl di dalam
lambung. Di bagian antrum ventrikulus, duodenum, dan pankreas terjadi sekresinya sel-sel G. Pompa
K+ / H+ ATPase di membran apikal sel parietal memicu peningkatan pelepasan H +, yang menyebabkan
ekskresi gastrin. Reseptor gastrin, juga dikenal sebagai reseptor CCK-B, yang merupakan salah satu
reseptor yang mengikat kolesistokinin. Pengikatan gastrin menyebabkan peningkatan Ca2+ intraseluler,
aktivasi protein kinase C, dan sintesis inositol fosfat.
Kolesistokinin (CCK)
Dalam intestinum tenue, kolesistokinin memainkan fungsi penting dalam melancarkan pencernaan.
Disekresikan oleh sel epitel mukosa di segmen pertama intestinum tenue (Duodenum), menyebabkan
pankreas dan kantong empedu melepaskan enzim pencernaan dan empedu. Berikut adalah aksi dan
fungsi dari CCK:
 Merangsang kontraksi kandung empedu, memaksa empedu ke duodenum.
 Merangsang sekresi enzim pankreas bersama secretin.
 Efek tropik pada asinus pankreas.
 Menyebabkan kontraksi kandung empedu dan relaksasi sphincter oddi
 Menginduksi rasa kenyang.
 Menghambat motilitas dan sekresi lambung
 Tersirat dalam perubahan adaptif jangka panjang dalam proporsi enzim pankreas dalam
menanggapi perubahan diet yang berkepanjangan
 Pengatur penting asupan makanan
Sekretin
Di saluran pencernaan, sekretin bertindak sebagai penetral asam. Pankreas, yang melepaskan cairan
kaya bikarbonat yang mengalir ke bagian pertama dari duodenum melalui saluran pankreas, adalah
organ target utama sekretin. Ion alkali bikarbonat menetralkan keasaman dan mencegah luka bakar,
serta menstabilkan tingkat keasaman sehingga enzim pencernaan lainnya dapat bekerja. Fungsi sekretin
adalah sebagai berikut.
 Menghambat pengosongan lambung untuk mencegah asam lebih lanjut memasuki
duodenum sampai asam sudah dinetralisir
 Menghambat sekresi lambung untuk mengurangi produksi jumlah asam
 Merangsang sel duktus pankreas untuk menghasilkan volume besar sekresi NaHCO3
 Merangsang hati untuk mengeluarkan NaCO3 kaya empedu
 Bersama dengan CCK, adalah trofik pankreas eksokrin
Somatostatin
Ditemukan di hipotalamus, CNS dan pankreas. Somatostatin ini kerjanya mengahambat sekresi insulin,
glucagon, CCK, secretin, gastrin, VIP, dan somatostatin (autocrine).
Ghrelin
Saat perut dalam keadaan kosong, maka akan menghasilkan ghrelin. Stimulasi nafsu makan dapat
mengurangi laju metabolisme ligan endogen untuk growth-hormone-secretagogue receptor (GHS-R)
yang pertama kali ditemukan sebagai hormon peptida yang dilepaskan ke sistem peredaran darah dari
perut. Protein 28-asam amino dengan gugus oktanil ditambahkan ke residu serin di rantai ketiga.
Kemampuan Ghrelin untuk mengikat GHS-R dan melewati blood-brain barrier merupakan hal yang
penting.
Glucagon-like peptide-1 (GLP-1)
Glukagon adalah hormon peptida yang diproduksi oleh pulau Langerhans di pankreas dan berperan
dalam regulasi metabolisme glukosa. Proglukagon diubah menjadi glukagon dan urutan peptida tidak
aktif tertentu dalam sel alfa pankreas melalui reaksi proteolitik. Proglukagon juga diekspresikan di
bagian terminal usus (Intestinum tenue dan Intestinum crassum), yang menghasilkan berbagai peptida
dengan sifat seperti glukagon. Pada pankreas dan intestinum, terdapat 3 (tiga) tipe produk peptida
proglukagon yang dapat dikenal sebagai berikut:
a. Peptida dengan aktivitas biologi yang telah diketahui (warna kuning), yaitu glukagon dan glucagon-
like peptide-1 (GLP-1). 115
b. Peptida yang mungkin mempunyai aktivitas biologi (warna cyan) kurang terkarakterisasi, yaitu
glucagon-like peptide-2 (GLP-2) dan oxyntomodulin
c. Peptida yang tidak menunjukkan aktivitas biologi (warna abu-abu), yaitu glicentin, glicentin related
pancreatic peptide, fragmen utama proglukagon.

Anda mungkin juga menyukai