Anda di halaman 1dari 11

Nama: Neng Sahartati

Nim: 10520029

Kelas 2A Kep

Tugas Kep. Anak:

 Perawatan bayi dalam incubator


 Perawatan bayi dengan transfusi tukarklokpl
 Perawatan bayi dengan terpasang phototraphi

Perawatan Bayi Dalam Inkubator


Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah
ruangan supaya suhu tetap konstan / stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat
sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas
digunakan untuk meletakkan sensor, display sensor ,kontroler , rangkaian elektronik. Sedangkan pada
boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang digunakan untuk
meletakkan heater, tempat / wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu (PT100)
dan sensor kelembapan, dimana sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan diletakkan di dalam
bokstidur bayi (di luar boks kontrol).

Pada sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapatdisplay yang sekaligus sebagai driver
sensor yang digunakan untuk mengetahui sertamemberikan setting suhu dan kelembapan dalam
ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki. Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan
kipas. Heater berfungsi sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara
panas yangdipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui
selang.Sebagai kontrolernya, digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebutjuga
berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan komputer (CPU) secara serialsupaya dapat
memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai denganyang dikehendaki melalui
komputer.

Inkubator merupakan salah satu cara menghangatkan & mempertahankan suhu tubuh. Dimana
sebelumnya & sesudahnya dilakukan monitoring & evaluasi pengukuran suhu tubuh.

Tujuan Pemberian Inkubator

1. Penghangatan berkelanjutan bayi

2. Dengan berat badan < 1500 gr yang tidak dapat dilakukan kangaroo mothercare/KMC Untuk
bayi sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat

Cara Menggunakan

1. Bersihkan inkubator dg desinfektan stp hari, & bersihkan scr keseluruhan stp minggu a/ stp akan
digunakan

2. Tutup matras dg kain bersih


3. Kosongkan air reservoir, dpt tumbuh bakte-ria yg berbahaya dlm air & meyerang bayi

4. Atur suhu sesuai dg umur & BB bayi (lihat tabel)

5. Hangatkan inkubator sebelum digunakan

6. Bila diperluksan lakukan pengamatan seluruh tubuh bayi a/ terapi sinar, lepas semua pakaian
bayi & segera diberikan pakaian kembali stlh selesai

7. Tutup indikator scpt mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap hangat

8. Gunakan satu inkubator u/ satu bayi

Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator

Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat yang
berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam
pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka.

Inkubator tertutup:

1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan
apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu
disediakan.

2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung.

3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi

4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh.

5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi.

6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kira-kira dengan suhu 27 derajat
celcius.

Inkubator terbuka:

7. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi.

8. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan.

9. Membungkus dengan selimut hangat.

10. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara.

11. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala.

12. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan di bawah
ini.

Kondisi bayi yang harus dirawat di inkubator bayi

 Bayi yang berat badan lahir kecil, meski kehamilan sudah cukup bulan
 Suhu tubuh bayi terus turun sekalipun sudah dipakaikan baju bayi maupun dibungkus dengan
kain

 Bayi lahir dengan sakit bawaanyang membutuhkan perawatan intensif

 Bayi lahir dengan infeksi atau risiko mengalami sepsis

 Dokter menilai bayi berisiko mengalami penurunan suhu yang abnormal

 Bayi dikhawatirkan mengalami kekurangan nutrisi bila tidak dimasukkan dalam inkubator bayi

 Ada luka yang menganga pada tubuh bayi, terutama pada perut

Mengenal tipe-tipe inkubator bayi

 Inkubator tertutup

Inkubator bayi jenis ini memiliki sistem penyaringan yang dapat meminimalisir risiko terjadinya infeksi
pada bayi. Sistem ini juga mencegah terjadinya penurunan kelembapan di dalam tabung inkubator.

 Inkubator terbuka

Bagian atas inkubator tidak dilengkapi tabung transparan, tapi tetap memberi kehangatan pada bayi
yang diletakkan di inkubator ini. Inkubator terbuka disebut juga dengan inkubator Armstrong yang dapat
memberi akses lebih mudah bagi para tenaga kesehatan dalam merawat bayi di dalamnya.

 Inkubator dinding ganda

Seperti namanya, inkubator bayi ini memiliki dua dinding yang dapat mencegah panas dan kelembapan
keluar dari tabung.

 Inkubator kontrol servo

Inkubator bayi ini memiliki program otomatis untuk mengatur suhu dan kelembapan berdasarkan
kondisi Si Kecil melalui sensor khusus yang ditempelkan ke kulit bayi.

 Inkubator portabel

Dikenal juga dengan nama inkubator transport karena banyak digunakan untuk memindahkan bayi dari
satu ruangan ke ruangan lain atau dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit lainnya.Penggunaan tipe
inkubator bayi ini harus didasarkan atas kondisi kesehatan bayi itu sendiri. Tentu, keputusan ini berada
di tangan dokter yang menangani bayi Anda.

Jenis Inkubator Bayi

1. Closed Box Incubator

Inkubator bayi jenis kotak merupakan inkubator jenis tertutup yang memiliki sistem penyaringan
udara segar yang meminimalkan risiko infeksi dan mencegah hilangnya kelembaban dari udara.

Ini akan memiliki lubang portal di samping untuk memungkinkan infus dan tangan manusia masuk,
tetapi dirancang untuk mencegah kuman, cahaya, dan elemen lainnya keluar.
Salah satu perbedaan terbesar antara inkubator tertutup dan inkubator terbuka adalah pengaturan
suhu. Inkubator bayi tertutup memungkinkan udara hangat dihembuskan melalui kanopi yang
mengelilingi bayi.

Beberapa inkubator tertutup memiliki dua dinding untuk membantu mencegah panas dan kehilangan
udara.

Ini biasanya disebut inkubator bayi berdinding ganda.

2. Double-walled Incubators

Sesuai dengan namanya, inkubator bayi jenis ini memiliki dua dinding yang selanjutnya dapat
mencegah panas dan hilangnya kelembapan udara.

3. Servo-control Incubators

Pada servo-control incubators, inkubator bayi ini secara otomatis diprogram untuk
menyesuaikan tingkat suhu dan kelembapan berdasarkan sensor kulit yang melekat pada bayi.

4. Open Box Incubator

Jenis inkubator bayi ini juga dikenal sebagai inkubator Armstrong. Cara kerja dari inkubator ini
dengan memberikan panas radiasi di bawah bayi tetapi memiliki kotak yang terbuka, memungkinkan
akses yang mudah.

5. Portable Incubator

Secara harfiah memiliki arti inkubator portabel, yang juga dikenal sebagai inkubator
transportasi. Inkubator bayi ini digunakan untuk memindahkan bayi baru lahir dari satu bagian rumah
sakit ke bagian lain.

Suhu inkubator dapat bervariasi berdasarkan usia kehamilan, keadaan fungsional paru-paru bayi, dan
komplikasi kesehatan lainnya.

Secara umum, NICU disimpan pada suhu 27 hingga 20 derajat Celcius, sedangkan inkubator biasanya
diatur sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuh antara 35 dan 37 derajat Celcius.

Bayi yang Butuh Menggunakan Inkubator

1. Bayi Lahir Prematur

2. Bayi dengan Masalah Pernapasan

3. Infeksi Tertentu pada Bayi

4. Dampak dari Diabetes Gestasional

Gejala diabetes pada bayi mungkin sulit ditemukan. Mengutip Pregnancy Birth Baby, gejala biasanya
berkembang dengan cepat, selama beberapa minggu, dan meliputi:

 Kelelahan: Ini bisa jadi pertanda bahwa tubuh anak tidak mampu mengubah gula dalam aliran
darah menjadi energi.
 Rasa lapar yang intens dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan: Jika otot dan
organ anak tidak menerima cukup energi, hal itu dapat memicu rasa lapar yang ekstrem. Dan
penurunan berat badan yang tiba-tiba, terutama jika dia makan lebih banyak.

 Perubahan penglihatan: Kadar glukosa darah yang tinggi dapat menyebabkan penglihatan kabur
atau masalah penglihatan lainnya. Sayangnya pada usia yang sangat muda, buah hati belum bisa
mengartikulasikan hal ini.

5. Bayi dengan Penyakit Kuning

6. Proses Melahirkan Panjang atau Traumatis

7. Berat Badan Lahir Rendah

8. Sembuh dari Operasi

9. Mengalami Hipotermia

CONTOH SOP PERAWATAN BAYI DALAM INKUBATOR

PERSIAPAN ALAT :

1. Inkubator

2. Termometer Ruang

3. Termometer Aksila

Pelaksanaan:

2. Bersihkan inkubator dengan disinfektan setiap hari dan bersihkan secara keseluruhan setiap minggu
atau setiap akan digunakan.

3. Tutup Matras dengan kain bersih.

4. Kosongkan air reservoir (dapat menjadi tempat tumbuh bakteri berbahaya dan menyerang bayi).

5. Atur suhu inkubator sesuai dengan umur dan berat badan bayi :

a. BB Kurang dari 1500 gram :

Umur 1 – 10 hari : 350C, umur 11 hari – 3 Minggu : 340C, Umur 3 – 5 Minggu : 330C, Umur Lebih dari 5
Minggu : 320C.

b. BB 1500 – 2000 gram :

Umur 1 – 10 hari : 340C, umur 11 hari – 4 Minggu : 330C, umur lebih dari 4 Minggu : 320C.

c. BB 2100 – 2500 gram :

Umur 1 – 2 hari : 340C, umur 3 hari – 3 Minggu : 330C, umur lebih dari 3 Minggu : 320C.

d. BB Lebih dari 2500 gram :

Umur 1 – 2 hari : 330C, umur lebih dari 2 hari : 320C.


(* bila jenis inkubator berdinding tebal, setiap perbedaan suhu antara suhu ruang dan suhu inkubator
70C, maka naikkan suhu inkubator 10C).

6. Hangatkan Inkubator sebelum digunakan.

7. Bila memerlukan pengamatan seluruh tubuh bayi atau terapi sinar, maka lepas semua pakaian bayi
dan segera kenakan pakaian kembali setelah pengamatan atau terapi selesai.

8. Tutup Inkubator secepat mungkin, jaga lubang selalu tertutup agar inkubator tetap hangat.

9. Gunakan satu inkubator untuk satu bayi.

10. Periksa suhu inkubator dengan termometer ruang dan ukur suhu bayi per aksila setiap jam dalam 8
jam pertama, kemudian setiap 3 jam.

· Apabila suhu bayi kurang dari 36,50C atau lebih dari 37,50C, maka atur suhu inkubator secepatnya.

· Apabila suhu inkubator tidak sesuai dengan suhu yang sudah diatur, berarti inkubator tidak
berfungsi dengan baik. Atur suhu inkubator sampai tercapai suhu yang dikehendaki atau gunakan cara
lain untuk menghangatkan bayi.

11. Apabila Bayi tetap dingin walaupun suhu inkubator telah diatur, maka lakukan Manajemen
penanganan suhu tubuh abnormal.

12. Pindahkan bayi ke Ibu secepatnya apabila bayi sudah tidak menunjukkan tanda – tanda sakit.

13. Merapikan bayi.

14. Membereskan alat – alat.

15. Mencuci tangan.

Perawatan Bayi Dengan Transfusi Tukar


A. Pengertian

Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan
dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang
sampai sebagian besar darah penderita tertukar (Friel, 1982).

Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin


dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi, transfusi
tukar memiliki manfaat tambahan, karena membantu mengeluarkan antibody marternal dari
sirkulasi bayi. Sehingga mencegah hemolosis lebih lanjut dan memperbaiki anemia.

B. Tujuan dari transfusi tukar

1. Mengurangi gejala penyakit kuning


Penyakit kuning atau jaundice adalah kondisi medis yang ditandai dengan kadar bilirubin yang
tinggi dalam darah atau hiperbilirubinemia. Kondisi ini akan menyebabkan gejala berupa kulit dan
bagian putih mata yang tampak kuning.

2. Mengatasi kelainan darah seperti anemia sel sabit

Sickle cell anemia atau anemia sel sabit merupakan kelainan darah yang menyebabkan sel darah
merah menjadi kaku dan berbentuk seperti bulan sabit. Bentuk inilah yang menjadi asal nama
penyakit ini. Bentuk sel darah merah abnormal tersebut dapat memicu gangguan aliran darah,
sehingga terbentuk sumbatan di pembuluh darah.

C. Indikasi

1. Hiperbilirubinea, jika kadar bilirubin beresiko menimbulkan gangguan di susunan syaraf pusat
(kern ikterik). Tranfusi tukar yang dilakukan adalah double volume exchange selama 50-70 menit.

2. Hemolytic disease of the new born (HDN), Pada kelainan ini terjadipemecahan eritrosit bayi
karena anibody maternal, sehingga bayi akan mengalami anemia dan hiperbilirubenia sebagai hasil
metabolisme heme.

3. Sepsis neonatal, Transfusi tukar akan membantu membuang bakteri, toksin, produk pemecahan
fibrin serta akumulasi asam laknat dari bayi dan disaat bersamaan memberikan komplemen.

4. Asidosis serta gangguan cairan dan elektrolit berat, seperti hiperkalemia, hipernatreamia atau
kelebihan cairan.

D. Kontra Indikasi

Transfusi tukar merupakan kontra indikasi jika pemasangan line intra vena lebih berbahaya
daripada manfaat transfuse tukar.

E. Persiapan Tindakan Transfusi Tukar

1. Berikan penjelasan tentang tujuan dan resiko Tindakan, mintakan persetujuan tertulis dan orang
tua penderita

2. Bayi jangan diberi minum 3-4 jam sebelum Tindakan. Bila transfuse harus segera dilakukan isi
lambung dikosongkan dengan sonde dan menghisapnya

3. Pasang infus dengan tetesan rumatan dan bila tali pusat telah mengering kompres dengan NaCl
fisiologis

4. Bila memungkinkan 2 jam sebelumnya berikan infus albumin terutama jika kadar albumin <>

5. Pemeriksaan labolatorium pra tranfusi tukar antara lain semua elektrolit, dekstrostik, Hb,
hematokrit, retikulosit, trombosit, kadar bilirubin indirek, alnumin, golongan darah, rhesus, uji
coombs direk dan indirek, kadar G6PD dan enzim eritrosit lainnya serta kultur darah

6. Koreksi gangguan asam basa, hipoksia, dan hipotermi sebelum memulai transfuse tukar

7. Periksa ulang apakah donor yang diminta telah sesuai dengan permintaan (cek label darah)
F. Prosedur

Transfusi tukar akan dilakukan di rumah sakit atau klinik. Selama prosedur, darah pasien akan
dikeluarkan dari tubuh dan dibuang, lalu diganti dengan darah atau plasma dari pendonor.Secara
umum, transfusi tukar dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

➢ Dokter akan memasang dua selang kecil bernama kateter pada pembuluh darah vena di lengan
pasien.

➢ Dokter lalu mengeluarkan darah pasien dalam beberapa siklus transfusi melalui salah satu
kateter.

➢ Tiap siklus butuh waktu selama beberapa menit, dan kateter akan mengeluarkan darah sebanyak
5-20 ml pada tiap siklus.

➢ Ketika darah pasien sudah dikeluarkan, darah atau plasma dari pendonor akan dimasukkan ke
dalam tubuh pasien lewat kateter lainnya

G. Komplikasi

Risiko komplikasi transfusi tukar umumnya sama dengan risiko transfusi darah secara umum.
Beberapa di antaranya meliputi:

➢ Terbentuknya gumpalan darah

➢ Perubahan komposisi senyawa kimia darah, seperti kalium rendah atau tinggi, kalsium rendah,
kadar gula darah rendah, serta perubahan keseimbangan asam-basa dalam tubuh

➢ Kelainan jantung, seperti irama jantung yang tidak normal

➢ Gangguan pada paru-paru

PERAWATAN BAYI DENGAN TERPASANG PHOTOTRAPHI


A. Pengertian

Fototerapi merupakan terapi pilihan pertama yang dilakukan terhadap bayi

baru lahir dengan hyperbilirubinemia (Kumar et al, 2010 dalam Shinta, 2015).

Fototerapi merupakan penatalaksanaan hiperbiliribenemia yang bertujuan untuk

menurunkan konsentrasi bilirubin dalam sirkulasi atau mencegah peningkatan

kadar bilirubin.

Fototerapi merupakan terapi dengan menggunakan sinar yang dapat dilihat

untuk pengobatan hiperbilirubenemia pada bayi baru lahir.

B. Indikasi Fototerapi

Fototearapi direkomendasikan apabila:


1. Kadar bilirubin total 5-8 mg/dl pada bayi dengan berat badan <1500 gram

2. Kadar 8-12 mg/dl pada bayi dengan berat badan 1500-1999 gram

3. Kadar 11-14 mg/dl pada bayi dengan berat badan 2000-2499 gram

C. Perawatan bayi dengan Foto terapi

1. Pasang penutup mata dan pastikan terpasang dengan baik

2. Baringkan bayi tanpa pakaian, kecuali popok

3. Ubah posisi bayi setiap 3 jam

4. Ketika fototerapi dimulai, periksa kadar bilirubin setiap 24 jam

5. Pantau suhu tubuh bayi

6. Observasi status hidrasi bayi, pantau intake dan output cairan

7. Edukasi dan motivasi orangtua/ keluarga bayi

8. Doumentasi nama bayi, no RM, tanggal dan jam dimulai dan selesainya fototerapi, jumlah jam
pemakain alat fototerapi dalam lembar

didokumentasi pemakaian alat

9. Dokumentasi pula tanggal dan jam penggunaan fototerapi, tampilan klinik bayi, dan Tindakan
lainnya yang dilakukan terkait fototerapi dalam lembar dokumentasi perawatan bayi.

D. Persiapan

1) Persiapan Pasien

• Pastikan klien memerlukan pemenuhan kebutuhan dasar manusia (minum, aktivitas, tidur,
terhindar infeksi, personal hygiene, keseimbangan suhu)

• Amati seluruh tubuh klien (warna kulit, mata, aktivitas, kotoran atau bau)

• Atur posisi sesuai prosedur yang akan dilakukan

2) Persiapan Alat

• Siapkan pemberian minum ASI/PASI

• Pemeriksaan fisik

• Alat tenun dan pakaian bayi

• Alat memandikan

• Tempat sampah

• Penutup mata dan testis (bahan tak tembus cahaya)

3) Persiapan Lingkungan
• Amati instalasi yang berhubungan dengan listrik

• Tidak menempatkan bayi dekat pintu atau jendela yang terbuka

• Amati lampu foto terapi, lama pemakaian dan keutuhannya

E. Pelaksanaan

1. Perawat mencuci tangan, alat-alat didekatkan

2. Keluarga diberitahu, lampu fototerapi dimatikan.

3. Lepaskan pelindung mata, amati kotoran dan warna sclera da bersihkan dengan kapas mata. Catat
bila ada hal-hal yang tidak wajar

4. Pastikan bayi apakah badannya kotor, bau urin atau baung air besar

5. Bersihkan badan bayi dengan mandi lap didalam incubator kemudian keringkan dengan handuk

6. Mengganti pakaian/alat tenun/popok basah sesudah dimandikan

7. Observasi TTV, amati seluruh tubuh bayi terutama warna kuning.

8. Lanjutkan pemberian tindakan lainnya, bila harus mendapat antibiotic melalui infus, berikan
terapi sesuai program (5 benar). Check kembali TTV. Dokumentasikan pemberian terapi

9. Berikan pemenuhan kebutuhan cairan melalui minum sesuai jadwal dan kebutuhan bayi. Bila
diperkirakan ada kehilangan cairan karena peningkatan suhu, berikan cairan extra (10 – 15 ml/kgBB)

10. Posisikan kembali bayi untuk melanjutkan pemberian sinar foto terapi.

11. Pakaian bayi dilepas dalam box/incubator

12. Menutup mata dan testis dengan bahan tidak tembus cahaya.

13. Tidurkan bayi terlentang atau tengkurap

14. Atur jarak bayi 45 – 50 cm dari lampu

15. Atur posisi bayi dalam 3 posisi (mika – miki – tengkurap) setiap 3 – 8 jam

16. Ukur suhu, HR, RR setiap 2 jam

17. Matikan fototerapi bila memberikan minum, penutup mata dibuka, observasi mata (kotoran),
ijinkan ibu kontak dengan bayi.

18. Catat intake dan output

19. Pantau keseimbangan cairan dan elektrolit (timbang BB 2x sehari) dan efek samping fototerapi

20. Alat-alat rapihkan dan dibereskan

21. Periksa kadar bilirubin setiap 12-24 jam.

F. Komplikasi
• Bronze baby syndrome

• Diare

• Dehidrasi

• Ruam kulit

G. Evaluasi

• Tanda-tanda hipertermi

• Tanda-tanda dehidrasi

• Warna kuning, kebersihan tubuh, pemenuhan cairan dan reaksi klie

Anda mungkin juga menyukai