Anda di halaman 1dari 69

MATERI

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

MENERAPKAN TEKNIK LISTRIK DASAR


DI TEMPAT KERJA

IND.LS.02.012.01

BUKU INFORMASI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Daftar Isi Halaman

BAGIAN 1- KETENTUAN DAN DOKUMEN INFORMASI

1.1. Pendahuluan ……………………………………………………………………. 2


1.2. Buku Informasi ………………………………………………………………….. 2
1.3. Desain Buku Informasi…………………………………………………………. 2
1.4. Pelaksanaan Buku Informasi………………………………………………….. 3
1.5. Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan…………………………… 3
1.6. Definisi Istilah-istilah Yang Digunakan Dalam Standar Kompetensi ……… 3
1.7. Prasyaratan Level Literasi dan Numerasi ……………………………………. 4
1.8. Pengenalan ……………………………………………………………………... 4
1.9. Prasyarat ………………………………………………………………………… 4
1.10. Hasil Pelatihan ………………………………………………………………….. 4
1.11. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ……………………………………… 4
1.12. Pelaksanaan K3 ……………………………………………………………….. 5
1.13. Batasan Variabel ……………………………………………………………….. 6
1.14. Pengetahuan dan Keterampilan Pokok ……………………………………… 7
1.15. Keterkaitan dengan Unit Lain …………………………………………………. 7
1.16. Kompetensi Kunci ……………………………………………………………… 7
1.17. Strategi Penyajian ……………………………………………………………… 8
1.18. Kode Unit, Judul Unit, Deskripsi Unit Kompetensi …………………………. 8
1.19. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ………………………………. 8

BAGIAN 2 - MATERI INFORMASI

2.1. Mendemontrasikan pengetahuan tentang dasar listrik DC…………………… 11


2.1.1. Mendemontrasikan pengetahuan tentang dasar listrik DC…………………… 11
Besaran-besaran listrik……………………...................................................... 11
Struktur materi …………………….................................................................. 12
Pergerakan elektron valensi…………………….............................................. 15
Muatan listrik……………………..................................................................... 17
Proses timbulnya mutan listrik……………………........................................... 18
Tegangan, arus dan tahanan……………………............................................. 19
Menghitung nilai tahan (R) suatu kawat penghantar ……………………........ 22

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 1/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pengukuran tahan, tegangan dan arus……………………............................. 24


Hukum ohm ……………………...................................................................... 25
Hukum Kirchoff I …………………….............................................................. 26
Macam-macam rangkaian listri ……………………........................................ 27
Daya listrik ……………………....................................................................... 28
Energy Listrik ……………………................................................................... 29
Rangkaian seri berarus …………………….................................................... 31
Rangkaian parallel berarus …………………….............................................. 33
Tegangan jatuh pada kawat penghantar ……………………......................... 35

2.2. Mendemontrasikan pengetahuan tentang dasar listrik AC…………………... 36


Induksi elektro magnetic …………………….................................................. 36
Sumber listrik AC ……………………............................................................. 38
Besaran-besaran listrik AC …………………….............................................. 40
Jenis beban listrik AC ……………………...................................................... 43
Daya listrik AC …………………….................................................................. 47

SUMBER INFORMASI LAIN …………………….................................................. 50

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 2/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

BAGIAN 1 – KETENTUAN DAN DOKUMEN INFORMASI

1.1. Pendahuluan

Modul Pelatihan Teknik Listrik DC ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku
Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku ini saling berhubungan dan
menjadi salah satu referensi modul pelatihan Teknik Listrik DC. Buku Informasi
pelatihan ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi Nasional. Standar Kompetensi
adalah pernyataan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap yang diakui secara nasional.
Modul Pelatihan ini terdiri dari bagian penunjang satu unit kompetensi sebagai
pengetahuan dasar yaitu listrik dasar dengan kode IND:LIS.01.003.01 yang dijabarkan
secara rinci dalam buku Informasi.

Buku Informasi adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan. Peserta
pelatihan membutuhkan banyak informasi sebelum melaksanakan praktek kerja bidang
kelistrikan, sebagai unit kompetensi dasar.

Pelatihan berbasis Kompetensi berfokus pada keterampilan seseorang yang


harus dimiliki di tempat kerja. Fokus pelatihan berbasis kompetensi yaitu pada
pencapaian keterampilan dan bukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengikuti pelatihan.

Buku Informasi Pelatihan berbasis kompetensi ini digunakan sebagai sumber


informasi dari beberapa kriteria penilaian pelatihan terhadap standar kompetensi
nasional di bidang Penerapan listrik dasar ditempat kerja.

1.2. Buku Informasi

Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan dalam
mengetahui dasar pengetahuan di bidang kelistrikan terdiri dari :
- Buku Informasi
- Desain Buku Informasi
- Isi Buku Informasi
- Pelaksanaan Buku Informasi
- Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Standar Kompetensi
- Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
- Hasil Pelatihan
- Pengenalan
- Prasyarat
- Pengakuan Kompetensi

1.3. Desain Buku Informasi

Buku Informasi ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individu/mandiri.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 3/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

 Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih


 Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan pelatih.

1.4. Pelaksanaan Buku Informasi

Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :


 menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan
 memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas dari soal-soal buku informasi.

1.5. Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan dan Pelatihan

Pada Buku Informasi Pelatihan ini, seseorang yang menyampaikan materi


pelatihan lebih dikenal sebagai Pelatih atau Instruktur. Di sekolah-sekolah, institusi-
institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan guru,
pembimbing atau sebutan lainnya.
Berkaitan dengan keterangan di atas, seseorang yang berusaha mencapai
kemampuan (Skill) tertentu disebut sebagai Peserta Pelatihan. Pada sekolah-sekolah,
institusi-institusi dan pusat-pusat pelatihan, orang tersebut lebih dikenal dengan
sebutan siswa, murid, pelajar, trainer, peserta pelatihan .

Pelatihan adalah proses pengajaran yang berlangsung di sekolah, institusi Pusat


Pelatihan, Latihan Kerja.

1.6. Definisi Istilah-istilah yang Digunakan dalam Standar Kompetensi

Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.

Elemen-elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk menunjukkan pengetahuan pokok pada
setiap elemen untuk menunjang ketrampilan-ketrampilan yang dapat membangun
suatu unit. kompetensi

Rentang Variabel
Unit ini bermaksud memberikan dasar pengetahuan listrik dasar sebagai
menunjang ketrampilan dibidang kelistrikanan.

Petunjuk Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria
unjuk kerja.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 4/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.

Aspek-aspek yang diperlukan


Menentukan kegiatan inti yang harus dinilai.

1.7. Persyaratan Level Literasi dan Numerasi

Persyaratan Program Pelatihanl Literasi Level 1 dan Numerasi Level 1


Level Literasi
1 Kemampuan untuk membaca, symbol-simbol, gambar-gambar,diagram-
diagram yang umum digunakan dibidang teknik listrik.
2 Kemampuan memahami istilah-istilah dalam dunia teknik
3 Kemampuan untuk memahami hubungan yang kompleks pada teks dan
memahami informasi lisan dan tulisan yang diberkan.
4 Kemampuan untuk menulis, menganalisa kritik dan mengevaluasi teks.

Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram dan teori-teori yang kompleks.

1.8. Pengenalan
Pelatihan ini bertujuan memberi peserta input, petunjuk dan pengalaman dalam
bidang pengetahuan dasar listrik sebagai literatur dan numeric untuk bidang kerja
kelistrikan berbasis standard kompetensi

1.9 Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan
awal berikut :

 Matematika dasar

1.10. Hasil Pelatihan


Mampu menerapkan pengetahuan dasar listrik untuk menunjang ketrampilan
bidang kerja kelistrikan berbasis standard kompetensi

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 5/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

1.11. Pengakuan Kompetensi Tertentu


Jika seorang peserta menyatakan dia mampu / cakap dalam menyelesaikan
tugas-tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.
Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung
Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar
kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan
menghitung berikut:
Kemampuan Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.
membaca
Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan
dan menulis
suatu pengertian
Kemampuan Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol
menghitung teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang
dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan
keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai


kompetensi ini
Tingkat Karakteristik
1 Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik
kemajuannya diperiksa oleh instruktur.

2 Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan


kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Instruktur
melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3 Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin


yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

1.12. Pelaksanaan K3

Umum
Keselamatan Kerja dalam mengerjakan EL - 001 ini mengacu pada kesehatan
dan keselamatan kerja yang berlaku secara umum pada bidang kelistrikan dan
Elektronika. Mohon dibaca dan dipatuhi sebagai saran sebelum memakai material
dalam modul ini.

Pribadi
Ikuti keselamatan dan pencegahan kecelakaan baik pada waktu teori maupun
pada waktu praktek yang dirangkum sebagai berikut :
- praktek bengkel umum
- praktek dan peralatan keselamatan pribadi
- praktek pencegahan kebakaran.
-

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 6/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pelaksanaan K3 harus memenuhi :


- Undang-Undang tentang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
- Penghargaan di bidang industri.

1.13. Batasan Variabel

Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk :
- Pengetahuan dasar sebagai materi acuan penunjang dalam praktek kelistrikan
Sumber-sumber Peralatan dan Alat Bantu :
 Tahanan Rheostaht
 Lilitan
 Capasitor

Kegiatan :
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi :
 Pengetahuan standard Satuan Internasional
 Sifat kelistrikan
 Sumber listrik dan besaran- besarannya

Persyaratan khusus
 Sehat jasmani dan rohani
 Mampu membaca dan menulis

Panduan Penilaian

Konteks :
 Pengetahuan dan keterampilan dasar dapat dinilai tidak melalui pekerjaan dan
melalui pekerjaan
 Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi
dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat
kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.
 Kompetensi harus dinilai konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan.

Aspek-aspek penting :
Kompetensi bagian pengetahuan dasar ini penting diamati secara menyeluruh
agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan
merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
 Mempelajari materi pengetahuan dasar mengenai listrik dasar.

Ketrampilan yang dibutuhkan :


 mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 3
 mengkomunikasikan gagasan dan informasi 3
 merencanakan dan mengorganisir kegiatan 3
 penggunaan gagasan matematis dan teknis 3

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 7/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

 pemecahan masalah 3
 penggunaan teknologi 3

Unjuk kerja dari keterampilan yang diperlukan:


1. melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan ditetapkan dimana
kemajuan keterampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas.
2. melaksanakan tugasyang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan
tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas.
3. melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan
tanggung jawab untuk pekerjaan lainnya

1.14. Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap yang Dinilai

Pokok-pokok pengetahuan, keterampilan dan Sikap yang harus dinilai dalam


penguasaan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap dalam teori dan praktek adalah
sebagai berikut :

 Hirarkhi Belajar :
- Deduktif
- Induktif

 Metode Praktek
- Metoda
- Penggunaan metode Media praktek

 Sikap dan Penampilan


- Kegunaan media yang tersedia
- Pengoperasian Media yang tersedia
- Perilaku dalam menggunakan dan mengoperasikan media

1.15. Keterkaitan dengan Unit Lain

Unit ini merupakan bagian unit yang membekali pengetahuan dasar khususnya
dibidang kelistrikan.

1.16. Kompetensi Kunci

Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk
pada pemeriksaan kemajuannya oleh instruktur.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan
peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom.
Instruktur melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian
pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur
sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 8/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini


NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT
1 Mengumpulkan,mengorganisir dan menganalisa informasi 1
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 3
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik kelistrikan 1
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 3

1.17. Strategi Penyajian


Variasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini
meliputi:
 pengajaran tatap muka
 tugas-tugas praktek
 studi kasus
 melalui media (video, referensi, dll)
 kerja kelompok
 bermain peran dan simulasi
 demonstrasi

1.18. Kode unit, Judul unit dan deskripsi unit Kompetensi.

Kode Unit : IND.LS.01.001.01


Judul Unit : Menerapkan Teknik Listrik Dasar Di Tempat Kerja
Deskripsi Unit : Meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan
untuk menerapkan teknik listrik dasar ditempat kerja.

1.19 Elemen dan Kriteria Kerja

NO ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA


1.1 Konsep-konsep dasar tentang listrik (muatan,
tegangan, arus dan tahanan listrik) dijelaskan.
1.2 Sumber tegangan dan arus DC dijelaskan
Mendemonstrasikan 1.3 Macam, simbol dan satuan dari besaran-
1.0 pengetahuan tentang
besaran listrik (muatan, tegangan, arus,
dasar-dasar listrik DC
tahanan, daya dan energy) listrik dinyatakan
sesuai SI unit
1.4 Hubungan antara tegangan, arus dan tahanan

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 9/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

(Hukum Ohm) di dalam rangkaian listrik


dijelaskan.
1.5 Perhitungan besar tahanan kawat penghantar
dijelaskan
1.6 Perhitungan drop tegangan pada kawat
penghantar berarus dijelaskan
1.7 Hubungan antara daya dengan tegangan,dan
arus dijelaskan.
1.8 Hubungan antara energy dengan daya dan
waktu dijelaskan
1.9 Istilah tentang rangkaian hubung terbuka,
rangkaian berbeban dan rangkaian hubung
singkat dinyatakan.
1.10 Hubungan rangkaian seri, paralel dan seri-
paralel dari beberapa tahanan dinyatakan.
1.11 Perhitungan besar tahanan, arus, tegangan
dan daya didisipasi dalam rangkaian seri /
paralel beberapa tahanan dijelaskan.

2.1 Sumber listrik AC dijelaskan


2.2 Perbedaan antara arus searah DC dan arus
bolak-balik AC dinyatakan.
2.3 Besaran-besaran listrik AC ( frekwensi, harga
maksimum, harga effektif dan beda phase)
dinyatakan.
Mendomonstrasikan
2.0 pengetahuan tentang 2.4 Jenis-jenis beban listrik (Resistansi, Induktansi
dasar-dasar listrik AC dan Kapasitansi) dinyatakan.
2.5 Pengertian listrik AC 1 phase dan listrik AC 3
phase dijelaskan
2.6 Perhitungan arus, tegangan, daya, dan faktor
daya (cos Q) pada listrik AC 1 phase dan 3
phase dijelaskan.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 10/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Bagian 2 – MATERI INFORMASI

2.1. Mendemonstrasikan Pengetahuan Tentang Dasar-Dasar


Listrik DC

2.1.1. Besaran-besaran Listrik.

Ilmu pengetahuan mengenai listrik menyatakan bahwa aliran listrik adalah


aliran benda yang sangat kecil, sedang benda-benda itu tidak terlihat oleh mata
maupun dengan mikroskop. Walaupun pernyataan itu hanya berdasar teori belaka dan
hingga kini orang belum dapat melihat benda-benda yang sangat kecil, namun tidak
perlu diragukan lagi kebenarannya. Dengan hasil yang dipraktekkan sesuai dengan
kemajuan teknologi, secara tegas telah dapat dibuktikan kebenaran dari teori di atas.

Listrik merupakan suatu tenaga yang tidak dapat dilihat, tetapi akibat yang
ditimbulkannya dapat dilihat atau dirasakan, misalnya seperti panas, cahaya, gerakan
atau pengaruh fisik lainnya. Tenaga listrik tersebut timbul karena adanya gaya tarik-
menarik atau tolak menolak antara muatan-muatan listrik.

Secara `spesifik, listrik dapat dijelaskan dalam bentuk besaran-besaran listrik


seperti di bawah ini :

a. Besaran listrik, simbol satuan dan lambang satuan

NAMA BESARAN SIMBOL SATUAN LAMBANG


LISTRIK SATUAN
Muatan Listrik Q Coulomb C

Tegangan Listrik E/V Volt V

Arus Listrik I/i Ampere ( A ) A

Tahanan Listrik R Ohm 

Resistivitas Ohm meter


ρ (Rho) Ωm
(Tahanan Jenis)

Daya Listrik P Watt W

Joule atau Watt Jam


Energy Listrik W J, WH
Watt Jam ( WH )

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 11/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Induktansi L Henry H

Kapasitansi C Farad F

Frekwensi f Herzt Hz

Faktor Daya Cos φ - Cos φ

b Satuan kelipatan:

NILAI
NAMA
SOMBOL
KELIPATAN
HURUF ANGKA

Gega G Milyard 1000.000.000

Mega M Sejuta 1. 000. 000

Kilo K Seribu 1. 000

Milli m Seperseribu 0, 0001

Mikro  Sepersejuta 0, 000 001

Seper seribu
Nano n 0, 000 000 001
juta

Seperjuta-
Piko p 0, 000 000 000 001
juta

2.1.2. Struktur Materi

ATOM

ATOM
MOLEKUL YANG
KAPUR DITUMBUK DITUMBUK HINGGA TERDIRI DARI
HINGGA HANCUR MENJADI DEBU ATOM-ATOM ATOM

Gambar 2-1-1 : Struktur Materi

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 12/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Molekul : Adalah bagian yang paling kecil dari benda, akan tetapi masih mengandung
sifat-sifat yang sama dari benda aslinya.

Bila molekul dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi maka lenyaplah sifat-
sifat aslinya dan tikmbullah sifat-sifat baru yang tidak sama dengan sifat aslinya. Hasil
dari molekul-molekul yang telah terbagi-bagi ini disebut dengan Atom. Sebagai contoh
molekul air (H2O), jika molekul air dibagi-bagi maka akan terdapat dua jenis unsur
yang dinamai atom, yaitu atom Hydrogen (H) dan atom Oksigen (O)

Atom : Adalah bagian yang paling kecil dari suatu zat yang bila melalui proses
kimia, atom tersebut dapat membentuk suatu molekul.

Di dalam benda padat, molekul-molekul berdekatan sangat rapat dan


mempunyai gaya tarik-menarik yang kuat, sehingga menyebabkn kecenderungan
untuk mempertahankan bentuknya. Di dalam benda cair molekul-molekul berdekatan
tetapi kurang terikat rapat dan kohesi antara molekul-molekul bebas bergerak sehingga
mengakibatkan benda cair selalu mengambil bentuk sesuai tempat yang diisinya.Di
dalam benda gas, molekul-molekul letaknya berjauhan satu sama lainnya, sehingga
molekul-molekul dapat bergerak lebih bebas. Kohesi antara masing-masing molekul
sangat kecil sehingga gas mudah mengembang dan menyusut

Struktur Atom : Tiap-tiap atom terdiri dari sebuah inti atom dan satu atau
beberapa Elektron yang bermuatan listrik negatip (-). Di dalam inti atom teradapat
Proton yang bermuatan listrik positip (+), dan Neutron yang tidak bermuatan listrik
(netral). Proton dapat disebut sebagai penyimpan tenaga listrik positip, dan elektron
dapat disebut sebagai penyimpan tenaga listrik negatip.

Elektron pada suatu atom selalu bergerak pada kulitnya mengelilingi inti atom
dengan kecepatan luar biasa, yaitu ± 300.000.000 m/dt. Banyaknya elektron pada tiap-
tiap atom bervariasi tergantung dari jenis atomnya. Pada umumnya atom mempunyai
jumlah elektron yang sama dengan jumlah protonnya, hal ini disebut balance atau
seimbang. Pada kondisi seimbang ini atom mempunyai muatan positip dan negatip
yang sama jumlahnya. Karena kedua sifat (positip dan negatip) yang saling menentang
dan jumlahnya sama, maka mereka saling menghapuskan kekuatan masing-masing
sehingga kalau dilihat dari sisi luarnya, atom tidak terlihat adanya kekuatan atau atom
tidak bermuatan listrik (netral).

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 13/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Contoh Struktur Dari Beberapa Atom :

_ _
Elektron

Proton + Neutron + +

Kulit Atom Inti Atom


_
Gambar 2-1-2 : Atom Hydrogen Gambar 2-1-3 : Atom Oksigen

Elektron Valensi

+ 13 Kulit Valensi
+3

Inti Atom terdapat


13 Proton

Gambar 2-1-4 : Atom Allumunium

Gambar di atas menunjukkan beberapa atom dalam keadaan seimbang, yaitu


jumlah muatan positip (proton) sama dengan jumlah muatan negatip (elektron). Karena
muatan positip dan negatip bersifat saling menghilangkan dan besarnya sama, maka
jika ditinjau dari sisi luarnya maka atom-atom tersebut tidak bermuatan listrik (netral)

Lubang (Hole)

+3
Elektron Bebas (Elektron yang
keluar dari ikatan atomnya)

Gambar 2-1-5 : Struktur Atom Dalam Kondisi Tidak Seimbang

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 14/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Karena pengaruh fisik/kimia/panas maka satu atau beberapa elektron valensi


pada atom dapat keluar dari ikatan atomnya, sehingga struktur atom menjadi
kekurangan elektron. Seperti gambar 2-5 di atas merupakan atom yang yang
kekurangan elektron sehingga mengakibatkan pada atom tersebut timbul lubang (hole)
dan hole ini bersifat mempunyai muatan positip.

Jika suatu benda dalam kondisi kekurangan banyak elektron (mengandung


banyak lubang/hole), maka benda tersebut menjadi bermuatan listrik Positip (+).
Sebaliknya jika suatu benda mengandung banyak kelebihan elektron maka benda
tersebut menjadi bermuatan listrik negatip (-).

Atom yang kekurangan elektron (mempunyai jumlah elektron lebih sedikit dari
jumlah proton) maka atom menjadi bermuatan listrik posisip dan biasa disebut dengan
ion positip. Atom yang mempunyai jumlah elektron lebihbanyak dari protonnya disebut
ion negatip

2.1.3. Pergerakan Elektron Valensi

Elektron yang berada pada kulit valensi disebut dengan lektron valensi.
Pergerakan elektron valensi ini dipengaruhi oleh jenis bahannya.

a. Pergerakan elektron valensi pada bahan isolator (penyekat)

Pada bahan isolator seperti karet, ebonit, porselin, kaca, PVC (poly venyl
chloride) dsb., elektron valensinya mempunyai ikatan yang kuat dengan inti atomnya,
sehingga di susah sekali atau tidak dapat keluar dari atomnya. Karena itu pergerakan
elektron valensi pada bahan isolator hanya bergerak mengelilingi atomnya saja dan
susah sekali atau tidak dapat bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Karena sifat ini
maka bahan isolator tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena hakekatnya arus
listrik merupakan aliran elektron.

Bahan/benda yang elektron valensinya mempunyai ikatan kuat dengan inti


atomnya (semakin susah keluar dari ikatan atomnya) maka bahan tersebut semakin
baik menjadi bahan isolator.

b. Pergerakan elektron valensi pada bahan konduktor (penghantar)

Pada bahan konduktor seperti tembaga, emas, perak, air, dsb., elektron valensi
mempunyai ikatan yang lemah terhadap inti atomnya. Kondisi ini menyebabkan

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 15/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

elektron valensi dapat atau mudah sekali berpindah dari satu atom ke atom yang
lainnya.

Elektron valensi yang keluar dari ikatan atomnya disebut dengan elektron
bebas atau elektron merdeka. Elektron bebas ini bergerak secara tidak beraturan,
yaitu selain mengelilingi inti atomnnya dia selalu berpindah-pindah dari satu atom ke
atom lainnya yang terdekat selanjutnya berputar mengelilingi inti atom yang
ditempatinya seperti terlihat pada gambar 2-6 di bawah.

+ +
+
+

+ +
+

Gambar 2-1-6 : Pergerakan Elektron Bebas Yang Tidak Beraturan


Pada Bahan Penghantar listrik

Bahan/banda yang elektron valensinya mempunyai ikatan yang sangat lemah


dengan inti atomnya (semakin mudah keluar dari ikatan atomnya) maka bahan
tersebut akan semakin baik dijadikan sebagai bahan konduktor.

c. Pergerakan elektron bebas pada konduktor yang dialiri arus listrik


Pada konduktor yang dialiri arus listrik, elektron-elektron bebas bergerak secara
teratur menuju ke suatu arah, yaitu dari tempat yang banyak mengandung elektron
(kutub -) menuju tempat yang kekurangan elektron (kutub +). Gerakan elektron yang
beraturan ini disebut aliran elektron, atau lazim disebut dengan arus listrik.
KUTUB ( + )

KUTUB ( - )

- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -

Gambar 2-1-7 : Pergerakan Elektron Bebas Yang Teratur Pada Konduktor Yang Dialiri Arus Listrik

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 16/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.1.4. Muatan Listrik.

Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positip (hole) dan muatan
listrik negatip (elektron). Muatan listrik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

- Muatan yang senama (muatan + dengan muatan +, atau muatan – dengan


muatan -) akan saling tolak menolak.
- Muatan yang tidak senama (muatan + dengan muatan -) akan saling tarik
menarik.

+ + - - + -

Gambar 2-1-8 : Sifat Sifat Muatan Listrik

Dalam sistem SI (international System of Unit), satuan dari muatan listrik


adalah Coulomb (C) diambil dari nama Charles Augustin de Coulomb.

1 Coulomb = 6,24 x 1018 Eektrlon

Jika suatu benda kelebihan atau kekurangan elektron sebanyak 6,24 x 1018
elektron, maka dikatakan benda itu bermuatan listrik negatip atau positip sebesar 1
(satu) coulomb. Satu coulomb adalah banyaknya listrik yang melalui suatu titik dalam
rangkaian, bila arus 1 (satu) ampere bekerja dalam 1 (satu) detik.

Q = Ixt 1 Coulomb = 1 Ampere detik

I = Q/t 1 Ampere = 1 Coulom /dt

Satuan praktis yang umum dari muatan listrik didasarkan pada perkalian arus
dan waktu, yaitu Ampere x Jam (Ampere jam atau Ah), satuan ini biasa dipakai dalam
hubungannya dengan storage batteries.

1 (Satu) jam adalah 60 x 60 detik, maka : 1 (satu) Ah = 3600 Coulomb

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 17/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.1.5. Proses Timbulnya Muatan Listrik

Gambar di bawah menunjukkan sebuah accumulator, dimana pada acumulator


terdapat dua buah pelat yaitu pelat tembaga dan pelat seng dan kedua pelat tersebut
dimasukkan ke dalam cairan asam sulfat (H2SO4).

B A B A

+ + + - - -
+ + + - - -
-
+ + + - - -
- + + + - - -
+ + + - - -
-
+ + + - - -
Tembaga Seng + + + - - -

H2SO4 H2SO4

Gambar 2-1-9 : Gambar 2-1-10 :


Kondisi Awal Proses Timbulnya Muatan Kondisi Akhir Proses Timbulnya Muatan
Listrik Pada Accumulator Listrik Pada Accumulator

Pada awal proses, pelat B (tembaga) dan pelat A (seng) sama-sama dalam
kondisi seimbang/netral, sehingga tidak ada muatan listrik pada kedua pelat tersebut.
Setelah kedua berada dalan cairan asam sulfat maka akan timbul proses polarisasi,
dimana elektron-elektron pada tembaga berpindah ke seng secara berangsur-angsur.
Perpindahan elektron ini akan menyebabkan pelat A menjadi kelebihan elektron
(kelebihan banyak ion-ion negatip) sehinggqa pelat A menjadi bermuatan listrik
negatip. Karena bermuatan listrik negatip maka pelat A disebut dengan Kutub Negatip
(-). Sebaliknya pada pelat B (tembaga) akan menjadi semakin kekurangan elektron
dan timbul lubang (hole), maka pelat B menjadi bermuatan listrik positip (+). Karena
bermuatan listrik positip maka pelat B disebut kutub positip (+).

Proses polarisasi ini akan berlangsung terus sehingga akan semakin banyak
elektron yang menempel pada pelat A atau semakin banyak hole yang terjadi pada
pelab B, sehingga akan memperbesar beda muatan antara pelat A dan Pelat B. Pada
kondisi tertentu proses polarisasi ini akan mengalami kondisi jenuh, yaitu tidak mampu
lagi elektron berpindah dari pelat B ke pelat A. Pada kondisi ini beda potensial/beda
muatan antara kutub + (pelat B) dan kutub – (pelat A) akan mencapai maksimum.
Pada kondisi ini jika antara kutub + dan kutub – accumulator diukur tegangannya maka

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 18/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

akan menunjukkan harga maksimum sesuai besar tegangan nominalnya, dan accu
siap untuk dipakai.

2.1.6. Tegangan, Arus dan Tahanan

S
B A

B A + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
Kran

H2SO4

AIR LISTRIK

Gambar 2-1-11 : Ilustrasi Air dan Listrik

a. Tekanan / Tegangan (E atau V)

Pada air : Antara bak A dan bak B terdapat beda muatan air, sehingga antara bak
A dan bak B terdapat tekanan air, dimana tekanan air pada bak A lebih
besar dibanding tekanan air pada bak B sehingga tekanan air mengarah
dari bak A ke bak B. Semakin besar beda muatan air di ke dua bak
maka tekanan akan semakin besar.

Pada listrik : Pelat A (kutub -) terdapat banyak muatan listrik – (elektron) sedang
pelat B (kutub +) terdapat banyak muatan listrik + (hole). Karena beda
muatan pada kedua pelat tersebut maka maka timbul tekanan listrik
yang dapat menyebabkan elektron bergerak dari kutub – ke kutub +.
Dalam kelistrikan, secara umum tekanan ini disebut dengan tegangan
listrik atau beda potensial. Semakin besar beda muatan antara kedua
pelat tersebut maka akan semakin besar pula nilai tegangannya.
Simbol dari tegangan listrik yaitu E atau V, satuannya adalah volt.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 19/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Satu Volt adalah : Beda potensial antara dua buah titik bila dibutuhkan
1 Joule untuk memindahkan 1 Coulomb listrik dari satu titik ke titik
yanga lainnya.

b. Aliran / Arus (I)

Pada air : Seperti gambar 2-10 di atas jika keran dibuka maka akan ada aliran air
dari tekanan lebih tinggi menuju tekanan yang lebih rendah (dari bak A
ke bak B). Semakin besar beda muatan air pada kedua bak tersebut
maka aliran air akan semakin besar pula. Satuan dari aliran air ini dapat
dinyatakan dalam volume/waktu (liter/dt, m3/dt dsb).

Pada listrik : Seperti gambar 2-10 di atas jika sakelar S dihubung maka akan menglir
elektron-elektron dari kutub – menuju kutub + melalui beban lampu, hal
ini karena sifat elktron dan hole yang saling tarik menarik. Aliran
elektron ini dalam kelistrikan biasa disebut dengan arus elektron atau
arus listrik. Semakin besar beda muatan antara kedua kutub + dan –
maka arus listrik yang akan mengalir akan semakin besar pula. Simbol
arus listrik adalah I, dinyatakan dalam satuan Ampere.

Arus listrik dapat dinyatakan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
tiap detik. I = Q / t (Ampere = Coulomb/detik)

1 Ampere = 1 Coulom/dt

c. Hambatan / Tahanan (R)

Pada air : Tahanan pada air yaitu hal yang menghambat jalannya air. Contoh jika
air menglir melalui pipa air maka aruas akan mengalami hambatan
dari faktor posisi keran, diameter pipa, panjang pipa dsb. Pipa yang
semakin panjang serta semakin kecil luas penampangnya maka faktor
gesekan air terhadap permukaan pipa semakin besar sehingga
hambatannya akan semakin besar.

Pada Listrik : Tahanan listrik yaitu hal yang menghambat jalannya arus listrik.
Contoh jika arus listrik mengalir melalui kawat penghantar, maka arus
akan mengalami hambatan yang disebabkan dari beberapa faktor
seperti jenis kawat yang dipakai, luas penampang kawat, panjang

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 20/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

kawat, tahanan pada beban dan tahanan pada sumber listrik itu
sendiri. Tahanan listrik disimbolkan dengan huruf R dan dinyatakan
dalam satuan Ohm (Ω)

Bagaimana listrik mengalir melalui isolator ?

Jika listrik mengalir melalui isolator seperti kaca, karet, porselin, PVC dsb,
maka listrik susah sekali bahkan tidak dapat mengalir. Jadi bahan isolator
mempunyai nilai tahanan (R) yang sangat besar.

Bagai mana listrik mengalir melalui konduktor ?

Jika listrik mengalir melalui konduktor seperti tembaga, perak, emas dsb. Maka
listrik mudah sekali mengalir. Jadi bahan konduktor mempunyai nilai tahanan
(R) yang sangat kecil.

Tahanan (resistor) adalah komponen yang umum dari setiap alat


listrik/elektronik, dan tahanan sering digunakan pada rangkaian untuk menetapkan
harga tegangan, membatasi arus dan memberikan sebuah beban. Bentuk fisik dari
tahanan ada yang berbentuk tahan tetap yaitu nilai tahanannya tetap, ada juga yang
berbentuk tahanan variabel (tahanan geser) yaitu nilai tahanannya dapat dirobah-
robah dengan jalan diputar atau digeser. Di lapangan banyak ditemui tahan yang
terbuat dari karbon dan kawat, untuk tahanan karbon mempunyai nilai tahanan dari 0,1
MΩ sampai 22 MΩ dengan ukuran daya 1/16 sampai 2 Watt. Sedang tahanan kawat
mempunyai nilai 1Ω sampai 100 KΩ dengan ukuran daya 3 Watt sampai ratusan Watt.

Contoh Soal :
Jika kutub (–) dan kutub (+) suatu sumber tegangan listrik (accumulator)
dihubung dengan kawat penghantar melalui beban listrik (lampu), maka ke arah mana
arus listrik mengalir, apakah dari kutub (–) ke kutub (+) atau sebaliknya ? Terangkan !

+ + + - -
- - - - - - -
+ + + - - -
+ + + + + + + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 21/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.1.7. Menghitung Nilai Tahanan (R) Suatu Kawat Penghantar

Gambar 2-1-12 : Dimensi Kawat

Dimana :
Lx
R = R = Tahanan kawat ( ).
A  (Rho) = Tahanan jenis kawat.(mm2  /m)
L = Panjang kawat (meter)
A = Luas penampang kawat (mm2)

Besar Tahanan Jenis () Dari Beberapa Bahan

 = Tahanan Jenis pada Koefisien pada suhu


No. Nama Bahan
150 C. (mm2  / m) 150 C α

A. Bahan Logam
1. Tembaga keras 0,0175 0,004
2. Tembaga lunak 0,0167 0,0037
3. Walfram 0,055 0,0040
4. Aluminium 0,030 0,0039
5. Perak 0,016 0,0036
6. Emas 0,022 0,0035
7. Besi 0,12 0,0045
8. Baja 0,1- 0,25 0,0052
9. Nikel 0,12 0,0037
10. Seng 0,061 0,0037
11. Air Raksa 0,95 0,0009
12. Timah hitam (timbel) 0,21 0,0037
13. Bismuth 1,2 0,004
14. Platina 0,095 0,0024
15. Arang 100-1000 - 0,0003 - (- 0,0007)

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 22/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

16. Tungsten 33,8 0,005


B. Bahan logam paduan
1. Nikelin 0,42 0,0002
2. Nikelchroom 1,00 0,0003
3. Perunggu 0,03 0,001
4. Manganin 0,42 0,00001

Koefisien suhu dari tahanan α ( huruf Yunani Alpha) menunjukkan berapa


banyak perubahan nilai tahanan bila suhunya berubah. Nilai positip untuk α (alpha)
berarti tahanan naik dengan kenaikan temperatur atau suhu. Nilai negative berarti
tahanan menurun dan α (alpha) nol berarti tahanan konstan.

Biarpun untuk suatu bahan α (alpha) mungkin sedikit berubah dengan


perubahan suhu, suatu kenaikan tahanan dalam kawat yang disebabkan oleh
kenaikan suhu dapat ditentukan secara mendekati dengan rumus:

Rt = Ro + Ro ( αΔT)

Dimana : Rt = Hambatan pada suhu yang lebih tinggi, ohm


Ro= Hambatan pada suhu 200 C, ohm
α = Koefisien suhu, ohm/ 0 C
ΔT= Kenaikan suhu diatas 200 C, 0 C

Contoh Soal :

Kawat tungsten mempunyai hambatan 10 ohm pada suhu 200 C, Hitunglah


hambatan pada 1200 C,

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 23/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.1.8. Pengukuran Tahanan, Pengukuran tegangan, dan Pengukuran Arus

 A

- - R
R E R V E
+ +

a. Rangkaian Pengukuran Tahanan b. Rangkaian Pengukuran Tegangaan. c. Rangkaian Pengukuran Arus

Gambar 2-1-13 : Rangkaian Pengukuran Tahanan, Tegangan dan Arus

 Tahanan listrik (R) diukur dengan Ohm meter dan cara mengukurnya Ohm
meter dipasang paralel dengan tahanannya (rangkaian bebas dari tegangan
listrik).
 Tegangan listrik pada beban (R) diukur dengan Volt meter yang dipasang
paralel dengan beban (beban R dihubung pada sumber tegangan)
 Arus listrik yang mengalir ke beban (R) diukur dengan Ampere meter yang
dipasang seri dengan beban (beban R dihubung pada sumber tegangan).

2.1.9. Hukum Ohm

Hukum ohm mengatakan bahwa besar arus listrik berbanding lurus dengan nilai
tegangannya dan berbanding terbalik dengan nilai tahanannya

A
I I
+ +
E R E R
V
– –

Gambar 2-1-14 : Rangkaian Tertutup

I = E/R
Dimana :
E = IxR I = Arus listrik dalam Ampere (Amp.)
E = Tegangan listrik dalam Volt (V)
R = E/I
R = Tahanan listrik dalam satuan Ohm ()

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 24/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.1.10.Hukum Khirchoff I

Hukum Khichoff I menyatakan jumlah arus yang menuju ke suatu titik sama
dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut.

i.1

I.t i.2
I.t = i.1 + i.2 + i.3

i.3

Gambar 2-1-15 : Percabagan Arus Listrik

2.1.11. Macam-macam Rangkaian Listrik

a. Rangkaian Tertutup : Rangkaian tertutup atau rangkaian lengkap adalah


suatu jalan yang tidak terputus untuk arus dari sumber gaya gerak listrik., melalui
sebuah beban dan kembali ke sumber. Suatu rangkaian listrik sederhana harus
mempunyai paling sedikit empat bagian, yaitu : sebuah sumber tegangan, penghantar,
sebuah beban dan suatu alat kontrol (saklar)

+ Rs I
E RL
– Gambar 2-1-16 : Rangkaian Tertutup

Pada rangkaian di atas sesuai hukum ohm berlaku rumus :

E
I =
Rs  RL

Dimana : E = Besar tegangan sumber (Volt)


I = Besar arus yang lewat pada pada rangkaian (Ampere)
Rs = Nilai tahanan pada sakelar (Ohm)

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 25/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

RL = Nilai tahanan pada beban (Ohm).

Karena nilai tahanan pada sakelar Rs sangat kecil (mendekati nol) maka Rs
dapat diabaikan, jadi besar arus yang mengalir adalah :

E
I =
RL

b. Rangkaian Hubung Terbuka :

+ R.s I
E RL

Gambar 2-1-17 : Rangkaian Terbuka

Pada rangkaian di atas sesuai hukum ohm berlaku rumus :

E
I =
Rs  RL
Dimana : E = Besar tegangan sumber (Volt)
I = Besar arus yang lewat pada pada rangkaian (Ampere)
Rs = Nilai tahanan pada sakelar (Ohm)
RL = Nilai tahanan pada beban (Ohm).

Karena nilai tahanan pada sakelar Rs sangat besar (mendekati tak terhingga)
maka besar arus yang mengalir adalah nol (tidak ada arus yang mengalir pada
rangkaian)

C. Rangkaian Hubung Singkat :

+ Rs I.sc
R.kawat

E RL

Gambar 2-1-18 : Rangkaian Hubung Singkat

Pada rangkaian di atas sesuai hukum ohm berlaku rumus :

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 26/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

E
I.sc =
RS  R.kawat
Dimana :
E = Besar tegangan sumber (Volt)
I.sc = Besar arus short circuit yang lewat pada pada rangkaian (Ampere)
Rs = Nilai tahanan pada sakelar (Ohm)
R.kawat = Nilai tahanan pada beban (Ohm).

Karena nilai tahanan pada sakelar Rs nilainya sangat kecil (mendekati nol),
demikian juga tahan kawat nilainya sangat kecil (mendekati nol), maka besar arus
yang mengalir I.sc adalah sangat besar (mendekati tah terhingga)

Hubung singkat secara umum disebut konslet dan rangkaian hubung singkat
biasanya disebabkan oleh hubungan yang tidak sengaja dimana antar dua titik (kutub
+ dan kutub -) berhubungan secara langsung yang menyebabkan tahanannya sagat
kecil (mendekati nol) dan mengakibatkan arus mengalir pada rangkaian sangat tinggi
dan sangat membahayakan bagi rangkaian.

2.1.12. Daya Listrik (P)

James Watt menemukan satuan daya listrik, yaitu Watt (W) dan watt ini
merupakan satuan SI dari daya listrik. Simbol dari daya listrik adalah P

P = VxI P = I2 x R
atau

Di mana : P = Daya listrik (watt)


V = Tegangan listrik (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)

Oleh James Watt ditemukan pula satua daya mekanik dari output motor listrik,
yaitu Horse Power (HP), sehingga perlu dirubah menjadi satuan SI – Watt. Besar daya
listrik 1 HP = 736 Watt untuk sistem Eropa dan 1 HP = 746 Watt untuk sistem Amerika.

2.1.13. Energy Listrik atau Usaha Listrik (A)

Energy listrik adalah adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja.
Satuan dari energy adalah watt jam atau Joule, tetapi pada pemakain praktis sehari-

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 27/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

hari satuan dari energy listrik ini banyak kita jumpai dalam satuan Kilo watt jam (Kilo
watt hour/KWH).

A = Pxt

Dimana : A = Energy/Usaha listrik (watt jam)


P = Daya listrik (watt)
t. = Waktu (jam)
aian Beberapa

Tahanan
a. Rangkaian Seri Beberapa Tahanan.

Rangkaian seri beberapa tahanan adalah rangkaian dari beberapa tahanan


yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga tidak ada arus yang dicabangkan

A R.1 B R.2 C R.3 D

Gambar 2-1-19 : Rangkaian Seri Beberapa Tahanan

Besar tahanan antara titik A sampai D merupakan besar tahanan total (Rt) dari
ketiga buah tahanan di atas, dan besar tahanan total adalah :

Rt = R.AD = R.AB + R.BC + R.CD

Rt = R.1 + R.2 + R.3

b. Rangkaian Paralel.

Yang dimaksud rangkaian paralel beberapa tahanan yaitu rangkaian dari


beberapa tahanan yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga hanya mempunyai
dua titik hubung yang sama

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 28/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

A A

R.1 R.2 R.3 R.t

B B

Gambar 2-1-20 : Rangkaian Paralel Beberapa Tahanan

Besar tahanan antara titik A dan B merupakan besar tahanan total (Rt) dari
ketiga buah tahanan di atas, dan besar tahanan totalnya adalah :

1 1 1 1
= + +
Rt R.1 R.2 R.3

Untuk paralel dua buah tahanan dapat dihitung dengan rumus sbb. :

R.1 x R.2
R.1 R.2 R.t =
R.1 + R.2

Gambar 2-1-21 : Rangkaian Paralel Dua Buah Tahanan

2.1.15. Rangkaian Seri Berarus

A R.1 B R.2 C R.3 D

V.1 V.2 V.3

Es
- +

V.S

Gambar 2-1-22 : Rangkaian Seri Berarus

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 29/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan besarnya sama, yaitu besarnya
sama dengan arus I
I = I R.1 = I R.2 = I R.3

Tegangan pada tiap-tiap tahanan besarnya tidak sama, tergantung besar


masing-masing tahanan.
E.AB = V.1 = I x R.1
E.BC = V.2 = I x R.2
E.CD = V.3 = I x R.3

Tegangan antara titik A dan D merupakan tegangan total (Rt), besar tegangan
total adalah :
E.AD = E.AB + E.BC + E.CD
Et = V.1 + V.2 + V.3
Es = Et

Daya total (P.total) terdisipasi : P total = I x E.AD

P total = I 2 X R.total

2.1.15. Rangkaian Paralel Berarus

i.1 R.1
A.1
A i.2 R.2 B
A.2
I.t
R.3
i.3 A.3

A.0

Es
+ -

Gambar 2-1-23 : Rangkaian Paralel Berarus

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 30/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Besar tegangan sumber sama dengan besar tegangan pada tiap-tiap tahanan

E R.1 = E R.2 = E R.3 = Es

Tegangan pada R.1 (E R.1) = i.1 x R.1


Tegangan pada R.2 (E R.2) = i.2 x R.2
Tegangan pada R.3 (E R.3) = i.3 X R.3
Tegangan pada sumber (Es) = I.t x R.t

Besar arus utama (arus total) merupakan penjumlahan dari semua arus cabang

I.t = i.1 + i.2 + i.3

Arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan (arus cabang i.1, i,2 dan i.3)
besarnya tidak sama, tergantung dari besarnya tiap-tiap tahanan

E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1
E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1
E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1

2.1.17. Tegangan Jatuh Pada Kawat Penghantar

Besar tahanan kawat penghantar listrik relatif nilainya kecil, namun jika pada
suatu instalasi kita memakai kawat dengan diameter kecil serta memasang beban
listrik seperti motor listrik yang letaknya relatif jauh dari sumber tegangan maka
tahanan kawat pada instalasi tersebut akan ada nilainya dan dapat dihitung seperti
dibahas pada bab 2.1.12 di atas. Tahanan kawat ini jika nilainya terlalu besar akan
dapat mempengaruhi kerja dari suatu beban listrik karena adanya penurunan (drop)
tegangan (∆e), sehingga beban listrik mendapat tegangan suplai lebih rendah dari
tegangan kerjanya.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 31/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

∆e
I
E.s+
M
Em

Gambar 2-1-24 : Rangkaian Dengan Diperhitungkan Tegangan Jatuh Pada Kawat Penghantar

Em = Es - ∆e Dimana :
Em = Tegangan pada motor (beban) (Volt)
Es = Tagangan sumber (volt)
∆e = Tegangan jatuh pada kawat penghantar (volt)

∆e = I x R.kawat

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 32/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.2. Mendemonstrasikan Pengetahun Tentang Dasar-Dasar


Listrik AC

2.2.1. Induksi Elektro Magnetik.

Induksi Elektro magnetik yaitu adanya kerja timbal balik antara gejala-gejala
kelistrikan dan gejala-gejala kemagnetan secara induksi. Jadi kalau pada suatu kawat
penghantar terdapat arus listrik maka di sekitar kawat tersebut timbul gejala-gejala
kemagnetan. Sebaliknya bila sepotong kawat yang digerakkan dan memotong medan-
medan magnet maka pada kawat tersebut timbul gejala-gejala kelistrikan. Gejala-
gelaja kemagnetan dan gejala-gejala kelistrikan ini mempunyai sifat yang saling
mempengaruhi, dan inilah yang menjadi dasar dari prinsip kerja mesin listrik.

Mesin listrik yaitu mesin/alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik (disebut motor listrik), atau sebaliknya yaitu merubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanik (disebut generator listrik). Dalam learning material ini hanya dibahas
menganai generator listrik, khususnya generator AC dengan maksud untuk
menjelaskan proses timbulnya listrik AC.

Alternating Current (AC) atau arus bolak-balik didefinisikan sebagai arus yang
mengalir maju-mundur dengan interval waktu yang teratur. Atau Arus bolak-balik
adalah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala seiring dengan
perubahan waktu. Listrik arus bolak-balik (AC) ini dibangkitkan oleh generator AC
(dinamo AC). Generator AC (dinamo AC) adalah alat/mesin untuk merubah tenaga
mekanik/putar menjadi tenaga listrik AC. Prinsip kerja generator (dinamo) listrik secara
umum adalah bedasarkan percobaan Faraday.

Hukum Faraday : Bila sebuah kawat


penghantar listrik digerak-gerakkan
dalam medan magnet maka pada
kawat penghantar listrik tersebut akan
terbentuk Gaya Gerak Listrik (GGL)
yang besarnya sesuai dengan
banyaknya Garis-garis Gaya Magnet
(GGM) yang dipotong oleh kawat
Gambar 2-2-1: Timbulnya Gaya Gerak Listrik (GGL) penghantar listrik tiap detik
Sesuai Percobaan Faraday

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 33/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Hal ini juga berlaku jika yang berubah-rubah/bergerak adalah medan magnet,
sedang kawat penghantar pada posisi diam. Percobaan Faraday ini merupakan prinsip
kerja suatu generator.

Dari percobaan Faraday ini, untuk menentukan arah terbentuknya GGL induksi
pada kawat penghantar listrik dapat digunakan Hukum Tangan Kanan Flaming.

Hukum Tangan Kanan Flaming : Bila


telunjuk, ibu jari dan jari tengah disusun
sedemikian rupa sehingga ketiga jari
tersebut saling tegak lurus, dimana ibu
jari menunjukkan arah gerakan kawat,
telunjuk menyatakan arah GGM, maka
arah terbentuknya GGL induksi pada
kawat penghantar listrik searah dengan
arah jari tengah.

Gambar 2-2-2 : Kaidah Tangan Kanan Flaming

U S
U S

Arah GGL (I) meninggalkan/menjauhi kita Arah GGL (I) menuju/mendekati Kita

Fenomena ini bisa digambarkan seperti paku ulir yang


ditancapkan pada papan kayu, kalau kita putar searah
dengan jarum jam maka paku akan masuk kedalam
menjauhi kita, sebaliknya kalau kita putar berlawanan
arah dengan jarum jam, maka paku akan keluar atau
mundur ke arah kita.

Gambar 2-2-3 : Arah Pergerakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Sesuai Hukum Tangan Kanan Flaming

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 34/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.2.2. Sumber Listrik AC.

1. Prinsip kerja generator AC :

Gambar 2-2-4 : Prinsip Kerja Generator AC

keterangan gambar :

1. Lampu 4. Sikat.
2. Magnit parmanen 5. Kumparan/lingkaran kawat
3. Poros dengan puli 6. Slip ring

Jika kumparan/lingkaran kawat diputar di dalam medan magnet maka kawat


akan memotong garis-garis gaya magnet sehingga pada kumparan kawat penghantar
tersebut akan timbul tegangan/arus listrik yang besar maupun arahnya selalu berubah-
rubah setiap saat. Tegangan/arus yang terjadi pada kumparan kumparan dialirkan ke
beban lampu melalui slipring dan sikat-sikat.

Pada kedudukan awal (posisi sudut 00 ) maka pergerakan belitan kawat sejajar
dengan arah flux magnet sehingga tidak ada garis gaya magnet (GGM) yang terpotong
sehingga tidak ada arus maupun tegangan yang diinduksikan sehingga besar
tegangan/arus pada ujung-ujung kumparan adalah nol. Selanjutnya kumparan berputar
dari 00 hingga 900 atau seperempat putaran maka ada GGM yang dipotong oleh

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 35/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

kumparan, dimana jumlah GGM yang dipotong akan semakin besar dan mencapai
maksimum pada sudut 900. Dengan demikian besar tegangan/arus yang ditimbulkan
juga akan semakin besar dan mencapai maksimum pada kedudukan 900 .

Jika kumparan berputar dari posisi 900 ke posisi 1800 maka jumlah GGM yang
dipotong akan semakin sedikit sehingga tegangan/arus yang ditimbulkan juga akan
semakin kecil dan tepat pada posisi 1800 nilai tegangan/arus pada ujung-ujung
kumparan menjadi nol.

Jika kumparan berputar dari posisi 1800 menuju posisi 2700 maka jumlah GGM
yang dipotong oleh kumaparan akan naik dari nol hingga mencapai harga maksimum
pada sudut 2700 .Oleh karena itu tegangan/arus yang ditimbulkan juga akan naik dari
nol hingga mencapai harga maksimum pada sudut 2700. Selanjutnya kumparan
berputar dari posisi 2700 menuju posisi 3600 maka jumlah GGM yang dipotong oleh
gulungan kawat, dari maksimum berkurang hingga menjadi nol. Tegangan/arus yang
ditimbulkan mempunyai harga dari maksimum berkurang hingga menjadi nol (pada
posisi 3600). Karena arah tegangan/arus berlawanan dengan arah tegangan/arus saat
gulungan bergerak dari posisi 00 menuju 1800 maka tegangan/arus mempunyai nilai
negatip (-).

Gambar 2-2-5 : Bentuk Gelombang Sinus Dari Tegangan Listrik AC

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 36/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Selanjutnya generator akan berputar kembali dengan siklus perputaran seperti


langkah-langkah di atas secara terus menerus, dan akan menghasilkan bentuk
gelombang tegangan/arus sbb :

V/I

Gambar 2-2-6 : Bentuk Gelombang Sinus Dari Tegangan/Arus Listrik AC

2.2.3. Besaran-besaran Listrik AC.

1. Peak Voltage (VP) dan Peak-to-peak Voltage (Vp-p) :

Peak voltage (VP) adalah tegangan puncak (nilai tertinggi dari gelombang
tegangan)

Peak-to-peak Voltage (Vp-p) adalah tegangan puncak ke puncak tegangan AC

Vp-p = 2 x Vp

2. Harga Effektif atau RMS dari Tegangan (Vrms) :

Harga efektif yaitu harga yang sebenarnya digunakan oleh beban

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 37/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Vp = 2 x Vrms Vrms = Vp / 2 Vrms = 0.707 x Vp

3. Harga Rata-rata (Vave) :

Harga rata-rata merupakan tinggi rata dari gelombang (sinus) seperti gambar di
atas. Kalau Vave adalah tegangan rata-rata pada tegangan AC, dan Vp adalah
tegangan puncaknya, maka besar dari tegangan rata-rata adalah

2 Vp
Vave = V.rata – rata = = 0,637 Vp

4. Periode (T) :

Periode (T) adalah waktu yang diperlukan terbentuknya satu gelombang penuh
(siklus atau gelombang + dan gelombang –). Perioda dilambangkan dengan T dan
diberi satuan detik. Satu siklus atau satu gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
kumparan dari posisi 00 sampai 3600.

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 38/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

5. Frekwensi (f) :

Frekwensi : yaitu jumlah gelombang (Cycle) yang dihasilkan tiap detik.

F = Cycle/detik (Hertz/HZ)

Frekwensi disimbolkan dengan f dan satuannya adalah Hertz (Hz). Listrik di


Indonesia menggunakan frekwensi 50 Hz, berarti tiap detiknya terdapat 50 gelombang
(cycle).` Hubungan frekwensi (f) dengan periode (T) dapat dituliskan sbb:

f = 1/T

Gambar 2-2-7 : Bentuik Satu Gelombang (Satu Cycle) Dari Gelombang Sinus

Dalam kaitannya dengan konstruksi generator maka nilai frekwensi dapat


dituliskan sbb :

Pxn pxn
f = atau f =
60 120

U
Dimana :

f = Frekwensi (Hertz/Hz)
P = Jumlah pasang kutub (buah)
p = Jumlah kutub (buah)
n = Jumlah Rpm (putaran per menit)

Gambar 2-2-8 : Kontruksi Generator Dengan


Satu Pasang Kutub (Dua Buah Kutub)

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 39/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

2.2.4. Jenis Beban Listrik AC :

a. Beban Resistip ( R)

Tahanan Resistansi (R) adalah sebuah tahanan berupa tahanan resistor,


kawat nikelin, tahanan variabel dan tahanan ini disebut juga dengan tahanan murni.
Satuan tahanan Resistip adalah Ohm (Ω). Pada beban R tegangan dan arus akan
sefasa, yaitu akan mencapai harga maksimum dan harga minimum pada saat yang
sama, seperti pada gambar di bawah. Besar daya listrik yang diserap oleh beban R
(P), tegangan (V) dan arus I dapat digambarkan secara vektor seperti gambar di
bawah

V/I V

I I

t
V ~ R.
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360

a. Rangkaian dengan beban b. Bentuk gelombang tegangan dan arus pada


Resistip R beban Resistip R

I. V. P.

P = V x I

c. Arah vector V, I dan P pada beban resistip

Gambar 2-2-9 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Resistip R

b. Beban Induktip (XL)

Beban induktif terjadi karena efek kemagnetan seperti yang terjadi pada beban
berupa lilitan kawat seperti motor listrik, kipas angin, motor kompresor dan balast

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 40/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

lampu TL. Inti besi yang dililiti kawat dan dialiri arus listrik akan menimbulkan gaya
gerak magnet (GGM) pada inti besinya, dan flux magnet bergerak dari kutub utara ke
kutub selatan melintasi belitan kawat itu sendiri. Karena flux magnet terpotong oleh
belitan kawat, maka pada kawat tersebut timbul gaya gerak listrik (GGL), dan GGL ini
arahnya berlawanan dengan GGL penyebabnya.

Dengan kata lain arus sumber yang masuk ke dalam lilitan akan menimbulkan
efek kemagnetan pada inti besi, dan efek kemagnetan tersebut akan menimbulkan
terjadinya arus listrik pada lilitan kawat yang arahnya berlawanan dengan arus sumber
yang masuk ke dalam lilitan. Kondisi ini menyebabkan timbulnya beban induktip (XL)
dan mengakibatkan lilitan kawat menjadi panas.

V/I V
I I

t
V ~ XL.
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360

Q = 900

a. Rangkaian dengan b. Benuk gelombang tegangan dan arus pada


beban Induktip (XL) beban Induktip XL

V P

P = V x I

0
90
I

c. Arah vector V, I dan P pada beban Induktip

Gambar 2-2-10 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Induktip XL

Sesuai hukum Ohm berlaku :

VL
IL = XL = 2 π f L Ohm
XL

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 41/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

dimana :
XL = Reaktansi induktif ( Ohm)
f = Frekwensi (hertz)
L = Induktansi (henry)

c. Beban Capasitip (XC)

I
V/I V
I
t
V ~ XC
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360

Q = 900

a. Rangkaian dengan b. Benuk gelombang tegangan dan arus pada


beban capasitip (XC) beban capasitp (XC)

I
0
90

V P P = V x I
c. Arah vector V, I dan P pada beban Kapasitp

Gambar 2-2-11 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Capasitip (XC)

Sesuai hukum Ohm berlaku :

VC
IL = XC= 1/ωC = 1/ (2π fC) Ohm
XC

dimana :
XC = Reaktansi capasitif (Ohm)
f = Frewensi (hertz)
C = Kapasitansi kapasitor (farad)

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 42/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

c. Beban Impedansi ZL (Campuran XL dan R)

Beban Impedansi ZL merupakan campuran antara beban Induktip (XL) dengan


beban resisitip (R). Jenis beban ini paling banyak dijumpai pada aplikasi sehari-hari.
Sebagai contoh beban motor listrik, kipas angin dan balast lampu TL, selain
mempunyai beban induktip (XL) yang diakibatkan dari efek kemagnetan juga
mempunyai beban resistip (R) pada belitan kawatnya.

Jika jenis beban ini dihubung pada sumber tegangan listrik AC maka gelombang
tegang beban akan mendahului gelombang arus sebesar sudut Q, dimana besar sudut
Q < 900 dan Q > 00

V/I V
I
I

t
V ~ ZL 0 0 0 0 0
0 90 180 270 360

Q
Q < 900 > 00

a. Rangkaian dengan b. Benuk gelombang tegangan dan arus pada


beban capasitip (XC) beban impedansi ZL

V
P
XL ZL

P = V x I
Q
Q R
I
c. Arah vector V, I dan P pada c. Arah vector XL, R dan ZL
beban impedansi ZL

Gambar 2-2-12 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Impedansi ZL

Sesuai hukum Ohm berlaku :


V
IL =
ZL ZL = √ R2 + XL2

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 43/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

dimana :
IL = Arus yang mengalir pada beban.
ZL = Impedansi (Ohm),
R = Resistansi (Ohm)
XL = Induktansi (Ohm)

2.2.5. Daya listrik AC

V
Gambar 2-2-13 : Rangkaian listrik dengan
beban impedansi ZL

Sesuai rumus daya maka daya yang diserap oleh beban impedansi ZL sama
dengan I2 x ZL, satuannya Volt Ampere (VA). Daya ini merupakan daya yang diserap
dari sumber listrik, dan daya ini biasa disebut dengan daya semu.

Seperti diterangkan di atas bahwa dalam beban impedansi ZL ini merupakan


campuran dari beban resistip (R) dan beban induktip (XL). Daya listrik yang diserap
oleh beban R besarnya sama dengan I2 x R, satuannya Watt, dan daya ini biasa
disebut dengan daya nyata. Sedang daya yang diserap oleh beban induktansi XL
besarnya sama dengan I2 x XL, satuannya VAR, dan daya ini biasa disebut dengan
daya buta.

Antara daya nyata dan daya buta berbeda sudut 900 listrik. Penjumlahan daya
nyata dan daya buta merupakan daya semu dan ketiga macam daya listrik ini secara
vektor dapat digambarkan seperti gambar di bawah
Daya Buta (VAR) - Q

Daya Semu (VA) - S

S2 = P2 + Q2
Q
Daya Nyata (Watt) - P
Gambar 2-2-14 : Gambar vektor daya nyata, daya buta dan daya semu

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 44/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa antara daya nyata dan daya buta
berbeda sudut phase 900 sedang antara daya nyata dan daya semu berbeda sudut
phasa sebesar Q.

Daya nyata merupakan daya listrik yang nyata-nyata diserap oleh beban untuk
dirubah menjadi energy lain seperti menjadi tenaga gerak/putar pada beban motor
listrik atau tenaga cahaya pada beban lampu. Sebagai contoh beban motor listrik
mempunyai daya 1 HP (746 Watt), ini berarti motor listrik membutuhkan daya listrik
sebesar 746 Watt untuk dirubah menjadi daya mekanik atau tenaga putar sebesar 1
HP. Jadi daya listrik yang dibutuhkan oleh motor dan diubah menjadi tenaga
gerak/putar dapat dikatakan sebagai daya nyata yang besarnya adalah I2 x R.

Selain beban resistip (R), pada motor juga mempunyai beban yang bersifat
induktip (XL). Daya listrik yang diserap oleh beban ini disebut daya buta (I2 x XL)
dimana daya buta ini diserap oleh motor dan dirubah menjadi panas. Daya buta ini
merupakan kerugian dalam pemakaian daya listrik, dan daya buta ini sulit ditiadakan.

Penjumlahan daya nyata dan daya buta merupakan daya semu (I2 x ZL), yaitu
daya listrik yang masuk ke beban (motor), atau daya listrik yang ditarik dari sumber
listrik.

a. Faktor Daya (Cos Q)

Faktor daya (Cos Q) adalah perbandingan antara daya nyata dengan daya
semu. Seperti gambar di atas dapat dilihat bahwa sudut Q merupakan sudut antara
daya nyata dengan daya semu. Jika daya nyata besarnya sama dan semakin besar
daya buta (daya yang hilang) maka sudut Q akan semakin besar dan faktor daya (Cos
Q) akan semakin kecil. Hal ini pemakaian listrik semakin boros. Sebaliknya jika daya
buta semakin kecil maka sudut Q akan semakin kecil dan faktor daya (Cos Q) akan
semakin besar, hal ini pemakian listrik semakin hemat.

Besar faktor daya (cos Q) akan maksimum jika harganya 1 (satu), hal ini berarti
daya buta besarnya nol, sehingga daya semu besarnya sama dengan daya nyata
(daya yang diserap dari sumber listrik sama dengan daya yang dibutuhkan oleh motor
untuk dirobah menjadi daya mekanik/putar).

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 45/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Dengan membaca nilai faktor daya (Cos Q) pada peralatan listrik seperti motor
listrik, maka kita dapat menilai kualitas dari peralatan tersebut. Semakin besar nilai
faktor daya berarti pemakaian daya listriknya akan semakin hemat. Nilai faktor daya ini
dapat diperbaiki dengan memasang beban kapasitip (XC) karena arah XL dan XC
berlawanan (berbeda sudut phase 1800 listrik). Seperti diterangkan di atas bahwa pada
beban XL, tegangan mendahului (leading) 900 listrik terhadap arusnya, sedang pada
beban XC adalah sebaliknya, yaitu tegangan ketinggalan (lagging) 900 listrik terhadap
arusnya.

b. Daya Listrik AC 1 phase

Phse (Ph)
I

V M

Netral (N)

Gambar 2-2-15 : Gambar rangkaian listrik 1 phase

Dimana :
P = V x I x Cos Q
P = Daya listrik (watt)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (Ampere)
Cos Q = Sudut phase

c. Daya Listrik AC 3 phase dengan hantaran netral

L.1 (R)
L..2 (S)

L.3 (T)
. L.3 L.2 L.1
Vp Vp Vp
p
N

Gambar 2-2-16 : Gambar instalasi 3 phase dengan hantaran netral

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 46/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Seperti gambar di atas jika ketiga beban besarnya sama maka daya totalnya :

P = 3 x Vp x I x Cos Q

Di mana :
P = Daya listrik (Watt)
VP = Tegangan phase, yaitu tagangan antara phase dan netral (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos Q = Besar`sudut phase

d. Daya Listrik AC 3 phase tanpa hantaran netral

L.1 (R)
VL
p VL
L..2 (S) p
M
3~
VL
p
L.3 (T)

Gambar 2-2-17 : Gambar instalasi 3 phase tanpa hantaran netral

VL adalah tegangan line, yaitu tegangan antara phase dan phase. Besar

tegangan line lebih besar dibanding dengan tegangan phase, di mana VL = 3 x Vp


Jadi besar daya listrik yang diserap oleh beban motor seperti gambar di atas adalah :

P = 3 x VL x I x Cos Q

Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
VL = Tegangan line (tegangan antara hantaran phase dengan phase)
(Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos Q = Faktor daya

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 47/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

BAGIAN 3- SUMBER INFORMASI LAIN :

Judul :Dasar-Dasar Teknik Listrik


Pengarang: : Cevest dan Jika
Penerbit : Depnaker
Tahun Terbit : 1985

Judul : Teknik Listrik Praktis


Pengarang: : Jhon B Robertson
Penerbit: : Yrama Widya
Tahun Terbit: : 1993

Judul: : Ilmu Listrik


Pengarang: : Drs. Christian M
Penerbit: : Angkasa
Tahun Terbit : 1994

Judul: : Operator “J” Dalam Ilmu Listrik Bergabti


Pengarang: : R. Djohari Wiratmadja
Penerbit: : Ganaco N.V.
Tahun Terbit : 1964

Judul: : Teknik Radio Transistor


Pengarang: : J. Canny
Penerbit: : Sekolah Pembangunan Prakarya International Bandung
Tahun Terbit :

Menerapkan Teknik Listrik Dasar di Tempat Kerja : IND.LS 02.001.01 48/49


Versi :Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

JUDUL UNIT : MENERAPKAN TEKNIK LISTRIK DASAR


DI TEMPAT KERJA
KODE UNIT : IND.LS.02.012.01
KEJURUAN : LISTRIK INDUSTRI
BIDANG : INDUSTRI

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
BALAI BESAR LATIHAN KERJA INDUSTRI SERANG
Jl. Pandeglang Km.3 Serang 42115, Telp. (0254) 200160 Fax. (0254) 214641

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 0/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

DAFTAR ISI Halaman

BAGIAN 1 - KETENTUAN DAN DOKUMEN KERJA

1.1. Pendahuluan ........................................................................................... 3


1.2. Buku Kerja ............................................................................................... 3
1.3. Desain Buku Kerja ................................................................................... 3
1.4. Pelaksanaan Buku Kerja.......................................................................... 4
1.5. Pengenalan ............................................................................................. 4
1.6. Prasyarat ................................................................................................. 4
1.7. Hasil Pelatihan......................................................................................... 4
1.8. Pengakuan Kompetensi Terkini ............................................................... 4

BAGIAN 2 – LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN TEORI DAN PRAKTEK

KEGIATAN 1 – Pengetahuan tentang Menerapkan teknik listrik dasar di


tempat kerja .............................................................................................. 5
Langkah 1 – Pelajaran ........................................................................................ 5
Langkah 2 – Respons Teori ................................................................................ 5
Langkah 3 – Penilaian....................................................................................... 18

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 1/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

BAGIAN 1 - KETENTUAN DAN DOKUMEN KERJA

1.1. Pendahuluan

Bagian kedua dari Modul ini adalah Buku Kerja. Buku Kerja Pelatihan ini
berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk
mendapatkan ketrampilan yang sesuai di tempat kerja. Buku Kerja pelatihan berbasis
Kompetensi berfokus pada ketrampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja.
Fokusnya adalah pada pencapaian ketrampilan dan bukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Buku Kerja Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional .
Standar Kompetensi adalah pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang
diakui secara nasional. Modul pelatihan ini terdiri dari satu unit kompetensi yaitu
Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja dengan kode unit IND.LIS.01.001.01
yang dijabarkan secara rinci dalam buku kerja.
Buku Kerja pelatihan ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan.
Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek kerja
Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja terdapat pada buku kerja.
Buku Kerja Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria atau langkah-langkah
pelaksanaan pelatihan terhadap standar kompetensi di bidang Penerapan teknik listrik
dasar di tempat kerja
1.2. Buku Kerja

Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada Buku Kerja ini akan membantu peserta
pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi yang terdapat pada
Bagian 2 Buku Informasi.
 Kegiatan pemeriksaan praktek digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
 Kegiatan pemeriksaaan dilakukan berdasarkan buku kerja untuk menilai
pengetahuan peserta pelatihan.
 Kegiatan praktek dilakukan untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.

1.3. Desain Buku Kerja

Buku Kerja ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individu/mandiri.
 Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 2/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

 Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta


dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan pelatih.

1.4. Pelaksanaan Buku Kerja

Pada Pelatihan Klasikal, pelatih akan :


 menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.
 menggunakan Langkah Kerja untuk menilai jawaban/tanggapan dan hasil-hasil
peserta pelatihan yang terdapat pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan Individual/mandiri, peserta pelatihan akan :


 menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
 memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 mengisi hasil tugas praktek pada Buku Kerja.
 memberikan tanggapan pada langkah kerja yang diberikan oleh Pelatih.

1.5. Pengenalan

Pelatihan ini bertujuan memberi peserta petunjuk dan pengalaman praktek agar
mampu Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja
1.6. Prasyarat

Sebelum memulai modul ini, Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan
awal sebagai berikut :
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Listrik Dasar

1.7. Hasil Pelatihan


Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja berbasis standard kompetensi.

1.8. Pengakuan Kompetensi Terkini


Jika seorang peserta menyatakan dia mampu / cakap dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan
kemampuannya kepada pelatih.

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 3/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung


Untuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar
kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan
menghitung berikut:

Kemampuan Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.


membaca Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan
dan menulis suatu pengertian
Kemampuan Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol
menghitung teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang
dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan
keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai


kompetensi ini
Tingkat Karakteristik
Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik
1
kemajuannya diperiksa oleh instruktur.
Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan
kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi.
2
Instruktur melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian
pekerjaan.
Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin
3
yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 4/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

BAGIAN 2 - LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN TEORI DAN


PRAKTEK

KEGIATAN 1

Pelatihan ini bertujuan agar peserta pelatihan memiliki pengetahuan


tentang listrik dasar

Langkah 1 – PELAJARAN TEORI

Sumber Referensi

Buku Informasi.

Prosedur

1. Baca buku informasi


2. Baca petunjuk dan langkah kerja yang telah disediakan
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.

Langkah 2 - RESPON TEORI

Pertanyaan 1 :
Sebutkan jenis muatan listrik yang saudara ketahui dan terangkat sifat-sifatnya ?

Jawaban :
Pentanahan

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 5/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 2 :
Apa yang dimaksud dengan lubang (hole) dan sebutkan jenis muatan listrik pada
lubang (hole) ?

Jawaban :

Pertanyaan 3 :
Terangkan mengapa suatu benda dapat bermuatan listrik positif (+) dan terangkan
mengapa suatu benda dapat bermuatan listrik negatif (-) ? a kutub

Jawaban :
Alat pemanas listrik

Pertanyaan 4 :
Terangkan mengapa arus listrik mudah mengalir melalui bahan konduktor seperti
tembaga, allumunim dan emas ?

Jawaban :
Sakelar seri

Pertanyaan 5 :
Terangkan mengapa arus listrik tidak dapat mengalir melalui bahan isolator seperti
PVC, porselin dan karet ?

Jawaban :
Pintu dengan arah membuka

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 6/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 6 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan arus listrik ?

Jawaban :

Pertanyaan 7 :
Pada accumulator tertulis 60 AH (Ampere Jam). Terangkan apa arti dari tulisan 60 AH?

Jawaban :

Pertanyaan 8 :
Sesuai hukum Coulomb dapat dituliskan persamaan :

I = Q/t

Sebutkan besaran-besaran listrik di atas dan sebutkan satuannya ?

Jawaban :

I = ....................................................................... satuannya .....................................

Q = ....................................................................... satuannya .....................................

t = ....................................................................... satuannya .....................................

Instalasi ini biasa dipasang pada rumah bertingkat maupun di hotel, codipasauang
Pertanyaan 9 :

Jika kutub (–) dan kutub (+) suatu sumber tegangan listrik (accumulator) dihubung
dengan kawat penghantar melalui beban listrik (lampu), maka ke arah mana arus listrik
mengalir, apakah dari kutub (–) ke kutub (+) atau sebaliknya ? Terangkan !

+ + + - -
- - - - - - -
+ + + - - -
+ + + + + + + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 7/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Jawaban :

Pertanyaan 10 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan tahanan listrik ?

Jawaban :

Pertanyaan 11 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan tegangan listrik ?

Jawaban :

Pertanyaan 12 :
Diketahui instalasi listrik seperti gambar di bawah.

E M

Jika untuk menjalankan motor listrik dipakai konduktor tembaga keras dengan luas
penampang 1,5 mm2, dimana jarak antara motor dengan sumber tegangan adalah 150
meter maka hitunglah berapa ohm nilai tahanan kawat penghantar tersebut ?

Jawaban :
Hijau

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 8/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 13 :
Sebuah beban listrik mempunyai tahanan R = 4 K dan dihubung pada tegangan
sumber tegangan E = 40 Volt. Hitunglah berapa besar arus yang mengalir pada beban
listrik tersebut ?

I
+
E R 4 KΏ

Jawaban :
Untuk memadamkan percikan api yang timbul kalau kawat leburnya putus

Pertanyaan 14 :
Seperti gambar pada contoh soal 12 di atas, jika diketahui tahanan R = 5 K, dan
besar arus yang mengalir I = 300 mA, maka berapa nilai tegangan E ?

Jawaban :

Pertanyaan 15 :
Sebutkan bunyi Hukum Ohm dan tuliskan rumusnya ?

Jawaban :

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 9/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 16 :
Pada rangkaian terbuka seperti gambar di bawah, besar arus yang mengalir ke beban
adalah nol (tidak ada arus yang mengalir). Buktikan dengan rumus bahwa besar arus I
=0?
S

+ R.s I
E = 100 V RL = 400 

Jawaban :
a. Biru

Pertanyaan 17 :
Pada rangkaian hubung singkat seperti gambar di bawah, besar arus (I) yang mengalir
adalah tak terhingga (∞). Buktikan dengan rumus ?

+ Rs I.sc
R.kawat

E = 100 V RL = 100 

Jawaban :
Mega ohm meter (Megger)

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 10/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 18 :

+ I
E M

Sebuah motor listrik mempunyai tahanan dalam R = 50 Ohm dan tegangan


kerjanya 100 Volt. Jika motor dihubung pada sumber tegangan E = 100 volt dan
beroperasi selama 48 jam maka hitunglah :

a. Besar arus yang mengalir ke motor ?


b. Besar daya listrik yang dipakai oleh motor tesebut ?
c. Energy listrik yang dipakai oleh motor tersebut ?

Jawaban :
≥ 50 volt

Pertanyaan 19 :
Hitunglah besar tahanan total dari rangkaian beberapa tahanan listrik sbb :

4 K.

3 K. R.3
R.1
a b 6 K. c
R.4
6 K.
R.6 3 K.
R.2 12 K.

d R.5

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 11/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Jawaban :
a. Menanam elektroda tanah yang lebih banyak dan dihubung satu sama lainnya.

Pertanyaan 20 :
a
Hitunglah :
R.1 300 Ω
a Besar tahanan total (Rt) ?
I b Besar arus I ?
b c Besar tegangan pada R.1 (E.ab) ?
+ d Besar tegangan pada R.2 (E.bc) ?
R.2 700 Ω
Es 150 V e Besar tegangan pada R.3 (E.cd) ?
– f Besar tegangan antara titik a dan c (E.ac) ?
c g Besar tegangan antara titik a dan d (E ad) ?
h Besar daya total (P.total) ?
R.3 500 Ω i Besar daya yang diserap R.1 (P.1) ?

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 12/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Jawaban :
Hubungan antara dua titik atau lebih dalam suatu sirkit melalui impedans yang
sangat kecil mendekati nol

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 13/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 21 :

6 K.

3 K. I.3 R.3


I.1 R.1 I.4 6 K.
a b c
R.4
I.2
6 K.
I.5
R.2 3 K.
R.6 1 K.
I.total
R.5

500 V
d

Es
Hitunglah :
a Besar tahan total (R.total) ?
b Besar arus total (I.total) ?
c Besar arus cabang I.1 dan I.2 ?
d Besar daya total (P.total) ?
e Besar tegangan antara titik a dan c (E.ac) ?
f Besar daya yang diserap oleh tahan R.2 (P.2) ?
g Besar daya yang diserap oleh tahan R.3 (P.3) ?

Jawaban :
Arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu tidak ada gangguan listrik

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 14/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 15/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 22 :
Instalasi untuk mengoperasikan beban motor seperti gambar di bawah :

∆e Diketahui :
Jarak antara sumber tegangan Es
I = ….. ? dengan beban motor adalah 200
+ Rm = 37,2 Ώ
meter. Penghantar yang
Es 200 V M digunakan adalah tembaga
Em = …. ? dengan nilai ρ (rho) = 0,0175

dengan luas penampang A = 2,5
mm2.
Ditanyakan :
a. Tahanan kawat (R.kwt) ?
b. Besar arus yang mengalir (I) ?
c. Tegangan jatuh pada kawat
(∆e) ?
d. Tegangan pada motor (Em) ?

Jawaban :
1. Penghantar listrik bentuk pejal
2. Penghantar listrik bentuk berlilit
3. Penghantar listrik kawat serabut

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 16/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Pertanyaan 23 :

Phse (Ph)
I

V M

Netral (N)

Sebuah motor listrik 1 phase tertulis pada name plate P = 5 HP, V = 220 Volts dan
Cos Q = 0,6. Jika motor dihubung pada sumber tegangan 220 Volt maka hitunglah
besar arus ( I ) yang diserap oleh motor tersebut ?

Jawaban :
Penghantar yang terdiri dari 3 inti kabel, contoh kabel NYM dan NYY

Pertanyaan 24 :

L.1 (R)
VL
p VL
L..2 (S) p
M
3~
VL
p
L.3 (T)

Sebuah motor listrik 3 phase dengan daya 2 HP, tegangan kerja 380 V, Cos Q = 0,6.
Jika motor beroperasi dalam hubungan bintang (Υ) pada jala-jala dengan tegangan line
(VL) = 380 Volt, maka hitung besar arus yang mengalir ke motor ?

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 17/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Jawaban :
Elbow digunakan untuk saluran kabel pada saluran sudut (bengkok) 900 atau
digunakan untuk saluran kabel pada pekerjaan yang sulit atau dengan menggunakan
pipa besar.

Pertanyaan 25 :
Dari hasil pengukuran beban lampu TL 40 W/220 V, yang dipasang pada sumber
tegangan V = 220 Volt, ternyata terbaca pada meter, yaitu pada Watt meter = 40 Watt,
Ampere meter = 250 mA dan Volt meter = 220 V.
Hitunglah :
a. Besar daya nyata (P) ?
b. Besar daya semu (S) yang diserap beban ?
c. Besar factor daya (Cos Q) ?
d. Besar daya buta (Q) ?
e. Besar tahanan R beban ?
f. Besar tahanan induktasi XL beban ?
g. Besar tahanan impesansi ZL beban ?

Jawaban :

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 18/20


Versi: Maret 2013
Materi Pelatihan Buku Informasi Kejuruan Listrik Industri

Langkah 3 - PENILAIAN

Ya
Semua pertanyaan di atas dijawab dengan benar

Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja- IND.LIS.01.001.01 19/20


Versi: Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai