IND.LS.02.012.01
BUKU INFORMASI
1.1. Pendahuluan
Modul Pelatihan Teknik Listrik DC ini terdiri dari tiga buku petunjuk yaitu Buku
Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian. Ketiga buku ini saling berhubungan dan
menjadi salah satu referensi modul pelatihan Teknik Listrik DC. Buku Informasi
pelatihan ini disusun berdasarkan Standar Kompetensi Nasional. Standar Kompetensi
adalah pernyataan Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap yang diakui secara nasional.
Modul Pelatihan ini terdiri dari bagian penunjang satu unit kompetensi sebagai
pengetahuan dasar yaitu listrik dasar dengan kode IND:LIS.01.003.01 yang dijabarkan
secara rinci dalam buku Informasi.
Buku Informasi adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan. Peserta
pelatihan membutuhkan banyak informasi sebelum melaksanakan praktek kerja bidang
kelistrikan, sebagai unit kompetensi dasar.
Buku Informasi ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan dalam
mengetahui dasar pengetahuan di bidang kelistrikan terdiri dari :
- Buku Informasi
- Desain Buku Informasi
- Isi Buku Informasi
- Pelaksanaan Buku Informasi
- Definisi Istilah-Istilah yang Digunakan dalam Standar Kompetensi
- Persyaratan Level Literasi dan Numerasi
- Hasil Pelatihan
- Pengenalan
- Prasyarat
- Pengakuan Kompetensi
Buku Informasi ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individu/mandiri.
Prasyarat
Kompetensi yang dibutuhkan sebelum memulai suatu kompetensi tertentu.
Elemen-elemen Kompetensi
Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk menunjukkan pengetahuan pokok pada
setiap elemen untuk menunjang ketrampilan-ketrampilan yang dapat membangun
suatu unit. kompetensi
Rentang Variabel
Unit ini bermaksud memberikan dasar pengetahuan listrik dasar sebagai
menunjang ketrampilan dibidang kelistrikanan.
Petunjuk Penilaian
Merupakan petunjuk bagaimana peserta pelatihan dinilai berdasarkan kriteria
unjuk kerja.
Konteks
Merupakan penjelasan tentang dari mana, bagaimana dan metode penilaian apa
yang seharusnya digunakan.
Level Numerasi
1 Kemampuan untuk menggunakan simbul-simbul dasar, diagram istilah
secara matematik dan dapat memahami konteks serta dapat
mengkomunikasikan secara matematik.
2 Kemampuan untuk menguji, memahami dan menggunakan konsep
matematik yang kompleks pada batasan konteks.
3 Kemampuan untuk menganalisa kritik, mengevaluasi dan menggunakan
simbol-simbol matematik, diagram dan teori-teori yang kompleks.
1.8. Pengenalan
Pelatihan ini bertujuan memberi peserta input, petunjuk dan pengalaman dalam
bidang pengetahuan dasar listrik sebagai literatur dan numeric untuk bidang kerja
kelistrikan berbasis standard kompetensi
1.9 Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan
awal berikut :
Matematika dasar
1.12. Pelaksanaan K3
Umum
Keselamatan Kerja dalam mengerjakan EL - 001 ini mengacu pada kesehatan
dan keselamatan kerja yang berlaku secara umum pada bidang kelistrikan dan
Elektronika. Mohon dibaca dan dipatuhi sebagai saran sebelum memakai material
dalam modul ini.
Pribadi
Ikuti keselamatan dan pencegahan kecelakaan baik pada waktu teori maupun
pada waktu praktek yang dirangkum sebagai berikut :
- praktek bengkel umum
- praktek dan peralatan keselamatan pribadi
- praktek pencegahan kebakaran.
-
Batasan konteks
Standar kompetensi ini digunakan untuk :
- Pengetahuan dasar sebagai materi acuan penunjang dalam praktek kelistrikan
Sumber-sumber Peralatan dan Alat Bantu :
Tahanan Rheostaht
Lilitan
Capasitor
Kegiatan :
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus meliputi :
Pengetahuan standard Satuan Internasional
Sifat kelistrikan
Sumber listrik dan besaran- besarannya
Persyaratan khusus
Sehat jasmani dan rohani
Mampu membaca dan menulis
Panduan Penilaian
Konteks :
Pengetahuan dan keterampilan dasar dapat dinilai tidak melalui pekerjaan dan
melalui pekerjaan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi
dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat
kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.
Kompetensi harus dinilai konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan.
Aspek-aspek penting :
Kompetensi bagian pengetahuan dasar ini penting diamati secara menyeluruh
agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan
merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
Mempelajari materi pengetahuan dasar mengenai listrik dasar.
pemecahan masalah 3
penggunaan teknologi 3
Hirarkhi Belajar :
- Deduktif
- Induktif
Metode Praktek
- Metoda
- Penggunaan metode Media praktek
Unit ini merupakan bagian unit yang membekali pengetahuan dasar khususnya
dibidang kelistrikan.
Tingkat Karakteristik
1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk
pada pemeriksaan kemajuannya oleh instruktur.
2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan
peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom.
Instruktur melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian
pekerjaan.
3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur
sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.
Listrik merupakan suatu tenaga yang tidak dapat dilihat, tetapi akibat yang
ditimbulkannya dapat dilihat atau dirasakan, misalnya seperti panas, cahaya, gerakan
atau pengaruh fisik lainnya. Tenaga listrik tersebut timbul karena adanya gaya tarik-
menarik atau tolak menolak antara muatan-muatan listrik.
Induktansi L Henry H
Kapasitansi C Farad F
Frekwensi f Herzt Hz
b Satuan kelipatan:
NILAI
NAMA
SOMBOL
KELIPATAN
HURUF ANGKA
Seper seribu
Nano n 0, 000 000 001
juta
Seperjuta-
Piko p 0, 000 000 000 001
juta
ATOM
ATOM
MOLEKUL YANG
KAPUR DITUMBUK DITUMBUK HINGGA TERDIRI DARI
HINGGA HANCUR MENJADI DEBU ATOM-ATOM ATOM
Molekul : Adalah bagian yang paling kecil dari benda, akan tetapi masih mengandung
sifat-sifat yang sama dari benda aslinya.
Bila molekul dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi maka lenyaplah sifat-
sifat aslinya dan tikmbullah sifat-sifat baru yang tidak sama dengan sifat aslinya. Hasil
dari molekul-molekul yang telah terbagi-bagi ini disebut dengan Atom. Sebagai contoh
molekul air (H2O), jika molekul air dibagi-bagi maka akan terdapat dua jenis unsur
yang dinamai atom, yaitu atom Hydrogen (H) dan atom Oksigen (O)
Atom : Adalah bagian yang paling kecil dari suatu zat yang bila melalui proses
kimia, atom tersebut dapat membentuk suatu molekul.
Struktur Atom : Tiap-tiap atom terdiri dari sebuah inti atom dan satu atau
beberapa Elektron yang bermuatan listrik negatip (-). Di dalam inti atom teradapat
Proton yang bermuatan listrik positip (+), dan Neutron yang tidak bermuatan listrik
(netral). Proton dapat disebut sebagai penyimpan tenaga listrik positip, dan elektron
dapat disebut sebagai penyimpan tenaga listrik negatip.
Elektron pada suatu atom selalu bergerak pada kulitnya mengelilingi inti atom
dengan kecepatan luar biasa, yaitu ± 300.000.000 m/dt. Banyaknya elektron pada tiap-
tiap atom bervariasi tergantung dari jenis atomnya. Pada umumnya atom mempunyai
jumlah elektron yang sama dengan jumlah protonnya, hal ini disebut balance atau
seimbang. Pada kondisi seimbang ini atom mempunyai muatan positip dan negatip
yang sama jumlahnya. Karena kedua sifat (positip dan negatip) yang saling menentang
dan jumlahnya sama, maka mereka saling menghapuskan kekuatan masing-masing
sehingga kalau dilihat dari sisi luarnya, atom tidak terlihat adanya kekuatan atau atom
tidak bermuatan listrik (netral).
_ _
Elektron
Proton + Neutron + +
Elektron Valensi
+ 13 Kulit Valensi
+3
Lubang (Hole)
+3
Elektron Bebas (Elektron yang
keluar dari ikatan atomnya)
Atom yang kekurangan elektron (mempunyai jumlah elektron lebih sedikit dari
jumlah proton) maka atom menjadi bermuatan listrik posisip dan biasa disebut dengan
ion positip. Atom yang mempunyai jumlah elektron lebihbanyak dari protonnya disebut
ion negatip
Elektron yang berada pada kulit valensi disebut dengan lektron valensi.
Pergerakan elektron valensi ini dipengaruhi oleh jenis bahannya.
Pada bahan isolator seperti karet, ebonit, porselin, kaca, PVC (poly venyl
chloride) dsb., elektron valensinya mempunyai ikatan yang kuat dengan inti atomnya,
sehingga di susah sekali atau tidak dapat keluar dari atomnya. Karena itu pergerakan
elektron valensi pada bahan isolator hanya bergerak mengelilingi atomnya saja dan
susah sekali atau tidak dapat bergerak dari satu atom ke atom lainnya. Karena sifat ini
maka bahan isolator tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena hakekatnya arus
listrik merupakan aliran elektron.
Pada bahan konduktor seperti tembaga, emas, perak, air, dsb., elektron valensi
mempunyai ikatan yang lemah terhadap inti atomnya. Kondisi ini menyebabkan
elektron valensi dapat atau mudah sekali berpindah dari satu atom ke atom yang
lainnya.
Elektron valensi yang keluar dari ikatan atomnya disebut dengan elektron
bebas atau elektron merdeka. Elektron bebas ini bergerak secara tidak beraturan,
yaitu selain mengelilingi inti atomnnya dia selalu berpindah-pindah dari satu atom ke
atom lainnya yang terdekat selanjutnya berputar mengelilingi inti atom yang
ditempatinya seperti terlihat pada gambar 2-6 di bawah.
+ +
+
+
+ +
+
KUTUB ( - )
- - - - - - -
- - - - - - -
- - - - - - -
Gambar 2-1-7 : Pergerakan Elektron Bebas Yang Teratur Pada Konduktor Yang Dialiri Arus Listrik
Terdapat dua jenis muatan listrik, yaitu muatan listrik positip (hole) dan muatan
listrik negatip (elektron). Muatan listrik mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
+ + - - + -
Jika suatu benda kelebihan atau kekurangan elektron sebanyak 6,24 x 1018
elektron, maka dikatakan benda itu bermuatan listrik negatip atau positip sebesar 1
(satu) coulomb. Satu coulomb adalah banyaknya listrik yang melalui suatu titik dalam
rangkaian, bila arus 1 (satu) ampere bekerja dalam 1 (satu) detik.
Satuan praktis yang umum dari muatan listrik didasarkan pada perkalian arus
dan waktu, yaitu Ampere x Jam (Ampere jam atau Ah), satuan ini biasa dipakai dalam
hubungannya dengan storage batteries.
B A B A
+ + + - - -
+ + + - - -
-
+ + + - - -
- + + + - - -
+ + + - - -
-
+ + + - - -
Tembaga Seng + + + - - -
H2SO4 H2SO4
Pada awal proses, pelat B (tembaga) dan pelat A (seng) sama-sama dalam
kondisi seimbang/netral, sehingga tidak ada muatan listrik pada kedua pelat tersebut.
Setelah kedua berada dalan cairan asam sulfat maka akan timbul proses polarisasi,
dimana elektron-elektron pada tembaga berpindah ke seng secara berangsur-angsur.
Perpindahan elektron ini akan menyebabkan pelat A menjadi kelebihan elektron
(kelebihan banyak ion-ion negatip) sehinggqa pelat A menjadi bermuatan listrik
negatip. Karena bermuatan listrik negatip maka pelat A disebut dengan Kutub Negatip
(-). Sebaliknya pada pelat B (tembaga) akan menjadi semakin kekurangan elektron
dan timbul lubang (hole), maka pelat B menjadi bermuatan listrik positip (+). Karena
bermuatan listrik positip maka pelat B disebut kutub positip (+).
Proses polarisasi ini akan berlangsung terus sehingga akan semakin banyak
elektron yang menempel pada pelat A atau semakin banyak hole yang terjadi pada
pelab B, sehingga akan memperbesar beda muatan antara pelat A dan Pelat B. Pada
kondisi tertentu proses polarisasi ini akan mengalami kondisi jenuh, yaitu tidak mampu
lagi elektron berpindah dari pelat B ke pelat A. Pada kondisi ini beda potensial/beda
muatan antara kutub + (pelat B) dan kutub – (pelat A) akan mencapai maksimum.
Pada kondisi ini jika antara kutub + dan kutub – accumulator diukur tegangannya maka
akan menunjukkan harga maksimum sesuai besar tegangan nominalnya, dan accu
siap untuk dipakai.
S
B A
B A + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
Kran
H2SO4
AIR LISTRIK
Pada air : Antara bak A dan bak B terdapat beda muatan air, sehingga antara bak
A dan bak B terdapat tekanan air, dimana tekanan air pada bak A lebih
besar dibanding tekanan air pada bak B sehingga tekanan air mengarah
dari bak A ke bak B. Semakin besar beda muatan air di ke dua bak
maka tekanan akan semakin besar.
Pada listrik : Pelat A (kutub -) terdapat banyak muatan listrik – (elektron) sedang
pelat B (kutub +) terdapat banyak muatan listrik + (hole). Karena beda
muatan pada kedua pelat tersebut maka maka timbul tekanan listrik
yang dapat menyebabkan elektron bergerak dari kutub – ke kutub +.
Dalam kelistrikan, secara umum tekanan ini disebut dengan tegangan
listrik atau beda potensial. Semakin besar beda muatan antara kedua
pelat tersebut maka akan semakin besar pula nilai tegangannya.
Simbol dari tegangan listrik yaitu E atau V, satuannya adalah volt.
Satu Volt adalah : Beda potensial antara dua buah titik bila dibutuhkan
1 Joule untuk memindahkan 1 Coulomb listrik dari satu titik ke titik
yanga lainnya.
Pada air : Seperti gambar 2-10 di atas jika keran dibuka maka akan ada aliran air
dari tekanan lebih tinggi menuju tekanan yang lebih rendah (dari bak A
ke bak B). Semakin besar beda muatan air pada kedua bak tersebut
maka aliran air akan semakin besar pula. Satuan dari aliran air ini dapat
dinyatakan dalam volume/waktu (liter/dt, m3/dt dsb).
Pada listrik : Seperti gambar 2-10 di atas jika sakelar S dihubung maka akan menglir
elektron-elektron dari kutub – menuju kutub + melalui beban lampu, hal
ini karena sifat elktron dan hole yang saling tarik menarik. Aliran
elektron ini dalam kelistrikan biasa disebut dengan arus elektron atau
arus listrik. Semakin besar beda muatan antara kedua kutub + dan –
maka arus listrik yang akan mengalir akan semakin besar pula. Simbol
arus listrik adalah I, dinyatakan dalam satuan Ampere.
Arus listrik dapat dinyatakan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
tiap detik. I = Q / t (Ampere = Coulomb/detik)
1 Ampere = 1 Coulom/dt
Pada air : Tahanan pada air yaitu hal yang menghambat jalannya air. Contoh jika
air menglir melalui pipa air maka aruas akan mengalami hambatan
dari faktor posisi keran, diameter pipa, panjang pipa dsb. Pipa yang
semakin panjang serta semakin kecil luas penampangnya maka faktor
gesekan air terhadap permukaan pipa semakin besar sehingga
hambatannya akan semakin besar.
Pada Listrik : Tahanan listrik yaitu hal yang menghambat jalannya arus listrik.
Contoh jika arus listrik mengalir melalui kawat penghantar, maka arus
akan mengalami hambatan yang disebabkan dari beberapa faktor
seperti jenis kawat yang dipakai, luas penampang kawat, panjang
kawat, tahanan pada beban dan tahanan pada sumber listrik itu
sendiri. Tahanan listrik disimbolkan dengan huruf R dan dinyatakan
dalam satuan Ohm (Ω)
Jika listrik mengalir melalui isolator seperti kaca, karet, porselin, PVC dsb,
maka listrik susah sekali bahkan tidak dapat mengalir. Jadi bahan isolator
mempunyai nilai tahanan (R) yang sangat besar.
Jika listrik mengalir melalui konduktor seperti tembaga, perak, emas dsb. Maka
listrik mudah sekali mengalir. Jadi bahan konduktor mempunyai nilai tahanan
(R) yang sangat kecil.
Contoh Soal :
Jika kutub (–) dan kutub (+) suatu sumber tegangan listrik (accumulator)
dihubung dengan kawat penghantar melalui beban listrik (lampu), maka ke arah mana
arus listrik mengalir, apakah dari kutub (–) ke kutub (+) atau sebaliknya ? Terangkan !
+ + + - -
- - - - - - -
+ + + - - -
+ + + + + + + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
Dimana :
Lx
R = R = Tahanan kawat ( ).
A (Rho) = Tahanan jenis kawat.(mm2 /m)
L = Panjang kawat (meter)
A = Luas penampang kawat (mm2)
A. Bahan Logam
1. Tembaga keras 0,0175 0,004
2. Tembaga lunak 0,0167 0,0037
3. Walfram 0,055 0,0040
4. Aluminium 0,030 0,0039
5. Perak 0,016 0,0036
6. Emas 0,022 0,0035
7. Besi 0,12 0,0045
8. Baja 0,1- 0,25 0,0052
9. Nikel 0,12 0,0037
10. Seng 0,061 0,0037
11. Air Raksa 0,95 0,0009
12. Timah hitam (timbel) 0,21 0,0037
13. Bismuth 1,2 0,004
14. Platina 0,095 0,0024
15. Arang 100-1000 - 0,0003 - (- 0,0007)
Rt = Ro + Ro ( αΔT)
Contoh Soal :
A
- - R
R E R V E
+ +
Tahanan listrik (R) diukur dengan Ohm meter dan cara mengukurnya Ohm
meter dipasang paralel dengan tahanannya (rangkaian bebas dari tegangan
listrik).
Tegangan listrik pada beban (R) diukur dengan Volt meter yang dipasang
paralel dengan beban (beban R dihubung pada sumber tegangan)
Arus listrik yang mengalir ke beban (R) diukur dengan Ampere meter yang
dipasang seri dengan beban (beban R dihubung pada sumber tegangan).
Hukum ohm mengatakan bahwa besar arus listrik berbanding lurus dengan nilai
tegangannya dan berbanding terbalik dengan nilai tahanannya
A
I I
+ +
E R E R
V
– –
I = E/R
Dimana :
E = IxR I = Arus listrik dalam Ampere (Amp.)
E = Tegangan listrik dalam Volt (V)
R = E/I
R = Tahanan listrik dalam satuan Ohm ()
2.1.10.Hukum Khirchoff I
Hukum Khichoff I menyatakan jumlah arus yang menuju ke suatu titik sama
dengan jumlah arus yang meninggalkan titik tersebut.
i.1
I.t i.2
I.t = i.1 + i.2 + i.3
i.3
+ Rs I
E RL
– Gambar 2-1-16 : Rangkaian Tertutup
E
I =
Rs RL
Karena nilai tahanan pada sakelar Rs sangat kecil (mendekati nol) maka Rs
dapat diabaikan, jadi besar arus yang mengalir adalah :
E
I =
RL
+ R.s I
E RL
–
Gambar 2-1-17 : Rangkaian Terbuka
E
I =
Rs RL
Dimana : E = Besar tegangan sumber (Volt)
I = Besar arus yang lewat pada pada rangkaian (Ampere)
Rs = Nilai tahanan pada sakelar (Ohm)
RL = Nilai tahanan pada beban (Ohm).
Karena nilai tahanan pada sakelar Rs sangat besar (mendekati tak terhingga)
maka besar arus yang mengalir adalah nol (tidak ada arus yang mengalir pada
rangkaian)
+ Rs I.sc
R.kawat
E RL
–
Gambar 2-1-18 : Rangkaian Hubung Singkat
E
I.sc =
RS R.kawat
Dimana :
E = Besar tegangan sumber (Volt)
I.sc = Besar arus short circuit yang lewat pada pada rangkaian (Ampere)
Rs = Nilai tahanan pada sakelar (Ohm)
R.kawat = Nilai tahanan pada beban (Ohm).
Karena nilai tahanan pada sakelar Rs nilainya sangat kecil (mendekati nol),
demikian juga tahan kawat nilainya sangat kecil (mendekati nol), maka besar arus
yang mengalir I.sc adalah sangat besar (mendekati tah terhingga)
Hubung singkat secara umum disebut konslet dan rangkaian hubung singkat
biasanya disebabkan oleh hubungan yang tidak sengaja dimana antar dua titik (kutub
+ dan kutub -) berhubungan secara langsung yang menyebabkan tahanannya sagat
kecil (mendekati nol) dan mengakibatkan arus mengalir pada rangkaian sangat tinggi
dan sangat membahayakan bagi rangkaian.
James Watt menemukan satuan daya listrik, yaitu Watt (W) dan watt ini
merupakan satuan SI dari daya listrik. Simbol dari daya listrik adalah P
P = VxI P = I2 x R
atau
Oleh James Watt ditemukan pula satua daya mekanik dari output motor listrik,
yaitu Horse Power (HP), sehingga perlu dirubah menjadi satuan SI – Watt. Besar daya
listrik 1 HP = 736 Watt untuk sistem Eropa dan 1 HP = 746 Watt untuk sistem Amerika.
Energy listrik adalah adalah kapasitas atau kemampuan untuk melakukan kerja.
Satuan dari energy adalah watt jam atau Joule, tetapi pada pemakain praktis sehari-
hari satuan dari energy listrik ini banyak kita jumpai dalam satuan Kilo watt jam (Kilo
watt hour/KWH).
A = Pxt
Tahanan
a. Rangkaian Seri Beberapa Tahanan.
Besar tahanan antara titik A sampai D merupakan besar tahanan total (Rt) dari
ketiga buah tahanan di atas, dan besar tahanan total adalah :
b. Rangkaian Paralel.
A A
B B
Besar tahanan antara titik A dan B merupakan besar tahanan total (Rt) dari
ketiga buah tahanan di atas, dan besar tahanan totalnya adalah :
1 1 1 1
= + +
Rt R.1 R.2 R.3
Untuk paralel dua buah tahanan dapat dihitung dengan rumus sbb. :
R.1 x R.2
R.1 R.2 R.t =
R.1 + R.2
Es
- +
V.S
Arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan besarnya sama, yaitu besarnya
sama dengan arus I
I = I R.1 = I R.2 = I R.3
Tegangan antara titik A dan D merupakan tegangan total (Rt), besar tegangan
total adalah :
E.AD = E.AB + E.BC + E.CD
Et = V.1 + V.2 + V.3
Es = Et
P total = I 2 X R.total
i.1 R.1
A.1
A i.2 R.2 B
A.2
I.t
R.3
i.3 A.3
A.0
Es
+ -
Besar tegangan sumber sama dengan besar tegangan pada tiap-tiap tahanan
Besar arus utama (arus total) merupakan penjumlahan dari semua arus cabang
Arus yang mengalir pada tiap-tiap tahanan (arus cabang i.1, i,2 dan i.3)
besarnya tidak sama, tergantung dari besarnya tiap-tiap tahanan
E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1
E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1
E. AB E.s
i.1 = =
R.1 R.1
Besar tahanan kawat penghantar listrik relatif nilainya kecil, namun jika pada
suatu instalasi kita memakai kawat dengan diameter kecil serta memasang beban
listrik seperti motor listrik yang letaknya relatif jauh dari sumber tegangan maka
tahanan kawat pada instalasi tersebut akan ada nilainya dan dapat dihitung seperti
dibahas pada bab 2.1.12 di atas. Tahanan kawat ini jika nilainya terlalu besar akan
dapat mempengaruhi kerja dari suatu beban listrik karena adanya penurunan (drop)
tegangan (∆e), sehingga beban listrik mendapat tegangan suplai lebih rendah dari
tegangan kerjanya.
∆e
I
E.s+
M
Em
Gambar 2-1-24 : Rangkaian Dengan Diperhitungkan Tegangan Jatuh Pada Kawat Penghantar
Em = Es - ∆e Dimana :
Em = Tegangan pada motor (beban) (Volt)
Es = Tagangan sumber (volt)
∆e = Tegangan jatuh pada kawat penghantar (volt)
∆e = I x R.kawat
Induksi Elektro magnetik yaitu adanya kerja timbal balik antara gejala-gejala
kelistrikan dan gejala-gejala kemagnetan secara induksi. Jadi kalau pada suatu kawat
penghantar terdapat arus listrik maka di sekitar kawat tersebut timbul gejala-gejala
kemagnetan. Sebaliknya bila sepotong kawat yang digerakkan dan memotong medan-
medan magnet maka pada kawat tersebut timbul gejala-gejala kelistrikan. Gejala-
gelaja kemagnetan dan gejala-gejala kelistrikan ini mempunyai sifat yang saling
mempengaruhi, dan inilah yang menjadi dasar dari prinsip kerja mesin listrik.
Mesin listrik yaitu mesin/alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga
listrik (disebut motor listrik), atau sebaliknya yaitu merubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanik (disebut generator listrik). Dalam learning material ini hanya dibahas
menganai generator listrik, khususnya generator AC dengan maksud untuk
menjelaskan proses timbulnya listrik AC.
Alternating Current (AC) atau arus bolak-balik didefinisikan sebagai arus yang
mengalir maju-mundur dengan interval waktu yang teratur. Atau Arus bolak-balik
adalah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala seiring dengan
perubahan waktu. Listrik arus bolak-balik (AC) ini dibangkitkan oleh generator AC
(dinamo AC). Generator AC (dinamo AC) adalah alat/mesin untuk merubah tenaga
mekanik/putar menjadi tenaga listrik AC. Prinsip kerja generator (dinamo) listrik secara
umum adalah bedasarkan percobaan Faraday.
Hal ini juga berlaku jika yang berubah-rubah/bergerak adalah medan magnet,
sedang kawat penghantar pada posisi diam. Percobaan Faraday ini merupakan prinsip
kerja suatu generator.
Dari percobaan Faraday ini, untuk menentukan arah terbentuknya GGL induksi
pada kawat penghantar listrik dapat digunakan Hukum Tangan Kanan Flaming.
U S
U S
Arah GGL (I) meninggalkan/menjauhi kita Arah GGL (I) menuju/mendekati Kita
Gambar 2-2-3 : Arah Pergerakan Gaya Gerak Listrik (GGL) Sesuai Hukum Tangan Kanan Flaming
keterangan gambar :
1. Lampu 4. Sikat.
2. Magnit parmanen 5. Kumparan/lingkaran kawat
3. Poros dengan puli 6. Slip ring
Pada kedudukan awal (posisi sudut 00 ) maka pergerakan belitan kawat sejajar
dengan arah flux magnet sehingga tidak ada garis gaya magnet (GGM) yang terpotong
sehingga tidak ada arus maupun tegangan yang diinduksikan sehingga besar
tegangan/arus pada ujung-ujung kumparan adalah nol. Selanjutnya kumparan berputar
dari 00 hingga 900 atau seperempat putaran maka ada GGM yang dipotong oleh
kumparan, dimana jumlah GGM yang dipotong akan semakin besar dan mencapai
maksimum pada sudut 900. Dengan demikian besar tegangan/arus yang ditimbulkan
juga akan semakin besar dan mencapai maksimum pada kedudukan 900 .
Jika kumparan berputar dari posisi 900 ke posisi 1800 maka jumlah GGM yang
dipotong akan semakin sedikit sehingga tegangan/arus yang ditimbulkan juga akan
semakin kecil dan tepat pada posisi 1800 nilai tegangan/arus pada ujung-ujung
kumparan menjadi nol.
Jika kumparan berputar dari posisi 1800 menuju posisi 2700 maka jumlah GGM
yang dipotong oleh kumaparan akan naik dari nol hingga mencapai harga maksimum
pada sudut 2700 .Oleh karena itu tegangan/arus yang ditimbulkan juga akan naik dari
nol hingga mencapai harga maksimum pada sudut 2700. Selanjutnya kumparan
berputar dari posisi 2700 menuju posisi 3600 maka jumlah GGM yang dipotong oleh
gulungan kawat, dari maksimum berkurang hingga menjadi nol. Tegangan/arus yang
ditimbulkan mempunyai harga dari maksimum berkurang hingga menjadi nol (pada
posisi 3600). Karena arah tegangan/arus berlawanan dengan arah tegangan/arus saat
gulungan bergerak dari posisi 00 menuju 1800 maka tegangan/arus mempunyai nilai
negatip (-).
V/I
Peak voltage (VP) adalah tegangan puncak (nilai tertinggi dari gelombang
tegangan)
Vp-p = 2 x Vp
Harga rata-rata merupakan tinggi rata dari gelombang (sinus) seperti gambar di
atas. Kalau Vave adalah tegangan rata-rata pada tegangan AC, dan Vp adalah
tegangan puncaknya, maka besar dari tegangan rata-rata adalah
2 Vp
Vave = V.rata – rata = = 0,637 Vp
4. Periode (T) :
Periode (T) adalah waktu yang diperlukan terbentuknya satu gelombang penuh
(siklus atau gelombang + dan gelombang –). Perioda dilambangkan dengan T dan
diberi satuan detik. Satu siklus atau satu gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh
kumparan dari posisi 00 sampai 3600.
5. Frekwensi (f) :
F = Cycle/detik (Hertz/HZ)
f = 1/T
Gambar 2-2-7 : Bentuik Satu Gelombang (Satu Cycle) Dari Gelombang Sinus
Pxn pxn
f = atau f =
60 120
U
Dimana :
f = Frekwensi (Hertz/Hz)
P = Jumlah pasang kutub (buah)
p = Jumlah kutub (buah)
n = Jumlah Rpm (putaran per menit)
a. Beban Resistip ( R)
V/I V
I I
t
V ~ R.
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360
I. V. P.
P = V x I
Gambar 2-2-9 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Resistip R
Beban induktif terjadi karena efek kemagnetan seperti yang terjadi pada beban
berupa lilitan kawat seperti motor listrik, kipas angin, motor kompresor dan balast
lampu TL. Inti besi yang dililiti kawat dan dialiri arus listrik akan menimbulkan gaya
gerak magnet (GGM) pada inti besinya, dan flux magnet bergerak dari kutub utara ke
kutub selatan melintasi belitan kawat itu sendiri. Karena flux magnet terpotong oleh
belitan kawat, maka pada kawat tersebut timbul gaya gerak listrik (GGL), dan GGL ini
arahnya berlawanan dengan GGL penyebabnya.
Dengan kata lain arus sumber yang masuk ke dalam lilitan akan menimbulkan
efek kemagnetan pada inti besi, dan efek kemagnetan tersebut akan menimbulkan
terjadinya arus listrik pada lilitan kawat yang arahnya berlawanan dengan arus sumber
yang masuk ke dalam lilitan. Kondisi ini menyebabkan timbulnya beban induktip (XL)
dan mengakibatkan lilitan kawat menjadi panas.
V/I V
I I
t
V ~ XL.
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360
Q = 900
V P
P = V x I
0
90
I
Gambar 2-2-10 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Induktip XL
VL
IL = XL = 2 π f L Ohm
XL
dimana :
XL = Reaktansi induktif ( Ohm)
f = Frekwensi (hertz)
L = Induktansi (henry)
I
V/I V
I
t
V ~ XC
0 0 0 0 0
0 90 180 270 360
Q = 900
I
0
90
V P P = V x I
c. Arah vector V, I dan P pada beban Kapasitp
Gambar 2-2-11 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Capasitip (XC)
VC
IL = XC= 1/ωC = 1/ (2π fC) Ohm
XC
dimana :
XC = Reaktansi capasitif (Ohm)
f = Frewensi (hertz)
C = Kapasitansi kapasitor (farad)
Jika jenis beban ini dihubung pada sumber tegangan listrik AC maka gelombang
tegang beban akan mendahului gelombang arus sebesar sudut Q, dimana besar sudut
Q < 900 dan Q > 00
V/I V
I
I
t
V ~ ZL 0 0 0 0 0
0 90 180 270 360
Q
Q < 900 > 00
V
P
XL ZL
P = V x I
Q
Q R
I
c. Arah vector V, I dan P pada c. Arah vector XL, R dan ZL
beban impedansi ZL
Gambar 2-2-12 : Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus dan Arah Vektor
Pada Rangkaian Listrik Dengan Beban Impedansi ZL
dimana :
IL = Arus yang mengalir pada beban.
ZL = Impedansi (Ohm),
R = Resistansi (Ohm)
XL = Induktansi (Ohm)
V
Gambar 2-2-13 : Rangkaian listrik dengan
beban impedansi ZL
Sesuai rumus daya maka daya yang diserap oleh beban impedansi ZL sama
dengan I2 x ZL, satuannya Volt Ampere (VA). Daya ini merupakan daya yang diserap
dari sumber listrik, dan daya ini biasa disebut dengan daya semu.
Antara daya nyata dan daya buta berbeda sudut 900 listrik. Penjumlahan daya
nyata dan daya buta merupakan daya semu dan ketiga macam daya listrik ini secara
vektor dapat digambarkan seperti gambar di bawah
Daya Buta (VAR) - Q
S2 = P2 + Q2
Q
Daya Nyata (Watt) - P
Gambar 2-2-14 : Gambar vektor daya nyata, daya buta dan daya semu
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa antara daya nyata dan daya buta
berbeda sudut phase 900 sedang antara daya nyata dan daya semu berbeda sudut
phasa sebesar Q.
Daya nyata merupakan daya listrik yang nyata-nyata diserap oleh beban untuk
dirubah menjadi energy lain seperti menjadi tenaga gerak/putar pada beban motor
listrik atau tenaga cahaya pada beban lampu. Sebagai contoh beban motor listrik
mempunyai daya 1 HP (746 Watt), ini berarti motor listrik membutuhkan daya listrik
sebesar 746 Watt untuk dirubah menjadi daya mekanik atau tenaga putar sebesar 1
HP. Jadi daya listrik yang dibutuhkan oleh motor dan diubah menjadi tenaga
gerak/putar dapat dikatakan sebagai daya nyata yang besarnya adalah I2 x R.
Selain beban resistip (R), pada motor juga mempunyai beban yang bersifat
induktip (XL). Daya listrik yang diserap oleh beban ini disebut daya buta (I2 x XL)
dimana daya buta ini diserap oleh motor dan dirubah menjadi panas. Daya buta ini
merupakan kerugian dalam pemakaian daya listrik, dan daya buta ini sulit ditiadakan.
Penjumlahan daya nyata dan daya buta merupakan daya semu (I2 x ZL), yaitu
daya listrik yang masuk ke beban (motor), atau daya listrik yang ditarik dari sumber
listrik.
Faktor daya (Cos Q) adalah perbandingan antara daya nyata dengan daya
semu. Seperti gambar di atas dapat dilihat bahwa sudut Q merupakan sudut antara
daya nyata dengan daya semu. Jika daya nyata besarnya sama dan semakin besar
daya buta (daya yang hilang) maka sudut Q akan semakin besar dan faktor daya (Cos
Q) akan semakin kecil. Hal ini pemakaian listrik semakin boros. Sebaliknya jika daya
buta semakin kecil maka sudut Q akan semakin kecil dan faktor daya (Cos Q) akan
semakin besar, hal ini pemakian listrik semakin hemat.
Besar faktor daya (cos Q) akan maksimum jika harganya 1 (satu), hal ini berarti
daya buta besarnya nol, sehingga daya semu besarnya sama dengan daya nyata
(daya yang diserap dari sumber listrik sama dengan daya yang dibutuhkan oleh motor
untuk dirobah menjadi daya mekanik/putar).
Dengan membaca nilai faktor daya (Cos Q) pada peralatan listrik seperti motor
listrik, maka kita dapat menilai kualitas dari peralatan tersebut. Semakin besar nilai
faktor daya berarti pemakaian daya listriknya akan semakin hemat. Nilai faktor daya ini
dapat diperbaiki dengan memasang beban kapasitip (XC) karena arah XL dan XC
berlawanan (berbeda sudut phase 1800 listrik). Seperti diterangkan di atas bahwa pada
beban XL, tegangan mendahului (leading) 900 listrik terhadap arusnya, sedang pada
beban XC adalah sebaliknya, yaitu tegangan ketinggalan (lagging) 900 listrik terhadap
arusnya.
Phse (Ph)
I
V M
Netral (N)
Dimana :
P = V x I x Cos Q
P = Daya listrik (watt)
V = Tegangan listrik (volt)
I = Arus listrik (Ampere)
Cos Q = Sudut phase
L.1 (R)
L..2 (S)
L.3 (T)
. L.3 L.2 L.1
Vp Vp Vp
p
N
Seperti gambar di atas jika ketiga beban besarnya sama maka daya totalnya :
P = 3 x Vp x I x Cos Q
Di mana :
P = Daya listrik (Watt)
VP = Tegangan phase, yaitu tagangan antara phase dan netral (Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos Q = Besar`sudut phase
L.1 (R)
VL
p VL
L..2 (S) p
M
3~
VL
p
L.3 (T)
VL adalah tegangan line, yaitu tegangan antara phase dan phase. Besar
P = 3 x VL x I x Cos Q
Dimana :
P = Daya listrik (Watt)
VL = Tegangan line (tegangan antara hantaran phase dengan phase)
(Volt)
I = Arus (Ampere)
Cos Q = Faktor daya
1.1. Pendahuluan
Bagian kedua dari Modul ini adalah Buku Kerja. Buku Kerja Pelatihan ini
berdasarkan pada Pelatihan Berbasis Kompetensi sebagai pendekatan untuk
mendapatkan ketrampilan yang sesuai di tempat kerja. Buku Kerja pelatihan berbasis
Kompetensi berfokus pada ketrampilan seseorang yang harus dimiliki di tempat kerja.
Fokusnya adalah pada pencapaian ketrampilan dan bukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengikuti pelatihan.
Buku Kerja Pelatihan ini disusun berdasarkan pada Standar Kompetensi Nasional .
Standar Kompetensi adalah pernyataan Pengetahuan, Ketrampilan dan Sikap yang
diakui secara nasional. Modul pelatihan ini terdiri dari satu unit kompetensi yaitu
Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja dengan kode unit IND.LIS.01.001.01
yang dijabarkan secara rinci dalam buku kerja.
Buku Kerja pelatihan ini adalah sumber untuk pelatih dan peserta pelatihan.
Informasi yang dibutuhkan peserta pelatihan pada waktu melaksanakan praktek kerja
Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja terdapat pada buku kerja.
Buku Kerja Pelatihan ini digunakan sebagai Kriteria atau langkah-langkah
pelaksanaan pelatihan terhadap standar kompetensi di bidang Penerapan teknik listrik
dasar di tempat kerja
1.2. Buku Kerja
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada Buku Kerja ini akan membantu peserta
pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi yang terdapat pada
Bagian 2 Buku Informasi.
Kegiatan pemeriksaan praktek digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan pemeriksaaan dilakukan berdasarkan buku kerja untuk menilai
pengetahuan peserta pelatihan.
Kegiatan praktek dilakukan untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
Buku Kerja ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individu/mandiri.
Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih
1.5. Pengenalan
Pelatihan ini bertujuan memberi peserta petunjuk dan pengalaman praktek agar
mampu Menerapkan teknik listrik dasar di tempat kerja
1.6. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan
awal sebagai berikut :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Listrik Dasar
KEGIATAN 1
Sumber Referensi
Buku Informasi.
Prosedur
Pertanyaan 1 :
Sebutkan jenis muatan listrik yang saudara ketahui dan terangkat sifat-sifatnya ?
Jawaban :
Pentanahan
Pertanyaan 2 :
Apa yang dimaksud dengan lubang (hole) dan sebutkan jenis muatan listrik pada
lubang (hole) ?
Jawaban :
Pertanyaan 3 :
Terangkan mengapa suatu benda dapat bermuatan listrik positif (+) dan terangkan
mengapa suatu benda dapat bermuatan listrik negatif (-) ? a kutub
Jawaban :
Alat pemanas listrik
Pertanyaan 4 :
Terangkan mengapa arus listrik mudah mengalir melalui bahan konduktor seperti
tembaga, allumunim dan emas ?
Jawaban :
Sakelar seri
Pertanyaan 5 :
Terangkan mengapa arus listrik tidak dapat mengalir melalui bahan isolator seperti
PVC, porselin dan karet ?
Jawaban :
Pintu dengan arah membuka
Pertanyaan 6 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan arus listrik ?
Jawaban :
Pertanyaan 7 :
Pada accumulator tertulis 60 AH (Ampere Jam). Terangkan apa arti dari tulisan 60 AH?
Jawaban :
Pertanyaan 8 :
Sesuai hukum Coulomb dapat dituliskan persamaan :
I = Q/t
Jawaban :
Instalasi ini biasa dipasang pada rumah bertingkat maupun di hotel, codipasauang
Pertanyaan 9 :
Jika kutub (–) dan kutub (+) suatu sumber tegangan listrik (accumulator) dihubung
dengan kawat penghantar melalui beban listrik (lampu), maka ke arah mana arus listrik
mengalir, apakah dari kutub (–) ke kutub (+) atau sebaliknya ? Terangkan !
+ + + - -
- - - - - - -
+ + + - - -
+ + + + + + + + + - - -
+ + + - - -
+ + + - - -
Jawaban :
Pertanyaan 10 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan tahanan listrik ?
Jawaban :
Pertanyaan 11 :
Terangkan apa yang dimaksud dengan tegangan listrik ?
Jawaban :
Pertanyaan 12 :
Diketahui instalasi listrik seperti gambar di bawah.
E M
Jika untuk menjalankan motor listrik dipakai konduktor tembaga keras dengan luas
penampang 1,5 mm2, dimana jarak antara motor dengan sumber tegangan adalah 150
meter maka hitunglah berapa ohm nilai tahanan kawat penghantar tersebut ?
Jawaban :
Hijau
Pertanyaan 13 :
Sebuah beban listrik mempunyai tahanan R = 4 K dan dihubung pada tegangan
sumber tegangan E = 40 Volt. Hitunglah berapa besar arus yang mengalir pada beban
listrik tersebut ?
I
+
E R 4 KΏ
–
Jawaban :
Untuk memadamkan percikan api yang timbul kalau kawat leburnya putus
Pertanyaan 14 :
Seperti gambar pada contoh soal 12 di atas, jika diketahui tahanan R = 5 K, dan
besar arus yang mengalir I = 300 mA, maka berapa nilai tegangan E ?
Jawaban :
Pertanyaan 15 :
Sebutkan bunyi Hukum Ohm dan tuliskan rumusnya ?
Jawaban :
Pertanyaan 16 :
Pada rangkaian terbuka seperti gambar di bawah, besar arus yang mengalir ke beban
adalah nol (tidak ada arus yang mengalir). Buktikan dengan rumus bahwa besar arus I
=0?
S
+ R.s I
E = 100 V RL = 400
–
Jawaban :
a. Biru
Pertanyaan 17 :
Pada rangkaian hubung singkat seperti gambar di bawah, besar arus (I) yang mengalir
adalah tak terhingga (∞). Buktikan dengan rumus ?
+ Rs I.sc
R.kawat
E = 100 V RL = 100
–
Jawaban :
Mega ohm meter (Megger)
Pertanyaan 18 :
+ I
E M
–
Jawaban :
≥ 50 volt
Pertanyaan 19 :
Hitunglah besar tahanan total dari rangkaian beberapa tahanan listrik sbb :
4 K.
3 K. R.3
R.1
a b 6 K. c
R.4
6 K.
R.6 3 K.
R.2 12 K.
d R.5
Jawaban :
a. Menanam elektroda tanah yang lebih banyak dan dihubung satu sama lainnya.
Pertanyaan 20 :
a
Hitunglah :
R.1 300 Ω
a Besar tahanan total (Rt) ?
I b Besar arus I ?
b c Besar tegangan pada R.1 (E.ab) ?
+ d Besar tegangan pada R.2 (E.bc) ?
R.2 700 Ω
Es 150 V e Besar tegangan pada R.3 (E.cd) ?
– f Besar tegangan antara titik a dan c (E.ac) ?
c g Besar tegangan antara titik a dan d (E ad) ?
h Besar daya total (P.total) ?
R.3 500 Ω i Besar daya yang diserap R.1 (P.1) ?
Jawaban :
Hubungan antara dua titik atau lebih dalam suatu sirkit melalui impedans yang
sangat kecil mendekati nol
Pertanyaan 21 :
6 K.
500 V
d
Es
Hitunglah :
a Besar tahan total (R.total) ?
b Besar arus total (I.total) ?
c Besar arus cabang I.1 dan I.2 ?
d Besar daya total (P.total) ?
e Besar tegangan antara titik a dan c (E.ac) ?
f Besar daya yang diserap oleh tahan R.2 (P.2) ?
g Besar daya yang diserap oleh tahan R.3 (P.3) ?
Jawaban :
Arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu tidak ada gangguan listrik
Pertanyaan 22 :
Instalasi untuk mengoperasikan beban motor seperti gambar di bawah :
∆e Diketahui :
Jarak antara sumber tegangan Es
I = ….. ? dengan beban motor adalah 200
+ Rm = 37,2 Ώ
meter. Penghantar yang
Es 200 V M digunakan adalah tembaga
Em = …. ? dengan nilai ρ (rho) = 0,0175
–
dengan luas penampang A = 2,5
mm2.
Ditanyakan :
a. Tahanan kawat (R.kwt) ?
b. Besar arus yang mengalir (I) ?
c. Tegangan jatuh pada kawat
(∆e) ?
d. Tegangan pada motor (Em) ?
Jawaban :
1. Penghantar listrik bentuk pejal
2. Penghantar listrik bentuk berlilit
3. Penghantar listrik kawat serabut
Pertanyaan 23 :
Phse (Ph)
I
V M
Netral (N)
Sebuah motor listrik 1 phase tertulis pada name plate P = 5 HP, V = 220 Volts dan
Cos Q = 0,6. Jika motor dihubung pada sumber tegangan 220 Volt maka hitunglah
besar arus ( I ) yang diserap oleh motor tersebut ?
Jawaban :
Penghantar yang terdiri dari 3 inti kabel, contoh kabel NYM dan NYY
Pertanyaan 24 :
L.1 (R)
VL
p VL
L..2 (S) p
M
3~
VL
p
L.3 (T)
Sebuah motor listrik 3 phase dengan daya 2 HP, tegangan kerja 380 V, Cos Q = 0,6.
Jika motor beroperasi dalam hubungan bintang (Υ) pada jala-jala dengan tegangan line
(VL) = 380 Volt, maka hitung besar arus yang mengalir ke motor ?
Jawaban :
Elbow digunakan untuk saluran kabel pada saluran sudut (bengkok) 900 atau
digunakan untuk saluran kabel pada pekerjaan yang sulit atau dengan menggunakan
pipa besar.
Pertanyaan 25 :
Dari hasil pengukuran beban lampu TL 40 W/220 V, yang dipasang pada sumber
tegangan V = 220 Volt, ternyata terbaca pada meter, yaitu pada Watt meter = 40 Watt,
Ampere meter = 250 mA dan Volt meter = 220 V.
Hitunglah :
a. Besar daya nyata (P) ?
b. Besar daya semu (S) yang diserap beban ?
c. Besar factor daya (Cos Q) ?
d. Besar daya buta (Q) ?
e. Besar tahanan R beban ?
f. Besar tahanan induktasi XL beban ?
g. Besar tahanan impesansi ZL beban ?
Jawaban :
Langkah 3 - PENILAIAN
Ya
Semua pertanyaan di atas dijawab dengan benar