Anda di halaman 1dari 9

MODUL 2

 Kegiatan Belajar 2
1. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan
konsep belajar yang meminta guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001)..
2. Johnson (2007; 65) dalam bukunya (terjemahan) berjudul Contextual Teaching &
Learning, menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual memiliki delapan komponen
sistem yaitu membuat keterkaitan- keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan
yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, bekerjasama, berpikir kritis
dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapi standar yang
tinggi, dan menggunakan penilaian autentik.
3. Praktek pembelajajaran kontektual melibatkan lima kegiatan yang dapat diamati yaitu
kegiatan mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying),
bekerjasama (cooperating) dan mentransfer (transfering).
4. Ada tiga prisip pembelajaran yang menjadi ciri khas CTL dibandingkan dengan
pembelajaran yang lain yaitu prinsip kesalingketergantungan, prinsip diferensiasi, dan
prinsip pengaturan diri (Johnson, 2007; 72 - 85). Prinsip kesaling-bergantungan adalah
prinsip yang mengajak para pendidik untuk memperhatikan keterkaitan mereka dengan
pendidik yang lainnya, dengan siswa-siswa mereka, dengan masyarakat, dan dengan
lingkungan, prinsip diferensiasi adalah prinsip yang memandang siswa dalam
keberagaman dan unik. Prinsip pengaturan diri meminta para pendidik untuk mendorong
setiap siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya.
5. Ada tujuh pilar dalam pembelajaran CTL yang perlu diperhatikan yaitu: Konstruktivisme
(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), Masyarakat Belajar
(Learning Community), Pemodelan (Modeling), Refleksi (Reflection), dan Penilaian
yang sebenarnya (Authentic Assessment).
 Kegiatan Belajar 3
1. Sumber belajar adalah berbagai daya yang bisa dimanfaatkan guru guna kepentingan
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun secan tidak langsung, sebagian
atau secara keseluruhan.
2. Secara teoritis, sumber belajar dapat dibagi atas dua kelompok yaitu sumber belajar yang
dirancang atau learning resources by design yakoi sumber belajar yang sengaja
dirancang, disiapkan untuk tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan sumber belajar yang
dimanfaatkan atau learning resources by utilization adalah sumber belajar yang tidak
sengaja dirancang atau tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi langsung dipakai guna
kepentingan pengajaran.
3. Ada tiga prinsip dalam pemilihan sumber belajar yaitu relevansi, konsistensi, dan
ketercukupan. Relevansi adalah keterkaitan, yaitu materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Prinsip kecukupan artinya materi
yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai
kompetensi dasar yang diajarkan.
4. Kriteria umum dalam memilih berbagai sumber belajar antara lain: Ekonomis dalam
pengertian murah, praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan serta
pengadaan yang sulit karena langka, mudah diperoleh dalam arti sumber belajar itu dekat,
tidak perlu diadakan atau dibeli di toko dan pabrik, dan bersifat fleksibel dan sesuai
dengan tujuan, artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran.
5. Manfaat media pembelajaran antara lain membantu penyampaian pesan, membantu
pemahaman siswa dalam pembelajaran, meningkatkan apresiasi, menambah motivasi,
mengefektifkan waktu, membantu keterbatasan daya abstraksi siswa, pembelajaran lebih
menarik, modernisasi pembelajaran, efisiensi karena dapat dipakai berulangulang,
mengurangi keterbatasan ruang.
6. Berdasarkan jenisnya, media pembelajaran dibagi tiga yaitu media penyaji, media Objek,
dan media interaktif. Media penyaji digunakan untuk membantu menyampaikan pesan,
sifatnya berusaha menyajikan. Media objek dibagi dua yaitu objek yang sebenarnya
(alami dan buatan) dan objek pengganti (reflika, model, benda tiruan, mockup). Media
interaktif dirancang agar media mampu berinteraksi dengan siswa dan biasanya berbasis
komputer.
MODUL 3

 Kegiatan Belajar 1

1. Arti penting dari komunikasi sosial adalah bahwa seseorang menyampaikan pesan
melalui pembicaraan, gerak-gerak isyarat, atau sikap untuk difahami oleh pihak lainnya.
Perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh seseorang dapat difahami oleh lawan
komunikasinya.
2. Imitasi adalah proses menirukan tindakan orang lain. Seseorang anak yang melakukan
imitasi dapat menimbulkan ketaatan terhadap norma tertentu. Imitasi bersifat positif jika
hasil imitasi "serasi" dengan norma- norma dan kaidah yang diantut sebelumnya,
sedangkan imitasi bersifat negatif jika hasil imitasi "menentang" norma dan kaidah yang
dianut sebelumnya oleh masyarakat sekitamya.
3. Proses sugesti berlangsung jika seseorang memberi suatu pandangan dan pandangan
tersebut kemudian diterima oleh fihak lain, Proses sug sebenarnya hampir sama dengan
imitasi akan tetapi titik tolakov berbeda. Pada imitasi proses peniruan dilakukan oleh
yang meniru dan seseorang yang ditiru terkadang tidak sengaja ingin ditiru oleh oran lain.
Sedangkan pada sugesti, ada pihak tertentu yang berusaha mempengaruhi seseorang
untuk menirukan tindakan tertentu sesuat dengan yang diinginkannya.
4. Identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan- keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Proses identifikasi dapat terjadi
secara sadar maupun tidak sadar. Secara sadar jika seseorang berusaha bekerja keras
karena ingin sukses seperti orang yang dijadikan idolanya.
5. Proses simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik pada fihak lain.
Di dalam proses simpati perasaan seseorang memiliki keinginan untuk memahami fihak
lain, bahkan ingin melakukan kerjasama dengannya.
6. Kerjasama merupakan proses interaksi sosial yang paling utama dalam kehidupan
manusia. Kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia, yaitu pada kanak-
kanak, pemuda, dan orang dewasa. Pada anak- anak dapat kita saksikan pada saat
bermain bersama, sedangkan pada orang dewasa dapat diamati ketika melakukan usaha
bersama, hidup bermasyarakat, dan lain-lain. Bentuk kerjasama dapat dibedakan atas dua
yaitu spontan dan kerjasama langsung.
7. Akomodasi adalah suatu keadaan yang menunjukkan keseîmbangan dalam suatu interaksi
sosial baik antara orang perorangan maupun antara orang dengan kelompoknya.
Keseimbangan terjadi karena diantara norma-norma dan nilai sosial masyarakat tidak
terganggu. Keadaan masyarakat yang aman dan tentram dapat dikatakan sebagai kondisi
yang seimbang. Arti yang lain dari akomodasi adalah usaha manusia untuk meredakan
suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha untuk mencapal keseimbangan atau stabilitas.
Usaha akomodasi adalah usaha untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan
fihak lawan. 8. Asimilasi adalah proses sosial yang merupakan kelanjutan dari proses
akomodasi. Di dalam asimilasi, setiap pihak berusaha mengurang! perbedaan-perbedaan
yang terdapat di antara orang perorangan atau kelompok manusia. Selain itu, terdapat
pula usaha-usaha mempertingg kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan
memperhatikan kepentingan-kepentngan dan tujuan bersama.
8. Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila dua kelompok kebudayaa yang berbeda
bertemu. Unsur-unsur kebudayaan dari dua kelompok tersebut lambat laun diterima oleh
kedua belah pihak dan "diolah" ke dalam budayanya masing-masing tanpa menyebabkan
hilanghya kepribadian kebudayaan sendiri.

 Kegiata Belajar 2

1. Dalam pembelajaran IPS, semua peristiwa di atas merupakan sumber belajar. Untuk
memanfaatkan kita dapat menggunakan cerita peristiwa tersebut ditarik ke dalam ruang
kelas. Caranya siswa dapat bercerita apa yang dialaminya di dalam keluarga. Secara teori,
cara ini merupakan praktek pembelajaran berorientasi pada pengalaman.
2. Pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman merupakan suatu proses belajar-mengajar
yang menekankan pada pengalaman siswa, baik pengalaman individual, emosional, sosial
maupun fisik-motorik. Ciri Pembelajarannya menekankan pada proses daripada hasil,
terarah pada pengembangan kepribadian siswa secara utuh (pengetahuan, sosial, emosi,
dan motorik), dan pembelajaran merupakan proses adaptasi terhadap lingkungan alam
dan sosial.
3. Dalam mengenal siswa, guru harus memahami bahwa proses belajar merupakan proses
perbantuan untuk mendewasakan anak didik. Siswa yang menuju kedewasaannya harus
dianggap sebagai orang yang memiliki potensi bawaan dan akan berkembang menjadi
baik dan sempuma berkat pengaruh lingkungan.
4. Komunikasi sebagai interaksi edukatif harus disadari oleh guru bahwa komunikasi
tersebut memiliki makna yang berharga yaitu bertujuan untuk mendidik dan mengatarkan
siswa ke arah kedewasaan. Bentuk interaksi yang digunakan tidak terlalu penting tetapi
yang pokok adalah maksud berkomunikasinya sehingga perlu dirancang dengan baik.
5. Kepemimpinan (leadership) merupakan kemampuan (kompetensi) kunci dalam
keseluruhan peran guru baik di kelas maupun di masyarakat. Peran guru di kelas dan
merupakan kompetensi guru yang sepatutnya dikuasai adalah sebagai pencipta
lingkungan belajar dan mengendalikan proses belajar, sebagai konselor (BP), pemerhati
kesehatan dan keselamatan siswa, pengelola kelas, dan kepemimpinan program.
6. Berdasarkan kompetensi yang dipersyaratkan di atas, dalam kelas guru akan optimal
mengambil perannya sebagai subjek ahli, peneliti, pembimbing dan konselor (guidance
and counselling), ahli dalam berkomunikasi, administrator, evaluator seluruh program
pembelajaran, penilai (assesor) hasil belajar siswa, desain program, pengembang staf,
juru penerang program, pembuat dan pengguna media pembelajaran.

 Kegiata Belajar 3
1. Status adalah posisi yang dimiliki seseorang dalam suatu kelompok. Untuk memperoleh
status seseorang di masyarakat ada yang bersifat objektif dan subjektif. Status yang
bersifat objektif adalah status yang diperoleh karena jabatan formal yang diperolehnya
seperti menjadi lurah, menjadi kepala sekolah, menjadi kepala stasiun, dan lain-lain.
Sedangkan status subjektif yaitu status karena faktor kelahiran (asal usul keturunanya),
prestasi, otoritas (kekuasaan), dan mutu pribadinya
2. Ada dua cara yang utama bagi seseorang untuk memperoleh status sosialnya yaitu:
Ascribed status adalah status yang diperoleh secara otomatis dan tanpa ada usaha. Status
jenis ini diperoleh karena garis keturunanya. Achieved status yaitu status yang diperoleh
seseorang melalui usaha yang sungguh-sungguh. Statusnya tidak diperoleh melalui
kelahiran atau keturunan, tetapi melalui kerja dan belajar dengan keras, contohnya status
menjadi bupati, menteri, atau guru.
3. Peran merupakan tindakan atau prilaku yang diharapkan dari seseorang karena posisi atau
status yang dimilikinya. Peran merupakan aspek dinamis jika seseorang melaksanakan
hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Jika tidak sesuai dengan hak dan
kewajibannya seseorang akan dicopot statusnya, terutama status pada kelompok
Achieved status.
4. Sosiodrama (role playing) berasal dan kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial
menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial,
dan drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan.
Sosiodrama adalah metode mempertunjukkan atau mempertontonkan suatu keadaan atau
peristiwa-peristiwa yang dialami orang, tingkah laku oraang sesuai perannya.
5. Metode sosiodrama berarti cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan
dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial.
Jadi sosiodrama ialah metode mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik
mendapat tugas dan guru untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung
suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dan
suatu situasi sosial. Metode sosiodrama mempunyai kebaikan kebaikan antara lain ialah:
a) Murid melatih dirinya untuk memahami dan mengingat bahan yang akan didramakan,
b) Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif,
c) Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul
atau timbul bibit seni dani sekolah;
d) Berja sama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya;
e) Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan
sesamanya; dan
f) Bahasa lisan murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami orang
lain.

PERTANYAAN DAN JAWABAN :

Modul 2

 Kegiatan 1
1. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi prinsip relevansi
konsistensi dan kecukupan Jelaskan maknanya !
Jawaban :
 Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada
kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal
fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau ghbahan hafalan.
 Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam.
Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan
yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang
diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.
 Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu
sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

Kegiatan 2

1. Coba jelaskan kaitan kerucut pengalaman dale dengan penggunaan media pembelajaran
dalam ips ?
Jawaban :
 Dapat diambil kesimpulan bahwa Kerucut Ecdgar Dale merupakan upaya awal untuk
memberikan alasan atau dasar tentang ketertarikan antara teori belajar dengan
komunikasi audiovisual, dimana hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman
langsung (kongkrit), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang. Semakin
keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan
interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung tetapi dimulai dengan jenis
pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yg
dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar.

MODUL 3

 Kegiatan 1

1. Uraikan perbedaan imitasi dengan identifikasi!


Jawaban :
 ldentifikasi sifatnya lebih dalam dari pada imitasi. Dalam identifikasi biasanya melalui
proses imitasi.

Kegiatan 2
1. Bagaimana agar pesan pembelajaran dapat sampai dengan baik ke siswa?
Jawaban :
 Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka
perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip
yaitu kesiapan dan motivasi, menarik, sisiwa aktif, pengulangan, umpan balik, serta
mendesain materi sejelas mungkin agar materi pelajaran yang diterima

Kegiatan 3

1. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran?


Jawaban :
 Langkah-langkah Penggunaan Metode Bermain Peran :
1. Dideskripsikan skenario kajadian atau situasi yang dipentaskan.
2. Mempelajarai karakteristik peranan yang akan dipentaskan.
3. Memilih pemeran dan menugaskan untuk menghayati peran yang harus dibawakan.
4. Melaksanakan kegiatan bermain peran.
5. Kegiatan mendiskusikan hasil bermain peran.

Anda mungkin juga menyukai