Nim : 751440119067
Kelas : 1C
Tugas : Konseptual Dalam Kesehatan Jiwa tentang Model Perilaku, Model Adaptasi roy, dan
Model Keprawatan
1. Model Perilaku
Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bisa muncul jika hubungan antara stimulus dan
respons tidak terkondisikan dengan baik oleh seorang individu sehingga menimbulkan kecemasan yang
selanjutnya dapat menyebabkan gangguan jiwa. Behaviorism sebagai ilmu psikologi timbul dari rcaksi
terhadap model introspeksi yang berfokus pada isi dan opcrasi pikiran. Behaviorismadalah ilmu psikologi
yang berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan apa yang dapat dilakukan individu secara eksternal
untuk mengubah perilaku. Ilmu ini tidtak berupaya menjelaskan cara kerja pikiran ( videbeck.2008 hal 66
).
Para ahli behaviorismyakin bahwa perilaku dapat diubah oleh sisteni pujian dan hukuman. Untuk individu
dewasa, menerima gaji secara teratur merupakan umpan balik positif yang konstan. Gaji merupakan
umpan balik positif yang kontinu dan merupakan salah satu alasan individu terus bekerja setiap hari dan
berupaya melaksanakan tugas de- ngan baik. Gaji ini membantu memotivasi perilaku positif di tempat
kerja. Apabila seseorang tidak menerima gaji, ia kemungkinan besar berhenti bekerja ( videbeck. 2008 hal
66 ).
a Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme untuk bereaksi atau berbuat.
b Respon adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang.
a . US (unconditioned stimulus) = stimulus asli atau netral: Stimulus tidak dikondisikan yaitu stimulus
yang langsung menimbulkan respon, misalnya daging dapat merangsang anjing untuk mengeluarkan air
liur.
c .CS (conditioning stimulus): stimulus bersyarat, yaitu stimulus yang tidak dapat langsung menimbulkan
respon. Agar dapat menimbulkan respon perlu dipasangkan dengan US secara terus-menerus agar
menimbulkan respon. Misalnya bunyi bel akan menyebabkan anjing mengeluarkan air liur jika selalu
dipasangkan dengan daging.
d .CR (conditioning respons): respons bersyarat, yaitu rerspon yang muncul dengan hadirnya CS,
Misalnya: air liur anjing keluar karena anjing mendengar bel.
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku (behavior
modification) antara lain dengan proses penguatan (reinforcement) yaitu memberi penghargaan pada
perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat. ( Rantus.
2011, hal 200 )
Perilaku dipelajari. Penyimpangan terjadi karena manusia telah membentuk kebiasaan perilaku yang tidak
diinginkan. Karena perilaku dapat dipelajari, maka perilaku juga tidak dipelajari. Perilaku menyimpang
terjadi berulang karena berguna untuk mengurangi ansietas. Jika demikian, perilaku yang lain dapat
mengurangi ansietas dapat dipakai sebagai pengganti.
2. Indikasi model Perilaku
Indikasi utama ialah gangguan fobik dan perilaku kompulsif, disfungsi sexual (misalnya
impotensi dan frigiditas) dan deviasi sexual (misalnya exhibisionisme). Dapat dicoba pada pikiran-pikiran
obsesif, gangguan kebiasaan atau pengawasan impuls (misalnya gagap, enuresis, dan berjudio secara
kompulsif), gangguan nafsu makan (obesitas dan anorexia) dan reaksi konversi. Terapi perilaku tidak
berguna pada skizofrenia akut, depresi yang hebat dan (hipo) mania
3. Proses terapeutik
Terapi merupakan proses pendidikan. Penyimpangan perilaku tidak dihargai. Perilaku yang lebih
produktif dikuatkan. Terapi relaksasi dan latihan keasertifan merupakan pendekatan perilaku.
Pasien. Mempraktekan teknik perilaku yang digunakan. Mengerjakan pekerjaan rumah dan
penggalakan latihan. Pasien membantu mengembangkan hierarki perilaku.
Terapis. Mengajar pasien tentang pendekatan perilaku, membantu mengembangkan hierarki perilaku, dan
menguatkan perilaku yang diinginkan.
Model Keperawatan
Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai “Holistic adaptif system” dalam segala aspek
yang merupakan satu kesatuan.
System adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa
tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. System terdiri dari proses input,
output, kontrol dan umpan balik.
Input
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau
energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :
a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera, misalnya
infeksi.
b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal
yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif dilaporkan. Rangsangan
ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan respon negatif pada stimulus fokal seperti
anemia, isolasi sosial.
c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar
untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal
ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi
tetapi ada yang tidak.
Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan. Mekanisme
kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan subsistem.
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan output. Input stimulus berupa
internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom
adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari
regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.
Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku output dari regulator
subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator kontrol proses
berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses
informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan mengingat. Belajar
berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan insight (pengertian yang mendalam).
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan
penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan
penilaian dan kasih sayang.
Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem diperkirakan sering bekerja
sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu
sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan mekanisme koping yang maksimal
mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon
secara positif. Untuk subsistem kognator, Roy tidak membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat
terbuka untuk melakukan riset tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari
konsep adaptasi Roy.
c. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi dengan
menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdependensi.
3. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini berdasarkan
teori sistem, teori perkembangan dan teori interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual.
Perawat mengarah pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang
terapeutik dan sebagai pembela klien.