HUKUM KETENAGAKERJAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah
Kelompok 10:
Dosen Pengampu:
Khadijah Nurani
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya. Sehimgga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul hukum
ketenagakerjaan.
Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas terstruktur mata MSDI. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
perkuliahan.
Penulis sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas segala kekurangannya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
18 Mei 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. apa pengertian hukum ketenegakerjaan?
2. bagaimana sejarah singkat hukum ketenagakerjaan di Indonesia?
3. apa para pihak dalam hukum ketenagakerjaan?
4. apa tujuan dan manfaat jaminan kesehatan bagi pekerja?
5. apa tujuan hukum ketenagakerjaan?
6. apa sumber hukum ketenagakerjaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hukum ketenegakerjaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah singkat hukum ketenagakerjaan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat jaminan kesehatan bagi pekerja.
4. Untuk mengetahui tujuan hukum ketenagakerjaan.
5. Untuk mengetahui sumber hukum ketenagakerjaan
iii
BAB II
PEMBAHASAN
1
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.
4
tambahan dari luar keluarga, yang dirancang untuk mengkompensasi kekurangan tenaga
kerja, pada masa sibuk yang meningkat, tanpa memperhitungkan imbalan materi. Sifat
gotong royong ini memiliki nilai-nilai luhur dan diyakini bermanfaat karena dilandasi
kebaikan, hikmah dan hikmah bagisemua orang, gotong royong ini nantinya akan menjadi
sumber hukum perburuhan adat. Meski regulasi tidak tertulis, namun hukum
ketenagakerjaan merupakan identitas bangsa yang mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia dan merupakan perwujudan jiwa bangsa Indonesia dari abad ke abad. Sejarah
Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia sbb :
Sejarah hukum ketenagakerjaan Indonesia dibagi atas tahapan berikut.
1. Zaman perbudakan
Pada tahun 1817, pemerintah Hindia Belanda mengadakan larangan memasukkan
budak ke pulau Jawa. Untuk meringankan beban para budak, pemerintah membuat
peraturan perbudakan dan perdangan budak, yang pada pokoknya menetapkan bahwa
setiap budak harus membatasi bertambahnya jumlah budak lain dari kelahiran; melarang
perdagangan budak dan melarang mendatangkannya dari luar; menjaga agar anggota
keluarga para budak bertempat tinggal secara bersama-sama.
Pada tahun 1825, ada perbaikan peraturan, hubungan antara pemilik dan budak,
budak mulai diakui menjadi subjek hukum (Penyandang hak dan kewajiban). Subjek
hukum ada orang dan badan hukum. Raffles mengeluarakan kepemilikan budak: peraturan
yang mengatur pengikisan perbudakan karena budak hampIr memiliki hak da kewajiban
yang sama dengan tuannya.2
tahun 1826 dengan tegas menghendaki penghapusan perbudakan. Paling lambat 1
Januari 1860 perbudakan di seluruh Indonesia harus dihapuskan, namun tidak dalam
prakteknya. Di luar Jawa, penghapusan perbudakan baru dimulai pada 1872 dan dilakukan
secara bertahap.
Pemerintah Hindia Belanda juga menghapuskan perbudakan dengan cara
mengubah perbudakan menjadi perhambaan (pandelingschap) dengan menetapkan jumlah
uang yang dipandang sebagai hutang (pinjaman) dari (mantan) budak kepada (mantan)
2
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.
5
pemiliknya, dengan pelunasan sekaligus atau berangsur-angsur menurut aturan tertentu.
Menurut laporan koloni tahun 1922, Indonesia baru dapat dikatakan bebas dari perbudakan
setelah 1922.
4. Setelah kemerdekaan
Prof. Imam Soepomo sebagai Menaker pertama mengeluarkan “Panca Krida
Hukum Perburuhan” Yang menandai bahwa tidak boleh ada lagi perbudakan di Indonesia.
Bunyi Panca Krida hukum perburuhan adalah sebagai berikut:
a. Membebaskan manusia indonesia dari perbudakan, perhambaan.
b. Pembebasan manusia Indonesia dari rodi atau kerja paksa.
c. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari poenale sanksi.
d. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari ketakutan kehilangan pekerjaan.
e. Memberikan posisi yang seimbang antara buruh/pekerja dan pengusaha.
3
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.
6
1. Pekerja atau Buruh
Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan dengan buruh adalah pekerja
kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar yang disebut sebagai
Blue Collar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor pemerintah atau swasta
disebut sebagai “karyawan/pegawai” (White Collar).
Seiring dengan perkembangan hukum ketenagakerjaan di Indonesia, istilah buruh
diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja. Alasan pemerintah mengganti istilah
tersebut karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh lebih
cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain
yakni majikan.
2. Pengusaha
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, dijelaskan
mengenai pengertian pengusaha yaitu:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia
d. mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 juga memberikan pengertian mengenai
pemberi kerja dalam Pasal 1 angka 4 yaitu Orang perorangan, pengusaha, badan hukum
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.4
a. Organisasi Pekerja atau Buruh
Pekerja/buruh sebagai warga negara mempunyai persamaan kedudukan dalam
hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak,
mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu organisasi, serta mendirikan dan
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. 45 Hak berserikat bagi pekerja/buruh,
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.
7
diatur dalam Konvensi International Labor Organization (ILO) Nomor 87 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, serta Konvensi
ILO Nomor 98 tentang Berlakunya Dasar-dasar daripada Hak untuk Berorganisasi
dan untuk Berunding Bersama. Kedua konvensi tersebut sudah diratifikasi oleh
Indonesia sehingga konsekuensi yuridisnya Indonesia menjadi terikat untuk
melakukan isi peraturan internasional tersebut dan diimplementasikan menjadi
bagian dari peraturan perundangundangan yang berlaku secara nasional.
b. Pemerintah
Turut sertanya pemerintah dalam hubungan pengusaha dan pekerja/buruh adalah
bertujuan untuk menciptakan hubungan yang seimbang dalam pemenuhan hak dan
kewajiban masing-masing. Posisi buruh/pekerja yang secara sosial dibawah
pengusaha, memungkinkan pihak yang kuat menindas pihak yang lemah. Maka dalam
ini pemerintah melakukan intervensi ke dalam hubungan pengusaha dengan
pekerja/buruh melalui peraturan perundang-undangan guna tercapainya kepastian hak
dan kewajiban masing-masing pihak.
5
R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta, h,iii
8
Program Jaminan hari tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang
iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja, Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar
iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan.
R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta, h,iii
9
3. Undang-undang No.21 Tahun 2003, tenytang Pengawasan ketenagakerjaan dalam
industry dan Perdagangan.
4. Undang-undang No. 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan perlindungan tenaga
kerja Indonesia di Luar Negeri.
5. Undang-undang No. 03 Tahun 1992 ; Tentang jaminan social tenaga kerja.
6. Undang-undang No. 01 Tahun 1970 : tentang Keselamatan Kerja.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan, hukum ketenagakerjaan adalah
suatu peraturan yang mengatur antara pekerja dan penyedia lapangan pekerjaan sesuai
dengan kesepakatan untuk kebaikan dan kelancaran kinerja masing-masing pekerja.Tujuan
hukum ketenagakerjaan adalah untuk menyejahterakan pekerja, serta memberi konpensasi
yang sesuai dengan hal yang dikerjakan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap paravpembaca dan yang
mendengarkan dapat mengambil pelajaran dan memahami makalah ini, dan jika ada
kekurangan serta kesalahan pada pengetikan penulis meminta saran dan kritikan yang
mendukung dari pembaca agar makalah ini dapat disempurnakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan,
Cetakan Pertama, Visimedia, Jakarta
http://opickmohammed.blogspot.co.id/2013/04/hukum-ketenagakerjaan.html
http://beslonsamosir.blogspot.co.id/2010/05/man-power-approach-pada-
perencanaan.html
12