Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA INSANI

HUKUM KETENAGAKERJAAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur dalam mata kuliah

Kelompok 10:

Aldi Fadhlan 3719104


Syafira maydila 3719108
Rahmi Rahmadona 3719109

Dosen Pengampu:

Khadijah Nurani

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya. Sehimgga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul hukum
ketenagakerjaan.

Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas terstruktur mata MSDI. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami dalam
perkuliahan.

Penulis sebagai penyusun pastinya tidak pernah lepas dari kesalahan. Begitu pula dalam
penyusunan makalah ini, yang mempunyai banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon maaf
atas segala kekurangannya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

18 Mei 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... iii


B. Rumusan masalah .................................................................................... iii
C. Tujuan ...................................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN

a. pengertian hukum ketenegakerjaan .......................................................... 4


b. sejarah singkat hukum ketenagakerjaan di indonesia .............................. 4
c. para pihak dalam hukum ketenagakerjaan ............................................... 6
d. tujuan dan manfaat jaminan kesehatan bagi pekerja ................................ 8
e. tujuan hukum ketenagakerjaan ................................................................ 9
f. sumber hukum ketenagakerjaan ............................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Di Negara- Negara berkembang pada umumnya memiliki tingkat pengangguran
yang jauh lebih tinggi, dari angka resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Hal ini terjadi
karena ukuran sector informal cukup besar sebagai salah satu lapangan nafkah bagi tenaga
kerja yang tidak terdidik. Sector informal tersebut dianggap sebagai katub pengamanan
bagi pengangguran.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengguran dan setengah pengguran yang
besar, pendapatan yang relative rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,
dapat mendorong peningkatan keresahan social dan criminal dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.

B. Rumusan masalah
1. apa pengertian hukum ketenegakerjaan?
2. bagaimana sejarah singkat hukum ketenagakerjaan di Indonesia?
3. apa para pihak dalam hukum ketenagakerjaan?
4. apa tujuan dan manfaat jaminan kesehatan bagi pekerja?
5. apa tujuan hukum ketenagakerjaan?
6. apa sumber hukum ketenagakerjaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian hukum ketenegakerjaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah singkat hukum ketenagakerjaan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat jaminan kesehatan bagi pekerja.
4. Untuk mengetahui tujuan hukum ketenagakerjaan.
5. Untuk mengetahui sumber hukum ketenagakerjaan

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian hukum ketenagakerjaan


Banyak rumusan hukum perburuhan/hukum ketenagakerjaan diberikan oleh para ahli
hukum, maupun pendapat yang satu dan yang lainnya berlainan bunyinya. Rumusan
diberikan antara lain dari :
1. MOLENAAR
Hukum perburuhan/ARBEIDSRECHT adalah bagian dari hukum yang berlaku, yang
pada pokoknya mengatur hubungan antara buruh dengan majikan, antara buruh dengan
buruh dan buruh dengan penguasa.
2. M.G LEVENBACH
Hukum perburuhan adalah hukum yang berkenan dengan hubungan kerja, dimana
pekerjaan tersebut dilakukan dibawah pimpinan dan dengan keadaan penghidupan
yang bersangkut paut dengan hubungan kerja.
3. VAN ESVELD
Hukum perburuhan tidak membatasi hubungan kerja dimana pekerjaan dilakukan
dibawah pimpinan saja, tetapi juga meliputi pekerjaan yang dilakukan oleh swapekerja
yang melakukan pekerjaan atas tanggung jawab dan resiko sendiri.
4. MOK
Hukum perburuhan adalah hukum yang berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan
dibawah pimpinan orang lain dan dengan keadaan penghidupan yang langsung1
bergandengan dengan pekerjaan itu.

B. Sejarah singkat ketenagakerjaan di Indonesia


Asal mula UU Ketenagakerjaan di Indonesia terdiri dari beberapa tahapan jika kita
melihat 120 SM. Ketika bangsa Indonesia mulai ada, sistem gotong royong antar anggota
masyarakat sudah dikenal. Dimana gotong royong adalah sistem perekrutan tenaga kerja

1
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.

4
tambahan dari luar keluarga, yang dirancang untuk mengkompensasi kekurangan tenaga
kerja, pada masa sibuk yang meningkat, tanpa memperhitungkan imbalan materi. Sifat
gotong royong ini memiliki nilai-nilai luhur dan diyakini bermanfaat karena dilandasi
kebaikan, hikmah dan hikmah bagisemua orang, gotong royong ini nantinya akan menjadi
sumber hukum perburuhan adat. Meski regulasi tidak tertulis, namun hukum
ketenagakerjaan merupakan identitas bangsa yang mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia dan merupakan perwujudan jiwa bangsa Indonesia dari abad ke abad. Sejarah
Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia sbb :
Sejarah hukum ketenagakerjaan Indonesia dibagi atas tahapan berikut.
1. Zaman perbudakan
Pada tahun 1817, pemerintah Hindia Belanda mengadakan larangan memasukkan
budak ke pulau Jawa. Untuk meringankan beban para budak, pemerintah membuat
peraturan perbudakan dan perdangan budak, yang pada pokoknya menetapkan bahwa
setiap budak harus membatasi bertambahnya jumlah budak lain dari kelahiran; melarang
perdagangan budak dan melarang mendatangkannya dari luar; menjaga agar anggota
keluarga para budak bertempat tinggal secara bersama-sama.
Pada tahun 1825, ada perbaikan peraturan, hubungan antara pemilik dan budak,
budak mulai diakui menjadi subjek hukum (Penyandang hak dan kewajiban). Subjek
hukum ada orang dan badan hukum. Raffles mengeluarakan kepemilikan budak: peraturan
yang mengatur pengikisan perbudakan karena budak hampIr memiliki hak da kewajiban
yang sama dengan tuannya.2
tahun 1826 dengan tegas menghendaki penghapusan perbudakan. Paling lambat 1
Januari 1860 perbudakan di seluruh Indonesia harus dihapuskan, namun tidak dalam
prakteknya. Di luar Jawa, penghapusan perbudakan baru dimulai pada 1872 dan dilakukan
secara bertahap.
Pemerintah Hindia Belanda juga menghapuskan perbudakan dengan cara
mengubah perbudakan menjadi perhambaan (pandelingschap) dengan menetapkan jumlah
uang yang dipandang sebagai hutang (pinjaman) dari (mantan) budak kepada (mantan)

2
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.

5
pemiliknya, dengan pelunasan sekaligus atau berangsur-angsur menurut aturan tertentu.
Menurut laporan koloni tahun 1922, Indonesia baru dapat dikatakan bebas dari perbudakan
setelah 1922.

2. Zaman kerja rodi


kerja paksa untuk kepentingan pengupah:pendirian benteng, pabrik, dan REL
kereta api. Kerja paksa ada pada zaman perbudakan amun tidak secara sistematis. 1838
rodi diperberat karena berkembang secara perorangan dan di desa. Pada 1 Februari 1938
kerja rodi dihapuskan, pemerintah Hindia-Belanda membuat peraturan (Koeli Ordonantie)
yang bersifat kapitalistik.

3. Zaman Ponale sanksi


Zaman dimana seseorang tidak mengerjakan tugas maka orang tersebut akan
mendaptkan hukuman karena sudah ada budak yang dikontrak dimulai ketika adanya
agraris wet 1870. Pada tanggal 1 januari 1942 kerja paksa terhadap bumiputra dihapuskan
seiringan kedatangan Jepang.3

4. Setelah kemerdekaan
Prof. Imam Soepomo sebagai Menaker pertama mengeluarkan “Panca Krida
Hukum Perburuhan” Yang menandai bahwa tidak boleh ada lagi perbudakan di Indonesia.
Bunyi Panca Krida hukum perburuhan adalah sebagai berikut:
a. Membebaskan manusia indonesia dari perbudakan, perhambaan.
b. Pembebasan manusia Indonesia dari rodi atau kerja paksa.
c. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari poenale sanksi.
d. Pembebasan buruh/pekerja Indonesia dari ketakutan kehilangan pekerjaan.
e. Memberikan posisi yang seimbang antara buruh/pekerja dan pengusaha.

C. Para pihak dalam hukum ketenagakerjaan

3
Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.

6
1. Pekerja atau Buruh
Pada zaman penjajahan Belanda yang dimaksudkan dengan buruh adalah pekerja
kasar seperti kuli, tukang, mandor yang melakukan pekerjaan kasar yang disebut sebagai
Blue Collar, sedangkan yang melakukan pekerjaan di kantor pemerintah atau swasta
disebut sebagai “karyawan/pegawai” (White Collar).
Seiring dengan perkembangan hukum ketenagakerjaan di Indonesia, istilah buruh
diupayakan untuk diganti dengan istilah pekerja. Alasan pemerintah mengganti istilah
tersebut karena istilah buruh kurang sesuai dengan kepribadian bangsa, buruh lebih
cenderung menunjuk pada golongan yang selalu ditekan dan berada di bawah pihak lain
yakni majikan.
2. Pengusaha
Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, dijelaskan
mengenai pengertian pengusaha yaitu:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia
d. mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 juga memberikan pengertian mengenai
pemberi kerja dalam Pasal 1 angka 4 yaitu Orang perorangan, pengusaha, badan hukum
atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau
imbalan dalam bentuk lain.4
a. Organisasi Pekerja atau Buruh
Pekerja/buruh sebagai warga negara mempunyai persamaan kedudukan dalam
hukum, hak untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak,
mengeluarkan pendapat, berkumpul dalam suatu organisasi, serta mendirikan dan
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh. 45 Hak berserikat bagi pekerja/buruh,

Djumdi, Sejarah Keberadaan Organisasi Buruh Di Indonesia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005,
hlm.5.

7
diatur dalam Konvensi International Labor Organization (ILO) Nomor 87 tentang
Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, serta Konvensi
ILO Nomor 98 tentang Berlakunya Dasar-dasar daripada Hak untuk Berorganisasi
dan untuk Berunding Bersama. Kedua konvensi tersebut sudah diratifikasi oleh
Indonesia sehingga konsekuensi yuridisnya Indonesia menjadi terikat untuk
melakukan isi peraturan internasional tersebut dan diimplementasikan menjadi
bagian dari peraturan perundangundangan yang berlaku secara nasional.
b. Pemerintah
Turut sertanya pemerintah dalam hubungan pengusaha dan pekerja/buruh adalah
bertujuan untuk menciptakan hubungan yang seimbang dalam pemenuhan hak dan
kewajiban masing-masing. Posisi buruh/pekerja yang secara sosial dibawah
pengusaha, memungkinkan pihak yang kuat menindas pihak yang lemah. Maka dalam
ini pemerintah melakukan intervensi ke dalam hubungan pengusaha dengan
pekerja/buruh melalui peraturan perundang-undangan guna tercapainya kepastian hak
dan kewajiban masing-masing pihak.

D. Tujuan dan manfaat Jaminan Kesehatan bagi pekerja/ buruh


Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang BPJS Kesehatan mengatur jenis
program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan hari Tua, Jaminan Kematian dan jaminan
pemeliharaan5
kesehatan.
a. Program Jaminan Kcelakaan Kerja
Jaminan Kecelakaan Kerja memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja
yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali di
rumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.
b. Program Jaminan Hari Tua

5
R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta, h,iii

8
Program Jaminan hari tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang
iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja, Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar
iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan.

c. Program Jaminan Kematian


Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang
meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi Jaminan hari tua
yang jumlahnya belum optimal.
d. Program jaminan Pemeliharaan kesehatan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan
keluarga maksimum dengan 3 (tiga) orang anak.
E. Tujuan hukum ketenegakerjaan
Dalam pasal 4 UU No. 13/2003 UU Ketenagakerjaan disebutkan bahwa tujuan
pengeturan ketenagakerjaan adalah untuk :

● memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi

● mewujudkan pemerataan kerja dan penyedian tenaga kerja sesuai dengan


kebutuhan pembangunan nasional dan daerah

● memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan

● meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluargaan.

F. Sumber hukum ketenagakerjaan


Undang-undang yang digunakan sebagai pedoman dalam hukum tenaga kerja adalah :
1. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.6
2. Undang- undang No.02 tahun 2004 : tentang Penyelesain Perselisihan hubungan
Industrial.

R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta, h,iii

9
3. Undang-undang No.21 Tahun 2003, tenytang Pengawasan ketenagakerjaan dalam
industry dan Perdagangan.
4. Undang-undang No. 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan perlindungan tenaga
kerja Indonesia di Luar Negeri.
5. Undang-undang No. 03 Tahun 1992 ; Tentang jaminan social tenaga kerja.
6. Undang-undang No. 01 Tahun 1970 : tentang Keselamatan Kerja.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan, hukum ketenagakerjaan adalah
suatu peraturan yang mengatur antara pekerja dan penyedia lapangan pekerjaan sesuai
dengan kesepakatan untuk kebaikan dan kelancaran kinerja masing-masing pekerja.Tujuan
hukum ketenagakerjaan adalah untuk menyejahterakan pekerja, serta memberi konpensasi
yang sesuai dengan hal yang dikerjakan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis berharap paravpembaca dan yang
mendengarkan dapat mengambil pelajaran dan memahami makalah ini, dan jika ada
kekurangan serta kesalahan pada pengetikan penulis meminta saran dan kritikan yang
mendukung dari pembaca agar makalah ini dapat disempurnakan.

11
DAFTAR PUSTAKA

R. Nurulli, 2014, Panduan Resmi Memperoleh Jaminan Sosial Dari BPJS ketenagakerjaan,
Cetakan Pertama, Visimedia, Jakarta
http://opickmohammed.blogspot.co.id/2013/04/hukum-ketenagakerjaan.html

http://beslonsamosir.blogspot.co.id/2010/05/man-power-approach-pada-
perencanaan.html

12

Anda mungkin juga menyukai