Disusun Oleh:
Nanda Kusuma 19.1233
Ramadi 19.1277
Dosen Pengampu:
Zulkarnaen, M.E.Sy.
A2/SEMESTER 4
HUKUM EKONOMI SYARI’AH
STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami curahkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Lembaga Keuangan
Syariah yang berjudul “Baitul Maal Wat Tamwil”
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini . Dan tidak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zulkarnain, selaku Dosen mata kuliah
Lembaga Keuangan Syariah.
Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada
penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah sebagai sebuah
kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pembaca
pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan lembaga keuangan mikro yang berbentuk
koperasi dan dioperasikan dengan prinsip bagi hasil (syariah). BMT terdiri dari dua istilah,
yaitu:Baitul maal dan baitul tamwil. Baitul mal lebih mengarah kepada usaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana non- profit, seperti zakat, infak dan shadaqah. Sedangkan
baitu tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Dalam prakteknya
BMT bertujuan untuk mengutamakan usaha kecil seperti pedagang sayur, pedagang
kelontong dan pedagang-pedagang lainnya seperti yang terdapat dipasar-pasar tradisional.
Keberadaan BMT merupakan wujud dari kehidupan masyarakat yang mampu mengatasi
kebutuhan masyarakat dengan adanya bantuan permodalan dalam usaha setiap nasabah.
Usaha BMT yaitu untuk penyaluran dan pengumpulan dana dari masyarakat untuk
nasabah seperti mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan
kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil mikro. BMT juga mampu mendorong kegiatan
untuk menyambung dan memfasilitasi pembiayaan guna menunjang usaha ekonomi. Baitul
Maal Wattamwil (BMT) melakukan jenis kegiatan, yaitu Baitul Maal dan Baitul Tamwil.
Sebagai Baitul Maal menerima titipan, zakat, infaq dan shadaqah serta mempunyai tabungan
yang mana tabungan itu sangat mempermudah masyarakat untuk mewujudkan impiannya
salah satunya yaitu “Pembiayaan Nikah” Pembiayaan ini adalah rencana untuk membantu
mereka yang ingin menikah tapi belum mempunyai uang untuk memenuhi keinginan
tersebut, maka di Baitul Maal Wattamwil (BMT) mempermudahnya dengan memberikan
pembiayaan Nikah salah satu tujuannya adalah membantu keuangan perencanaan nasabah
dan tujuan pernikahan beberapa tahun kedepan.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil
2. Landasan Hukum dan Peran Baitul Mal Wat Tamwil
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk menjaga kepercayaan para anggotanya, BMT selalu bepegang teguh pada prinsip-
prinsip sebagai berikut:
a) Dari, untuk, dan kepada anggota
b) Kebersamaan atau ukhuwah Islamiah
c) Mandiri, swadaya dan musyawarah
d) Semangat jihad, istiqomah dan profesional
e) Menjiwai muamalat Islamiah
E. Peran Baitul Maal Wat Tamwiil (BMT)
BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang mempunyai andil besar dalam
menjalankan roda perekonomian. Keberadaan BMT sangat ditunggu-tunggu, terutama bagi
masyarakat yang ingin menjalankan aktivitas ekonomianya sesuai dengan nilai-nilai
keislaman. Disamping itu BMT mempunyai beberapa peran antara lain :
a) Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi non syariah, aktif melakukan sosialisasi di
tengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi islam.
b) Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif
menjalankan fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan-jalan
mendampingi, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah
atau masyarakat umum.
c) Melepaskan ketergantungan debitur pada rentenir, masyarakat yang masih tergantung
rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat labih baik,
misalnya selalu tersedia dana setiap saat.
d) Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi merata. Fungsi BMT langsung
berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus pandai bersikap, oleh
karena itu langkahlangkah untuk melakukan evaluasi dalam rangka pemetaan skala
prioritas harus diperhatikan, misalnya dalam masalah pembiayaan, BMT harus
memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal golongan nasabah dan jenis pembiayaan.
F. Karakteristik BMT Sebagai Lembaga Keuangan
Sebagai suatu lembaga, karakteristik BMT dipengaruhi oleh falsafah lembaga tersebut.
Sebagaimana halnya falsafah setiap lembaga keuangan syariah, falsafah BMT adalah
mencari keridhaan Allah untuk memperoleh kebajikan di dunia dan di akhirat. Selain itu
operasional BMT harus sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis ekonomi syariah, antara lain
(Ahmad Mudjahidin, 2010:40 ) :
a) Pelarangan riba (prohibition of riba)
b) Pencegahan gharar dalam perjanjian (avoidence of gharar or ambiguitas in contractual
agreement)
c) Pelarangan usaha untung-untungan atau gambling (prohibition of meisir)
d) Praktik jual beli atau dagang (application of al day,trade and commerce)
e) Pelarangan perdagangan komoditas terlarang (prohibition from conducting business
involving prohibited commodities).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
BMT adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil
(syariah), menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro kecil dalam rangka mengangkat
derajat dan martabat serta membela kepentingan kaum fakir miskin. Secara konseptual BMT
memiliki dua dua fungsi yaitu baitul tamwil (bait = „rumah‟, at tamwil = „pengembangan
harta‟) yang artinya melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi
dalam meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama dalam
mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Baitul
maal (bait = „rumah‟, maal = „harta‟) yaitu menerima titipan dana zakat, infak, shadaqah
serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.
Secara kelembagaan BMT didampingi atau dilindungi pusat inkubasi bisnis usaha kecil
(PINBUK). PINBUK sebagai lembaga primer karena mengemban misi yang lebih luas,
yakni menetaskan usaha kecil. Dalam prakteknya, PINBUK menetaskan BMT dan pada
gilirannya BMT menetaskan usaha kecil. Keberadaan BMT merupakan reperesentasi dari
kehidupan masyarakat di mana BMT itu berada, dengan jalan ini BMT mampu
mengakomodir kepentingan ekonomi masyarakat
B. Saran
Dalam pembahasan makalah ini saya masih memiliki banyak kekurangan. Saya berharap
kritik dan saran kepada seluruh pembaca agar dalam pembuatan makalah yang akan datang
dapat terselesaikan dengan baik. Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanudin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia, (Jakarta: UIN Maliki Press,
2013)
Fitri Nurhartati dan Ika Saniyati Rahmaniyah, Koperasi Syariah, (Surakarta: PT Era Adicitra
Intermedia, 2012)
Muhammad Sholahuddin, Lembaga Keuangan dan Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Ombak
(Anggota IKAPI, 2014)
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonosia, 2007)
Makhalul Ilmi SM, Teori dan Praktik Mikro Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2002)