Anda di halaman 1dari 24

STUDI AKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK

KULIT PISANG

NAMA : MUHAMMAD AZHARI. S


STAMBUK : 15020160076
PEMBIMBING : 1. AULIA WATI, S.Farm., M.Si., Apt.
2. SITTI AMIRAH, S.Farm., M.Si., Apt.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal terhadap luka

jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak, atau

zat mikrobiologi. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap cedera

jaringan melalui aktifnya respon imun yang bertujuan untuk membantu

menghilangkan sel yang rusak dan mempercepat proses penyembuhan.

Respon imun terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan

kekebalan seperti histamin, serotonin, bradikinin, prostaglandin dan

leukotrien diaktifkan. Hal ini dapat menimbulkan kemerahan, rasa panas,

nyeri, serta pembengkakan pada area disekitar tempat inflamasi. Kondisi

ini dapat menganggu aktivitas dan rasa tidak nyaman selama proses

inflamasi. Oleh karena itu dibutuhkan obat-obat antiinflamasi untuk

mengobati gejala yang dialami pasien. Selain itu inflamasi akut juga dapat

berkembang menjadi inflamasi kronis jika tidak diobati (Katzung, 2013).

Pengobatan inflamasi mencakup dua aspek, yang pertama adalah

meredakan nyeri yang seringkali menjadi gejala dan yang kedua adalah

upaya penghentian proses kerusakan jaringan. Pengurangan peradangan

Universitas Muslim Indonesia


atau respon inflamasi menggunakan obat golongan steroid dan

antinflamasi non steroid (AINS) sebenarnya dapat meredakan reaksi

inflamasi dengan baik tetapi penggunaan dalam jangka waktu lama dapat

memberikan efek samping. Diantara efek samping tersebut berupa

gangguan saluran pencernaan seperti ulkus peptik, analgesik

nephropathy, mengganggu fungsi platelet, menghambat induksi

kehamilan, menurunkan respon imun tubuh terhadap infeksi,

osteoporosis, moonface, serta hipertensi (Goodman, 2003).

Potensi efek samping dari obat-obat antiinflamasi yang besar

mendorong masyarakat banyak menggunakan obat tradiosonal. Namun

bukti ilmiah pendukung tanaman tersebut masih sulit untuk ditemukan.

sebagaimana pada QS: an-Nahl:

Terjemahan : “Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu


tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala
macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.” [QS: an-Nahl: 11]

Salah satu tanaman obat yang dapat dimanfaatkan untuk

pengobatan antiinflamasi adalah kulit pisang. Sebagian masyarakat desa

Lakudo, kecamatan Lakudo, kabupaten Buton Tengah telah

memanfaatkan kulit pisang ambon sebagai tanaman yang dapat

mengobati bengkak dengan cara mengambil kulit pisang ambon lalu

direndam dengan menggunakan air hangat dan ditempelkan pada bagian

Universitas Muslim Indonesia


yang bengkak. Penggunaan kulit buah pisang dapat memanfaatkan

limbah hasil dari konsumsi buah pisang yang cukup besar. Selain itu kulit

Buah pisang mengandung sejumlah besar nitrogen, fosfor dan kadar air

yang tinggi sehingga berpotensi sebagai tempat pertumbuhan bakteri atau

mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan. Oleh karena itu

pemanfaatan kulit buah pisang dapat mengurangi masalah lingkungan.

(Gonzales et al., 2009).

Penelitian Asmiah (2017) menyatakan bahwa ekstrak etanol kulit

pisang ambon memiliki kandungan total fenolik sebesar 32,8660 mg

GAE/g ekstrak dan kandungan total flavonoid sebesar 131,5136 mg QE/g

ekstrak. Kandungan lain dari kulit pisang ambon diantaranya adalah

anthosianin delpinidin, sianiding, katekolamin, selain itu ada senyawa

karatenoid seperti β-carotene, stigmasterol, campesterol dan 24 metilin

sikloartenol (Rosida & Ajeng, 2015). Berdasarkan uraian diatas serta

adanya pengalaman empiris dimasyarakat maka penelitian kulit pisang

sebagai antiinfkamasi dirasa perlu dilakukan bagi peniliti.

A. Rumusan Masalah

1. Apakah kulit pisang memiliki potensi antiinflamasi pada tikus ?

2. Bagaimana perbandingan hasil penelitian aktivitas antiinflamasi kulit

pisang dengan penginduksi karagenan, formalin, dan putih telur ?

B. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud

Universitas Muslim Indonesia


Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan literature

review atau tinjauan pustaka mengenai aktivitas antiinflamasi ekstrak

kulit pisang dengan penginduksi karagenan, formalin dan putih telur.

2. Tujuan

Untuk menentukan aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit pisang

dengan penginduksi karagenan, formalin, dan putih telur.

C. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai sumber data ilmiah yang

dapat dijadikan acuan untuk peneliti selanjutnya atau peneliti

lainnya bahwa ekstrak kulit pisang dapat memberikan efek

antiinflamasi terhadap hewan coba

2. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi kepada masyarakat tentang kulit pisang

yang dapat bermanfaat untuk kesehatan.

Universitas Muslim Indonesia


D. Kerangka Pikir

Inflamasi Obat Sintetik


Efek samping
gangguan saluran
cerna

Pengalaman empiris
Pengobatan dimasyarakat
alternatif (obat tradisional)

Kulit pisang
Data ilmiah (Musa peel)

Review literatur aktivitas Salah satu jenis pisang yakni kulit


antiinflamasi ekstrak kulit pisang ambon (Musa paradisiaca L.)
memiliki kandungan total fenolik
pisang dengan
sebesar 32,8660 mg GAE/g
penginduksi karagenan, ekstrak dan flavonoid sebesar
formalin, dan putih telur. 131,5136 mg QE/g ekstrak (Asmiah,
2017)

Gambar 1. Kerangka pikir studi aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit pisang

E. Hipotesis

Universitas Muslim Indonesia


Kulit pisang memiliki aktivitas antiinflamasi pada hewan coba dengan

metode penginduksi karagenan, formalin, dan putih telur.

BAB II

METODE NARATIVE REVIEW

A. Studi Pustaka

1. Defenisi

Studi pustaka atau kepustakaan dapat diartikan sebagai

serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan

data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian (Mirzaqon & Purwoko, 2013). Studi pustaka atau

kepustakaan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang

berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan

mencatat serta mengolah bahan penelitian (Supriyadi, 2016).

2. Fungsi

Menurut (Muhtadi, B.I, 2011) Fungsi tinjauan pustaka

diantaranya yaitu memperdalam pengetahuan mengenai masalah

yang diteliti, menyusun kerangka pemikiran yang logis, sistematis dan

akurat, mempertegas landasan teoritis yang dijadikan landasan

berfikir, mempertajam konsep-konsep yang digunakan sehingga

mempermudah dalam perumusan hipotesis, dan menghindarkan

terjadinya pengulangan suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu

dengan metode narative review atau studi literatur. Studi literature review

Universitas Muslim Indonesia


adalah cara yang dipakai untuk megumpulkan data atau sumber yang

berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai

sumber seperti jurnal, internet, dan pustaka lain. Peneliti mengumpulkan

data secara online menggunakan internet untuk memperoleh data dari

jurnal dan sumber lain yang berkaitan dengan penelitian studi literatur

kemudian menganalisis isi dari jurnal untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan.

B. Seleksi Literatur

1. Strategi Pencarian Literatur

Penelusuran artikel publikasi menggunakan kata kunci yang

dipilih yakni: Antiinflammatory, Musa peel, dan rats, serta antiinflamasi,

kulit pisang, dan tikus. Studi literatur ini menggunakan literatur terbitan

tahun 2010-2020 yang dapat diakses full text dalam format pdf dan

scholarly (peer reviewed journals). Penelusuran pustaka dilakukan

dengan merujuk pada jurnal yang dipublikasi pada database seperti

Pubmed dan Google Scholar. Berdasarkan hasil penelusuran pada

database ditemukan 4.404 jurnal yang sesuai dengan kata kunci

kemudian dilakukan seleksi hingga diperoleh jurnal yang sesuai

kriteria. Kriteria jurnal yang direview adalah artikel jurnal penelitian

berbahasa Indonesia dan Inggris dengan jenis jurnal artikel penelitian

bukan literature review dengan tema antiinflamasi kulit pisang pada

hewan coba. Jurnal yang sesuai dengan kriteria kemudian dilakukan

review.

Universitas Muslim Indonesia


Kriteria jurnal yang terpilih untuk review adalah jurnal yang

didalamnya terdapat tema antiinflamasi ekstrak kulit pisang pada

hewan coba.

Kriteria inklusi penelitian dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kriteria inklusi penelitian

Kriteria Inklusi
Jangka waktu Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 10
tahun (2010-2020)
Bahasa Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
Subyek Studi aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit pisang
Jenis jurnal Original artikel penelitian (bukan review
penelitian) yang tersedia full text
Tema isi jurnalTem Pengujian aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit
pisang pada hewan coba

Adapun kriteria eksklusi penelitian dapat dilihat pada tabel 2

berikut:

Tabel 2. Kriteria eksklusi penelitian

Kriteria Eksklusi
Jangka waktu Yang terbit dibawah tahun 2010
Subyek Tidak sesuai dengan kriteria inklusi
Tema Tidak sesuai dengan topik penelitian

2. Sintesis Data

Studi literatur ini disintesis menggunakan metode naratif review

dengan mengelompokkan data-data yang sejenis sesuai dengan hasil

yang diukur untuk menjawab. Tujuan jurnal penelitian yang sesuai

dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan

jurnal meliputi nama peneliti dan judul penelitian, metode/penginduksi

penelitian, jenis ekstrak penelitian yang meliputi metode ekstraksi, dan

ringkasan hasil atau temuan penelitian. Ringkasan jurnal penelitian

Universitas Muslim Indonesia


tersebut dimasukan ke dalam tabel, kemudian dilakukan analisis

terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan

penelitian. Data yang sudah terkumpul kemudian dicari persamaan

dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik kesimpulan.

3. Pemilihan Jurnal

Berdasarkan hasil penelusuran di google scholar dan pubmed

dengan kata kunci antiinflammatory, musa peel, dan rats serta

antiinflamasi, kulit pisang, dan tikus, peneliti menemukan 4.404 jurnal

yang sesuai dengan kata kunci tersebut kemudian peneliti memilih 20

jurnal full text sesuai kriteria inklusi dan dilakukan skrining kriteria

eksklusi sehingga jumlah jurnal yang diperoleh mengerucut menjadi 5

jurnal full text yang dilakukan review.

C. Verifikasi Literatur yang Akan Digunakan

Berdasarkan hasil skrining dari beberapa jurnal diperoleh 5

jurnal yang akan dilakukan proses review. Jurnal yang diperoleh

merupakan jurnal yang terbit sekitar tahun 2010- 2020 yang terdiri dari

jurnal Indonesia dan jurnal internasional yang sudah memenuhi kriteria

inklusi. Adapun literature yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3

berikut :

Tabel 3. Verifikasi literatur yang akan digunakan

No. Nama Peneliti Tahun Negara Judul


1. Carolina M. B. 2019 Indonesia Uji Aktivitas Anti-
Nifinluri, Olvie S. inflamasi Ekstrak
Datu, Nerni O.
Etanol Kulit Buah
Potalangi,
Douglas N. Pisang Kepok
Pareta Musa balbisiana

Universitas Muslim Indonesia


Terhadap Kaki
Tikus Putih Rattus
novergicus
Lee Pui Yuei, 2016 Malaysia STUDY OF ANTI-
Nallammai INFLAMMATORY
2. Singaram, dan AND ANALGESIC
Halijah Hassan ACTIVITY OF
MUSA SP. PEEL
Setya Enti 2019 Indonesia UJI EFEKTIVITAS
Rikomah dan ANTIINFLAMASI
Deah Marlena EKSTRAK KULIT
BUAH PISANG
KEPOK (Musa
3.
acuminate x
balbisiana’saga’)
PADA MENCIT
PUTIH JANTAN
(Mus musculus)
M. Hima Bindu, 2014 India EVALUATION OF
Venkateswarlu ANTI
INFLAMMATORY
Guddeti, T. Kala
ACTIVITY OF
Praveen, P. Sri MUSA
4.
Lakshmi Surekha, PARADISIACA
(Linn.) PEELS
M.Gayathri, VS.
EXTRACT IN RATS
Prakash Allam
and Ch.Radha
Ben E. Ehigiator, 2018 Nigeria Safety, anti-
Ndidi C. Offonry, inflammatory and
Elias Adikwu, and
analgesic
Ben O. Inemesit.
assessments of
5. methanolic extract
of Musa
paradisiaca peel in
Sprague Dawley
rats

Universitas Muslim Indonesia


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Uji Aktivitas Antiinflamasi ekstrak kulit pisang

Berdasarkan jurnal yang telah dikumpulkan dan digunakan terdapat

beberapa beberapa jurnal uji aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit pisang

dengan penginduksi formalin, karagenan dan putih telur, dapat dilihat

dalam tabel berikut :

Tabel 4. Uji aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit pisang


Judul Metode/penginduksi Jenis ekstrak Hasil
Uji Aktivitas Anti- - Formalin 1 % - Ekstrak Ekstrak etanol kulit buah pisang
inflamasi Ekstrak - Kontrol positif : kental kulit kepok dengan dosis 75 mg/kgBB,
Etanol Kulit Buah cataflam (kalium pisang 150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB
Pisang Kepok diklofenak) kepok yang diberikan secara oral,
Musa balbisiana - Kontrol negatif : tidak - Metode memiliki aktivitas antiinflamasi
Terhadap Kaki diberikan perlakuan maserasi pada telapak kaki tikus putih yang
Tikus Putih Rattus - Preventif, ekstrak uji - Pelarut yang diinduksi formalin 1%.
novergicus diberikan peroral digunakan Kelompok perlakuan ekstrak etanol
kemudian ditunggu adalah dengan dosis 300 mg/kgBB yang
Oleh : Carolina M. selama 60 menit dan etanol 70 % menunjukkan penghambatan
B. Nifinluri, Olvie kemudian - Dosis paling baik dibandingkan dengan
S. Datu, Nerni O. diinjeksikan formalin ekstrak yang kelompok perlakuan dosis 75
Potalangi, Douglas 1 % 0,1 ml secara digunakan mg/kgBB dan 150 mg/kgBB.
N. Pareta sublantar pada adalah 75
telapak kaki tikus. mg/kg BB,
- Pengukuran volume 150 mg/kg
kaki tikus dilakukan BB, dan 300
menggunakan alat mg/kg BB
jangka sorong dan diberikan
data yang diperoleh secara per-

Universitas Muslim Indonesia


diolah menggunakan Oral.
metode statistik
anova

STUDY OF ANTI- - Uji antiinflmasi : Rat - Ekstrak - Uji antiinflamasi : ekstrak


INFLAMMATORY paw edema dengan kental kulit dengan dosis 400 mg memiliki
AND ANALGESIC penginduksi formalin pisang aktivitas antiinflamasi yang
ACTIVITY OF 1 % sebanyak 0,05 kepok hampir sama baiknya dengan
MUSA SP. PEEL ml secara sublantar - Metode kontrol positif
pada telapak kaki maserasi
Oleh : Lee Pui tikus - Pelarut
Yuei, Nallammai - Uji analgesik : hot Ethanol
Singaram, dan plate - Dosis yang
Halijah Hassan - Kontrol positive : Na- digunakan
diklofenak adalah 200
- Kontrol negative : air mg dan 400
suling mg diberikan
- Pemberian ekstrak secara per-
uji secara per-oral Oral.
dilakukan 30 menit
Setelah injeksi
formalin 1 % untuk
pengujian
antiinflamasi dan
pemberian suhu
ruang terputus ±
55˚C untuk
pengujian analgesik.

UJI EFEKTIVITAS - Carrageenan- - Ekstrak

Universitas Muslim Indonesia


ANTIINFLAMASI induced Rat Paw kental kulit
EKSTRAK KULIT edema buah pisang
BUAH PISANG - Kontrol positif : kepok
KEPOK (Musa Nadic (Musaacumi
acuminate x - Kontrol negative : nata x
balbisiana’saga’) Na-CMC balbisiana
PADA MENCIT - Karagenan 1% ‘saga’),
PUTIH JANTAN - Preventif, ekstrak uji - Pelarut : Dari hasil yang diperoleh, ekstrak
(Mus musculus) diberikan peroral ethanol 96% dengan dosis terbesar
kemudian ditunggu - Metode (6,48 mg/kgBB) memiliki efek

Oleh : Setya Enti selama 30 menit dan maserasi antiinflamasi yang hampir sama

Rikomah dan kemudian - Dosis dengan kontrol positif

Deah Marlena diinjeksikan ekstrak yang


karagenan 1 % 0,1 digunakan
ml secara sublantar adalah 1,08
pada telapak kaki mg/kgBB,
tikus. 2,16
- Pengamatan mg/kgBB,
dilakukan dengan dan 6,48
alat Platysmometer mg/kgBB.
dan Data yang Diberikan
diperoleh dianalisis secara per-
menggunakan uji Oral
statistik anova satu
arah
- Rat paw edema - Metode Ekstrak uji dengan dosis 400mg/kg
EVALUATION OF
dengan penginduksi maserasi memiliki efek antiinflamasi yang
ANTI
karagenan - Pelarut sama baiknya dengan sodium
INFLAMMATORY
- Kontrol positif : ethanol 70 % diklofenak 10 mg/kg
ACTIVITY OF
sodium diklofenak - Dosis
MUSA
- Kontrol negatif : 10% ekstrak yang
PARADISIACA
Tween-80 p.o diberikan
(Linn.) PEELS
- Preventif, ekstrak uji adalah

Universitas Muslim Indonesia


EXTRACT IN diberikan peroral 100mg/kg
RATS kemudian ditunggu dan
selama 60 menit dan 400mg/kg
Oleh : kemudian secara per-
M. Hima Bindu,
diinjeksikan oral
Venkateswarlu
karagenan 0,1 ml
Guddeti, T. Kala
secara sublantar
Praveen,
pada telapak kanan
P. Sri Lakshmi
kaki tikus
Surekha,
M.Gayathri, VS.
Prakash Allam and
Ch.Radha
Safety, anti- - Rat paw edema - Metode Ekstrak uji dengan dosis 400mg/kg
inflammatory and dengan penginduksi maserasi memiliki efek antiinflamasi yang
analgesic albumin telur - Pelarut sama baiknya dengan ibuprofen 25
assessments of - Kontrol positif : metanol mg/kg
methanolic extract ibuprofen - Dosis
of Musa - Kontrol negatif : air ekstrak yang
paradisiaca peel in suling diberikan
Sprague Dawley - Preventif, ekstrak uji adalah
rats diberikan peroral 100mg/kg,
kemudian ditunggu 200mg/kg
Oleh : selama 30 menit dan dan
Ben E. Ehigiator,
kemudian 400mg/kg
Ndidi C. Offonry,
diinjeksikan albumin secara per-
Elias Adikwu, and
telur 0,2 ml secara oral
Ben O. Inemesit.
sublantar pada
telapak kaki tikus

B. Pembahasan

Universitas Muslim Indonesia


Inflamasi merupakan suatu respon protektif normal tubuh terhadap

luka jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat kimia yang merusak,

atau zat mikrobiologi. Ini adalah usaha tubuh untuk menginaktivasi atau

menghancurkan mikroorganisme penginvasi, menghilangkan iritan, dan

persiapan tahapan untuk perbaikan jaringan. Praktisi kesehatan membagi

inflamasi menjadi dua kategori yakni inflamasi akut dan inflamasi kronis.

Dimana inflamasi akut akan berkembang menjadi inflamasi kronis jika

tidak ditangani secara baik. Pada penelitian ini menggunakan metode

studi literatur dengan fokus menelaah aktivitas antiinflamasi ekstrak kulit

pisang dengan penginduksi formalin, karagenan, dan putih telur.

Metode pembentukan radang buatan adalah salah satu teknik yang

paling umum digunakan dalam pengujian antiinflamasi pada hewan coba

berdasarkan kemampuan agen tersebut menghambat produksi edema di

kaki belakang tikus setelah injeksi agen radang yang kemudian diukur

volume udem. Volume edema diukur sebelum dan sesudah pemberian zat

uji. Beberapa iritan yang dipakai sebagi penginduksi antara lain formalin,

karagen, dan putih telur.

Penelitian yang dilakukan oleh Carolina M dkk (jurnal ke-1 pada

tabel) serta penilitian yang dilakukan Lee pui yuei dkk (jurnal ke-2 pada

tabel) sama-sama menggunakan kulit pisang kepok sebagai sampel dan

formalin 1% sebagai penginduksi. Formalin adalah larutan formaldehid

sekitar 37% yang larut dalam air. Kandungan unsur aldehida yang

terdapat di dalam formalin akan mudah bereaksi dengan protein sehingga

menyebabkan kematian sel. formalin menimbulkan fase nosiseptif sebagai

Universitas Muslim Indonesia


fase awal dan fase inflamasi sebagai fase kedua. Selama fase kedua,

formalin memicu terjadinya pelepasan serotonin, histamin, bradikinin, dan

prostaglandin.

Pada penilitian Carolina M dkk menggunakan kulit pisang kepok

sebagai sampel dan ekstark diperoleh dengan menggunakan metode

maserasi dengan pelarut etanol selama 3x24 jam. Ekstrak kental etanol

tersebut kemudian diuji antiinflamasi dengan kontrol positif cataflam 50

mg/kgBB. Cataflam berisi kalium diklofenak yang memiliki fungsionalitas

sehingga dapat berikatan dengan enzim siklooksigenase untuk

menghambat biosintesis prostaglandin yang merupakan salah satu

mediator inflamasi. Dosis ekstrak yang digunakan adalah 75 mg/kgBB,

150 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB. Injeksi formalin 1% dilakukan 1 jam

setelah pemberian kontrol positif dan ekstrak uji secara per-oral pada

hewan coba tikus yang menandakan penelitian ini merupakan metode

preventif. Analisis data dilakukan dengan mengukur volume rata-rata

edema kaki tikus dan persentase penghambatan inflamasi. Dilanjutkan

dengan uji statistic ANOVA dan uji lanjut LSD. Hasil yang didapatkan

adalah semua Kelompok perlakuan uji dengan ekstrak etanol kulit buah

pisang kepok menunjukkan adanya aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan

dari semua dosis serta sebagai perbandingan dari ketiga dosis ekstrak

tersebut dosis 300 mg/kgBB menunjukan aktivitas antiinflamasi yang

paling efektiv dengan % penghambatan inflamasi sebesar 81,50%.

Pada penelitian Lee pui yuei dkk sampel yang digunakan adalah kulit

pisang kepok, dimana ekstrak diperoleh dengan cara maserasi dengan

Universitas Muslim Indonesia


pelarut etanol selama 24 jam. Dosis ekstrak yang digunakan adalah 200

mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dengan kontrol positif yang digunakan adalah

natrium diklofenak 10 mg/kgBB. Ekstrak uji diberikan 30 menit setelah

penginduksian formalin 1% pada telapak kaki tikus. Hasil yang diperoleh

adalah ekstrak uji dengan dosis 400 mg/kgBB memiliki aktivitas

antiinflamasi yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol positif

natrium diklofenak dengan % penghambatan inflamasi sebesar 61%

Penggunaan natrium diklofenak membantu menghambat enzim

siklooksigenase (COX) I dan II sebagai respons terhadap stimulus nyeri,

itu menyebabkan rasa sakit berkurang. Kesamaan antara hasil ekstrak

dengan kontrol positif natrium diklofenak standar menunjukkan bahwa

mereka mungkin bekerja dalam pola yang sama untuk mengurangi

sensasi rasa sakit yang juga dimediasi oleh enzim COX I dan II.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut diatas sama-sama

menggunakan ekstrak etanol kulit pisang kepok sebagai zat uji serta

formalin sebagai penginduksinya dan dari hasil yang diperoleh dapat

disimpulkan bahwa semua kelompok perlakuan uji menunjukkan adanya

aktivitas antiinflamasi yang dihasilkan dari semua dosis. Ekstrak uji

dengan dosis 300 mg/kgBB pada penelitian Carolina M dkk merupakan

ekstrak uji yang paling efektif dengan % penghambatan inflamasi sebesar

81,50%. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa metabolik sekunder

dalam kulit buah pisang kepok. Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang

dilakukan oleh Sonja dan Syahril (2018) diketahui bahwa kulit pisang

kepok mengandung flavonoid, alkaloid, tannin, saponin dan triterpenoid.

Universitas Muslim Indonesia


Penelitian yang dilakukan oleh Setya Enti Rikomah & Deah Marlena

(jurnal ke-3 pada tabel) serta penelitian M. Hima bindhu dkk (jurnal ke-4

pada tabel) sama-sama menggunakan karagenan 1% sebagai

penginduksi. Kareganan merupakan suatu zat asing (antigen) yang bila

masuk ke dalam tubuh akan merangsang pelepasan mediator radang

seperti histamin sehingga menimbulkan radang akibat antibodi tubuh

bereaksi terhadap antigen tersebut untuk melawan pengaruhnya.

Karagenan sebagai penyebab radang dapat dipengaruhi oleh obat

antiradang.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Setya Enti Rikomah & Deah

Marlena menggunakan penginduksi karagenan 1% sebagai penginduksi

pada mencit putih jantan serta kulit pisang kepok sebagai sampel. Ekstrak

kental kulit pisang kepok diperoleh menggunakan metode maserasi

dengan pelarut etanol 96% selama 3x24 jam. Dosis ekstrak uji yang

digunakan adalah 1,08 mg/kgBB, 2,16 mg/kgBB, dan 6,48 mg/kgBB.

Penelitian ini menggunakan natrium diklofenak sebagai kontrol positif,

obat ini memiliki aktivitas antiinflamasi dengan jalan menghambat enzim

siklooksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.

Penginduksian karagenan 1% pada telapak kaki mencit dilakukan 30

menit setelah pemberian per-oral dosis ekstrak uji yang menandakan

penelitian ini merupakan metode preventif. Hasil yang diperoleh diukur

menggunakan alat Platysmometer dan uji statistik satu arah Anova,

dimana hasil yang didapatkan adalah seluruh kelompok dosis ekstrak kulit

buah pisang kepok memiliki potensi antiinflamasi yang ditandai dengan

Universitas Muslim Indonesia


penurunan volume udem pada kaki mencit dan dosis 6,48 mg/kgBB

memiliki volume rata-rata penurunan volume udem yang paling baik dan

hampir sama dengan volume penurunan rata-rata konrol positif dengan %

penghambatan inflamasi sebesar 59,75%.

Pada penilitian yang dilakukan oleh M. Hima bindhu dkk

menggunakan penginduksi karagenan 1% pada tikus putih jantan dan kulit

pisang ambon sebagai sampel. Ekstrak kulit pisang ambon diperoleh

menggunakan metode maserasi dengan pelarut ethanol 70% selama 3x24

jam. Dosis ekstrak yang digunakan adalah 100 mg/kgBB, 400 mg/kgBB

dan 10 mg/kgBB natrium diklofenak sebagai kontrol positif. Penginduksian

karagenan 1% pada telapak kaki tikus putih jantan dilakukan 1 jam setelah

pemberian per-oral dosis ekstrak uji yang menandakan penelitian ini

merupakan metode prefentiv. Hasil yang diperoleh adalah dosis ekstrak

400 mg memiliki aktivitas antiinflamasi yang baik dan menyerupai aktivitas

antiinflamasi kontrol positif 10 mg/kgBB natrium diklofenak yang ditandai

dengan penurunan volume rata-rata udem kaki tikus yang sama.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut diatas menggunakan kulit

pisang kepok dan kulit pisang ambon sebagai sampel uji yang dimaserasi

menggunakan pelarut etanol. Perbedaan varian dosis ekstrak yang

digunakan pada kedua penelitian tersebut disebabkan oleh hewan coba

yang digunakan yakni mencit dan tikus. Hasil yang diperoleh menunjukan

kedua ekstrak uji sama-sama memiliki aktivitas antiinflamasi pada hewan

coba yang diujikan, dimana semakin besar dosis yang digunakan maka

aktivitas antiinflamasi yang diperoleh juga semakin baik. Ekstrak uji

Universitas Muslim Indonesia


dengan dosis tertingggi pada penelitian Setya Enti Rikomah & Deah

Marlena merupakan ekstrak uji yang paling evektif dengan %

penghambatan inflamasi sebesar 59,75%. Aktivitas antiinflamasi dari

kedua jenis ekstrak kulit pisang tersebut disebabkan oleh metabolit

sekunder yang terkandung didalamnya dimana flavonoid ditenggarai

memiliki peran dalam menghasilkan aktivitas antiinflamasi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ben E. Ehigiator dkk (jurnal ke-5

pada tabel) menggunakan putih telur sebagai penginduksi. Putih telur

mengandung albumin yang akan menstimulasi sistem imun tubuh untuk

memproduksi antibodi dan mensensitasi sel mast untuk menimbulkan

proses peradangan. Sampel yang digunakan adalah ekstrak kulit pisang

ambon yang diperoleh dengan cara maserasi dengan pelarut metanol

selama 3x24 jam. Dosis ekstrak yang digunakan adalah 100 mg/kgBB,

200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 25 mg/kgBB ibuprofen sebagai kontrol

positif. Penginduksian putih telur pada telapak kaki tikus dilakukan 30

menit setelah pemberian per-oral dosis ekstrak uji yang menandakan

penelitian ini merupakan metode prefentiv. Hasil yang diperoleh adalah

semua kelompok dosis ekstrak uji menunjukan aktivitas antiinflamasi. Efek

yang signifikan ditunjukan oleh dosis 400 mg/kgBB dimana volume

penurunan udem yang dihasilkan lebih tinggi dari kelompok 25 mg/kgBB

ibuprofen sebagai kontrol positif dengan % penurunan volume udem

sebesar 75%. Potensi terapeutik flavonoid telah dilaporkan dan diketahui

memiliki sejumlah sifat farmakologis yang mencakup aktivitas anti-

inflamasi terhadap enzim siklo-oksigenase dan lipoksigenase.

Universitas Muslim Indonesia


Universitas Muslim Indonesia
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari studi literatur yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

ekstrak kulit pisang dapat memberikan efek antiinflamasi pada hewan

coba yang diinduksi oleh formalin, karagenan, dan putih telur dan Dosis

ekstrak kulit pisang kepok 300 mg/kgBB direkomendasikan sebagai

ekstrak uji pada pengujian antiinflamasi.

B. Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut mengenai aktivitas antiinflamasi jenis kulit pisang lain karena

pada review literatur ini membahas kulit pisang kepok dan kulit pisang

ambon.

Universitas Muslim Indonesia


DAFTAR PUSTAKA

Asmiah, 2017, ‘Penentuan Kandungan Total Polifenol dan Flavanoid


Ekstrak Etanol Kulit Pisang Ambon (Musa Paradasiaca L.)

Ben E, dkk 2018, Safety, anti-inflammatory and analgesic assessments of


methanolic extract of Musa paradisiaca peel in Sprague Dawley rats,
Ehigiator et al, Afr. J. Pharmacol. Ther. 2018. 7(2): 46-52

Carolina M, dkk 2019, Uji Aktivitas Anti-inflamasi Ekstrak Etanol Kulit Buah
Pisang Kepok Musa balbisiana Terhadap Kaki Tikus Putih Rattus
novergicus, Jurnal Biofarmasetikal Tropis. 2019, 2 (2), 15-22

Goodman & Gilman, 2003, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Gonzales R. M., Lobo, G. M., & Gonzales, M. 2010. Antioxidant Activity in


Banana Peel Extraction: Testing Extraction Conditions and Related
Bioactive Compounds. Food Chem, 199: 1030-1039.

Hima MB, dkk 2014, EVALUATION OF ANTI INFLAMMATORY ACTIVITY


OF MUSA PARADISIACA (Linn.) PEELS EXTRACT IN RATS,
IJPCBS 2014, 4(3), 753-757

Katzung, BG, 2013, Farmakologi Dasar & Klinik edk. 12 vol. 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Khatimah SN dan Muhtadi A. 2015. Beberapa Tumbuhan yang


Mengandung Senyawa Aktif Antiinflamasi. In: Jurnal Farmaka. Vol
14. No 2. Hlm. 33

Lee PY, dkk 2016, STUDY OF ANTI-INFLAMMATORY AND ANALGESIC


ACTIVITY OF MUSA SP. PEEL

Mulyaningsih S, & Dermawan R, 2006, ‘Efek Anti Atritis Pisang Ambon


(Musa Paradasiaca Sapientum L.) dan Lidah Buaya (Aloe Vera L.)
Terhadap Adjuvant-Induced Arthritic pada Tikus, Biodiversitas vol. 7.

Setya ER, dkk 2019, UJI EFEKTIVITAS ANTIINFLAMASI EKSTRAK


KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa acuminate x balbisiana’saga’)
PADA MENCIT PUTIH JANTAN (Mus musculus), Jurnal Ilmiah
Farmacy, Vol. 6 No.1

Sukmawati, Yuliet, Ririen H, 2015, ‘Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol


Daun Pisang Ambon (Musa Paradasiaca L.) Terhadap Tikus Putih
(Rattus novergicus) Yang Diinduksi Karagenan, Galenika journal Of
Pharmacy vol. 1 (2) : 126-136.

Universitas Muslim Indonesia


Supriyadi 2016, ‘Community of Practitioners: Solusi Alternatif Berbagi
Pengetahuan antar Pustakawan’, Lentera Pustaka: Jurnal Kajian
Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan, vol. 2, no. 2, p. 83.

Universitas Muslim Indonesia

Anda mungkin juga menyukai