Anda di halaman 1dari 6

Eli and Edythe Broad Art Museum

Zaha Hadid

Eli and Edythe Broad Art Museum adalah sebuah musium seni kontemporer yang
dirancang oleh Zaha Hadid untuk Michigan State University. Museum ini tercipta
berdasarkan gagasan untuk memperluas aktivitas seni sekaligus membuat wadah dari hasil
karya seni tersebut.

Disini saya akan mencoba menelaah apa saja material yang dapat dijelaskan pada
bangunan Eli and Edythe Broad Art Museum ini. Kemudian saya akan mencoba menilai nilai-
nilai estetika yang terkandung di dalamnya. Hal-hal tersebut akan saya sajikan berupa
komentar menurut pandangan saya yang berorientasi pada pemahaman materi yang saya
dapat dari perkuliahan.

Terlihat pada fasade bangunan ini, terdapat material-material yang akan dijelaskan.
Yang pertama, yang sanggat mencolok dari benggunam museum ini adalah penggunaan
logam di dinding luar yang menyelimuti bangunan ini. Logam logam tersebut ditata atau
disusunsecara rapat dan bertumpuk. Seperti yang kita ketahui, logam bila terkena air hujan
atau air lainnya dapat mengalami oksidasi atau pengkaratan sehingga logam tersebut
menjadi berkarat dan sangat mengurangi estetika.

Dalam penjelasan yang saya cari, tidak dijelaskan atau tidak terdap[at jenis logam
apa yang digunaklan pada bangunan ini. Tetapi pada dasarnya, bila logam digunakan untuk
pelindung sebuah ruangan dari cuaca dan iklim, pastinya logam tersebut adalah logam yang
bersifat tahan terhadap karat seperti alumunium atau logam-logam yang tidak dapat
berkarat.

Keindahan yang terbentuk dengan digunakannya material logam ini, dengan sifat
logam yang dapat memantulkan cahaya, dimanfaatkan oleh Zaha Hadid sang arsitek untuk
pengaturan cahaya. Pengaturan cahaya yang dimaksud adalah baik cahaya alami maupun
cahaya buatan.

Cahaya alami yang berasal dari matahari dimanfaatkan sebagai pencahayaan ruang
pada waktu siang hari agar meminimalisir penggunaan cahaya buatan. Logam-logam disana
memantulkan cahaya kedalam ruangan.

Logam-logam inipun dimanfaatkan oleh Zaha Hadid sebagai elemen pendukung


pencahayaan pada malam hari yaitu cahaya buatan dengan penataan lampu yang diatur
sedemikian baiknya sehingga memiliki nilai estetika yang sangat baik.
Logam yang dapat memantulkan cahaya, dengan cahaya buatan, tidak hanya dapat
menerangi ruang dalam bangunan, namun ruang-ruang luar bangunan seperti taman
disekelilingnya pun mendapatkan pencahayaan yang baik pada malam hari.

Dengan penggunaan yang cerdas dan juga baik, logam juga ternyata dapat memiliki
nilai estetika yang sangat baik. Seperti yang kita ketahui, kayu adalah material pembangun
yang memiliki nilai estetis yang tinggi karena kayu dapat di bentuk dengan mudah dan juga
memiliki harga yang tinggi pula. Tetapi bila memandang atau melihat kembali dari bukti
adanya bengunan Eli and Edythe Broad Art Museum ini, kita tersadar bahwa logam pun bila
digunakan dan dikomposisikan dengan proporsi yang baik maka logam tersebut akan
memiliki nilai estetis yang tinggi, bahkan dapat lebih tinggi dari kayu.

Selanjutnya adalah penggunaan material penutup lantai yang digunakan oleh


museum ini. Museum ini seperti yang dapat terlihat pada gambar di bagian lampiran, saya
kira material yang digunakan adalah marmer. Karena seperti yang kita ketahui, marmer ini
bersifat atau mempunyai struktur yang indah dan juga memiliki permukaan yang mengkilat.

Sifat marmer yang jika terkena asam akan berubah menjadi kusam atau buram. Hal
inilah yang membuat saya lebih meyakini bahwa material penutup lantai yang digunakan
benar adalah marmer. Dikarenakan pada bangunan museum isi tidak ada atau tidak
menggunakan material penutup lantai tersebut digunakan d bagian luar bangunan hanya
digunakan di bagian dalam bangunan.

Karena yang saya pahami adalah seperti penjelasan sebelumnya bahwa marmer
akan menjadi kusam atau buram jika terkena cairen yang bersifat asam. Dan jika marmer
terdapat dan digunakan di bagian luar bangunan, akanlah marmer tersebut akan terkena
hujan dan seperti yang kita ketahui pada saat ini, hujan memiliki sifat yang asam.

Pada bangunan ini, bila kita menilai material penutup lantai tersebut dari segi
keindahan atau estetikanya bahwa marmer sudah tentu memiliki nilai estetis yang tinggi.
Seperti pada penjelasan sebelumnya yang menerangkan tentang sifat marmer bahwa akan
kita sadari, penggunaan marmer ini harus melihat atau meninjau nilai nilai kebutuhan ruang
yang akan digunakan. Dalam contoh, tidak mungkin akan digunakan material penutup lantai
di bagian ruang kamar mandi.

Keindahan yang tercipta pada ruang dalam di bangunan ini adalah, ketika kita
merasakan pengalaman ruang saat memasuki bangunan ini, akan mendapatkan kesan
barsemangat dan nyaman dengan penggunaan marmer sebagai material penutup lantainya.

Dengan demikian marmer ini akan sangat baik digunakan ketika kita meninjau
peruntukan ruang tersebut karena sangat mempengaruhi nilai-nilai keindahan atau
estetikanya.
Kemudian material yang saya akan bahas disini adalah kaca. Sebagaimana yang
terlihat pada gambar fasade bengunan museum ini, banyak sekali menggunakan material
kaca sebagai penerima cahaya yang masuk dan juga sebagai dinding yang bersifat
transparan.

Sebagai penerima cahaya yang masuk. Yang dimaksud disini adalah cahaya alami
yang bersumber dari matahari. Pada dasarnya ketika sebuah ruangan terdiri dari banyaknya
kaca, maka ruangan tersebut akan panas. Kemudian kaca yang digunakan untuk dinding. Hal
ini menjadi ganjil karena mengingat sifat kaca yang mudah pecah.

Dari penjelasan di atas, maka hal tersebut akan saya jelaskan menurut pemahaman
saya. Melihat fadade yang pada satu bagian sisi bangunan ini menggunakan kaca denggan
skala yang beser, saya berpendapat bahwa kaca yang digunakan adalah kaca yang
mempunyai sifat yang tidak mudah pecah dan bias jadi kaca tersebut adalah jenis kaca yang
anti hantaman benda keras atau peluru.

Kemudian pada penjelasan di atas juga, menurut saya kaca yang digunakan pun
adalah jenis kaca yang dapat memantulkan radiasi panas dari panas matahari, sehingga
pengguna ruangan d dalam hanya mendapatkan efek cahaya atau efek terangnya saja tanpa
merasakan panasnya terik matahari.

Dengan demikian, kasimpulan yang saya dapat adalah. Bahwa Eli and Edythe Broad
Art Museum ini adalah bangunan yang bermain pada pemanfaatan material-material yang
mendukung permainam cahaya, baik cahaya alami maupun cahaya buatan tanpa
mengurangi nilai estetikanya bahkan meninggikan nilai tersebut.
LAMPIRAN

FASADE PENGGUNAAN MATERIAL KACA

FASADE PENGGUNAAN MATERIAL LOGAM

PEMANTULAN CAHAYA YANG MASUK KE


DALAM RUANGAN

PANTULAN CAHAYA MENERANGI RUANG


LUAR/TAMAN
PANTULAN CAHAYA MENERANGI RUANG
LUAR/TAMAN

PANTULAN CAHAYA MENERANGI RUANG


LUAR/TAMAN

FASADE PENGGUNAAN MATERIAL LOGAM

PENGGUNAAN MATERIAL LANTAI


MARMER
UJIAN AKHIR SEMESTER
ANALISIS MATERIAL BAHAN
BERKAITAN DENGAN BENGUNAN MENURUT ESTETIKANYA
TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

ADITYA DARMATUGASANDA
10413035

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
2013

Anda mungkin juga menyukai