PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang
saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam
kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman
alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman
lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.
N UNSUR FASILITAS
O
1 Persedianan Air Bersih Jarinagan Air Bersih
Instalasi Peengelolaan Air Bersih
Bak Penampungan Air Bersih
2 Sumber Listrik PLN
Generator
3 Pengelolaan Limbah Ipal Cair
Terminal Limbah Padat
Saluran Air Limbah
4 Drainase Saluran Drainase
5 Penghijauan Tanaman atau Vegetasi
Ruang Terbuka Hijau
NO UNSUR FASILITAS
1 Pintu Masuk Gerbang
Tempat Parkir
2 Fasilitas dalam Kawasan Jalan Setapak
Trail
Trotoar
Drop Point
Kendaraan Wara-wiri
3 Pelayanaan Pengujung Perbelanjaan
Warung Makanan
Restoran
ATM/Money Changer
4 Akomodasi Cottage
Youth Hostel
5 Peribadatan Mushola
Masjid
6 Keamanan dan Keselaatan Pos Keamanan
Alat Pemadam Kebakaran
Pos P3k
Ambulance
Menara Pengawas
7 Kebersihan Kamar Mandi/WC
Tempat Sampah
Gerobak Sampah
NO UNSUR FASILITAS
1 Gerbanga Pembuatan Pintu Gerbang Masuk
Kekawasan
Loket Karcis
2 Pusat Informasi Rambu-rambu Penunjuk Jalan
TIC
3 Perbelanjaan Warung Cindramata
Rumah Makan
Kios Kebutuhan Pribadi Wisatawan
ATM/Money Changer
4 Pengamanan, Keselamatan dan Pos Keamanan
P3k/Ambulance
Kesehatan
Hydran
Menara Pengawas
4. Fasilitas yang Wajib Ada
1. Toilet Bersih
Tak harus mewah asal bersih dan wangi.
Teknik dalam pengolahan tanah berkontur adalah dengan cara grading. Grading tanah adalah
meratakan kemiringan tanah tertentu guna memberi kemungkinan desain lantai bangunan yang
bersifat fleksibel(mudah dicapai).
a. Sistem Cutting
Kontur terendah yang terdekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site
permukaan yang rata.
Kemudian kontur dipindah kesisi belakang site yang lebih tinggi.
Kontur sisanya menyesuaikan sampai tidak ada garis kontur existing yang melintang
pada site.
Kelebihan Sistem ini adalah keseluruhan site dengan level sama dapat dimanfaatkan sebagai
ruang-ruang yang efektif. Sedangkan kekurangannya adalah tanah sisa penggalian harus
dipindahkan ke tempat lain yang berarti pengeluaran biaya transportasi.
Gambar 1 Sistem Cutting Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick
b. System Filling
Kontur tertinggi dekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site permukaan yang
rata.
Kontur dipindahkan ke bagian bawah site Kontur sisanya menyesuaikan supaya tidak
ada garis kontur existing yang melintang pada site.
Sistem drainase harus direncanakan dengan baik, karena jika sistem ini tidak bekerja,
air akan bergerak menuruni bukit mengalir melawan pola kontur sehingga
mempengaruhi struktur bangunan. Kelebihan sistem ini adalah terciptanya suatu site
yang datar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ruang-ruang efektif. Sedangkan
kekurangannya adalah pemborosan biaya transortasi karena untuk keperluan urugan
harus mendatangkan tanah dari tempat lain.
Gambar 2 Sistem Filling Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick
Kelebihan sistem ini adalah adanya keseimbangan kuantitas tanah pas site yang dieliminasi
untuk kebutuhan pengurugan dan penggalian. Hal ini dikerjakan dengan membuat ketinggian
site berada di antara kontur terendah dan tertinggi.
Gambar 3 Sistem Cut and Fill Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Fric
d. Sistem Penopang
Sistem Penopang mengunakan Retaining Wall atau dinding penahan tanah. Dinding Pondasi
lereng diekspos dan berfungsi sebagai retaining wall (dinding penahan) di bagian bawah atau
atas permukaan. Grading ini paling banyak dilakukan meski agak sulit dalam pelaksanaannya.
Gambar 4 Sistem Retaining Wall Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick
Gambar 5 Sistem Split Level Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick
Gambar 6 Sistem Penopang Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick
Tujuan dari pengadaan grading tanah mencakup banyak hal. Penggunaan grading tanah juga
sangat mempengaruhi proses perancangan dan desain dari arsitektur tersebut. Beberapa tujuan
grading antara lain adalah :
Mengembangkan tapak bangunan yang menarik dan unik, sesuai dengan bentuk tanah.
Memberikan pencapaian yang aman, nyaman dan fungsional sesuai tapak baik untuk
tujuan fungsional maupun pemeliharaan.
Membagi aliran air permukaan dan air bawah permukaan menjauhi bangunan dan
perkerasan trotoar untuk menghindari kejenuhan lapisan dasar yang dapat merusak
struktur bangunan atau melemahkan perkerasan.
Mempertahankan bentuk kontur sehingga tidak merubah letak peil tanah dalam rangka
mempertahankan aset alam di atasnya
Namun perlu diperhatikan juga, bungkus snack, botol minuman dan puntung rokok dan lain
sebagaianya ketika selesai makan. Membuang sampah di tempatnya adalah tidakan hebat, jadi
ingat selesai mengkonsumsi segera buang bekas makanan di tempat sampah. Disini jauh dari
tempat sampah, pak? Masukan kantong plastik dulu, lalu nanti buang di tempat sampah yang
telah disediakan.
2 Mencorat-coret
Meninggalkan nama organisasi, nama pasangan, geng atau nama sendiri di tempat tertentu
memang “dirasa” bangga. Namun jangan dong dilakukan di tempat wisata, termasuk di
bebatuan ketika naik gunung. Tindakan mencorat-coret membuat tempat wisata menjadi
terlihat kotor dan jorok. Coba banyangkan sudah banyak sampah berserakan ditambah dengan
corat-coret yang tidak perlu.
Yang boleh main corat coret hanya di pasir pantai, selebihnya tidak boleh. Melihat tempat
yang bersih dari orat-coret akan membuat tempat indah untuk ditempati bukan?
3 Tindakan Asusila
Ada juga ulah oknum pengunjung yang nekat berbuat asusila di tempat wisata. Tidak siang
tidak malam kejadian banyak dilakukan olah segelintir orang. Umumnya dilakukan di tenpat
wisata alam yang kondisinya sepi dan memang sengaja mencari tempat yang jauh dari
keramaian. Tempat wisata adalah tempat untuk menikmati keindahan dan kenyamanan,
namun bukan dinikmati dengan cara tersebut.
Area wisata yang publik memang sangat rawan dari tidak pencurian, termasuk situs purbakala
seperti candi. Beberapa candi yang tidak “dirawat” oleh Pemerintah memang menjadi incaran
empuk para pencuri artefak. Sudah banyak kejadian pencurian benda-benda purbakala baik
yang dilakukan oleh amatir hingga profesional dengan cara mengganti dengan yang palsu.
Tempat wisata khususnya situs purbakala dan bangunan lama sangat indah dan unik ketika
berbentuk aslinya tanpa perubahan bentuk.
5 Merokok
Lho kenapa merokok dilarang di tempat wisata? Yang dimaksud merokok disini adalah
apabila dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana disitu ada aturan dilarang merokok.
Termasuk merokok dikeramaian dimana ditempat tersebut terdapat ibu-ibu, balita bayi serta
anak-anak yang bermain.
Dengan tidak merokok di dekat mereka, selain untuk contoh juga tidak mengganggu
kesehatan bagi mereka yang belum saatnya untuk merokok.
6 Merusak Fasilitas Wisata
Fasilitas wisata dibuat untuk membantu pengunjung yang datang sehingga tidak tekendala.
Seperti kamar kamar kecil, lampu penerangan, gazebo, kursi, pagar dan rambu penunjuk arah
adalah beberapa fasilitas yang ada di tempat wisata.
Perlunya untuk tidak merusak benda-benda tersebut agar dapat dipergunakan oleh orang yang
memakainya.
7 Memotret
Memotret adalah hal wajib yang dilakukan oleh orang ketika berwisata, namun ada beberapa
tempat yang tidak diperbolekhkan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan tersebut.
Seperti di museum, atau benda-benda bernilai seni tinggi. Ambil contoh saja di museum batik
keraton Jogjakarta pengunjung dilarang melakukan kegiatan fotografi karena motif batik
tersebut hanya boleh dibuat oleh pihak keraton, tidak diperjualbelikan atau dipakai oleh
umum.
Untuk tempat tertentu seperti cagar budaya, pengunjung wajib membayar karcis izin
memotret seperti di candi Borobudur, Prambanan, Keraton Jogjakarta, Keraton Surakarta,
Istana Air Tamansari, Taman Margasatwa Gembiraloka dan lain-lain.
9 Membuat Kegaduhan
Tertawa, bersenda gurau, melompat dan berteriak bebas adalah kegiatan yang menyenangkan
ditempat wisata. Bahkan dianjurkan untuk melakukan hal tersebut. Namun jaga emosi juga,
jangan sampai mengganggu pengunjung lain yang sedang menikmati pemandangan misalnya.
Aneh bukan ketika tiba tiba Petualang berteriak bebas di kerumunan orang di pantai atau
museum?
10 Tidur
Istirahat ditempat wisata? Pasti menyenangkan. Namun kalau tidur di tempat wisata, jadi
salah sangka nanti. Selain mengganggu pengunjung lain juga rawan pencurian barang
berharga. Jadi kalau merasa mengantuk lebih baik istirahat sebentar, duduk-duduk atau
minum kopi. Selama ada batasan tertentu yang elegan, dipersilahkan namun tidak sebaiknya
tidur di tempat wisata, lebih nyaman ketika tidur di penginapan.
2.7 Klasifikasi Taman Wisata
1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya
Motif bersenang-senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini
ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa
saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yang sudah ditentukan dari
rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk
kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.
Wisatawan tipe ini sukar dibedakan dari tipe wisatawan tipe berikutnya.
2. Motif Rekreasi
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan
yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani
manusia. Kegiatan-kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung),
membaca, mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat diisi dengan perjalanan tamasya
singkat untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing). Bedanya dengan
wisatawan tipe wisata tamasya adalah; wisatawan tipe rekreasi biasanya menghabiskan
waktunya di satu tempat saja, sedang wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat.
3. Motif Kebudayaan
Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk
menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk
mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman-seniman sering
mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan
mempertajam kemampuan penghayatannya. Pelukis-pelukis sering menjelajahi daerah-daerah
tertentu untuk mencari dan mengumpulkan obyek lukisan. Mereka itu semua mengadakan
perjalanan berdasarkan motif kebudayaan. Jelaslah bahwa atraksi tidak selalu berupa
kebudayaan, dapat juga berupa keindahan alam, atau seniman, atau guru yang terkenal, untuk
mengadakan wawancara, bertukar pikiran dan sebagainya. Dalam wisata budaya itu juga
termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti upacara
keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian
yang terkenal dan sebagainya.
4. Wisata Olahraga
Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena
motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam kegiatan
pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia,
dengan bermacam-macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Dalam hubungan dengan olahraga, harus dibedakan antara pesta olahraga atau pertandingan
olahraga (sporting events).
5. Wisata Bisnis
Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang
bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang
perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu
mengundang kedatangan orang-orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus
wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa-peristiwa itu terjadi.
6. Wisata Konvensi
Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan
bermacam-macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit
tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli-ahli di bidang tertentu, dan sebagainya.
Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi.
7. Motif Spiritual
Motif spiritual dan wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum
orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah
mengadakan perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan
lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempat-
tempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting.
8. Motif Interpersonal
Istilah ini belum mapan dalam literatur kepariwisataan. Maksudnya jelas, yaitu bahwa orang
dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh
orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata, atau dengan istilah kepariwisataan: manusia
pun dapat merupakan atraksi wisata.
9. Motif Kesehatan
Wisata kesehatan (health tourism) pada zaman dahulu merupakan tipe wisata yang penting
sekali. Selalu ada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat
sumber air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat
ke Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien-pasien
tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan.
BAB III
STUDY BANDING
Pada poin ini, kami mengambil studi kasus dari kawasan wisata Situ Patenggang yang berada
di Jalan Raya Rancabali, Ciwidey dan kawasan wisata Dusun Bambu yang berlokasi di jalan kolonel
Masturi km 11 situ lembang Bandung Barat. Disini kami menjelaskan perbandingan antara keduanya,
yang membahas beberapa poin yang dapat dibandingkan dan dianalisis.
12 ORIENTASI
MATAHARI
Situ Patengan ini terletak di daerah Area wisata dusun bambu relatif
pegunungan dan akses menuju taman tidak memiliki kebisingan karena
wisata ini pun jarang dilalui banyak area ini jauh dari jalan raya yang
kendaraan selain kendaraan yang menyebabkan kebisingan yang
menuju ke taman wisata ini. ditimbulkan dari suara kendaraan.
Kemudian di dalam taman wisata ini Sehingga area wisata ini sangat
terdapat danau yang cukup luas dan nyaman untuk di kunjungi karena
pepohonan yang rindang. Maka dari jauh dari hingar bingar perkotaan.
itu, pada taman wisata ini tingkat
kebisingannya sangatlah minim,
selain karena jarang sekali dilalui
oleh kendaraan, area utama taman
wisata ini sangat jauh dari jalan.
18 POLUSI
Anggota Kelompok :
Aditya Darmatugasanda 10413035
Adi Kurnia Sandi 10413036
Cah Ayu Retno Astuti 10413029
Hendra Triyatmoko 10413023
Dosen:
Tita Cardiah, S.T., M.T.
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
TEKNINK ARSITEKTUR
2013