Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan tapak merupakan bagian yang penting dan menjadi awal dari proses pembangunan.
Pemahaman akan kondisi tapak mempengaruhi keputusan dalam mengembangkan gagasan
rancangan. Pengetahuan akan prilaku konponen-komponen yang ada dalam tapak dapat menjadi
inspirasi yang cemerlang bagi gagasan akan alokasi dan konfigurasi ruang, penciptaan bentuk,
pemilihan material, pemilihan tanaman bahkan orientasi bangunan. Karakter tapak juga menfadi
embrio “jiwa tempat (spirit of the place)”
1.2 Metode Survey
Dalam proses survey ini kami mengumpulkan data dengan mengunjungi tempat wisata yaitu
Dusun Bambu dan Situ Petenggang, dan kami menggunakan data pustaka dan internet sebagai
tambahan materi kami untuk menunjang proses perancangan tapak berkontur.
1.3 Tujuan Survey
1. Tujuan dari survey ini adalah memaparkan data berdasarkan penelitian dan analisa yang
kemudian kami kembangkan sebagai acuan kami dalam perancangan Tapak berkontur.
2. Agar mahasiswa lebih memahami konsep-konsep dasar, metode, dan proses perencanaan
tapak dalam suatu bentang lahan.
BAB II
STUDY LITERATUR

2.1 Pengertian

Taman merupakan sebuah areal yang berisikan komponen material keras dan lunak yang
saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja direncanakan dan dibuat oleh manusia dalam
kegunaanya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman dapat dibagi dalam taman
alami dan taman buatan. Taman yang sering dijumpai adalah taman rumah tinggal, taman
lingkungan, taman bermain, taman rekreasi, taman botani.

Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang', adalah


kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah
sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang di sampingbekerja. Kegiatan yang umum dilakukan
untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, bermain, dan hobi. Kegiatan rekreasi umumnya
dilakukan pada akhir pekan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian wisata adalah bepergian secara bersama-
sama dengan tujuan untuk bersenang-senang, menambah pengetahuan, dan lain-lain. Selain itu
juga dapat diartikan sebagai bertamasya atau piknik.

2.2 Fasilitas Taman Wisata


1. Prasarana Dasar

N UNSUR FASILITAS
O
1 Persedianan Air Bersih Jarinagan Air Bersih
Instalasi Peengelolaan Air Bersih
Bak Penampungan Air Bersih
2 Sumber Listrik PLN
Generator
3 Pengelolaan Limbah Ipal Cair
Terminal Limbah Padat
Saluran Air Limbah
4 Drainase Saluran Drainase
5 Penghijauan Tanaman atau Vegetasi
Ruang Terbuka Hijau

2. Fasilitas dan Pelayanan Pengunjung

NO UNSUR FASILITAS
1 Pintu Masuk Gerbang
Tempat Parkir
2 Fasilitas dalam Kawasan Jalan Setapak
Trail
Trotoar
Drop Point
Kendaraan Wara-wiri
3 Pelayanaan Pengujung Perbelanjaan
Warung Makanan
Restoran
ATM/Money Changer
4 Akomodasi Cottage
Youth Hostel
5 Peribadatan Mushola
Masjid
6 Keamanan dan Keselaatan Pos Keamanan
Alat Pemadam Kebakaran
Pos P3k
Ambulance
Menara Pengawas
7 Kebersihan Kamar Mandi/WC
Tempat Sampah
Gerobak Sampah

3. Pelayanan dan Aktivitas Pengunjung

NO UNSUR FASILITAS
1 Gerbanga Pembuatan Pintu Gerbang Masuk
Kekawasan
Loket Karcis
2 Pusat Informasi Rambu-rambu Penunjuk Jalan
TIC
3 Perbelanjaan Warung Cindramata
Rumah Makan
Kios Kebutuhan Pribadi Wisatawan
ATM/Money Changer
4 Pengamanan, Keselamatan dan Pos Keamanan
P3k/Ambulance
Kesehatan
Hydran
Menara Pengawas
4. Fasilitas yang Wajib Ada

1. Toilet Bersih
Tak harus mewah asal bersih dan wangi.

2. Tempat Santai yang Nyaman


Nyaman dengan kesejukan dan kebersihan.

3. Ruang Hijau yang Sesuai


Ruang hijau di area-area tertentu penting untuk menjaga kesejukan dan sirkulasi
udara sehat.
4. Akses Jalan yang Bagus
Akses jalan penting untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung.

5. Tangga yang Memadai dan Aman


Tangga yang aman digunakan, bersih dan dilengkapi dengan penerangan yang
memadai.

6. Tempat Makan yang Bersih


Tempat makan yang bersih dan enak tentunya.
7. Tempat Menginap yang Nyaman
Penginapan yang bersih dan sehat (bukan tempat mesum) akan membuat
pengunjung nyaman.

8. Tempat Parkir yang Memadai


Tempat parkir yang aman bagi kendaraan dan memadai kapasitasnya.

9. Toko Oleh-oleh dan Souvenir


Toko yang tertata rapi dengan pelayanan ramah dan harga yang murah menjadi
idaman pengunjung.
10. Mushola yang Bersih
Mushola yang bersih, air wudhu tersedia dan layak untuk digunakan manjadi nilai
tambah yang signifikan.

11. Angkutan Umum yang Aman


Akses menuju tempat wisata seharusnya tersedia angkutan umum yang aman.

12. Tempat Sampah yang Memadai


Persebaran tempat sampah merata dan secara rutin dibersihkan.
13. Aturan dan Sanksi yang Jelas dan Tegas
Jika semua fasilitas telah dipenuhi oleh pengelola maka wajib diberlakukan
peraturan dan sanksi bagi pengunjung yang melanggar. Papan peraturan
seharusnya dipasang secara jelas agar pengunjung dapat membaca dan menaatinya
dengan baik. 

2.3 Pengolahan dari sisi Tanah

Teknik dalam pengolahan tanah berkontur adalah dengan cara grading. Grading tanah adalah
meratakan kemiringan tanah tertentu guna memberi kemungkinan desain lantai bangunan yang
bersifat fleksibel(mudah dicapai).

Beberapa teknik yang dilakukan dalam grading tanah antara lain :

a. Sistem Cutting
 Kontur terendah yang terdekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site
permukaan yang rata.
 Kemudian kontur dipindah kesisi belakang site yang lebih tinggi.
 Kontur sisanya menyesuaikan sampai tidak ada garis kontur existing yang melintang
pada site.
Kelebihan Sistem ini adalah keseluruhan site dengan level sama dapat dimanfaatkan sebagai
ruang-ruang yang efektif. Sedangkan kekurangannya adalah tanah sisa penggalian harus
dipindahkan ke tempat lain yang berarti pengeluaran biaya transportasi.

Gambar 1 Sistem Cutting Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

b. System Filling
 Kontur tertinggi dekat dengan lereng dipilih sebagai ketinggian site permukaan yang
rata.
 Kontur dipindahkan ke bagian bawah site Kontur sisanya menyesuaikan supaya tidak
ada garis kontur existing yang melintang pada site.
 Sistem drainase harus direncanakan dengan baik, karena jika sistem ini tidak bekerja,
air akan bergerak menuruni bukit mengalir melawan pola kontur sehingga
mempengaruhi struktur bangunan. Kelebihan sistem ini adalah terciptanya suatu site
yang datar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai ruang-ruang efektif. Sedangkan
kekurangannya adalah pemborosan biaya transortasi karena untuk keperluan urugan
harus mendatangkan tanah dari tempat lain.
Gambar 2 Sistem Filling Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

c. Sistem Cut and Fill ( galian dan urugan )

Kelebihan sistem ini adalah adanya keseimbangan kuantitas tanah pas site yang dieliminasi
untuk kebutuhan pengurugan dan penggalian. Hal ini dikerjakan dengan membuat ketinggian
site berada di antara kontur terendah dan tertinggi.

Gambar 3 Sistem Cut and Fill Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Fric

d. Sistem Penopang

Sistem Penopang mengunakan Retaining Wall atau dinding penahan tanah. Dinding Pondasi
lereng diekspos dan berfungsi sebagai retaining wall (dinding penahan) di bagian bawah atau
atas permukaan. Grading ini paling banyak dilakukan meski agak sulit dalam pelaksanaannya.
Gambar 4 Sistem Retaining Wall Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

e. Sistem Split Level


Sistem ini menggunakan bantuan retaining wall dan merupakan sistem yang sedikit banyak
mempertahankan bentuk lahan (landform) alaminya.

Gambar 5 Sistem Split Level Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

f. Sistem Penopang Bangunan


Menggunakan sistem bangunan di atas tanah dengan bantuan penopang agar pemukaan tanah
yang asli tidak terganggu.

Gambar 6 Sistem Penopang Sumber : Membangun Rumah di Lereng dan Perbukitan, Heinz Frick

Tujuan dari pengadaan grading tanah mencakup banyak hal. Penggunaan grading tanah juga
sangat mempengaruhi proses perancangan dan desain dari arsitektur tersebut. Beberapa tujuan
grading antara lain adalah :
 Mengembangkan tapak bangunan yang menarik dan unik, sesuai dengan bentuk tanah.
 Memberikan pencapaian yang aman, nyaman dan fungsional sesuai tapak baik untuk
tujuan fungsional maupun pemeliharaan.
 Membagi aliran air permukaan dan air bawah permukaan menjauhi bangunan dan
perkerasan trotoar untuk menghindari kejenuhan lapisan dasar yang dapat merusak
struktur bangunan atau melemahkan perkerasan.
 Mempertahankan bentuk kontur sehingga tidak merubah letak peil tanah dalam rangka
mempertahankan aset alam di atasnya

2.3 Permasalahan dan Potensi Tapak berkontur


1. Peluang pembangunan
 Meningkatnya pendapatan daerah.
 Meningkatnya kemampuan dan kepedulian dunia usaha dan masyarakat.
 Terkendalinya pertumbuhan penduduk.
 Rencana Tata Ruang yang terlah tersusun dari tingkat propinsi sampai
kecamatan.
 Perkembangan Teknologi.
 Kordinasi yang makin membaik dalam pembangunan.
2. Kendala pembangunan
 Terbatasnya lahan yang tersedia.
 Rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat.
 Terbatasnya informasi.
 Terbatasnya kemampuan pemerintah daerah.
2.4 Contoh-contoh penyelesaian lahan/tapak berkontur. Gambar Rencana Lahan/tapak berkontur
1. Denah
2. Tapak
3. Potongan
4. Perspektif 3D
2.5 Kaidah-Kaidah Penataan Lahan berkontur
1. Massa/Ruang Luar Pengelompokan massa bangunan terdiri dari :
 Kelompok Publik
 Kelompok Semi Publik
 Kelompok Service
2. Sirkulasi Dan Parkir
a. Sirkulasi Pejalan kaki dan Sepeda
 Jenis dan pola jalur pejalan kaki dan jalur sepeda
 Pedestrian
 Jalur Sepeda dan lintasan
b. Sirkulasi Kendaraan
 Jenis-jenis pola jalan kendaraan
 Klasifikasi jalan
 Tipe jalan
 Pola parkir
3. Topografi/Kontur
 Cut (kupasan)
 Fill (Urugan)
 Cut and Fill (Kupasan dan urugan)
4. Utilitas Lahan/Tapak
 Sistem drainase permukaan.
 Sistem drainase bawah-tanah tertutup.
 Sistem drainase bawah-tanah tertutup dengan tempat penampungan pada
tapak.
 Sistem kombinasi drainase tertutup untuk daurah yang diperkerasan dan
terbuka untuk daerah yang tidak diperkeras.
5. Tata Hijau Fungsi vegetasi khususnya vegetasi antara lain :
 Pengendali Angin
 Pengendali Kebisingan
 Pengendali Udara
 Pengendali Erosi
 Pembatas (Privasi)
 Pengarah
 Tempat habitat makhluk hidup
 Dll

2.6 Aturan dan Tata Tertib pada Kawasan Wisata

1 Membuang Sampah Sembarangan

Disebut sampah karena memang saatnya untuk ditempatkan di pembuangan. Pada


kebanyakan sampah menjadi persoalan yang sangat mengganggu sehingga perlu penanganan
khusus. Di tempat wisata, siapa sih yang ndak membawa makanan dan minuman? Hampir
semua pengunjung akan membawanya. Memang, makan dan minum paling nikmat dinikmati
di tempat wisata bersama keluarga.

Namun perlu diperhatikan juga, bungkus snack, botol minuman dan puntung rokok dan lain
sebagaianya ketika selesai makan. Membuang sampah di tempatnya adalah tidakan hebat, jadi
ingat selesai mengkonsumsi segera buang bekas makanan di tempat sampah. Disini jauh dari
tempat sampah, pak? Masukan kantong plastik dulu, lalu nanti buang di tempat sampah yang
telah disediakan.

2 Mencorat-coret

Meninggalkan nama organisasi, nama pasangan, geng atau nama sendiri di tempat tertentu
memang “dirasa” bangga. Namun jangan dong dilakukan di tempat wisata, termasuk di
bebatuan ketika naik gunung. Tindakan mencorat-coret membuat tempat wisata menjadi
terlihat kotor dan jorok. Coba banyangkan sudah banyak sampah berserakan ditambah dengan
corat-coret yang tidak perlu.

Yang boleh main corat coret hanya di pasir pantai, selebihnya tidak boleh. Melihat tempat
yang bersih dari orat-coret akan membuat tempat indah untuk ditempati bukan?

3 Tindakan Asusila
Ada juga ulah oknum pengunjung yang nekat berbuat asusila di tempat wisata. Tidak siang
tidak malam kejadian banyak dilakukan olah segelintir orang. Umumnya dilakukan di tenpat
wisata alam yang kondisinya sepi dan memang sengaja mencari tempat yang jauh dari
keramaian. Tempat wisata adalah tempat untuk menikmati keindahan dan kenyamanan,
namun bukan dinikmati dengan cara tersebut. 

4 Mencuri Benda di Kawasan Wisata

Area wisata yang publik memang sangat rawan dari tidak pencurian, termasuk situs purbakala
seperti candi. Beberapa candi yang tidak “dirawat” oleh Pemerintah memang menjadi incaran
empuk para pencuri artefak. Sudah banyak kejadian pencurian benda-benda purbakala baik
yang dilakukan oleh amatir hingga profesional dengan cara mengganti dengan yang palsu.

Tempat wisata khususnya situs purbakala dan bangunan lama sangat indah dan unik ketika
berbentuk aslinya tanpa perubahan bentuk.

5 Merokok

Lho kenapa merokok dilarang di tempat wisata? Yang dimaksud merokok disini adalah
apabila dilakukan pada tempat-tempat tertentu dimana disitu ada aturan dilarang merokok.
Termasuk merokok dikeramaian dimana ditempat tersebut terdapat ibu-ibu, balita bayi serta
anak-anak yang bermain.

Dengan tidak merokok di dekat mereka, selain untuk contoh juga tidak mengganggu
kesehatan bagi mereka yang belum saatnya untuk merokok.
6 Merusak Fasilitas Wisata

Fasilitas wisata dibuat untuk membantu pengunjung yang datang sehingga tidak tekendala.
Seperti kamar kamar kecil, lampu penerangan, gazebo, kursi, pagar dan rambu penunjuk arah
adalah beberapa fasilitas yang ada di tempat wisata.

Perlunya untuk tidak merusak benda-benda tersebut agar dapat dipergunakan oleh orang yang
memakainya.

7 Memotret

Memotret adalah hal wajib yang dilakukan oleh orang ketika berwisata, namun ada beberapa
tempat yang tidak diperbolekhkan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan tersebut.
Seperti di museum, atau benda-benda bernilai seni tinggi. Ambil contoh saja di museum batik
keraton Jogjakarta pengunjung dilarang melakukan kegiatan fotografi karena motif batik
tersebut hanya boleh dibuat oleh pihak keraton, tidak diperjualbelikan atau dipakai oleh
umum.

Untuk tempat tertentu seperti cagar budaya, pengunjung wajib membayar karcis izin
memotret seperti di candi Borobudur, Prambanan, Keraton Jogjakarta, Keraton Surakarta,
Istana Air Tamansari, Taman Margasatwa Gembiraloka dan lain-lain.

8 Berpakaian Terlalu “Minim”


Menunjukan kecantikan dan gagahnya dirisendiri memang tidak ada yang melarang, namun
lebih beretika ketika berkunjung di suatu tempat menggunakan busana yang lebih elegan. Toh
sebagai budaya ketimuran, memakai pakaian yang tertutup lebih bagus dari pada serba
terbuka. Pepatah jawa mengajatan “ajining raga iku gumantung saka busana” (mulianya
seseorang bersala dari pakaian yang dia pakai).

9 Membuat Kegaduhan

Tertawa, bersenda gurau, melompat dan berteriak bebas adalah kegiatan yang menyenangkan
ditempat wisata. Bahkan dianjurkan untuk melakukan hal tersebut. Namun jaga emosi juga,
jangan sampai mengganggu pengunjung lain yang sedang menikmati pemandangan misalnya.
Aneh bukan ketika tiba tiba Petualang berteriak bebas di  kerumunan orang di pantai atau
museum?

10 Tidur

Istirahat ditempat wisata? Pasti menyenangkan. Namun kalau tidur di tempat wisata, jadi
salah sangka nanti. Selain mengganggu pengunjung lain juga rawan pencurian barang
berharga. Jadi kalau merasa mengantuk lebih baik istirahat sebentar, duduk-duduk atau
minum kopi. Selama ada batasan tertentu yang elegan, dipersilahkan namun tidak sebaiknya
tidur di tempat wisata, lebih nyaman ketika tidur di penginapan.
2.7 Klasifikasi Taman Wisata
1. Motif Bersenang-senang atau Tamasya
Motif bersenang-senang atau tamasya, melahirkan tipe wisata tamasya. Wisatawan tipe ini
ingin mengumpulkan pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa
saja yang menarik perhatian. Ia tidak terikat pada satu sasaran yang sudah ditentukan dari
rumah. Wisatawan tamasya berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain
dengan menikmati pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk pikuk
kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monumen, peninggalan sejarah dan sebagainya.
Wisatawan tipe ini sukar dibedakan dari tipe wisatawan tipe berikutnya.

2. Motif Rekreasi
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi ialah kegiatan yang menyelenggarakan kegiatan
yang menyenangkan yang dimaksudkan untuk memulihkan kesegaran jasmani dan rohani
manusia. Kegiatan-kegiatannya dapat berupa olahraga (tenis, berkuda, mendaki gunung),
membaca, mengerjakan hobi dan sebagainya; juga dapat diisi dengan perjalanan tamasya
singkat untuk menikmati keadaan di sekitar tempat menginap (Sightseeing). Bedanya dengan
wisatawan tipe wisata tamasya adalah; wisatawan tipe rekreasi biasanya menghabiskan
waktunya di satu tempat saja, sedang wisatawan tamasya berpindah-pindah tempat. 

3. Motif Kebudayaan
Dalam tipe wisata kebudayaan orang tidak hanya sekedar mengunjungi suatu tempat untuk
menyaksikan dan menikmati atraksi, akan tetapi lebih dari itu. Ia mungkin datang untuk
mempelajari atau mengadakan penelitian tentang keadaan setempat. Seniman-seniman sering
mengadakan perjalanan wisata untuk memperkaya diri, menambah pengalaman dan
mempertajam kemampuan penghayatannya. Pelukis-pelukis sering menjelajahi daerah-daerah
tertentu untuk mencari dan mengumpulkan obyek lukisan. Mereka itu semua mengadakan
perjalanan berdasarkan motif kebudayaan. Jelaslah bahwa atraksi tidak selalu berupa
kebudayaan, dapat juga berupa keindahan alam, atau seniman, atau guru yang terkenal, untuk
mengadakan wawancara, bertukar pikiran dan sebagainya.  Dalam wisata budaya itu juga
termasuk kunjungan wisatawan ke berbagai peristiwa khusus (special events) seperti upacara
keagamaan, penobatan raja, pemakaman tokoh tersohor, pertunjukan rombongan kesenian
yang terkenal dan sebagainya. 

4. Wisata Olahraga
Wisata olahraga ialah pariwisata di mana wisatawan mengadakan perjalanan wisata karena
motif olahraga. Wisata olahraga ini merupakan bagian yang penting dalam kegiatan
pariwisata. Olahraga dewasa ini merata di kalangan rakyat dan tersebar di seluruh dunia,
dengan bermacam-macam organisasi baik yang bersifat nasional maupun internasional.
Dalam hubungan dengan olahraga, harus dibedakan antara pesta olahraga atau pertandingan
olahraga (sporting events). 
5. Wisata Bisnis
Bisnis merupakan motif dalam wisata bisnis. Banyak hubungan terjadi antara orang-orang
bisnis. Ada kunjungan bisnis, ada pertemuan-pertemuan bisnis, ada pekan raya dagang yang
perlu dikunjungi dan sebagainya, ada yang besar, ada yang kecil. Semua peristiwa itu
mengundang kedatangan orang-orang bisnis, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Arus
wisatawan itu tidak hanya bertambah besar pada waktu peristiwa-peristiwa itu terjadi. 

6. Wisata Konvensi
Banyak pertemuan-pertemuan nasional maupun internasional untuk membicarakan
bermacam-macam masalah: Kelaparan dunia, pelestarian hutan, pemberantasan penyakit
tertentu, sekadar untuk pertemuan tahunan antara ahli-ahli di bidang tertentu, dan sebagainya.
Perjalanan wisata yang timbul karenanya pada umumnya disebut wisata konvensi.

7. Motif Spiritual
Motif spiritual dan wisata spiritual merupakan salah satu tipe wisata yang tertua. Sebelum
orang mengadakan perjalanan untuk rekreasi, bisnis, olahraga dan sebagainya, orang sudah
mengadakan perjalanan untuk berziarah (pariwisata ziarah) atau untuk keperluan keagamaan
lain. Tempat-tempat ziarah di Palestina, Roma, Mekkah dan Madinah merupakan tempat-
tempat tujuan perjalanan pariwisata yang penting.

8. Motif Interpersonal
Istilah ini belum mapan dalam literatur kepariwisataan. Maksudnya jelas, yaitu bahwa orang
dapat mengadakan perjalanan untuk bertemu dengan orang lain: orang dapat tertarik oleh
orang lain untuk mengadakan perjalanan wisata, atau dengan istilah kepariwisataan: manusia
pun dapat merupakan atraksi wisata. 

9. Motif Kesehatan
Wisata kesehatan (health tourism) pada zaman dahulu merupakan tipe wisata yang penting
sekali. Selalu ada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pariwisata di tempat-tempat
sumber air mineral (spa) yang dianggap memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit.
Atau wisata kesehatan seperti yang sekarang sering dilakukan pasien Indonesia yang berobat
ke Singapura, Jepang, check up ke Amerika Serikat, dan sebagainya. Perjalanan pasien-pasien
tersebut adalah perjalanan wisata kesehatan.

10. Wisata Sosial (Social Tourism)


Wisata yang dimaksud bukanlah wisata yang berdasarkan motif sosial. Seperti motif wisata
pada umumnya, motif wisata sosial ialah reakreasi, bersenang-senang (pleasure tourism) atau
sekadar mengisi waktu libur. Akan tetapi perjalanannya dilaksanakan dengan bantuan pihak-
pihak tertentu yang diberikan secara sosial. Bantuan itu dapat berupa kendaraan, tempat
penginapan seperti wisma peristirahatan atau hotel, yang hanya menarik sewa yang rendah
sekali. Sebagai contohnya, wisata sosial buruh suatu pabrik untuk mengisi waktu liburan yang
diberi subsidi oleh perusahaan, berupa angkutan, makan, dan wisma peristirahatan.

BAB III
STUDY BANDING
Pada poin ini, kami mengambil studi kasus dari kawasan wisata Situ Patenggang yang berada
di Jalan Raya Rancabali, Ciwidey dan kawasan wisata Dusun Bambu yang berlokasi di jalan kolonel
Masturi km 11 situ lembang Bandung Barat. Disini kami menjelaskan perbandingan antara keduanya,
yang membahas beberapa poin yang dapat dibandingkan dan dianalisis.

NO POIN T SITU PATENGGANG DUSUN BAMBU


1 ENTRANCE

Situ Patengan memiliki 2 entrance Taman Wisata Dusun Bambu


yang berbeda, untuk akses masuk dan meiliki entrance yang cukup besar
keluar. Untuk akses masuk ke taman dam memiliki entrance yang beda
wisata sangat lebar sehingga dapat di antara kendaraan bermotor dan
lalui kendaraan besar seperti bus. mobil, sehingga tidak akan terjadi
Agar terkesan lebih welcome dan kemacetan yang di akibatkan
merima. antrian kendaraan. Pada ectrance
mobil juga memiliki ukuran yang
cukup besar sehingga mobil yang
berukuran besar seperti bis dan
truk juga bisa masuk.
2 AKSESIBILITAS

Akses terdekat menuju kawasan


wisata situ patenggang yaitu dengan
melalui jalan raya rancabali dan Terdapat empat jalur menuju ke
keluar menuju jalan raya cianjur. Hal taman wisata dusun bamboo yang
tersebut bertujuan untuk dapat ditempuh menggunakan
mengghindari kemacetan di area site kendaraan seperti motor, mobil
dikarenakan jalan di kawasan site dan bis. Jalur pertama dari arah
sedikit sempit. Akses pada site setiabudi , jalur kedua dari arah
cimahi melewati paparongpong,
jalur ketiga dari arah lembang.
Taman ini termasuk strategis
karena banyak jalur yang dapat
ditempuh untuk datang ke tempat
ini.
3 SIRKULASI

Pada area wisata dusun bambu


memiliki 2 sirkulasi yaitu untuk
pejalan kaki dan kendaraan. Pada
sirkulasi pejanalan kaki terdapat
Trem untuk kaum Difabel.
Sehingga kecil kemungkinan
Situ patenggang memiliki sirkulasi terjadi kecelakaan yang di
yang menerus. Dari mulai entrance akibatkan oleh kendaraan yang
hingga parkira kemudian dari parkira lalu lalang. Taman ini pun akan
hingga danau memiliki sirkulasi terasa nyaman bagi para kaum
pejalan kak yang tidak terputus. difabel karena ditaman ini di
Kemudian terdapat jembatan bamboo sediakan jlan khusus baggi kaum
yang menghubungkan jalan utama ke difabel.
jalan selanjutya. Hal ini bisa dilihat
situ paenggang memiliki sirkulasi
yang tidak menyuahkan pengunjung
yang berwisata.
4 MATERIAL

Jalur pejalan kaki ada


menggunakan dek kayu ada pula
yang menggunakan paving block,
dan Terdapat dinding yang
menggunakan material batu kali.
Banyak material yang digunakan Kayu yang di gunakan sebagai dek
pada taman wisata ini, seperti paving cukup kuat dan tahan lama,
block yang digunakan untuk area penggunaan paving block pada
pejalan kaki. karena paving block pedestrian sangat bagus karena
sangat cocok digunakan untuk area pada paving block teredapat celah-
tersebut. Kemudian terdapat material celah yang berfungsi sebagai
kayu pada saung- saung dipinggir serpan air agar tidak terjadi
danau dan jembatan. Karena, dengan genangan air, dan batu kali yang
menggunakan material kayu agar digunakan diniding ini memberi
terkesan alam dan unik. kesan kuat pada bangunan yang
ada dikawasan taman wisata dusun
bambu ini.
5 DRAINASE

Dari wancara yang dilakukan,


pengelola kawasan wisata situ Terdapat danau buatan yang
patenggang berkata bahwa kawasan dipakai sebagi pusat resapan air.
ini tidak menmiliki saluran drainase. Danau tersebut dialiri air dari
Air buanggan atau air kotor langsung sungai buatan yang memanfaatkan
dialirkan kea rah situ yang berada di kontur miring.
kawasan yang paling rendah. Air
hujan pun akan langsung mengalir k
arah situ dengan sedikit galian tanah.
6 UTILITAS

Terdapat beberapa utilitas pada


taman wisata dusun bambu.
Adapun utilitas yang ada disana
seperti lampu buatan, tempat
Terdapat beberapa utilitas pada duduk dan tempat sampah yang
taman wisata situ patengan. Seperti, banyak. Tempat sampah di Dusun
lampu di sekitar jalan menuju situ Bambu ada yang buatan da nada
patenggang, tempat duduk dan juga yang seperti biasa dijual
tempat sampah yang cukup banyak. dipasaran. Fasilitas tersebut untuk
Sarana utilitas tersebut untuk memenuhi kebutuhan pad ataman
memenuhi kebutuhan pada taman wisata tersebut..
wisata ini.
7 PARKIR

Situ Patengan Terdapat 3 area tempat


parkir yang cukup luas dan memadai,
untuk bus, motor, dan mobil pribadi.
Karena situ patengan adalah taman
wisata untuk berekreasi keluarga
yang memungkinkan selalu banyak
pengunjung khususnya hari libur.
Maka dari itu, di buatlah tempat
parkir yang luas dan memadai agar
Di area wisata dusun bambu
semua kendaraan dapat masuk ke
memiliki parkir motor dan parkir
area wisata tersebut.
mobil yang terpisah yang luas dan
mampu menampung puluhan
motor dan mobil. sehingga
pengunjung yang datang tidak
akan parkir sembarangan yang
akan menyebabkan kemacetan di
area wisata ini.
8 VIEW
Kawasan wisata situ patenggang ini,
dikelilingi oleh bukit dan gunung.
Oleh karena itu, kawasan wisata ini
dapat terlihat dari daerah yang lebih
tinggi. Dari dalam kawasan kita dapat
melihat pegunungan yang dipenuhi
pohon dan juga bukit yang telah
berubah menjadi kebun teh yang luas.
Dilihat secara langsung dusun
amboo terlihat jelas hal yang
paling ditonjolkan adalah
kebanyakan material yang dipakai
bamboo dan kontur yang mirip
dibuat taman taman dan terdapt
juga aliran air yang dimanfaatkan
sebagai sungai buatan yang
berujung ke sebuah danau buatan
dan terdapat rumah sewa untuk di
tempati pengunjung. Fasilitas
tersebut juga untuk memenuhi
kebutuhan taman wisata tersebut.
9 CUT AND FIIL

Dari keadaan site, terlihat bahwa


bagian yang dipotong adalah bagian
akses masuk dan juga bagian
parkiran. Dari hal tersebut maka
terciptalah area parker yang cukup
luas.
Area yang di potong didaerah ini
adalah tempat yang sekarang
dijadikan danau buatan. Untuk itu
area tersebut menjadi cekung
untuk menampung air. Pada taman
taman bunga terdapat area yang
ditambah kan tanah untuk
memperlihatkan tinggi rendahnya
lahan agar rapi.
10 LINGKUNGAN
SEKITAR

Disekitar area taman dusun


bamboo hampir seluruhnya
perkebunan.. namun, terdapat
perumahan warga. Perumahan
tersebut dimiliki oleh warga yang
mayoritas adalah petani di
perkebunan tersebut.

Di sekitar Area wisata ini, hampir


seluruhnya perkebunan. Namun,
terdapat perumahan warga.
Perumahan tersebut dimiliki oleh
warga yang bekerja di perkebunan di
sekitar area taman wisata.
11 AKTIVITAS
PENGGUNA

Pengunjung yang datang


kebanyakan mengabadikan
moment,, dikarenakan view yang
di sajikan di taman wisata ini
memang mendukung. selain itu,
para pengunjung menikmati
fassilitas yang ada seperti lunch,
dan ngumpul bareng dan main trail
Banyak pedagang yang meramaikan mini.
di sekitar area wisata terutama pada
area pinggir jalan karena tempatnya
strategis dan sering dilalui
pengunjung. Selain itu, para
pengunjung menikmati fasilitas yang
ada, seperti bebek air dan perahu
mesin untuk melihat-lihat
pemandangan Situ Patengan yang
indah.

12 ORIENTASI
MATAHARI

Terbenam terbit Terbenam terbit

Orientasi matahari yang datang dari


timur ke barat tidak diperhatikan oleh Orintasi mathari telah
pengelola. Minimnya bangunan yang diperhitungkan. Dilihat dari
ada, maka kurang bbanguan yang terbuat dari kaca
diperhitunggkannya arah datang membuktikan bahwa matahari
matahari. Yang menjadi orientasinya memang digunakan dalam desain
bangunan tersebut. Selain itu
adalah danau yang menjadi point of taman taman pun ditempat
view. ditempat strategis yang mampu
menangkap sinar matahari secara
langsung.
13 VEGETASI

Didalam area taman wisata Situ


Patengan ini terdapat berbagai
pepohonan yang tumbuh sangat
rindang sehingga udaranya sangat
sejuk. Karena area taman wisata ini
terletak di daerah pegunungan yang
rata-rata lingkungan sekitarnya
banyak ditumbuhi oleh banyak
pepohonan rindang.
Dikawasan taman wisata dusun
bambu terdapat berbagai vegetasi
yang di tanam oleh pengelola yang
menyejukkan suasana juga
terdapat pohon yang cukup
rindang untuk berteduh para
pengunjung. Selain itu juga
terdapat bungabunga yang
memperindah kawasan taman ini.
Karena taman wisata ini terletak
dikawasan pegunungan jadi
terdapat pepohonan yang tumbuh
alami yang semakin menambah
kesejukan dikawasan ini
14 ZONING

Pada kwasan wisata situ patenggang


terdapat beberapa zona. Zona rekreasi Area
di bagi menjaadi 2 yaitu yang dekat
dengan service dan parkir juga di
daerah sebrang pulau yang terdapat
batu cinta sebagai sculpture yang dusun bamboo tersusun dengan
menarik. rapi. Area servis, tempat parkir ,
taman, tempat makan dan yang
lain telah ditata secara rapi untuk
kenyamanan pengunjung.
15 FASILITAS

Ditaman wisata dusun bambu ini


terdapat fasilitas mobil wara-wiri
yang digunakan untuk para
pengunjung, rute yang di lalui
mobil ini dari pemeriksaan tiket
sampai tempat wisata. Sehingga
Fasilitas yang terdapat di area taman pengunjung tidak perlu cape-cape
wista ini cukup lengkap seperti berjalan kaki ke tempat wisata.
gazebo, toilet, area souvenir dan
kuliner. Fasilitas ini bermaksud agar
memudahkan pengunjung untuk
kebutuhan pribadi seperti halnya
beristirahat, makan, belanja, buang
air dan kebutuhan lainnya.
16 PENCAHAYAAN

Ditaman wisata Dusun Bambu


memiliki pencahayaan alami dan
buatan. Pencahayaan buatan ini
Kawasan wisata situ patenggang akan menyala di maam hari, dan
sangat minim untuk hal pencahataan desain dari pencahayaan buatan ini
buatan. Hal tersebut dikarenakan sangat menarik, sehingga
kawasan wisata ini tidak beroperasi menimbulkan cahaya yang indah.
sampai malam hari. Oleh karena itu, Lampu ini tidak hanya berfungsi
kawasan ini tidak memerlukan sebagai pencahayaan namun
banyak pencahayaan buatan. lampu juga berfungsi sebagai
pajangan atau sculpture.
17 KEBISINGAN

Situ Patengan ini terletak di daerah Area wisata dusun bambu relatif
pegunungan dan akses menuju taman tidak memiliki kebisingan karena
wisata ini pun jarang dilalui banyak area ini jauh dari jalan raya yang
kendaraan selain kendaraan yang menyebabkan kebisingan yang
menuju ke taman wisata ini. ditimbulkan dari suara kendaraan.
Kemudian di dalam taman wisata ini Sehingga area wisata ini sangat
terdapat danau yang cukup luas dan nyaman untuk di kunjungi karena
pepohonan yang rindang. Maka dari jauh dari hingar bingar perkotaan.
itu, pada taman wisata ini tingkat
kebisingannya sangatlah minim,
selain karena jarang sekali dilalui
oleh kendaraan, area utama taman
wisata ini sangat jauh dari jalan.
18 POLUSI

Polusi yang terdapat dikawasan situ Seperti halnya kebisingan, polusi


patenggang dapat dikatakan tidak ada yang terdapat dikawasan taman
polusi, karena kawasan ini jauh dari wisata dusun bambu relarif tidak
jalan raya yang menimbulkan polusi memiliki, namun ada sedikit
dari asap kenalpot kendaraan. Namun polusi yang ditimbulkan oleh
terdapat sedikit polusi yang mobil wari-wari, namun itu tidak
ditimbulkan oleh kendaraan yang volume tidak terlalu banyak
parkir dikawasan ini. karena mobil wara-wari ini
jumlahnya hanya sedikit, dan
mobil wara-wiri ini agak
berjauhan tempat wisata. Shingga
di area wisata ini tetap memiliki
udara yang cukup sejuk.
19 SARANA DAN 1. Pasanggrahan 1. Kuliner
PRASARANA 2. Lokasi parkir 2. Mobil wara wiri
3. MCK 3. Parkir
4. Shelter 4. MCK
5. Jalan setapak 5. Mushola
6. Perahu 6. Amphiteater
7. Sepedah air 7. Perahu
8. Tempat souvenir 8. Cotage
9. Pedagang makanan 9. Penyewaan sepedah
10. Layanan informasi gunung
11. Penitipan helm 10. Mini market
12. Mushola 11. Layanan informasi
12. Gazebo
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari hasil survey adalah, dilihat dari study banding yang dilakukan dari dua
taman wisata, bahwa setiap taman wisata memiliki tingkat perbedaan, tergantung dari fasilitas dan
kenyamanan yang diberikan oleh taman wisata tersebut.
Semakin lengkap fasilitas yang ditawarkan, maka pengunjung akan semakin banyak
berdatangan. Umumnya yang menjadi pertimbangan para pengunjung adalah fasilitas, keindahan dan
harga. Disetiap taman wisata, ada juga jenis taman wisata yang menyediakan penginapan untuk
menunjang kegiatan pengunjung menikmati keindahan alam tersebut.
LAPORAN HASIL SURVEY, SUDI
LITERATUR & STUDI BANDING
OBJEK TERPILIH: SITU PATENGGANG & DUSUN BAMBU
Studio Perancangan Tapak II

Anggota Kelompok :
Aditya Darmatugasanda 10413035
Adi Kurnia Sandi 10413036
Cah Ayu Retno Astuti 10413029
Hendra Triyatmoko 10413023
Dosen:
Tita Cardiah, S.T., M.T.
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
TEKNINK ARSITEKTUR
2013

Anda mungkin juga menyukai