Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PEMBAHASAN
.
3.1. Data Umum Perumahan PONDOK INDAH MATANI
Berikut adalah data umum dari perumahan PONDOK INDAH MATANI:

Nama Perumahan : PONDOK INDAH MATANI


Nama Pemilik : Bapak Bobby Lianto
Nama PT : PT. Pembangunan Sehat Sejahtera
Luas Tanah : ± 15 hektar
Jumlah perumahan : 650 rumah
Jumlah tipe rumah : 5 tipe
Awal Pembangunan : Tahun 2010

Gambar 3.1. Papan nama perumahan

3.2. Sarana Dan Prsarana Pada Perumahan PONDOK INDAH MATANI


3.2.1. Sarana Perumahan PONDOK INDAH MATANI

1. Pendidikan dan kesehatan

Pendidikan dan kesehatan merupakan sarana yang sangat penting dalam lingkungan
suatu perumahan. Agar mempermudah penduduk perumahan untuk mendapatkan pendidikan
dan kesehatan.
2. Rekreasi dan olahraraga

Untuk sarana olah raga dan rekreasi merupakan sarana yang cukup penting dalam
menciptakan manusia yang sehat jasmani maupun rohani, karena sesuai dengan fungsi
sarana tersebut merupakan tempat untuk melakukan aktivitas yang memberikan dampak
yang positif bagi kehidupan kita sehari-hari dan sebagai sarana untuk melepas lelah di
dalam aktivitas kita seharian. Sehingga sarana olah raga dan rekreasi sangat penting untuk
menunjang suatu kawasan

3. Tempat ibdah

Tempat ibadah adalah sebuah sarana yang sangat penting bagi semua penduduk yang
beragama. Untuk mempermudah penduduk beribadah kepada TUHAN.

3.2.2. Prasarana Perumahan PONDOK INDAH MATANI


1. Jalan
Jalan adalah sebuah prasarana yang berfungsi melancarkan aktitas manusia dan
angkutan barang, mencegah perambatan kebakaran serta untuk menciptakan ruang dan
bangunan yang teratur. Dalam perencanaan jaringan jalan, sebagai bagian dari Rencana
Struktur Ruang Wilayah Kecamatan, diperhatikan fungsi jalan yang akan direncanakan.
Sistem perencanaan jaringan jalan yang terdapat di kawasan perencanaan mengacu kepada
hirarki jalan. Ketentuan-ketentuan berkaitan dengan sistem perencanaan jaringan jalan
adalah sebagai berikut:

1. Secara umum sistem jaringan jalan dalam suatu kawasan harus menunjukkan adanya
pola jaringan jalan yang jelas antara jalan-jalan utama dengan jalan kolektor/lokalnya,
sehingga orientasi dari kawasan-kawasan fungsional yang ada dapat terstruktur.
2. Fungsi penghubung dalam peranan jaringan jalan pada suatu kawasan ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota.
3. Penataan jalan tidak dapat terpisahkan dari penataan pedestrian, penghijauan, dan
ruang terbuka umum.
4. Penataan ruang jalan dapat sekaligus mencakup ruang-ruang antar bangunan yang
tidak hanya terbatas dalam kawasa pondok indah matani dan termasuk untuk penataan
elemen lingkungan, penghijauan, dan lain-lain.
5. Pemilihan bahan pelapis jalan dapat mendukung pembentukan identitas lingkungan
yang dikehendaki, dan kejelasan kontinuitas pedestrian.

2. Tempat Pembuangan Sampah

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik diantaranya yaitu

1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan,


2. Tahap pengangkutan,
3. Tahap pemusnahan.

1. Tahap pengumpulan dan penyimpanan

Sampah yang ada dilokasi sumber sampah seperti perkantoran, perumahan, hotel, dan
sebagainya ditempatkan dalam penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah
harus dipisahkan antaran yang organik dan anorganik sehingga lebih memudahkan dalam
tahapan proses pemusnahan.

Adapun tempat penyimpanan sementara yang digunakan harus memenuhi persyaratan


berikut ini:

1. Konstruksi kuat dan tahan bocor


2. Memiliki tutup dan mudah dibuka agar dapat dikontrol
3. Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut

Dari tempat penyimpanan sementara sampah dikumpulkan dalam satu tempat bernama
dipo yaitu rumah sampah. Dipo berbentuk bak besar yang berfungsi menampung kumpulan
sampah rumah tangga. Pengelolaannya dapat diserahkan pada pemerintah atau instansi yang
terkait.

Beberapa persyaratan Dipo (Rumah Sampah) berikut ini:

1. Dibangun diatas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan


pengangkut sampah.
2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu mengambil sampah
3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutp kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang
lain masuk ke dipo.
4. Ada kran pembersih.
5. Tidak menjadi tempat tinggal lalat atau sarang binatang pengerat seperi tikus.

2. Tahapan pengangkutan

Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan. Sampah
diangkut menggunakan truk kontainer khusus sampah yang biasanya disediakan Dinas
Kebersihan Kota.

3. Tahapan Pemusnahan

Dalam tahap pemusnahan ini terdapat banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengolah
sampah. Antara lain:

1. Sanitary landfill

Merupakan metode yang paling baik karena cara penimbunan sampah dengan tanah
selapis demi selapis. Dengan demikian tidak menyebabkan bau dan tidak menjadi tempat
sarang binatang pengerat dan sebagainya.

2. Inceneration

Metode ini merupakan metode memusnahkan sampah dengan cara dibakar secara besar
besaran dengan menggunakan fasilitas pabrik.

3. Composting

Metode ini menggunakan proses dekomposisi zat organic oleh bakteri pembusuk pada
kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan pupuk kompos.

4. Hot feeding
Metode ini merupakan metode yang memberikan makan pada hewan ternak misal babi.
Perlu diperhatikan bahwa sampah basah tersebut harus diolah terlebih dahulu untuk
mencegah kuman dan penularan penyakit ke hewan ternak.

5. Discharge to sewers

Metode ini menggunakan metode penghalusan sampah yang kemudian dimasukkan


kedalam system pembuangan air limbah..metode ini efektif jika pembuangan limbah yang
memang baik.

6. Dumping

Metode ini membiarkan sampah dibuang ke tempat tertentu seperti jurang, tanah lapang
atau tempat sampah.

7. Dumping in water

Metode ini dengan cara membuang sampah ke laut atau sungai sehingga mengakibatkan
perairan dangkal dan menyebabkan banjir.

8. Individual incerneration

Metode ini dengan cara membakar sampah perorangan dilakukan oleh penduduk terutama
pedesaan, metode ini dapat menyebabkan polusi karena asap pembakaran langsung ke udara.

9. Recycling

Metode ini dengan cara mengolah sampah-sampah bekas yang masih bisa digunakan.
Seperti gelas, kaleng, besi dan sebagainya.

10. Reduction

Metode ini dengan cara menghancur sampah sampai kebentuk yang lebih kecil kemudian
diolah untuk menghasilkan lemak.

11. Salvaging
Pemanfaatan sampah dengan memanfaatkan lagi sampah yang dapat digunakan lagi
seperti kertas namun, metode ini dapat menularkan penyakit(8).

3. Air bersih

Berdasarkan dari ilmu kesehatan masyarakat, penyedian sumber air bersih harus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat karena jika persedian air bersih terbatas memudahkan
timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap orang perharinya
sekitar 150-200 liter. Kebutuhan air tergantung dari kondisi iklim, standar kehidupan dan
kebiasan masyarakat daerah masing-masing. Kebutuhan air untuk dikonsumsi manusia harus
berasal dari sumber yang bersih dan aman, air dikatakan aman dikonsumsi manusia ada
beberapa batasannya, berikut batasannya:

2. Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.


3. Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun.
4. Tidak berasa dan berbau
5. Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestik dan rumah tangga
6. Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan
RI.

4. Drainase
Drainase berfungsi mengalirkan, meguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara
umum, drainase merupakan serangakaian bangunan yang berfungsi mengalirkan,
mengurangi, dan membuang kelebihan air di suatu kwasan sehingga kawasan tersebut
berfungsi maksimal tidak menyebabkan genangan air berlebih agar tidak menjadi sarang
kuman dan penyakit.
3.3.Kondisi Sarana Dan Prasarana
3.3.1. Kondisi Sarana
1. Pendidikan dan kesehatan
Dari hasil analisa yang dilakukan untuk sarana pendidikan dan kesehatan yang ada di
sekitar lokasi survey, belum adanya fasilitas kesehatan dan sekolah di sekitar lokasi ( masih
dalam tahap perencanaan )
2. Tempat ibadah
Dari hasil survey di sekitar lokasi, belum adanya gereja/ masjid di sekitar lokasi
( masih dalam tahap perencanaan )
3. Tempat rekreasi dan olahraga
Dari hasil survey yang kami dapat bahwa tempat rekreasi dan tempat olahraga masih
dalam tahap perencanaan.

3.3.2. Kondisi Prasarana


1. Jalan
Dari hasil survey yang kami dapat di lokasi adalah jalan dalam kedaan rusak sedang
dan masih di upayakan untuk di perbaiki.

2. Drainase.
Hasil identifikasi yang kami dapat dari keadaan drainase yang ada di perumahan
Pondok Indah Matani dalam keadaan baik. Tapi tidak di fungsikan dengan baik.
3. listrik

Hasil survey di lokasi dari keadaan menara telekomunikasi dan listrik adalah pondok
indah matani sudah mempunyai gardu listrik dan befungsi sangat baik.

4. Pengelolaan dan pembuangan sampah yang tertata


Hasil survey pada lokasi bahwa Pondok Indah Matani belum mempunyai tempat
pembuangan sampah terakhir.
5. Sumber Air Bersih
Hasil identifikasi dari lokasi adalah sumber air bersih yang ada di Pondok Indah
Matani adalah baik karena sumber air bersih yang di gunakan adalah sumur bor.

Table perhitungan jumlah penduduk


Jumlah
Tipe rumah Jumlah rumah jiwa/ unit Jumlah

30 150 4 600
36 120 4 480
45 150 4 600
54 230 4 920
Total 650 rumah 2600 jiwa

3.4. PERENCANAAN SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN DAN


PERMUKIMAN

1. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Standar SNI


Berdasarkan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan, Sarana
Pemerintahan dan Pelayanan Umum.

2. Sarana pendidikan dan pembelajaran


Sarana Pendidikan yang akan kami rencanakan pada perumahan Pondok Indah Matani sesuai
dengan SNI dan perhitungan dengan populasi penduduk yaitu :
1 buah TK

3. Sarana Kesehatan Standar SNI


Sarana kesehatan yang sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan
Lingkungan dengan sub bagian sarana kesehatan yaitu menjelaskan tentang pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan
penduduk. Penyediaan ini juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit atau
kelompok lingkungan yang ada. Sedangkan penempatan fasilitas ini akan mempertimbangkan
jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi
untuk melayani pada area tertentu. Berikut ini beberapa jenis sarana yang sesuai SNI 03-
1733-2004, yaitu :
a. Posyandu, yang berfungsi memberikan layanan kesehatan untuk anak-anak usia
balita
b. Balai pengobatan warga, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada penduduk
dalam bidang kesehatan dengan titik berat terletak pada penyembuhan (curative) tanpa
perawatan, berobat dan pada waktu-waktu tertentu untuk vaksinasi.
c. Balai kesejahteraan ibu dan anak (BKIA atau klinik bersalin), yang berfungsi
melayani ibu baik s ebelum, pada saat dan sesudah melahirkan serta melayani anak usia
sampai dengan 6 tahun.
d. Puskesmas dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang memberikan pelayanan kepada penduduk dalam
penyembuhan penyakit, selain melaksanakan program pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit di wilayah kerjanya.
e. Puskesmas pembantu dan balai pengobatan, yang berfungsi sebagai unit pelayanan
kesehatan sederhana yang memberikan pelayanan kesehatan terbatas dan membantu
pelaksanaan kegiatan puskesmas dalam lingkup wilayah yang lebih kecil.
f. Tempat praktek dokter, salah satu sarana yang memberikan pelayanan kesehatan
secara individual dan lebih di titik beratkan pada usaha penyembuhan tanpa perawatan.
g. Apotek, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadaan obat-obatan, baik
untuk penyembuhan maupun pencegahan.

5. Rencana Sarana Kesehatan


Sesuai dengan SNI 03-1733-2004 tentang sarana kesehatan pemilihan lokasi perletakan
kesehatan untuk skala menengah . Untuk sarana kesehatan itu sendiri hanya perlu mendirikan
Balai Pengobatan.
Berikut adalah contoh desain sebuah Balai Pengobatan yang ideal :

6. Sarana peribadatan
a. Sarana Peribadatan Standar SNI
Pada SNI 03-1733-2004 tentang Sarana Peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk
mengisi kebutuhan rohani perlu disediakan di lingkungan peerumahan yang direncanakan
selain sesuai peraturan yang ditetapkan, sarana peribadatan direncanakan sesuai keinginan
masyarakat itu sendiri dengan jumlah penduduk pemeluk agama masing-masing. Pendekatan
perencanaan yang diatur dengan memperkirakan populasi dan jenis agama serta kepercayaan
yang kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan peribadatan sesuai dengan
tuntutan planologis dan religius.
Jenis sarana peribadatan tergantung pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur
penduduk menurut agama yang dianut, dan tata cara pola masyarakat setempat yang
menjalankan ibadah agamanya. Menurut penelitian kami bahwa sebagian besar warga
perumahan pondok indah matani adalah penganut agama katolik, maka yang kami
rencanakan sarana peribadatan yang di bangun adalah:
a. 1 buah paroki untuk agama katolik
b. 1 buah gereja untuk agama protestan

f. Prasarana jaringan persampahan


Sarana prasarana sampah sesuai tata cara pengelolaan sampah yang diatur dalam SNI 03-
3242-1994 ,tata cara ini mencakup untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan
pemukiman, mencakup perencanaan, pengoprasian, pembiayaan, institusi, dan peran
masyarakat. Pada perumahan pondok indah matani yang belum memiliki sarana pengelolaan
sampah harus mempunyai oprasionan pengelolaan sampah yang di atur dalam SNI 03-3242-
1994 yang melibatkan aktifnya masyarakat, dan pengelola sampah kota dalam pengelolaan
sampah di Kelurahan Banyumanik. Adapun ketentuan pengelolaan sampah pada SNI 03-
3242-1994 :
1. Perencanaan, dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah, klas dan tipe
bangunan, jumlah sampah yang dikelola berdasarkan jumlah penduduk dan luas
bangunan/fasilitas umum, besaran timbunan sampah berdasarkan sumbernya.
2. Teknik oprasional, ditentukan berdasarkan kondisi topografi dan lingkungan
pelayanan, kondisi social ekonomi, partisipasi masyarakat, jumlah dan jenis timbulan
sampah, pola operasional dilakukan melalui perwadahan, pengumpulan, pemindahan di
transfer depo, pengangkutan ke TPA.
3. Pembiayaan meliputi seluruh biaya pengelolaan untuk operasional, pemeliharaan, serta
penggantian alat.
Cara pengerjaan dilakukan dengan menganalisa atas penyebaran rumah, luas daerah yang
dikelola, jumlah penduduk, dan tingkat pendapatan, jumlah rumah berdasarkan tipe, timbulan
sampah per hari, jumlah bangunan fasilitas umum, kondisi jalan, topografi dan lingkungan
untuk menentukan alternative sistem termasuk jenis peralatan. Dalam penentuan lokasi
tempat pembuangan akhir sampah (TPA) diatur dalam SNI 03-3241-1994 yang berisi tentang
persyaratan dan ketentuan teknis dan dapat dijadikan acuam atau pegangan bagi perencana
untuk menetukan lokasi TPA.

Anda mungkin juga menyukai