Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AIR LIMBAH DOMESTIK DI NEGARA BERKEMBANG

DOSEN PENGAMPU

Mochamad Arief Budihardjo, S.T., M.Eng, Env.Eng, Ph.D

DISUSUN OLEH

Fatihatin Dirosatun Ulya

Latifah Husna

Syahputra Marpaung

UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK LINGKUNGAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat dan karunianya
sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan begitu
banyak terimakasih atas kesediaan berbagai pihak dalam membantu proses membuat makalah
ini.

Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu menambah pengalaman serta ilmu
bagi para pembaca. Sehingga untuk ke depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun
tingkatkan isian makalah sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan kritik yang
membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 24 Agustus 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………… 1

I.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………… 1

I.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………. 1

I.3 Tujuan …………………………………………………………………………… 1

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Air Limbah Domestik ………………………………………………. 2

II.2 Asal dan Komposisi Air Limbah Domestik . .………………………………….. 3

II.3 Pencemaran Air …………………………………………………………………. 4

II.4 Perawatan Limbah Domestik …………………………………………………… 5

II.5 Sistem pengolahan Limbah Domestik bagi Negara Berkembang ……………… 5

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………….. 7

III.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 7

III.2 Saran …………………………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan manusia tidak akan lepas dari namanya air limbah, sebab apapun yang
dilakukan manusia pasti membutuhkan air. Dimana air mencari sumber mencuci, mandi, dan
minum. Buangan tersebut pastinya akan terbuang sia-sia tanpa perawatan yang baik. Bahkan saja
air limbah tersebut bisa mencemari lingkungan. Di Indonesia pastinya hal ini yang harus
diperhatikan bagi setiap individu. Terutama limbah yang dihasilkan oleh pemukiman atau hunian
masyarakat. Hal ini yang sering disebut dengan air limbah domestik. Sebuah organisasi atau pun
perusahan perlu melakukan tindakan untuk mengatur jalan keluar bagi air limbah terutama
dalam mencapai tujuan yang diinginkan dan mendapatkan hasil yang bisa dimanfaatkan kembali,
tentunya tidak mencemari alam.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian air limbah domestik?


2. Darimana asal limbah domestik dan bagaimana komposisinya?
3. Apa saja yang menjadi pencemaran air?
4. Mengapa air limbah domestik perlu dilakukan tindakan/ perawatan?
5. Bagaimana sistem pengolahan limbah domestic bagi Negara berkembang?

I.3 Tujuan

1. Mendeskripsikan pengertian air limbah


2. Mengetahui asal dan komposisi air limbah domestik
3. Mengidentifikasi pencemaran air
4. Menjelaskan tindakan/perawatan air limbah domestik
5. Mendeskripsikan sistem pengolahan air limbah domestik

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Air Limbah Domestik

Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008, limbah domestik adalah limbah yang berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga tetapi tidak termasuk tinja. Kegiatan sehari-hari
yang dapat menghasilkan limbah adalah mencuci, memasak, mandi, kegiatan
pertanian, kegiatan peternakan. Menurut Tchobanoglous (1979) dalam Suhartono (2009),
limbah domestik adalah limbah yang dibuang dari pemukiman penduduk, pasar, dan
pertokoan serta perkantoran yang merupakan sumber utama pencemaran di perairan
pantai. Menurut Kodoatie dan Sjarief (2005), air limbah domestik merupakan air bekas
yang tidak dapat lagi dipergunakan untuk tujuan semula, baik yang mengandung kotoran
manusia atau dari aktivitas dapur, kamar mandi, dan cuci dimana kuantitasnya 50-70%
dari total rata-rata konsumsi air bersih yaitu sekitar 120 – 140 liter/orang/hari. Jumlah
pencemar domestik di negara-negara maju merupakan 15% dari seluruh pencemar yang
memasuki badan air (Suriawiria, 1996). Limbah domestik memiliki sebaran areal yang sangat
luas dan menyebar sehingga lebih sulit dikendalikan daripada limbah industri.

Air limbah domestik adalah air yang sudah digunakan oleh masyarakat dan nggung
segala material apapun yang ikut tercampur ketika digunakan. Ini jelas mengandung buangan
manusia rsama air yang digunakan untuk membilas kamar mandi, air limbah dihasilkan dari
pencucian, pembersihan makanan dan alat-alat dapur. Air limbah segar adalah cairan abu-abu
yang memiliki aroma bersahaja tetapi tidak menyengat.

2
II.2 Asal dan Komposisi Air Limbah

Air limbah mengandung padatan bersuspensi besar (seperti feses, urin, wadah plastik),
padatan bersuspensi kecil (kertas, sisa makanan) ,dan padatan yang sangat kecil. Air limbah
dapat dihasilkan dari: Limbah manusia, feses, tisu toilet, urin, atau cairan tubuh lainnya, disebut
juga dengan limbah hitam, pengeluaran septic tank, pengeluaran pengolahan limbah, air yang
digunakan untuk mencuci, disebut juga dengan air kelabu, air hujan yang jatuh di atas atap dan
pekarangan dan tidak dikumpulkan, air hujan yang mengalir di jalan raya, lahan parkir, dan
infrastruktur lainnya yang biasanya mengalir ke selokan atau saluran drainase lainnya, air tanah
yang mengalami infiltrasi ke saluran pembuangan air.

Air limbah rumah tangga dikumpulkan dalam pipa bawah tanah yang disebut "selokan".
aliran dalam selokan biasanya dengan gravitasi, dengan listrik yang dipompa hanya digunakan
ketika tidak dapat dihindari. Desain selokan konvensional digunakan Negara –negara indutri dan
daerah pusat pengembangan Negara berkembang. Bagaimanapun , ini sangat mahal. alternatif
biaya yang jauh lebih rendah, yang cocok untuk digunakan di daerah miskin dan kaya, adalah
saluran air limbah 'sederhana'. Komposisi air limbah bisa sangat bervariasi. Berikut adalah daftar
yang mungkin menjadi komponen penyusun air limbah dalam suatu waktu: Air ( > 95%), Bakteri
pathogen, Bakteri non-patogen, Bahan organik tak larut seperti feses, rambut, makanan, serat
kertas dan sebagainya, Bahan organik larut air seperti urea, urin, bahan kimia obat-obatan, dan
sebagainya, Partikel anorganik seperti pasir, pecahan kaca, pecahan keramik, dan sebagainya,
Bahan anorganik larut air seperti amonia, garam, sianida, senyawa merkuri, dan sebagainya,
Bahan padat berukuran makro seperti kondom, kantong plastik, mainan anak-anak, dan
sebagainya, Bahan padat berukuran sangat besar seperti mobil, pohon, atap, dan sebagainya,
terjadi ketika banjir besar, Hewan hidup seperti ikan, serangga, crustacean, Bangkai atau
potongan tubuh hewan, Tanaman air, alga, Potongan tanaman seperti daun, ranting, dan
sebagainya, Gas seperti hidrogen sulfida, karbon dioksida, dan metana.

3
II.3 Pencemaran Air

Selama populasi manusia masih sedikit dan rakyat masih hidup terpencar-pencar di atas
bidang-bidang tanah yang luas, permasalahan pembuangan limbah manusia tidak masalah.
Orang-orang dapat “buang air” daerah-daerah di seputar dan cara mengsimilasikannya dengan
tanah dan udara sekelilingnya. Namun, dengan lebih terpusatnya masyarakat sedangkn desa dan
kota mulai bertumbuh cara pembuangannya demikian secara alamiah sudah seharusnya
digantikan dengan pembuangan yang lebih teratur kendatipun lagi-lagi melalui lobang-lobang di
dalam tanah alamiah dan bumi. Pengumpulan kotoran-manusia pembuangannya melalui parit-
parit tanah dipilih oleh banyak kota yang menganut cara pengumpulan dan pembuangan di dalam
keranjang-keranjang tersembunyi.

Pengendalian pencemaran perlu dibedakan dengan penanggulangan dan pencegahan


karena dalam setiap pengendalian sudah mencakup sifat penanggulangan dan pencegahan.
Pengendaluan lebih ditekankan pada upaya managemen sedangkan pengulangan dan pencegahan
mengutamakan pengendalian teknis pelaksaan dilapangan. Penanggulangan pencemaran
merupakan suatu usaha dimana bahan pencemar telah memasuki lingkungan karena itu perlu
upaya melalui teknologi.

Pengendalian pencemaran di Negara ini dilakukan melalui dua sistem yaitu melalui
analisa dampak lingkungan dan pemasangan instalasi pengolahan limbah. Pengendalian ini
bertujuan untuk menekan, mengurangi atau meniadakan dan mencegah zat-zat pencemar yang
terdapat pada limbah domestik tidak merusak lingkungan.

4
II.4 Perawatan Limbah Domestik

Air limbah yang tidak diolah menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan dan
kesehatan manusia. Hampir selalu hal ini terjadi, oleh karena itu, air limbah harus diolah agar:

 Mengurangi penularan penyakit yang berhubungan dengan ekskreta


 Mengurangi polusi air dan kerusakan pada biota air

Hanya jika ada pengenceran sangat besar yang tersedia (>500) di saluran air penerima
dapat dipertimbangkan untuk membuang air limbah yang tidak diolah. misalnya, kota Manaus di
wilayah brazil membuang air limbahnya yang tidak diolah melalui aliran sungai ke Rio Negro,
anak sungai amazon sungai.

Di negara-negara berkembang hanya sebagian kecil dari air limbah yang diproduksi oleh
masyarakat yang diolah. sering kali alasan kurangnya proses pengolahan air limbah dan manfaat
ekonomi dari penggunaan kembali air limbah yang diolah, berlanjutnya pembuangan air limbah
yang tidak diolah akan mengakibatan gangguan pada kesehatan manusia yang tidak ramah
lingkungan.

Lebih dari separuh sungai, danau, dan perairan di dunia tercemar serius oleh limbah
domestik, industri, dan pertanian yang tidak diolah dan mengandung banyak bakteri feses.
Pengolahan air limbah yang efektif perlu diakui, karena hal ini sangat penting dan menjadi
keharusan bagi lingkungan dan kesehatan manusia.

II.5 Sistem pengolahan Limbah Domestik bagi Negara Berkembang

Pengolahan limbah dengan memanfaatteknologi pengolahan dapat dilakukan dengan cara


fisika, kimia , dan biologis atau gabungan sistem pengolahan tersebut. Pengolahan limbah bilogis
digolongkan menjadi pengolahan cara aerob dan anaerob.

5
Banyak Negara berkembang memiliki iklim yang panas atau hangat, dan banyak
memiliki lahan yang cukup untuk pengolahan air limbah. Hal ini sangat dibutuhkan hasil yang
maksimal (manfaat) dari iklim t dan juga lahan yang dimiliki untuk pengolan air limbah.

Cukup banyak opsi untuk pengolahan air blimbah domestik bagi Negara berkembang
selain dengan cara aerob maupun anaerobbisa juga dilakukan dengan cara teknologi fotosintesis,
seperti lahan kolam fakultatif dan pematangan yang dapat dibangun lahan basah. Umumnya
kedua proses alami ini digunakan secara tahapan, mengolah air limbah terlebih dahulu secara
anaerob dan fotosintesis. jika ada langkah yang diambil dari proses pengolahan alami ini (atau
dipaksa melebihi, karena persyaratan kualitas limbah yang tidak tepat), sistem alami hampir
selalu merupakan opsi yang paling tepat. sistem teknologi tinggi hanya tepat bila tanah untuk
batang alami benar-benar tidak ada. maka seseorang harus naik 'tangga' teknologi tinggi dengan
susah payah selalu bertahan. Hal ini akan sering bersifat instruktif, terutama untuk proyek
pengolahan air limbah besar, dan solusi berteknologi tinggi khususnya sedang dipertimbangkan,
untuk melakukan analisis risiko dan manfaat untuk menentukan opsi yang paling berkelanjutan.

Sistem pengelolaan air limbah antara lain diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 16/2005
tentang Pengembangan Sistem Perencanaan Air Minum. Dengan mengacu berbagai referensi
lain, sistem pengelolaan air limbah dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Sistem setempat, air limbah (black dan grey water) langsung diolah setempat.
 Sistem terpusat, di mana air limbah dialirkan melalui perpipaan ke instalasi pengolahan
air limbah (IPAL).
 Hibrida, merupakan modifikasi dari kedua sistem yang ada.

6
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, maka penulis mampu menyimpulkan bahwa bersama dengan
makalah “Air Limbah Domestik di Negara Berkembang” bahwa sangatlah penting mengetahui
dan memahami mengenai air limbah domestik. Terutama bagi Indonesia dimana menjadi Negara
berkembang dan memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, maka Indonesia harus mampu
memecahkan permasalahan yang saat ini sudah umum terjadi yaitu mengenai maslah limbah
domestik, diharapkan pengelolaan dan perawatan air limbah domestik mampu meningkatkan
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di dalamnya. Oleh karena itu, lingkungan akan terus
terjaga dan bebas penyakit. Air limbah domestic tidak akan pernah lepas dari jangkauan manusia
sehingga diperlukan upaya untuk bisa memanfaatkan kembali dengan mutu baik.

III.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan, besar
harapan kami makalah ini dapat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkam agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi di masa yang akan datang.

7
DAFTAR PUSTAKA

Portal Sanitsi Indonesia, Media Informasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi


Permukiman, diambil dari: http://www.sanitasi.or.id/?page_id=284.

Ginting, Perdana. 2007. Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Bandung:
Yrama Widya

Mara, Duncan. 2004. Domestic Wastewater Treatment in Developing Countries. London:


Earthscan

Buku Pencemaran Air dan Manfaat Limbah Industri

Anda mungkin juga menyukai