Anda di halaman 1dari 11

ESSAY BLOK UROLOGY and NEPHROLOGY

PENDEKATAN KLINIS TERHADAP

“INFEKSI SALURAN KEMIH”

DISUSUN OLEH :
NAMA : EKA RETNING OKTAVANNY
NPM : 1808260060
KELAS : 2018A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

2021
I. PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah umum yang biasanya
dipakaii untuk menujukkan keberadaan mikroorganisme pada saluran kemih.
Dengan adanya bakteri dalam urin disebut bakteriuria. ISK dapat terjadi pada
semua umur baik laki-laki maupun perempuan dari semua usia. Perempuan
memiliki faktor resiko yang lebih rentang dibandingkan laki-laki.(1)
ISK dapat dibedakan atas infeksi saluran kemih atas (pielonefritis) dan
infeksi saluran kemih bawah (seperti sistitis atau uretritis).(2)
Untuk menegakkan diagnosis ISK wajib ditemukannya bakteri pada urin
melalui biakan atau kultur urin. Dikatankan ISK jika jumlah bakteri pada urin
lebih besar dari 100.000/mililiter urin. bakteri yang sering menginfeksi saluran
kemih yaitu Eschericia coli, Proteus sp., Klebsiella sp., Serratia, Pseudomonas
sp. Penyebab utama ISK merupakan bakteri Eschericia coli (kurang lebih
85%). pasien yang menggunakan kateter kemungkinan lebih dari satu bakteri
yang menginfeksi.(3)
Dengan demikian essay ini akan mencoba memaparkan Infeksi Saluran
Kemih (ISK) dengan orientasi klinis, mengumpulkan petunjuk-petunjuk
penting dari setiap diagnosa banding yang mungkin.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih adalah istilah umum yang menunjukan adanya
mikroorganisme dalam urin (bakteriuria) yang bermakna (significant
bacteriuria). Bakteriuria menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni
lebih dari 105 colony forming units (CFU) pada biakan urin. Bakteriuria
yang tanpa disertai manifestasi klinis ISK disebut bakteriuria asimptomatik.
Sebaliknya bakteriuria yang disertai manifestasi klinis disebut bakteriuria
simptomatik. Infeksi saluran kemih dibagi berdasarkan jenis lokasinya yaitu
saluran kemih atas dan bawah.(4)

II.2 Etiologi
Escherichia coli (E.coli) merupakan mikroorganisme penyebab tersering
(60-80%) pada ISK serangan pertama. Mikroorganisme lainnya yang
menyebabkan Infeksi Saluran Kemih ialah Proteus mirabilis, Klebsiella
pneumonia, Klebsiella oksitoka, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeroginosa,
Enterobakter aerogenes, dan Morganella morganii, Stafilokokus, dan
Enterokokus.(5)

II.3 Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih


Klasifikasi Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi berdasarkan lokasi
anatomi, yaitu :(6)
a. Infeksi saluran kemih atas
Keluhan pada saluran kemih atas seperti nyeri pinggang, benjolan di
pinggang (yang merupakan tanda dari hidronefrosis), yang kemudian dapat
menjadi gagal ginjal dapat ditemukan uremia, peningkatan tekanan darah,
pericarditis.(7)
Infeksi saluran kemih atas meliputi pielonefritis, yaitu :
a. Pielonefritis akut, yaitu proses inflamasi parenkim ginjal yang
disebabkan oleh infeksi bakteri yang secara tiba-tiba (<2
minggu).
b. Pielonefritis kronik, yaitu akibat proses infeksi bakteri
berkelanjutan atau infeksi yang didapat sejak dini yang
berlangsung lama (> 2minggu).

b. Infeksi saluran kemih bawah


Keluhan pada saluran kemih bagian bawah atau Lower Urinari Tract
Symptoms (LUTS) terdiri atas gejala iritatif dan gejala obstruktif. (7)
 Gejala iritatif yaitu sering terbangun BAK tengah malam (nokturia),
perasaan ingin miksi yang sangat mendesak (urgensi), dan nyeri
pada saat miksi (disuria).
 Gejala obstruktif meliputi: pancaran lemak, rasa tidak lampias
sehabis miksi, kalau miksi harus menunggu lama (hesitancy), BAK
mengejan (straining) anyang-anyangen (intermittency) dan waktu
miksi yang memanjang yang akhirnya menjadi retensi urine dan
inkontinensia karena overflow.
Infeksi Saluran Kemih bawah, presentasi klinis ISK bawah berdasarkan
gender.(3)
1. Perempuan
 Sistitis, adalah infeksi oleh bakteri pada kandung kemih atau
saluran urine bagian bawah.
 Sindroma uretra akut (SUA), adalah presentasi klinis sistitis tanpa
ditemukan mikroorganisme (steril).
2. Laki-laki
Presentasi ISK bawah pada laki-laki dapat berupa sistitis, prostatitis,
epidimidis, dan uretritis.

II.4 Manifestasi Klinis Isk


Manifestasi klinis infeksi saluran kemih juga bergantung pada lokalisasi
infeksi dan umur penderita. Gejala yang timbul antara lain rasa nyeri pada
saluran kemih, rasa sakit saat buang air kecil atau setelahnya, anyang-
anyangan, warna air seni sangat pekat seperti air teh, nyeri pada bagian
pinggang, hematuria (kencing berdarah), perasaan tertekan pada perut bagian
bawah, rasa tidak nyaman pada bagian panggul.

II.5 Fisiologi Berkemih


Ginjal memiliki fungsi beragam termasuk menyaring (filtrasi) sisa hasil
metabolisme & toksin dalam darah, dan mempertahankan homeostasis cairan
& elektrolit tubuh, (reabsorbsi) yg kemudian dibuang melalui urine (sekresi).
Fungsi ginjal yg lain antara lain membuat dan mengatur hormon eritropoetin
(yg berfungsi pada pembentukan sel darah merah di sumsum tulang), enzim
renin (pengatur tekanan darah), & kalsitriol (pengatur keseimbangan kadar
kalsium ), dan mengatur kadar mineral, air, & zat kimia yg tersebar pada pada
darah.(8)

II.6 Mekanisme Pembentukan Urin


Pertama, darah dan zat-zat lainnya di nefron masuk ke bagian Glomerulus
dan Kapsula Bowman. Proses filtrasi ini menghasilkan urin primer yang
mengandung glukosa, garam-garam, natrium, kalium, asam amino dan
protein.
Kedua, darah masuk kedalam Tubulus Kontortus Proksimal, yg
selanjutnya dalam Tubulus Kontortus Proksimal ini darah akan mengalami
reabsorpsi atau penyerapan kembali zat-zat yg diperlukan oleh tubuh. Proses
reabsorpsi ini membuat urin sekunder.
Ketiga, darah akan masuk ke Tubulus Kontortus Distal untuk ditambahkan
zat-zat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh. Proses ini disebut Augmentasi.
Proses ketiga ini menghasilkan urin normal yang mengandung 95% air, urea,
amoniak, asam urat, garam mineral (NaCl), zat warna empedu.

II.7 Patogenesis
II.8 Diagnosis Banding
a. Pyelonefritis
Inflamasi pada parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi
mikoroganisme. Pielonefritis lebih sering terkena pada wanita dan
kemungkinan hal ini terjadi karena uretra pada wanita yang lebih pendek
serta kedekatan meatus uretra dengan vagina dan rectum, kedua kondisi ini
membuat bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih. Pada Infeksi
saluran kemih atas pielonefritis yang paling sering dijumpai, ditandai
dengan adanya demam, nyeri perut atau pinggang, mual, muntah, kadang-
kadang disertai diare.(9)

b. Sistitis
inflamasi kandung kemih yang disebabkan oleh infeksi bakteri
(biasanya escherichia coli) yang menyebar dari uretra atau karena respon
alergik atau akibat iritasi mekanis pada kandung kemih. Chystitis juga
sering terjadi akibat terkontaminasi saat penggunaan kateter,
Tanda dan gejala ISistitis secara umum adalah nyeri yang sering
dan rasa panas ketika berkemih (disuria), spasame pada area kandung
kemih dan suprapubis, hematuria (disertai darah dalam urin), urgensi
(terdesak rasa ingin berkemih), nokturia (sering berkemih pada malam
hari), piuria (adanya sel darah putih dalam urin), dan nyeri subprapubik.
(10)

c. Prostatisis
Prostat merupakan organ didalam tubuh manusia yang dapat
menimbulkan kelainan seperti, korpora amilasea, perbesaran prostat jinak
(BPH), karsinoma prostat (Ca Prostat), dan infeksi prostat (Prostatitis).
Korpora amilasea adalah bahan sekretorik berprotein yang dihasilkan oleh
epitel kelenjar yang mengalami perubahan bentuk sel. Jika Korpora
amilasea mengendap dan menjadi batu maka menyebabkan perubahan
ukuran prostat.
Prostatitis merupakan penyebab korpora amilasea yang
mengendap. Gejala prostatitis menyebabkan Lower Urinary Tract
Symptoms (LUTS). Pada LUTS terjadi obstruksi dari uretra ke prostat
sehingga mengakibat peradangan prostat. Semakin banyak korpora
amilasea yang tertimbun pada prostat akan menyebabkan peningkatan
derajat keparahan peradangan.(11)

d. Uretritis Gonorrhea
Uretritis Gonore adalah suatu penyakut menular seksual yang
disebabkan oleh Neisseria Gonorrhoeae, suatu bakteri Gram-negatif
diplokokus yang pertama kali diisolasi oleh Neisser pada tahun 1879.
Bakteri ini ditularkan melalui hubungan seksual (genito-genital, genito-
oral maupun genito rektal) dengan orang yang telah terinfeksi dan jarang
ditularkan akibat higiene yang buruk. Urethritis gonore banyak terjadi
pada laki-laki dengan manifestasi klinis yang dijumpai sekret yang purulen
dari meatus penis, inflamasi pada membran mukosa uretra anterior dan
disertai nyeri atau sakit saat berkemih (dysuria) dan juga kencing nanah.
(12)
Uretritis Non Gonore adalah suatu peradangan pada uretra yang
bukan disebabkan oleh infeksi gonokokus tetapi oleh Chlamydia
trachomatis dan Ureaplasma urealyticum dengan gejala seperti discharge
dari penis, rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil dan gatal.(12)

II.9 Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan ISK adalah mencegah dan menghilangkan gejala,
mencegah dan mengobati bakteriemia dan bakteriuria, mencegah dan
mengurangi risiko kerusakan ginjal yang mungkin timbul dengan pemberian
obat-obatan yang sesuai.
a. Pielonefritis
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat
inap untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral
paling sedikit 48 jam. antibiotika intravena sebagai alternatif terapi
awal selama 48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme
penyebabnya apa.
 Ciprofloksasin 500mg diminum 2x1.
Ciprofloksasin merupakan obat antibiotik generik turunan
Quinolon dengan aktivitas antibakteri spektrum luas. Obat ini
bersifat bakterisid dan digunakan untuk pengobatan infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif yang
sensitif terhadap ciprofloxacin seperti infeksi pada saluran kemih,
saluran cerna, dll.(1)
b. Sistitis
Tujuan dan pengobatan infeksi saluran kemih adalah untuk
menurunkan morbiditas berupa simptom, pengangkatan bakteri
penyebab, mencegah agar tidak terjadi rekurensi dan kerusakan
struktur orga n saluran kemih
 Trimetropim-Sulfametoksazol (kotrimoksazol) 960 mg diminum
2x1untuk bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan bakteri
dengan penyebab infeksi.
c. Prostatitis
Penanganan awal pada penyakit ini adalah paracetamol (jika ada
demam) dosis 1000mg , lalu kita rujuk ke dokter Sp.U
d. Uretritirs Gonorre
Pada pengobatan UG dan UNG, semua pasangan seksual berisiko
harus dinilai keparahannya. Cefixime dan ceftriaxone ialah
sefalosporin generasi ketiga yang direkomendasikan sebagai terapi lini
pertama untuk UG. Cefixime diberikan per oral dalam dosis tunggal
sedangkan ceftriaxone diberikan per injeksi intramuskular. Pada
pengobatan UNG, azitromisin dan doksisiklin merupakan terapi lini
pertama yang diberikan per oral.(12)

II.10Komplikasi dan Prognosis


ISK dapat menyebabkan gagal ginjal akut, bakteremia, sepsis, dan
meningitis. Komplikasi ISK jangka panjang adalah parut ginjal,
hipertensi, gagal ginjal, komplikasi pada masa kehamilan seperti
preeklampsia.(5)
Prognosis pada infeksi saluran kemih (ISK) simpleks terbilang
sangat baik, dengan pengobatan antibiotik yang tepat maka penderita
dapat sembuh. Namun ISK dapat terjadi kembali sehingga kita harus
menjaga higienis yang baik.

III. KESIMPULAN
Infeksi yang terjadi pada saluran kemih adalah infeksi oleh bakteri
yang tersering dimana terjadi pada saluran kemih. Dikatan ISK jika
diketahui jumlah bakteri yang terdapat di dalam urin yaitu sekitar >10 5
koloni dari perunit bakteri permililiter (CFU/ml) atau perlapangan
pandang. Adapun jenis infeksi saluran kemih yang tersering adalah
pielonefritis atau infeksi saluran kemih bagian atas dan juga sistitis
adalah infeksi saluran kemih bagian bawah. Tidak semua ISK dapat
menimbulkan gejala, bila menimbulkan gejala biasanya disebut dengan
asimtomatis.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Yullianto, Indrayani M. Pielonefritis Akut. 2017;(Pengalaman Belajar
Lapangan (BPL)):1–66.
2. Berita A. Universitas Muhammadiyah Malang Universitas Muhammadiyah
Malang Arsip Berita. 2011;1–2.
3. Israr YA, Ked S. Author : infeksi saluran kemih. 2009;
4. Yulianto. Pola Kepekaan Antibiotik pada ISK. Univ Indones. 2009;4–23.
5. IDAI. Konsensus Infeksi Saluran Kemih pada Anak. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 2011. 11 p.
6. Ramadani E. Hubungan nitrit urin dengan jumlah leukosit urin pada suspek
ISK. 2017;6–22.
7. Permadi BA. Asuhan Keperawatan Pada..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Kesehatan. 2014;(18):8–23.
8. Francisco ARL. Anatomi Fisiologi Ginjal. J Chem Inf Model.
2013;53(9):1689–99.
9. Belakang L, Traktus I, Serikat A, Anderson S, Kunin M, Anderson S.
8/10/2019 makalah pielonefritis. 2019;1–29.
10. Setiawan A, Saputra A, Dll. Makalah cystitis interstisial. Progr
Keperawatan Univ lmu Malahayati Bandar LampungU. 2017;1–19.
11. Gitleman L. Rubenzani Firdath Hubungan korpora amilase dengan
prostatitis, BPH, dan Karsinima Prostat pada TURP di RSUD arifin
achmad RIAU. Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. 2014;
12. Palenewen J, Mawu FO, Niode NJ. Profil uretritis gonokokus dan uretritis
non gonokokus di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado periode Januari – Desember 2013. e-CliniC. 2016;4(2).

Anda mungkin juga menyukai