PENDIDIKAN KARAKTER
1. Kasus :
Pria Bali yang Begal Payudara-Hendak Perkosa 4 Wanita Baru Dapat Asimilasi
Denpasar - I Putu Adi Pratama Putra alias Doni ditangkap polisi atas kasus pencabulan
begal payudara dan percobaan pemerkosaan terhadap 4 wanita muda di Tabanan, Bali.
Terungkap, Doni ternyata residivis kasus yang sama dan baru dibebaskan pada Juli lalu.
Kapolres Tabanan AKBP Mariochristy Panca Sakti Siregar mengatakan Doni adalah
salah satu napi yang bebas setelah mendapatkan program asimilasi dari Kemenkum HAM
karena pandemi Corona.
"Di samping mengakui perbuatannya, juga terus terang mengaku keluaran LP Tabanan
pada bulan Juli 2020, mendapatkan asimilasi dalam perkara yang sama, TKP-nya di
wilayah Kediri-Tabanan pada tahun 2019," kata AKBP Mariochristy dalam
keterangannya, Kamis (3/12/2020).
Doni ditangkap anggota Polsek Pupuan beberapa jam setelah empat orang wanita muda
melapor karena telah menjadi korban pelecehan seksual. Keempat korban merupakan
warga Kecamatan Pupuan yang berinisial NW ADS, NWWS, NKWS, dan NMS.
Keempat korban mengalami pelecehan seksual pada hari yang sama, yakni Senin (30/11).
Pelaku membuntuti korban yang mengendarai sepeda motor dan memepetnya hingga
terjatuh.
Begitu korban terjatuh, pelaku langsung melakukan kekerasan seksual kepada korban di
jalanan. Dalam rekaman CCTV yang viral di media sosial, tampak pelaku mengejar
korban yang juga melakukan perlawanan. Namun situasi di lokasi terlihat sepi.
"Setelah korban jatuh pelaku mendekati kemudian memeras payudara korban dan
memaksa hendak menyetubuhi korban," kata dia.
Sedianya ada lima orang yang jadi korban. Namun pelaku gagal pada aksi pertamanya.
Kemudian pelaku tetap melanjutkan aksi cabulnya kepada wanita lain hingga 4 orang
menjadi korban.
"Setelah gagal dengan aksi pertamanya pelaku melarikan diri dengan menggunakan
sepeda motor dan menyasar korban lainnya sehingga 4 perempuan muda yang hendak ke
pasar menjadi korban ulah bejat si pelaku," kata dia.
Akibat perbuatannya, pelaku disangkakan Pasal 285 juncto 53 KUHP atau 351 (1) juncto
65 KUHP. Polisi menyita 1 unit sepeda motor warna merah, sebuah tas selempang warna
hitam, dan beberapa lembar pakaian.
Solusi :
Dari kasus diatas, program asimilasi dari Kemenkum HAM sudah baik karena
memberikan kesempatan pada pelaku untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Namun mengingat pelaku adalah residivis kasus yang sama. Maka sebaiknya pihak
berwajib memberikan hukum pidana untuk pelaku untuk membuat pelaku jera akan
tindakannya tersebut. Selain membuat pelaku jera, bila adanya hukum pidana akan kasus
tersebut maka akan menekan pengurangan tindakan/kasus yang sama pada oknum-oknum
yang lain yang akan membuat seseorang berfikir dua kali untuk melakukan tindakan
tersebut dan tidak menyepelekan karena adanya hukum pidana. Komnas Perlindungan
Anak dan Perempuan harusnya lebih tegas dan memberikan perhatian lebih dalam kasus
ini.
2. Kasus :
Pelecehan pada sosisal media, Bareskrim Polri Ingatkan Kaum Perempuan Rawan Jadi
Korban Kejahatan Siber
Pelaku memiliki beragam modus untuk menjebak korbannya melalui internet. Bisa
menggunakan foto korban untuk melakukan penipuan hingga mengakses ruang privat di
dalam sebuah gawai.
Himawan mengingatkan agar para pengguna internet khususnya kaum perempuan, perlu
mewaspadai kebocoran data pribadi. Sebab belakangan banyak beragam kejahatan
melalui investasi bodong, pinjaman online ilegal hingga penipuan berkedok lelang.
"Hanya masyarakat yang dapat melindungi sendiri. Saya mengingatkan agar berhati-hati
dalam membagikan data pribadi dalam tingkat platform yang ada," ujar dia.
"Beberapa kegiatan kita dipublish ke internet secara tidak sadar dan dapat mengundang
kejahatan," Himawan mengungkapkan.
Sejauh ini Polri terus berupaya menindak para pelaku kejahatan siber. Harapan ke depan,
penyempurnaan Undang-Undang ITE perlu dilakukan agar semakin melindungi para
pengguna dari beragam tindak kejahatan di internet.
Solusi :
Sosial media (sosmed) saat ini memang menjadi sarana yang dirasa paling efektif dan
menjadi favorit banyak orang untuk bersosialisasi. Namun tetap berhati-hatilah karena
pelecehan seksual bisa berupa coment-coment yang tidak senonoh , mengkopi foto lalu
dibuat akun palsu seolah-olah kamu cewek murahan, bahkan kasus pemerkosaan. Hal ini
terjadi karena banyak wanita muda yang mudah tertipu ketika berkenalan lewat jejaring
sosial. Hal yang bisa dilakukan untuk menghindari pelecehan – pelecehan social ini ialah
dengan membatasi pertemanan ataupun bijak dalam memilih teman di media social
dengan menggunakan fitur privasi akun , tidak mengupload foto ataupun konten yang
mungkin bisa mengundang hasrat nafsu dari lelaki , selalu menjaga privasi akun dan
nomor pribadi agar tidak tersebar secara luas sehingga mengakibatkan pelaku lebih
mudah untuk mengakses profil diri anda , dan jangan lah dengan mudah bertemu pada
orang yang ditemui pada social media tanpa mengetahui latar belakang nya.