Oleh kelompok 3:
Ni Luh Trisna Candra Dewi (1910531029)
Gusti Ayu Putri Mei Ulianti (1910531030)
Hermanto (1910531034)
Reinaldus Trivankri Gyvalista (1910531046)
I Made Maha Wira pendit (1910531048)
Rosurya Situmorang (1910531055)
Semakin meningkatnya kebutuhan air dalam rangka intensifikasi dan perluasan areal
persawahan (ekstensifikasi), serta terbatasnya persediaan air untuk irigasi dan keperluan-
keperluan lainnya, terutama pada musim kemarau, maka penyaluran dan pemakaian air
Pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya air
di suatu wilayah daerah aliran sungai. Pengukur kecepatan aliran air dapat di jadikan
sebagai sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui
pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada. Maka dari pada itu perlu
bangunan dengan memperhatikan besarnya debit puncak (banjir) dan data debit minimum
yang diperlukan untuk pemanfaatan air terutama pada musim kemarau. Sehingga dengan
adanya data debit tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang
sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat
debit maksimum dan kekeringan atau defisit air pada saat musim kemarau panjang.
Keterangan:
Q = debit air
b = lebar ambang
h = tinggi permukaan air
2. Sekat Ukur Thomson
Pengukuran menggunakan sekat ukur Thomson lazim digunakan untuk mengukur
debit air yang relatif kecil.
3. Alat Ukur Parshall Flume
Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan, yang artinya
debit air diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang menyempit
(tenggorokan) dengan bagian dasar yang direndahkan.
4. Bangunan Ukur Cipoletti
Prinsip kerja bangunan ukur Cipoletti di saluran terbuka adalah menciptakan
aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada
hubungan tunggal antara head dengan debit.
b. Pengukuran debit air secara tidak langsung
1. Pelampung
Terdapat dua tipe pelampung yang digunakan yaitu: (1) pelampung permukaan,
dan (2) pelampung tangkai. Tipe pelampung tangkai lebih teliti dibandingkan tipe
pelampung permukaan. Pada permukaan debit dengan pelampung dipilih bagian
sungai yang lurus dan seragam, kondisi aliran seragam dengan pergolakannya
seminim mungkin. Kecepatan aliran permukaan ditentukan berdasarkan rata-rata yang
diperlukan pelampung menempuh jarak tersebut. Sedang kecepatan rata-rata didekati
dengan pengukuran kecepatan permukaan dengan suatu koefisien yang besarnya
tergantung dari perbandingan antara lebar dan kedalaman air. Koefisien kecepatan
pengaliran dari pelampung permukaan sebagai berikut.
B/H 5 10 15 20 30 40
Percobaan Waktu
Pelampung
Hingga ke garis 4.2 Data Hasil
finish (s)
1 20,10
20,23
19,75
2 20,04
19,64
18,26
3 20,11
18,35
21,22
4.3 Pembahasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Edijatno, dkk. 2018. Irigasi dan Bangunan Air. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November
Apriyanto, Dwi Priyo. Sistem Pemberian Kebutuhan Air Untuk Lahan Pertanian. USM
Surakarta: Fakultas Pertanian.
Sari, Dwi Meyta, dkk. 2020. Efisiensi irigasi berdasarkan kondisi saluran di daerah irigasi
Punggur Utara. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung. 37-39.
Alfian, Rizqan. 2015. Laporan Observasi Pengukuran Debit Air Saluran Irigasi. Makalah