Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN DEBIT DAN EFISIENSI PADA SALURAN TERBUKA

Oleh kelompok 3:
Ni Luh Trisna Candra Dewi (1910531029)
Gusti Ayu Putri Mei Ulianti (1910531030)
Hermanto (1910531034)
Reinaldus Trivankri Gyvalista (1910531046)
I Made Maha Wira pendit (1910531048)
Rosurya Situmorang (1910531055)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan unsur terpenting dalam pengelolaan dan pemeliharaan pertanian.

Semakin meningkatnya kebutuhan air dalam rangka intensifikasi dan perluasan areal

persawahan (ekstensifikasi), serta terbatasnya persediaan air untuk irigasi dan keperluan-

keperluan lainnya, terutama pada musim kemarau, maka penyaluran dan pemakaian air

harus dilaksanakan secara lebih efisien dan efektif.

Pengukuran debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumber daya air

di suatu wilayah daerah aliran sungai. Pengukur kecepatan aliran air dapat di jadikan

sebagai sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui

pendekatan potensi sumber daya air permukaan yang ada. Maka dari pada itu perlu

dilakukan pengukuran debit di saluran.

Informasi mengenai besarnya debit aliran sungai membantu dalam merancang

bangunan dengan memperhatikan besarnya debit puncak (banjir) dan data debit minimum

yang diperlukan untuk pemanfaatan air terutama pada musim kemarau. Sehingga dengan

adanya data debit tersebut pengendalian air baik dalam keadaan berlebih atau kurang

sudah dapat diperhitungkan sebagai usaha untuk mengurangi dampak banjir pada saat

debit maksimum dan kekeringan atau defisit air pada saat musim kemarau panjang.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut.
1. Mengetahui cara mengukur debit air di lapangan dengan metode pelampung dan
menggunakan current meter, beserta peralatan yang digunakan
2. Mengetahui cara mengukur variabel – variabel untuk perhitungan efisiensi pengaliran
3. Untuk menentukan efisiensi dan reduksi penyaluran air irigasi pada saluran yang
terdapat di Daerah Irigasi
1.3 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari praktikum ini sebagai berikut.
1. Dapat mengetahui dan menjelaskan cara menghitung debit suatu aliran irigasi sungai
2. Dapat menghitung dan mengetahui efisiensi suatu aliran irigasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Debit Air Saluran
Debit adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu. Pengukuran debit air sangat dipengaruhi
oleh kecepatan arus air. Kecepatan arus yang berkaitan dengan pengukuran debir air
ditentukan oleh kecepatan gradien permukaan, tingkat kekasaran, kedalaman, serta
lebarnya perairan.
Data debit atau aliran sungai merupakan informasi yang paling penting bagi pengelola
sumber daya air. Data debit aliran kecil diperlukan untuk perencanaan alokasi
(pemanfaatan) air untuk berbagai keperluan terutama pada musim kemarau panjang.
Debit rata-rata tahunan dapat memberikan gambaran potensi sumber daya air yang dapat
dimanfaatkan dari suatu daerah aliran sungai.
Menurut Harsoyo (1977) Metode pengukuran debit dilakukan dengan dua metode,
yaitu pengukuran debit secara langsung dan pengukuran debit secara tidak langsung.
a. Pengukuran debit secara langsung.
Dalam pengukuran debit air secara langsung digunakan beberapa alat pengukur
yang langsung dapat menunjukkan ketersediaan air dalam pengairan bagi penyaluran
melalui jaringan-jaringan yang telah ada atau telah dibangun. Dalam hal ini berbagai
alat pengukur yang telah biasa digunakan yaitu :
1. Alat Ukur Pintu Romin
Pengukuran debit air dengan pintu ukur romijin yaitu dengan menggunakan
Q= 1,71 b h3/2
rumus:

Keterangan:
Q = debit air
b = lebar ambang
h = tinggi permukaan air
2. Sekat Ukur Thomson
Pengukuran menggunakan sekat ukur Thomson lazim digunakan untuk mengukur
debit air yang relatif kecil.
3. Alat Ukur Parshall Flume
Alat ukur tipe ini ditentukan oleh lebar dari bagian penyempitan, yang artinya
debit air diukur berdasarkan mengalirnya air melalui bagian yang menyempit
(tenggorokan) dengan bagian dasar yang direndahkan.
4. Bangunan Ukur Cipoletti
Prinsip kerja bangunan ukur Cipoletti di saluran terbuka adalah menciptakan
aliran kritis. Pada aliran kritis, energi spesifik pada nilai minimum sehingga ada
hubungan tunggal antara head dengan debit.
b. Pengukuran debit air secara tidak langsung
1. Pelampung
Terdapat dua tipe pelampung yang digunakan yaitu: (1) pelampung permukaan,
dan (2) pelampung tangkai. Tipe pelampung tangkai lebih teliti dibandingkan tipe
pelampung permukaan. Pada permukaan debit dengan pelampung dipilih bagian
sungai yang lurus dan seragam, kondisi aliran seragam dengan pergolakannya
seminim mungkin. Kecepatan aliran permukaan ditentukan berdasarkan rata-rata yang
diperlukan pelampung menempuh jarak tersebut. Sedang kecepatan rata-rata didekati
dengan pengukuran kecepatan permukaan dengan suatu koefisien yang besarnya
tergantung dari perbandingan antara lebar dan kedalaman air. Koefisien kecepatan
pengaliran dari pelampung permukaan sebagai berikut.

B/H 5 10 15 20 30 40

V/Vs 0.98 0.95 0.92 0.90 0.87 0.85

2. Pengukuran dengan Current meter


Alat ini terdiri dari flow detecting unit dan counter unit. Aliran yang diterima
detecting unit akan terbaca pada counter unit, yang terbaca pada counter unit dapat
merupakan jumlah putaran dari propeller maupun langsung menunjukkan kecepatan
aliran, aliran dihitung terlebih dahulu dengan memasukkan dalam rumus yang sudah
dibuat oleh pembuat alat untuk tiap – tiap propeller. Pada jenis yang menunjukkan
langsung, kecepatan aliran yang sebenarnya diperoleh dengan mengalihkan factor
koreksi yang dilengkapi pada masing-masing alat bersangkutan. Propeler pada
detecting unit dapat berupa : mangkok, bilah dan sekrup. Bentuk dan ukuran propeler
ini berkaitan dengan besar kecilnya aliran yang diukur.
Debit aliran dihitung dari rumus :
Q=VxA
Keterangan:
V = Kecepatang aliran
A = Luas penampang
2.2 Irigasi
Irigasi adalah usaha untuk memperoleh air yang menggunakan bangunan dan saluran
buatan untuk keperluan produksi pertanian. Irigasi berarti mengalirkan air secara buatan
dari sumber air yang tersedia kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan
tanaman. Dengan demikian tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara teratur sesuai
kebutuhan tanaman pada saat persediaan lengas tanah tidak mencukupi untuk mendukung
pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh secara normal. Pemberian air
irigasi yang efisien selain dipengaruhi oleh tatacara aplikasi, juga ditentukan oleh
kebutuhan air guna mencapai kondisi air tersedia yang dibutuhkan tanaman.
Adapun fungsi irigasi yaitu:
a. Memasok kebutuhan air tanaman
b. Menjamin ketersediaan air apabila terjadi betatan
c. Menurunkan suhu tanah
d. Mengurangi kerusakan akibat frost (pembekuan)
e. Melunakkan lapis keras pada saat pengolahan tanah
Efisiensi irigasi menunjukkan angka daya guna pemakaian air yaitu merupakan
perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air yang diberikan yang
dinyatakan dalam persen (%). Dengan asumsi bahwa jika angka kehilangan air naik maka
efisiensi akan turun dan begitu juga sebaliknya. Menurut Secara fisik hal pertama yang
mempengaruhi efisiensi adalah kondisi dari saluran itu sendiri. Selain itu secara teoritis,
parameter yang berpengaruh terhadap nilai efisiensi antara lain rembesan dan bocoran,
bentuk penampang saluran dan jenis material, evaporasi, sedimentasi dan longsoran.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum pengukuran debit air di saluran terbuka dilakukan di disaluran irigasi
Kabupaten Tabanan. Praktikum dilakukan pada hari minggu tanggal 17 Oktober 2021
pukul 07.30 WITA sampai dengan selesai.

3.2 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini sebagai berikut.
1. Roll meter/ meteran
2. Flowmeter
3. Pelampung
4. Stop watch
5. Alat tulis

3.3 Prosedur Kerja


Cara kerja untuk praktikum ini sebagai berikut.
1. Pilih saluran terbuka yg lurus dan seragam dengan panjang ± 10-15 m (L) waktu yg
ditempuh pelampung utk jarak tersebut tidak boleh lebih dari 20 detik, dan paling
sedikit lebih panjang dibanding dengan lebar aliran.
2. Ukur waktu yang diperlukan pelampung untuk melintas dari titik di hulu sampai titik
di hilir yang telah ditentukan (t)
 Dalam pelepasan pelampung harus diingat bahwa pada waktu pelepasannya
pelampung tidak stabil
 Perhitungan kecepatan tidak dapat dilakukan pada saat pelampung baru
dilepaskan
 Keadaan stabil akan dicapai ± 5 detik sesudah pelepasannya.
 Kecepatan pelampung permukaan adalah : Vs = L / t
3. Ukur luas penampang saluran sebagai rata–rata dari luas penampang pada tiga titik
dari saluran yang dilalui pelampung tersebut.
 Koefisien kecepatan pengaliran dari pelampung permukaan adalah:
B/H 5 10 15 20 30 40
V/Vs 0.98 0.95 0.92 0.90 0.87 0.85
Keterangan.
L : Panjang saluran yang diukur
t : waktu yang diperlukan untuk melintasi saluran sepanjang L
Vs : kecepatan pengaliran dari pelampung permukaan
V : kecepatan pengaliran rata-rata
 Luas penampang saluran diperoleh dengan membuat profil penampang
melintangnya
 Luas penampang saluran merupakan jumlah luas tiap bagian (segmen) dari
profil yang terbuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Saluran

Percobaan Waktu
Pelampung
Hingga ke garis 4.2 Data Hasil
finish (s)
1 20,10
20,23
19,75
2 20,04
19,64
18,26
3 20,11
18,35
21,22

4.3 Pembahasan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Edijatno, dkk. 2018. Irigasi dan Bangunan Air. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November
Apriyanto, Dwi Priyo. Sistem Pemberian Kebutuhan Air Untuk Lahan Pertanian. USM
Surakarta: Fakultas Pertanian.
Sari, Dwi Meyta, dkk. 2020. Efisiensi irigasi berdasarkan kondisi saluran di daerah irigasi
Punggur Utara. Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik Universitas Lampung. 37-39.
Alfian, Rizqan. 2015. Laporan Observasi Pengukuran Debit Air Saluran Irigasi. Makalah

Anda mungkin juga menyukai