Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MANAJEMEN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RUANG


HEMODIALISA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BATANG

Disusun Oleh:

1. Lailul Muna [20161257]


2. Siti Nurul Nikmah [20161303]
3. Sri Trisnawati [20161304]
4. Tri Windayani [20161305]
5. Uni Shaela [20161306]

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KENDAL
2018/2019
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Manajemen Cairan dan Elektrolit Pada Pasien
Chronic Kidney Disease Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Batang

A. Pokok Bahasan : Manajemen Cairan dan Elektrolit

B. Sub Pokok Bahasan :


1) Pengaturan kebutuhan cairan penderita gagal ginjal kronik
2) Pengaturan kebutuhan elektrolit penderita gagal ginjal kronik
3) Petunjuk bagi pasien yang menjalani hemodialisis untuk menjaga cairan

C. Sasaran : Klien dan keluarga klien dengan chronic kidney disease

D. Waktu : ± 30 menit

E. Tempat : Ruang hemodialisa RSUD Batang

F. Hari / Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

G. Tujuan Penyuluhan :
1. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, diharapkan sasaran mampu
mengetahui tentang manajemen cairan dan elektrolit untuk penderita chronic kidney
disease.

2. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)


a. Memahami dan menjelaskan pengaturan kebutuhan cairan pada penderita gagal
ginjal kronik
b. Memahami dan menjelaskan pengaturan kebutuhan elektrolit bagi penderita
gagal ginjal kronik.
c. Memahami dan menyebutkan petunjuk bagi pasien yang menjalani hemodialisis
untuk menjaga cairan

1
H. Kegiatan

No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


langkah

1 Pendahuluan 5 menit a. Memberi salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri b. Menanggapi perkenalan

c. Menjelaskan maksud dan c. Mendengarkan dan


tujuan memperhatikan

d. Kontrak waktu d. Menanggapi dan


menyepakati kontrak
waktu

e. Memberi pertanyaan kepada e. Menjawab pertanyaan


klien/apersepsi

2 Pelaksanaan 10 menit a. Menjelaskan materi a. Menyimak dan


kegiatan penyuluhan secara berurutan mendengarkan dengan
dan teratur. Materi: seksama
1) Pengaturan kebutuhan
cairan penderita gagal
ginjal kronik
2) Pengaturan kebutuhan
elektrolit penderita gagal
ginjal kronik
3) Petunjuk bagi pasien yang
mejalani hemodialisis
untuk menjaga cairan
b. Memperhatikan respon klien b. Memberikan respon

3 Evaluasi 10 menit a. Memberi kesempatan klien a. Bertanya


untuk bertanya
b. Menanyakan kembali materi b. Menjawab
c. Memberi reinforcement positif c. Membalas
reinforcement

d. RTL: d. Menjawab RTL


Meminta klien menyebutkan
kebutuhan cairan per hari bagi
penderita gagal ginjal kronik

4 Penutup 5 menit a. Meminta/memberi pesan dan a. Memberikan pesan dan


kesan kesan
b. Menyimpulkan materi b. Mendengarkan
c. Mengakhiri materi c. Memperhatikan
d. Mengucapkan terimakasih dan d. Menjawab salam
salam

I. Metode : Ceramah, tanya jawab

J. Media : Leaflet

2
K. Materi : Terlampir

L. Evaluasi
Pertanyaan :
1. Menjelaskan kebutuhan cairan penderita gagal ginjal kronik
2. Menyebutkan pantangan asupan cairan
3. Menyebutkan pantangan asupan natrium
4. Menyebutkan dua dari petunjuk bagi pasien yang menjalani hemodialisis untuk
menjaga cairan

M. Daftar Pustaka
Bote. 2009. Keseimbangan Cairan Tubuh. Diakses tanggal 23 Maret 2019.
http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/11/
Mansjoer, Arif., dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Moore, Lisa, MD. 2005. Keseimbangan Cairan Tubuh. Diakses tanggal 23 Maret 2019.
www.e-medicine.com
Prawirohardjo, Sarwono. 1994. Faal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Wikyasastro, Hanifa. 1997. Faal Tubuh. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Lampiran Materi

3
Manajemen Cairan dan Elektrolit pada Pasien Chronic Kidney Disease

A. Pengaturan Kebutuhan Cairan


Air adalah komponen pembentuk tubuh yang paling banyak jumlahnya. Pada orang
dewasa kurang lebih 60% berat badan adalah air (air dan elektrolit). Pembatasan cairan
perlu dilakukan seiring dengan menurunnya kemampuan ginjal. Karena jika pasien gagal
ginjal kronik mengkonsumsi terlalu banyak cairan, maka cairan yang ada akan
menumpuk didalam tubuh sehingga dapat menyebabkan edema (pembengkakan). Oleh
sebab itu agar tidak terjadi penumpukan cairan maka jumlah cairan yang boleh
dikonsumsi dalam satu hari yaitu sebanyak: 500 cc + jumlah urin dalam satu hari.
Perlu diingat juga bahwa makanan yang berkuah seperti sup, ice cream, susu, syrup,
yoghurt, juga dihitung sebagai cairan.
Penderita gagal ginjal kronik telah berkurang fungsi pengolahan cairannya, sehingga
jumlah cairan harus dibatasi. Cairan yang masuk kedalam tubuh harus seimbang dengan
cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Seringkali penderita gagal ginjal kronik memerlukan
tambahan diuretic untuk mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh.
Pantangan besar:
1. Air kelapa
2. Minuman isotonic
Dengan perhatian khusus: Kopi, susu, teh, lemon tea.

B. Pengaturan Kebutuhan Elektrolit


1. Natrium
Di dalam tubuh, natrium dibutuhkan tubuh bekerjasama dengan kalium untuk
mengatur tekanan darah. Terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
tinggi natrium menyebabkan kita menjadi banyak minum, padahal asupan cairan pada
pasien gagal ginjal kronik perlu dibatasi. Asupan garam yang dianjurkan sebelum
dialysis antara 2,5 – 5 gram/hari.

Pantangan besar:
a. Makanan dan minuman kaleng (Na benzoate)

4
b. Manisan dan asinan
c. Keripik
d. MSG/Vetsin/Moto (Mono Natrium Glutamat)
e. Ikan asin dan daging asap
Perhatian khusus: Garam (makanan tidak boleh terlalu asin)

2. Kalium
Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada beberapa
pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan kalium dari
makanan yang berlebih atau obat-obatan yang diberikan. Pembatasan asupan kalium
dianjurkan bila kadar kalium dalam darah > 5,5 mEq. Asupan kalium yang dianjurkan
adalah 40 mg/kg BB/hari.
Pantangan:
a. Pisang, mangga
b. Tomat, bayam
c. Umbi-umbian
Dengan perhatian khusus:
a. Sayuran rebus, timun, jamu
b. Kacang dan produk olahannya
Relatif aman:
a. Pare, lobak, bawang merah, bawang putih
b. Selada, seledri, tauge
c. Apel, dan pir

3. Fosfat
Pada penderita gagal ginjal kronik akan terjadi penumpukan fosfat dalam darah.
Dokter akan memberikan pengikat fosfot untuk mengurangi penumpukan fosfot. Diet
fosfot sangat berbeda untuk masing-masing individu, dan diet fosfot tidak boleh
terlalu ketat karena dapat menyebabkan kekurangan protein. Dalam hal diet fosfot ini
anda harus berkonsultasi dengan dokter anda. Namun secara umum diet fosfot ini
adalah:
Dengan perhatian khusus:
a. Susu (maksimal 150 ml/hari)

5
b. Jeroan, hati
c. Kerang, ikan kering, dan ikan asin
d. Coklat dan kacang
Relatif aman:
a. Ikan segar
b. Daging tanpa lemak (Dada ayam tanpa kulit)

C. Petunjuk bagi Pasien yang Menjalani Hemodialisis untuk Menjaga Cairan.


Ada beberapa petunjuk bagi pasien untuk menjaga cairan tubuh pada pasien yang
menjalani hemodialisa.
1. Menggunakan sedikit garam (maksimal 1 sendok the garam dalam sehari) dalam
makanan dan hindari menambahkan garam makanan.
2. Menggunakan bumbu dari rempak-rempah.
3. Menghindari dan batasi penggunaan makanan olahan.
4. Menghindari makanan yang mengandung monosodium glutamate/micin/moto (mie
instan, aneka fast food/junk food/frozen food, bakso, makanan yang diberi
micin/moto)
5. Mengukur tambahan cairan dalam tempat tertentu.
6. Membagi jumlah cairan rata dalam sehari.
7. Menggunakan gelas kecil (ukuran 250 cc) bukan gelas besar.
8. Setiap minum hanya setengah gelas besar (gelas ukuran 500 cc).
9. Es batu kubus bisa membantu untuk mengurangi rasa haus. Satu es batu kubus sama
dengan 30 ml air (2 sendok makan).
10. Membilas mulut dengan berkumur, tetapi airnya tidak ditelan.
11. Merangsang produksi saliva, dengan menghisap irisan jeruk lemon/jeruk bali, permen
karet rendah kalori.
12. Minum obat jika perlu
13. Ketika pergi, menjaga tambahan cairan seperti ekstra minum ketika bersosialisasi
14. Penting untuk menjaga pekerjaan/kesibukan
15. Cek berat badan tiap hari sebelum makan pagi, akan membantu untuk mengetahui
tingkat cairan antar hemodialysa.

6
7

Anda mungkin juga menyukai