Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat
sementara,dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu
variable yang mempengaruhi fertilitas.
(Sarwono Prawirohardjo :889)

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara ataupun


menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara mekanis,
menggunakan obat atau alat, atau dengan operasi.
(Kapita Selekta kedokteran : 350)
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran .
(Depkes RI, 1999; 1)
KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang
diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran.
(Hartanto, 2004; 27)

2. Jenis Alat Kontrasepsi

Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaan kontrasepsi, yaitu :


a. Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia dibawah 20 tahun dianjurkan
menunda kehamilannya.
1) Ciri- ciri kontrasepsi yang diperlukan :
- Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum mempunyai anak.
- Efektivitas yang relative tinggi, penting karena dapat menyebabkan kehamilan
risiko tinggi.
2) Kontrasepsi yang sesuai : pil, alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) mini, cara
sederhana.
3) Alasan :
- Usia dibawah 20 tahun adalah usia dimana sebaiknya tidak mempunyai anak
dulu.
- Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta masih muda.
- Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan mud masih
sering berhubungan (frekuensi tinggi) sehingga akan mempunyai angka
kegagalan yang tinggi.
- Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak dapat dianjurkan
terutama pada akseptor dengan kontraindikasi terhadap pil oral.
b. Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri berusia 20-30 tahun
adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak dengan jarak kehamilan 3-4 tahun.
1) Ciri ciri kontrasepsi yang diperlukan :
- Reversibilitas cukup tinggi.
- Efektivitas cukup tinggi karena akseptor masih mengharapkan mempunyai
anak.
- Dapat dipakai 3-4 tahun.
- Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
2) Kontrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik,cara sederhana, susuk KB,
kontrasepsi mantap.
3) Alasan :
- Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan .
- Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan AKDR sebagai
pilihan utama.
- Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun tidak atau
kurang berbahaya karena akseptor berada pada usia yang baik untuk
mengandung dan melahirkan.
c. Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri diatas 30 tahun,
dianjurkan untuk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak.
1) Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
- Efektivitas sangat tinggi karena kegagalan dapat menyebabkan kehamilan
dengan risiko tinggi bagi ibu dan anak.
- Reversibilitas rendah.
- Dapat dipakai untuk jangka panjang
- Tidak menambah kelainan yang ada.
2) Kontrasepsi yang sesuai : kontrasepsi mantap (tubektomi/vasektomi), susuk KB,
AKDR Suntikan, pil, dan cara sederhana.
3) Alasan :
- Ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi atau tidak punya
anak lagi karena alasan medis.
- Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
- Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relative lebih baik
dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR.
- Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbul efek samping dan komplikasi.

3. Metode Kontrasepsi
A. Kontrasepsi Alamiah
Dalam menggunakan kontrasepsi alamiah, dianjurkan untuk tidak menggunakan salah
satu metode, tapi mengkombinasikan keduanya.
1. Pantang Berkala , prinsip system ini tidak melakukan senggama pada masa subur.
Ovulasi terjadi 14 kurang lebih 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan
dating. Ovum mempunyai kemampuan untuk dibuahi dalam 24 jam setelah
ovulasi. Yang disebut masa subur atau “ fase ovulasi ” terjadi mulai 48 jam
sebelum ovulasi hingga 24 jam setelah ovulasi terjadi. Untuk menetapkan saat
ovulasi, metoda yang dianjurkan ialah metoda lendir serviks, metoda suhu tubuh
basal, dan palpasi serviks dengan pencatatan yang teratur. Metoda tradisional dan
paling sederhana ialah metoda irama yang didasarkan pada perhitungan
matematika, dengan cara : (1) untuk mengidentifikasi masa subur, akseptor
pertama-tama mencatat panjang soklus haid sekurang-kurangnya selama 6 siklus.
Selama saat ini, akseptor dianjurkan menggunakan metoda kontrasepsi lain. (2)
dari jumlah hari pada siklus terpanjang,kurangi dengan 11. Ini menunjukkan hari
subur terakhir dalam siklus haid tersebut. (3) dari jumlah hari siklus terpendek,
kurangi 8. Ini menunjukkan hari subur pertama dalam siklus haid tersebut.
2. Metoda Lendir Serviks, dalam metoda ini dilakukan penilaian lendir serviks. Sifat
cairan vagina bervariasi selama siklus haid. Lendir di vagina diperika dengan cara
memasukkan jari tangan klien sendiri ke dalam vagina dan mencatat bagaimana
lendir itu dirasakan setiap hari.
Pola Lendir yang Khas, setelah haid berakhir, umumnya wanita mengalami
beberapa hari tidak ada lendir dan daerah vagina dirasakan kering. Ini dikenal
sebagai hari- hari kering. Setelah itu, seseorang wanita mulai melihat adanya
lendir. Lendir itu secara khas lengket, seperti bubur atau rapu. Warnanya
bervariasi dari kuning sampai putih. Karena lendir ini tidak seberapa lembab,
daerah vagina masih dirasakan kering atau seperti lengket. Bila terdapat lendir
jenis apapun sebelum ovulasi, saat-saat ini dianggap sebagai masa subur.
Walaupun lendir tersebut lengket dengan tipe seperti bubur, hari-hari subur telah
dimulai karena jenis lendir yang basah disalam leher Rahim mungkin telah ada.
Cara kerja :
(1) Bila pasangan menginginkan kehamilan ; (a) Bila pasangan menginginkan
kehamilan, mereka harus melakukan senggama saat saat dimana lendirnya
dirasakan elastis, basah dan licin dalam satu siklus haidnya. (b) Bila ia tidak
hamil bulan itu, ia harus memonitor lendir suburnya sehingga pasangan itu
tahu kapan mereka harus melakukan senggama.
(2) Bila pasangan tidak menginginkan kehamilan : (a) sebelum ovulasi, senggama
dapat dilakukan pada selang semalam hari-hari kering. Hal ini disebut sebagai
aturan hari kering bergantian. Suatu hari kering adalah hari saat tidak
didapatkan lendir dan sensasi vagina menjadi kering. Pembatas senggama
selama selang sehari kering memberi kesempatan bagi semen untuk keluar
dari vagina selama hari pantang dan membedaknya dengan lendir jenis subur.
Bila setelah hari pantang vagina kering lagi,senggama boleh dilakukan. (b)
Hari pertama adanya lendir jenis apapun atau sensasi basah pada vagina
merupakan mulainya fase subur. Pantang senggama dilakukan sampai fase
subur ini berakhir. Ini disebut aturan lendir awal. (c) Pantang senggama harus
dilakukan hingga 3 hari 3 malam sampai pagi hari keempat setelah hari
puncak. Pada pagi hari keempat setelah hari puncak, fase tidak subur dimulai.
Senggama boleh dilakukan sampai siklus haid berakhir dan perdarahan haid
dimulai lagi. Ini disebut sebagai aturan hari puncak.
3. Metoda Suhu Tubuh Basal
Cara kerja:
Hormon progesteron, yang di sekresi korpus luteum setelah ovulasi bersifat
termogenik atau memproduksi panas. Ia dapat menaikkan suhu tubuh 0,05 derajat
celcius sampai 0,2 derajat celcius dan mempertahankannya pada tingkat ini
sampai saat haid berikutnya.Peningkatan suhu tubuh ini disebut sebagai
peningkatan termal dan ini merupakan dasar dari Metoda Suhu Tubuh Basal.
Petunjuk penggunaan :
Pantang dimulai pada hari pertama haid dan diakhiri saat diterapkan Aturan
Peningkatan Termal. Untuk menerapkan Aturan Peningkatan Termal, harus
diambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Selama siklus haid, klien mengukur suhu tubuhnya setiap pagi (kira-kira
pada waktu yang sama) dan mencatat suhu tubuhnya pada lembar yang
telah disediakan.
2. Dengan menggunakan pencatatan suhu tubuh pada lembar tersebut, ia
mengidentifikasi suhu tertinggi dari suhu ‘normal, rendah’ (suhu tubuh
harian yang dicatat dengan pola khusus) selama 10 hari pertama dari siklus
haid, dengan mengesampingkan suhu tubuh tinggi yang abnormal akibat
demam atau gangguan lainnya.
3. Tariklah sebuah garis 0,05 derajat celcius diatas suhu tertinggi dari 10 suhu
tersebut.
4. Tunggu 3 hari dari suhu yang lebih tinggi untuk memulai senggama. Fase
tidak subur dimulai pada malam ketiga dari 3 hari berturut-turut dengan
suhu diatas garis suhu.
5. Bila salah satu dari ketiga suhu tersebut turun selama 3 hari penghitungan,
ini mungkin tanda ovulasi belum terjadi. Jadi klien harus menunggu sampai
di dapat 3 hari berturut-turut dengan suhu tubuh diatas garis suhu sebelum
memulai senggama.
6. Setelah fase tidak subur dimulai, klien tidak perlu lagi mencatat suhu tubuh.
Ia dapat berhenti mencatat sampai siklus haid berikutnya.
Bila pasangan tidak menghendaki anak, mereka harus pantang melakukan
senggama mulai awal siklus haid sampai hari ke tiga dari tiga hari
berturut-turut dengan suhu tubuh di atas garis suhu.
B. Kontrasepsi Barier
1. KB Kondom
1) Pengertian Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai
bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi
hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet
sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang
digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02
mm.
2) Jenis Kondom
Ada beberapa jenis kondom, di antaranya:
a. Kondom biasa
b. Kondom berkontur (bergerigi)
c. Kondom beraroma
d. Kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada
namun belum populer.
3) Cara Kerja Kondom
Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:
a. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
b. Sebagai alat kontrasepsi.
c. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transisi mikroorganisme penyebab
(IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS) dari satu pasangan kepada pasangan
yang lain (khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil).
4) Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara
kontrasepsi dan nonkontrasepsi.
Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:
a. Efektif bila pemakaian benar.
b. Tidak mengganggu produksi ASI.
c. Tidak mengganggu kesehatan klien.
d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
e. Ekonomis/Murah dan tersedia di berbagai tempat.
f. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
g. Metode kontrasepsi sementara
Manfaat kondom secara nonkontrasepsi antara lain:
a. Peran serta suami untuk ber-KB.
b. Mencegah penularan IMS.
c. Mencegah ejakulasi dini.
d. Mengurangi insidensi kanker serviks.
e. Adanya interaksi sesama pasangan.
f. Mencegah imuno infertilitas.
5) Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara
lain:
a. Efektivitas tidak terlalu tinggi.
b. Tingkat efektivitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
c. Adanya pengurangan sensitivitas pada penis.
d. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
e. Perasaan malu membeli di tempat umum.
f. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.

2. KB Diafragma
Difragma adalah mangkuk karet yang fleksibel dengan pinggir yang mudah
dibengkokkan dan disisipkan dibagian atas vagina, mencegah sperma masuk ke
saluran reproduksi bagian atas, untuk mencegah terjadinya konsepsi. Supaya
efektif, hendaknya dipakai jelly atau krim kontrasepsi, untuk membunuh sperma.
Diafragma harus tetap tinggal didalam vagina selama 6 jam setlah melakukan
hubungan seksual. Untuk menggunakan diafragma, perlu diperiksa dahulu ukuran
diafragma yang sesuai.

3. Obat Spermatisid
Preparat spermatisid terdiri dari 2 komponen , yakni zat kimiawi yang
mampu mematikan sperma dan vehikulum yang dipakai untuk membuat tablet,
krim atau jelly. Spermatisid vaginal dipakai di vagina untuk menginaktifkan
sperma sebelum melewati serviks Karena mengandung bahan yang akan merusak
membrane sel sperma dan mempengaruhi mobilitas dan kemampuan sperma
membuahi ovum. Spermatisid diletakkan di vagina sebelum senggama. Macam-
macam obat spermatisid dan penggunaannya :
1. Suppositoria : Lorofin suppositoria, rendel pessaries. Suppositorium
dimasukkan sejauh mungkin ke dalam vagina sebelum senggama. Obat ini
muai aktif setelah 5 menit, lama kerjanya 20 menit – 1 jam.
2. Jelly atau krim : Perseptin vagial jelly, Orthogynol vaginal jelly, Delfen
vaginal crame. Untuk memasukkan kontrasepsi ini, isi satu aplikator sampai
penuh. Masukkan aplikator ke dalam vagina sampai ujungnya mancapai dekat
serviks, lalu dorong pengisap dan keluarkan jeli atau krim. Kontrasepsi ini bias
segera efektif tanpa menunggu. Aplikator hendaknya dicuci dengan sbaun dan
air hangat.
3. Tablet busa : Sampoon, Volpar, Syn-S-Gen. kocok wadahnya 2-30 kali
sebelum dipakai. Letakkan wadah pada posisi berdiri dan tempatkan aplikator
dengan katup di atas. Letakkan aplikatir di sisi wadah dan nantinya akan diisi
tablet busa. Akseptor dalam posisi berbaring, masukkan aplikator jauh ke
dalam vagina dekat serviks. Pengisap disorong dan keluarkan busa. Tunggu 7-
10 menit sebelum senggama.
4. Intravag (Tisu KB). Untuk mrnggunakannya, buka lebar lipatannya,remas
menjadi gumpalan kecil, masukkan ke dalam vagina dan dorong sampai
menyentuh mulut Rahim lalu tunggu 2-5 menit supaya larut.
C. Kontrasepsi AKDR/IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah
suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini
merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia
dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas
lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih. (Anna,
2006).
1. Mekanisme kerja IUD yaitu :
− Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba pallopi.
− Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
− IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk pembuahan.
− Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Hidayati, 2009).
2. Efektifitas IUD/AKDR
Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). (Hidayati, 2009).
Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan
benar, namun ada beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi.
Kontrasepsi ini Jika tidak dibina dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi.
Salah satu metode tersebut adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100%
tergantung pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A
memiliki efektifitas cukup tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan
adanya kehamilan. Pada penelitian yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun
ditemukan 2,2 kehamilan per 100 pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan
(Niken, 2010).
3. Keuntungan Menggunakan IUD/AKDR
Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1. Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :
Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
2. IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu diganti).
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T380A).
8. Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak
terjadi infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
11. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
12. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).
4. Kerugian Menggunakan IUD/AKDR
Efek samping yang umum terjadi :
− Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemasangan dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
− Haid lebih lama dan banyak.
− Perdarahan (spotting)
− Saat haid lebih sakit.
D. Kontrasepsi Hormonal
1. PIL
Efektif, harus diminum setiap hari, pada bulan pertama efek samping berupa
mual danperdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.
Efeksamping yang serius sangat jarang terjadi, dapat dipakai oleh semua ibu usia
reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun belum, dapat diminum setiap
saat bila yakin tidak hamil, tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui karena
mengurangi produksi ASI.
1) Macam-macam nama dagang alat kontrasepsi pil
Mengandung 2 hormon (Andalan pil KB, Microgynon) dan mengandung 1
hormon (Andalan pil KB, Microlut).
2) Cara kerja pil kombinasi
Mencegah pengeluaran hormon dari kelenjar hipofise (hormon LH) sehingga
tidak terjadi ovulasi, menyebabkan perubahan pada endometrium, sehingga
endometrium tidak siap untuk nidasi, menambah kepekatan lender serviks,
sehingga sulit dilalui sperma, pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi
telur dengan sendirinya akan terganggu pula
3) Keuntungan (manfaat) pil kombinasi
Alat kontrasepsi yang sangat efektif bila minum secara teratur (tidak lupa),
tidakmengganggu senggama, reversibilitas (pemulihan kesuburan) tinggi siklus
haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia) tidak
terjadi nyeri haid, dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih
menggunakannya untuk mencegah kehamilan, dapat digunakan sejak usia
remaja hingga menopause, mudah dihentikan setiapsaat, membantu mencegah
kehamilan ektopik, kanker ovarium, penyakit radang panggul, disminore,
mengurangi perdarahan menstruasi.
4) Kerugian pil Kombinasi
Membosankan karena harus minum setiap hari, mual, pusing terutama pada 3
bulanpertama, perdarahan bercak terutama 3 bulan pertama, nyeri payudara,
berat badan naik sedikit tetepi pada perempuan tertentu berat badan justru
memilki dampak positif, amenore, tapi jarang sekali untuk pil kombinasi, tidak
boleh diberikan pada ibu yang menyusui karena akan mengurangi produksi ASI,
pada sebagian kecil wanita dapat menimbulkan depresi dan perubahan suasana
hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan senggama berkurang, dapat
meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga resiko stroke dan
gangguan pembekuan darah pada vena sedikit meningkat. Pada perempuan usia
> 35 tahun keatas dan merokok perlu hati-hati, tidak mencegah IMS,
HIV/AID’s.

2. Suntik
Suntikan kombinasi disuntikkan secara IM, diberikan setiap 1 bulanan dan
mengandung 2 hormon, sangat efektif (terjadi kegagalan 0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan), jenisnya ada 3 yaitu cyclofem sebanyak 1 cc, sedangkan gestin F2
sebanyak 1,5 cc, tetapi kalau cyclogeston sebanyak 1 cc.
1) Cara kerja
Menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrASI
sperma terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi
terganggu, menghambat transportasi sperma
2) Keuntungan alat kontrasepsi suntikan kombinasi
Resiko terhadap kesehatan kecil, tidak berpengaruh terhadap hubungan suami
istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping
sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik
3) Kerugian
Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,spotting, mual,sakit kepala,
nyeri payudara ringan, keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua
atau ketiga,ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan, efektivitas berkurang bila
digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy (fenitoin dan barbioturate)
atau obat tuberculosis (firampisin), dapat terjadi efek samping yang serius,
seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan
kemungkinan timbul tumor hati, penambahan berat badan, kemungkinan
terlambat.
3. Susuk atau Implan
Metode implan merupakan metode kontrasepsi efektif yang dapat member
perlindungan 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant atau Implanon,
terbuat dari bahan semacam karet lunak berisi hormon levonorgestrel, berjumlah 6
kapsul, panjangnya 3,4 cm, diameter 2,4 cm, dan setiap kapsul berisi 36 mg hormon
levonorgestrel, cara penyebaran zat kontrasepsi dalam tubuh, yaitu progestin meresap
melalui dinding kapsul secara berkesinambungan dalam dosis rendah. Kandungan
levonorgestrel dalam darah yang cukup untuk menghambat konsepsi dalam 24 jam
setelah pemasangan.
1) Keuntungan Pemakaian
Angka kegagalan tahun pertama antara 0,2-0,5 per tahun wanita, awitan kerja
sangat cepat 24 jam setelah pemasanganan, pengembalian tingkat kesuburan yang
cepat setelah pencabutan, perlindungan jangka panjang sampai 5 tahun, tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, bebas estrogen, tidak mengganggu kegiatan
senggama, efektif tidak merepotkan klien, tingkat proteksi yang
berkesinambungan, bias dicabut setiap saat sesuai kebutuhan, klien hanya perlu
kembali ke klinik bila ada keluhan, tidak mengganggu ASI, mengurangi nyeri
haid, jumlah darah haid dan mengurangi anemia, melindungi terjadinya kanker
endometrium, beberapa penyebab penyakit radang panggul, menurunkan angka
kejadian Endometriosis.
2) Kerugian Pemakaian
Tidak memberikan efek protektif terhadap penyakit menular seksual termasuk
AID’s,membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan,
akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik, secara kosmetik susuk Norplant
dapat terlihat dari luar, terjadi perubahan pola darah haid (spotting), hypermenore
atau meningkatnya jumlah darah haid, Amenore (20%) untuk beberapa bulan atau
tahun, pemasangan dan pencabutan perlu palatihan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA
Ny M Akseptor Suntik 3 bulan

Tanggal pengkajian :20-3-2021 Jam : 15 :30


No register :……………………………………………

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama klien : Ny M Nama suami : Tn B
Umur : 29th Umur :30th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Kary Swasta
Penghasilan :- Penghasilan : + Rp 2.500.000
Alamat : siti Inggil Lirboyo

2. Alasan datang
Ibu ingin kb

3. Keluhan utama
Ibu tidak haid sejak 2 bulan setelah pemakaian pertama kb suntik 3 bulan

4. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti paru,
jantung, diabetes, covid 19
b. Penyakit sekarang
Ibu tidak sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti paru,
jantung, diabetes, covid 19
c. Penyakit Keluarga
Keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular, menurun, menahun
seperti paru, jantung, diabetes, covid 19
5. Riwayat Obstetri
a. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : ya. Sejak 2 bulan setelah pemakaian pertama kb suntik 3bln
Dismenorhoe : jarang
Menarche : 12th Fluor albus : tidak ada
Lama : 1 mgg
Banyak : biasanya 6-7x ganti pembalut
Siklus : 29 hari
Teratur/tidak : teratur

b. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


N Tgl/Bln/T Usia Tempat Jenis Penolon Penyulit Ana Nifa Usi
o h Kehamila persalina persalina g kehamila k s a
JK BB P
persalina n n n n ana
B
n k
1 2020 9 bulan RS SC Dokter Sungsan P 320 49 dbn 1th
g 0

6. Riwayat KB
Menjadi peserta KB :
Thn 2020 s/d sekarang Jenis Kontrasepsi suntik kb 3 bulan keluhan tidak haid

7. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali, lama : 2 th, usia pertama menikah : 27 th

8. Riwayat Psikososial
Ibu bersosialisasi baik dengan lingkungannya.

9. Riwayat Budaya
Menurut adat keluarga mendukung ibu menggunakan KB

10. Perilaku kesehatan


Mandi 2x/hari. Gosok gigi. Cuci tangan.
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Nutrisi : makan nasi, sayur, lauk 3x/hari
Eliminasi : BAB 1x/hari. BAK 7-8x/hari
Istirahat : siang 1-2 jam. Malam 6-7jam.
Aktivitas : ibu melakukan kegiatan ibu rumah tangga
PH : mandi 2x/hari. Cebok setelah BAB dan BAK. Gosok gigi.
Seksual : 2-3x/mgg

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : baik
TTV : TD : 110/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5
BB Tgl…………… : kg
BB sekarang Tgl 20-3-2021 : 75 kg

2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut : hitam, tidak rontok, tidak ada benjolan, tidak ada ketombe
Wajah : simteris, tidak ada oedema, tidak pucat
Mata : simetris. Kelopak tidak oedema ka/ki, konjungtiva tidak pucat ka/ki,
sklera tidak ikterus ka/ki
Hidung: simetris, bersih
Telinga: simteris, bersih ka/ki
Mulut : simteris,tidak sariawan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
Dada : simetris. Payudara tidak ada benjolan ka/ki
Abdomen: tidak ada pembesaran.
Genitalia: tidak ada
Anus : tidak ada
Ekstremitas
Atas : simetris, tidak ada oedema ka/ki, jumlah jari lengkap, tidak ada
cyanosis
Bawah : simetris, tidak ada oedema ka/ki, jumlah jari lengkap, tidak ada
cyanosis
b. Palpasi :
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : simteris. Tidak ada benjolan
TFU : tidak teraba

3. Pemeriksaan Penunjang
USG : tidak dilakukan
Inspeculo : tidak dilakukan
Laboratorium : tidak dilakukan
Papsmer : tidak dilakukan
IVA : tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Ny M Akseptor suntik 3 bulan
DS : Ibu tidak haid sejak 2 bulan setelah pemakaian pertama kb suntik 3 bulan
DO :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Keadaan emosional : baik
TTV : TD : 110/60 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5
BB sekarang Tgl 20-3-2021 : 75 kg

Dada : simetris. Payudara tidak ada benjolan ka/ki


Abdomen: tidak ada pembesaran.
Masalah : tidak ada
III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
Diagnosa : Ny M Akseptor suntik 3 bulan
Tujuan : mencegah kehamilan

Kriteria Hasil :
− KU ibu baik
- Ibu tidak ada komplikasi dalam menggunakan KB Pil
- Ibu tidak hamil dalam rentang waktu tertentu

Intervensi :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan pada pasien.
R/ mengurangi transmisi kuman dari petugas ke pasien.
2. Berikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan.
R/ agar pasien tidak kawatir tentang keadaannya.
3. Berikan informasi tentang efek samping.
R/ Pasien mengetahui tentang indikasi dan kontraindikasi KB suntik 3 bulan
4. Berikan suntikan KB 3 bulan secara IM
R/ pasien mendapatkan terapi untuk mencegah kehamilan
5. Berikan informasi tentang kunjungan ulang atau apabila ada keluhan.
R/ mengurangi angka kegagalan pemakaian suntik KB

Masalah : tidak ada


Tujuan :............................................................

Kriteria Hasil :.......................................................


........................................................
Intervensi :
1. ….
R:
2. ….
R:
3. ….
R:
4. ….
R:
5. ….
R:
6. ….
R:
7. ….
R:

VI. IMPLEMENTASI
Dx :
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan pada pasien.
2. Memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan keadaan.
Pasien mengetahui tentang kondisinya yaitu tensi dalam batas normal. Payudara dan
abdomen tidak ada pembesaran.
3. Memberikan informasi tentang efek samping.
Pasien memahami bahwa efek samping kb suntik 3 bulan salah satunya adalah tidak
haid
4. Memberikan suntikan KB 3 bulan secara IM
Pasien telah menerima suntiukan pada bokong kiri
5. Memberikan informasi tentang kunjungan ulang atau apabila ada keluhan.
Pasien memahami bahwa kunjungan ulang setiap 12mgg sekali

Mx : tidak ada
1. ….
2. ….
3. ….
4. ….
5. ….
6. ….
7. ….

VII. EVALUASI
Diagnosa
S : pasein memahami penjelasan bidan
O : pasien telah menerima suntikan pada bokong kiri
A : Ny M Akseptor Suntik 3 bulan
P : Informasikan tanggal kembali dan bisa datang kapan saja bila ada keluhan.

Masalah
S :
O :
A :
P :

CATATAN PERKEMBANGAN Tgl....................................

S:
O:
A:
P:

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

…………………………………….. ……………………………………..

Anda mungkin juga menyukai