Anda di halaman 1dari 1

2.

Dasar-dasar karakteristik individu

a. Karakteristik Biografis

Karaktersitik-karakteristik pribadi yang obyektif dan dapat dengan mudah diperoleh dari catatan
pribadi atau bagian personalia, seperti USIA, JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, DAN MASA KERJA.
 Usia
Bertambahnya usia memperkecil kemungkinan berhenti dari pekerjaan. Penyebabnya
adalah makin kecil pekerjaan alternatif dan tingkat upah atau gaji yang sudah atau lebih tinggi.
Bertambahnya usia juga berpengaruh terhadap absensi. Hasil penelitian terdapat tingkat
absensi yang dapat dihindari. Selain juga terdapat tingkat absensi yang tidak dapat dihindari,
penyebabnya bisa kesehatan juga bisa karena cedera.

Beberapa contoh pembahasan mengenai karakteristik biografi dan pengaruhnya dalam pekerjaan:
  Pengaruh usia dan produktivitas
Pada umumnya pekerja yang lebih muda cenderung lebih produktif dibandingkan dengan pekerja
yang sudah usia. Meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa usia 50 tahun tetap bisa
berkontribusi dan menghasilkan banyak karya dibandingkan anak berusia 17 tahun. Namun
kondisi fisik pekerja yang prima jelas memiliki peran besar dalam menentukan produktivitas
bagi perusahaan. Contoh:
Seorang karyawan yang masih muda mampu bekerja sehari lebih lama dibandingkan seorang
karyawan yang sudah usia. Saat masih muda bisa bekerja sehari 8-10 jam, semakin
bertambahnya usia, kondisi fisik mempengaruhi kemampuan seseorang untuk produktif.
  Pengaruh usia dan kepuasan kerja
Tidak ada alasan atau penjelasan yang tepat mengenai pengaruh usia dengan kepuasan kerja.
Banyak pekerja yang sudah berusia lanjut memiliki kepuasan dalam bekerja bahkan tidak banyak
menuntut atas pekerjaannya, di sisi lain juga banyak pekerja muda yang begitu bersemangat atas
pekerjaan yang dilakukannya. Dalam hal ini tidak ada pendapat yang paling benar karena
kepuasan kerja diperoleh dari banyak faktor selain usia, misalkan: lingkungan kerja, gaji, dsb
 Pengaruh Usia dengan Turnover
Makin tua makin kecil kemungkinan untuk berhenti bekerja karena makin sedikit kesempatan
alternatif pekerjaan lain,masa kerja yang lebih panjang cenderung upah lebih tinggi,dan
tunjangan pensiun yang lebih menarik.

  Pengaruh jenis kelamin dan kepuasan kerja

Adanya keyakinan/budaya tertentu di setiap perusahaan mempengaruhi penempatan dan


preferensi kerja berdasarkan jenis kelamin. Hal ini yang seringkali mempengaruhi kepuasan
kerja karena perbedaan jenis kelamin tersebut. Sebagai contoh:
Pekerja yang ditempatkan sebagai bagian depan untuk menghadapi customer biasanya adalah
perempuan, seperti SPG maupun Teller di bank kebanyakan adalah wanita. Di sisi yang lain,
kebanyakan karyawan yang menempati posisi direktur / posisi tertinggi dalam suatu perusahaan
adalah pria. Hal ini menunjukkan pengaruh yang jelas antara jenis kelamin dengan preferensi
kerja sehingga juga mempengaruhi kepuasan kerja terutama bagi kaum wanita. Padahal tidak
menutup kemungkinan para pekerja wanita memiliki kemampuan untuk memimpin di suatu
perusahaan bukan hanya sebagai SPG.

Anda mungkin juga menyukai