Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Spektran Vol. 2, No.

2, Juli 2014

PARTISIPASI MASYARAKAT SEKITAR DANAU BERATAN


DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

A.A. S. Dewi Rahadiani1, I G.B. Sila Dharma2, dan I N. Norken2

Abstrak : Danau merupakan salah satu sumber daya air permukaan di Pulau Bali yang menunjang
kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Meningkatnya aktivitas perekonomian menimbulkan
berbagai pencemaran dan penurunan fungsi Danau Beratan. Hal ini tidak lepas dari campur tangan
masyarakat yang ada di sekitar danau, sehingga upaya konservasi pun membutuhkan partisipasi
masyarakat yang bermukim di sekitar danau. Pemikiran ini dilandasi bahwa keberhasilan
konservasi sumber daya air, tidak saja tergantung pada pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat
juga menjadi kuncinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan dalam konservasi sumber daya air. Jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 98 responden yang diambil secara purposive
sampling pada Dusun Kembangmerta, Dusun Candikuning I dan Dusun Candikuning II, yang
letaknya paling dekat dengan kawasan Danau Beratan dan sebagian besar penduduknya
menggunakan air Danau Beratan untuk kebutuhan sehari-hari. Partisipasi masyarakat dibagi dalam
dua kategori yaitu partisipasi kurang dan partisipasi baik yang dihitung berdasarkan skala likert.
Sedangkan pengaruh variabel bebas umur (X1), pendidikan (X2), pendapatan (X3), lama tinggal
(X4) dan persepsi (X5) terhadap variabel terikat partisipasi yang dihitung menggunakan analisis
diskriminan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan
dalam konservasi sumber daya air sudah baik. Variabel yang membedakan adalah Umur responden
dan Pendapatannya

Kata kunci: partisipasi masyarakat, Danau Beratan, konservasi, sumber daya air

THE PARTICIPATION OF COMMUNITY SURROUNDING THE LAKE BERATAN IN


THE CONSERVATION OF WATER RESOURCES
Abstract : Lakes are one of the surface water resources in Bali Island which supports the socio-
economic activities of the community. The growing economic activities either in the tourism or
agricultural sector have their effects on the emergence of various problems such as the
environmental pollution, shallowness of lakes and erosions. The emergence of various pollutions
and the decreased functions of the Lake Beratan is not separable from the intervention of the
community living surrounding the lake so that the conservation efforts need the community
participation living surrounding the lake. This is based on the idea that the success of the
conservation of water resources does not only depend upon the government but the involvement of
the community also becomes a key factor. This study aims to identify and analyze the participation
of the community living surrounding the Lake Beratan in the conservation of water resources. The
number of samples used in this study was 98 respondents gathered by means of purposive
sampling in the village of Kembangmerta, the village of Candikuning I and Candikuning II which
are located close to the area of Lake Beratan and the majority of the people there use the lake
water for daily needs. The community participation is divided into two categories, less
participations and good participations, calculated based on Likert scale while the effect of free
variables such as age (X1), education (X2), income (X3), length of living (X4), and perception (X5)
on bond variables were calculated using discriminating analysis. The result of the study shows that
the community participation surrounding Beratan Lake in conserving water resources had been
good. The differentiating variables were the age of the respondents and their incomes.

Keywords: community participation, Lake Beratan, conservation, water resources.

1
Alumnus Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
2
Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana Universitas Udayana
41
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

PENDAHULUAN diakibatkan oleh beroperasinya perahu


Latar Belakang bermotor di kawasan ini. Bakteri E. Coli pun
Danau merupakan salah satu sumber telah mencemari air danau sebesar 105,33
daya air permukaan di Pulau Bali yang MPN/100 ml air.
menunjang kegiatan sosial ekonomi Menurut Undang-undang No. 5 tahun
masyarakat. Selain itu danau juga 1990 tentang konservasi sumber daya alam
merupakan kawasan yang disucikan, dan dan ekosistem, menyebutkan bahwa
memiliki potensi pariwisata yang sangat luar konservasi sumber daya alam adalah
biasa. Namun disamping memiliki potensi pengelolaan sumber daya alam untuk
besar dalam kehidupan masyarakat, danau menjamin pemanfaatannya secara bijaksana
juga dapat menimbulkan berbagai bencana serta kesinambungan ketersediaannya
bila tidak dijaga kelestariannya. dengan tetap memelihara dan meningkatkan
Meningkatnya aktivitas perekonomian baik kualitas serta keanekaragamannya. Undang-
dari sektor pariwisata atau dari sektor undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
pertanian mengakibatkan timbulnya Daya Air pasal 83 juga menyebutkan bahwa
berbagai masalah, seperti pencemaran dalam menggunakan hak guna air,
lingkungan, pendangkalan danau dan erosi. masyarakat pemegang hak guna air
Danau Beratan pun tidak luput dari berkewajiban memperhatikan kepentingan
masalah tersebut diatas. Berbagai penelitian umum yang diwujudkan melalui perannya
dilakukan oleh Pusat Regional Lingkungan dalam konservasi sumber daya air serta
Hidup Bali Nusa Tenggara untuk perlindungan dan pengamanan prasarana
mengetahui kualitas air danau. Danau yang sumber daya air.
terletak di Kabupaten Tabanan ini, Peraturan-peraturan diatas menguatkan
terindikasi tercemar limbah bahwa upaya pelibatan masyarakat setempat
phosphat(11,553mg/l) dan zat organik dalam konservasi sumber daya air menjadi
(11,380 mg/l). Berdasarkan standar baku sangat penting. Masyarakat tidak hanya
kualitas air dalam Peraturan Pemerintah No. sebagai penonton pelaksanaan
82 Tahun 2001, kadar phosphat yang pembangunan, tetapi mereka mereka harus
diperbolehkan adalah 2mg/l sedangkan secara aktif ikut dalam perencanaan,
untuk zat organik adalah 10 mg/l. Tingginya pelaksanaan, pengawasan dan menikmati
kadar phosphat dimungkinkan akibat hasil pembangunan. Tetapi pada dasarnya
pemakaian zat kimia dari pupuk yang tidak ada jaminan bahwa suatu program
digunakan petani di sekitar danau. Selain akan berkelanjutan melalui partisipasi
tercemar limbah zat kimia, Danau Beratan semata. Keberhasilannya juga dipengaruhi
juga dibanjiri sampah plastik dan terjadi oleh beberapa faktor dari dalam dirinya
pendangkalan danau sebagai akibat seperti umur, tingkat pendidikan, tingkat
penimbunan bekas material bangunan. pendapatan, lama tinggal dan persepsinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Bappeda Terdapat beberapa metode yang
Propinsi Bali tahun 2002 dan Studi digunakan untuk menganalisis partisipasi
Konservasi Perlindungan Danau Beratan di masyarakat, salah satunya adalah analisis
Kabupaten Tabanan dan Danau Tamblingan diskriminan. Analisis diskriminan ini
di Kabupaten Buleleng oleh Balai Wilayah digunakan untuk mengetahui apakah
Sungai Bali–Penida Direktorat Jenderal terdapat perbedaan yang jelas antara faktor
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan umur, tingkat pendidikan, tingkat
Umum RI tahun 2012 diatas tersebut juga pendapatan, lama tinggal pada suatu daerah
menyebutkan bahwa tingkat erosi yang dan persepsi terhadap partisipasinya dalam
terjadi di daerah tersebut 1,958–33,916 konservasi sumber daya air.
ton/ha/tahun dan lahan di sekitar Danau Dengan demikian dibutuhkan penelitian
Beratan tergolong jenis tanah regosol tentang konservasi sumber daya air di sekitar
berhumus yang ciri-cirinya tekstur lempung Danau Beratan ditinjau dari partisipasi
berpasir, struktur granulair halus, masyarakatnya. Hal ini dilandasi oleh
permeabilitas sangat tinggi dan infiltrasi pemikiran bahwa keberhasilan konservasi
sangat cepat serta peka erosi. Perubahan tata sumber daya air, tidak saja tergantung pada
guna lahan dari areal hutan menjadi pemerintah, tetapi keterlibatan masyarakat
pemukiman juga meningkat dan disinyalir juga menjadi kuncinya. Penelitian ini juga
akan terus meningkat di masa yang akan diharapkan dapat menjadi dasar
datang. Lebih lanjut penelitian tersebut juga pengambilan keputusan dalam rangka
menyebutkan bahwa pencemaran oleh kegiatan pengelolaan sumber daya air.
minyak dan lemak sebesar 14,66 mg/lt air

42
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

Tujuan Penelitian terkait dalam melakukan pengelolaan DAS


Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai waduk, yaitu setiap instansi lebih
berikut: mementingkan sektornya daripada
1. Mengidentifikasi dan menganalisis konservasinya; banyaknya instansi yang
partisipasi masyarakat sekitar Danau terkait dalam pemanfaatan air danau atau
Beratan dalam konservasi sumber daya waduk sehingga menimbulkan konflik
air. kepentingan; perbedaan batas ekologis dan
2. Menganalisis perbedaan yang signifikan administratif, sehingga ada keengganan
antara masyarakat sekitar Danau Beratan pemerintah tempat berlokasinya
yang berpartisipasi baik dan yang kurang danau/waduk untuk melakukan upaya
berpartisipasi dalam konservasi sumber konservasi yang optimal; masih lemahnya
daya air. kapasitas kemampuan instansi pengelola
3. Menganalisis faktor yang signifikan dalam melakukan konservasi; kurangnya
menentukan perbedaan kelompok pemahaman dan kesadaran, pengetahuan dan
masyarakat yang berpartisipasi baik dan kemampuan untuk melakukan konservasi
yang kurang berpartisipasi dalam bagi penduduk yang ada disekitar DAS
konservasi sumber daya air? ataupun penduduk yang bermukim di sekitar
danau/waduk.
KAJIAN PUSTAKA Konservasi air ditujukan tidak hanya
Konservasi Sumber Daya Air meningkatkan volume air, tetapi juga
Air merupakan kebutuhan utama semua meningkatkan efisiensi penggunaannya,
makhluk hidup. Dengan pertambahan sekaligus memperbaiki kualitasnya sesuai
penduduk yang sangat cepat, kebutuhan dengan peruntukannya. Konservasi air
akan airpun meningkat. Namun sumber air mempunyai multi-efek, diantaranya
tidak bertambah bahkan cenderung mengurangi banjir, kekeringan dan longsor
berkurang akibat pengelolaan yang salah. dan lain sebagainya. (Kodoatie dan Sjarief,
Kerusakan lingkungan dan pencemaran air 2010).
yang meningkat serta jaminan akan Sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2004,
tersedianya air tawar yang bersih telah kegiatan konservasi sumber daya air pada
berkembang menjadi isu global. Untuk itu hakekatnya ditujukan untuk : menjaga
diperlukan pengelolaan sumber daya air keberlanjutan keberadaan air dan sumber air,
yang lebih baik. termasuk potensi yang terkandung di
Pengelolaan air dalam suatu DAS harus dalamya, menjaga keberlanjutan
memperhitungkan semua keperluan rumah kemampuan sumber daya air untuk
tangga manusia, industri, pertanian, mendukung perikehidupan manusia dan
penyangga lingkungan (seperti danau, rawa) makhluk hidup lainnya, menjaga
dan lingkungan hidup hewan dan tumbuhan keberlanjutan kemampuan air dan sumber
(Arsyad, 2012). air untuk menyerap zat, energi dan atau
Konservasi air adalah upaya komponen lain yang masuk dan dimasukkan
menggunakan air yang sampai di permukaan ke dalamnya. Karena tujuannya begitu
bumi untuk keperluan manusia secara efisien penting, dalam UU No. 7 Tahun 2004
dan memenuhi berbagai keperluan tentang sumber daya air dalam aspek
lingkungan. Konservasi air meliputi dua pengelolaannya, konservasi ditempatkan
bagian, yaitu konservasi sumber daya air dalam urutan yang pertama. Bahkan ada 44
(water resources conservation), dan pasal dari total 100 pasal dalam UU tersebut
konservasi penyediaan air (water supply yang menyatakan baik secara eksplisit
conservation). Konservasi sumberdaya air maupun implisit hal-hal yang berkaitan
meliputi metode penyimpanan dan alokasi dengan konservasi maupun lingkungan
air secara efisien. Konservasi penyediaan air (Kodoatie dan Hadimuljono, 2005 dalam
meliputi pendistribusian dengan kebocoran Kodoatie dan Sjarief, 2010).
yang minimal (distribution with minimal Konservasi sumber daya air dilakukan
loss) dan konsumsi tanpa ada yang terbuang melalui kegiatan-kegiatan (ayat(2) Pasal 20
(consumption without wastage) (Arsyad, UU Sumber Daya Air ): perlindungan dan
2012). pelestarian sumber air, pengelolaan kualitas
Beberapa faktor yang menyebabkan air, pengawetan air, pengendalian
kendala dalam melakukan pengelolaan pencemaran air.
sumber daya air, menurut Balai Lingkungan Konservasi sumber daya air dilaksanakan
Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air pada sungai, danau, waduk, rawa, cekungan
antara lain adalah banyaknya instansi yang air tanah, sistem irigasi, daerah tangkapan

43
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

air atau daerah aliran sungai (DAS), kegiatan yang berdaya guna dan berhasil
kawasan suaka alam, kawasan pelestarian guna.
alam, kawasan hutan dan kawasan pantai (2) Dalam mengembangkan peran serta
(ayat (1) pasal 25 UU Sumber Daya Air). rakyat sebagaimana dimaksud dalam
Dalam Suripin (2002), pendekatan dasar ayat (1). Pemerintah menumbuhkan dan
dalam konservasi tanah dan air adalah meningkatkan sadar konservasi sumber
sebagai berikut: (1) Menyediakan penutup daya alam hayati dan ekosistemnya di
tanah dengan tanaman atau mulsa agar tanah kalangan rakyat melalui pendidikan dan
terlindung dari pukulan hujan langsung; (2) penyuluhan.
Memperbaiki dan menjaga kondisi tanah (3) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana
agar tanah tahan terhadap penghancuran dan dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
pengangkutan, serta meningkatkan kapasitas diatur dengan Peraturan Pemerintah.
infiltrasi; (3) Mengatur aliran permukaan Selanjutnya dalam penjelasan Pasal 37
sedemikian rupa sehingga mengalir dengan ayat (1) UUKH, menyebutkan bahwa peran
energi yang tidak merusak; (4) serta rakyat dapat berupa perorangan dan
Meningkatkan efisiensi penggunaan air; (5) kelompok masyarakat baik yang
Menjaga kualitas air; (6) Mendaur ulang air. berorganisasi maupun tidak. Agar rakyat
Sungai, waduk dan danau merupakan dapat berperan secara aktif dalam kegiatan
sumber air yang sangat penting fungsinya konservasi sumber daya alam hayati dan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat ekosistemnya, maka melalui kegiatan
dan meningkatkan pembangunan nasional, penyuluhan, pemerintah perlu mengarahkan
sehingga dalam rangka pemanfaatan dan dan menggerakkan rakyat dengan
pelestariannya dipandang perlu melakukan mengikutsertakan kelompok-kelompok
pengaturan mengenai sumber air tersebut masyarakat kemudian ayat (2) menyebutkan
yang meliputi perlindungan, pengembangan, bahwa, dalam upaya menumbuhkan dan
penggunaan dan pengendalian dengan meningkatkan sadar konservasi di kalangan
Peraturan Pemerintah (PP), Waluya (2010). rakyat, maka perlu ditanamkan pengertian
dan motivasi tentang konservasi sejak dini
melalui jalur pendidikan sekolah dan luar
Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi sekolah.
Sumber Daya Air Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengertian Partisipasi Masyarakat Partisipasi Masyarakat
Partisipasi sebagai salah satu elemen Menurut Sastroputro (1998) dalam
pembangunan merupakan proses adaptasi Saptorini (2003), faktor yang dapat
masyarakat terhadap perubahan yang sedang mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah
berjalan. Dengan demikian partisipasi keadaan sosial masyarakat, kegiatan
mempunyai posisi yang penting dalam program pembangunan dan keadaan alam
pembangunan. Sumodiningrat sekitar. Keadaan sosial masyarakat meliputi
menambahkan, bahwa prasyarat yang harus pendidikan, pendapatan, kebiasaan dan
terdapat dalam proses pembangunan kedudukan sosial dalam sistem sosial.
berkelanjutan adalah dengan Kegiatan program pembangunan merupakan
mengikutsertakan semua anggota kegiatan yang direncanakan dan
masyarakat/rakyat dalam setiap tahap dikendalikan oleh pemerintah yang dapat
pembangunan (Sumodiningrat,1988 dalam berupa organisasi masyarakat dan tindakan
Murtiyanto, 2011). kebijaksanaan. Sedangkan alam sekitar
Keberhasilan pengelolaan konservasi merupakan faktor fisik atau keadaan
sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, geografis daerah yang ada pada lingkungan
tidak saja menjadi tanggung jawab tempat tinggal masyarakat setempat. Tokoh
pemerintah akan tetapi juga diperlukan masyarakat, pemimpin adat, tokoh agama
peran serta masyarakat, seperti yang adalah merupakan komponen yang juga
disebutkan dalam Undang-undang No. 5 berpengaruh dalam menggerakkan
tahun 1990 tentang konservasi sumber daya masyarakat untuk berpartisipasi dalam suatu
alam hayati dan ekosistemnya (UUKH) kegiatan
Pasal 37 menyebutkan bahwa: Menurut penelitian yang dilakukan Muba
(1) Peran serta rakyat dalam konservasi (2005), pelaksanaan kegiatan proyek masih
sumber daya alam hayati dan banyak yang mengalami kegagalan karena
ekosistemnya diarahkan dan digerakkan pelaksanaannya sebagian besar masih
oleh pemerintah melalui berbagai pendekatan dari atas (top-down approach),
kurang melibatkan masyarakat dalam

44
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

perencanaannya sehingga masyarakat kurang Variabel dan Instrumen Penelitian


berpartisipasi dalam menjaga, memelihara, Variabel terikat berupa partisipasi
dan mendukung pelaksanaan kegiatan. Agar masyarakat dalam dua kategori yaitu
pelaksanaan kegiatan konservasi lingkungan partisipasi kurang dan partisipasi baik, yang
berjalan lebih lancar maka sejak diukur dari keikutsertaan masyarakat dalam
perencanaan masyarakat ikut dilibatkan kegiatan konservasi sumber daya air, baik
yakni dengan melaksanakan PRA dalam kegiatan fisik (perencanaan,
(Participative Rural Appraisal). pelaksanaan, pemeliharaan dan evaluasi)
Pendapatan masyarakat, kemiskinan dan maupun kegiatan non fisik (berupa masukan
tingkat pendidikan seseorang juga ide-ide yang berkaitan dengan kegiatan
mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam tersebut).
mengelola lingkungan hidup. Hal ini Variabel bebas yang terdiri dari: umur,
terungkap pada penelitian yang dilakukan tingkat pendidikan, pendapatan, lama tinggal
Erwiantono (2006). Lebih jauh diungkapkan dan persepsi tentang konservasi sumber daya
pula bahwa ambisi seseorang untuk air.
mencapai tujuan tertentu juga mempunyai Instrumen yang digunakan dalam
hubungan dengan tingkat ekonomi penelitian ini adalah angket (kuisioner)
keluarganya. Jadi dengan tingkat pendapatan tertutup dan angket semi terbuka.
yang lebih baik atau tinggi dapat mendorong Teknik Analisis Data
seseorang berpartisipasi lebih baik pula. Dalam studi ini, teknik analisis data
Analisis Diskriminan dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan
Analisis diskriminan merupakan suatu analisis menggunakan skala likert yang
teknik analisis yang dianggap tepat guna kemudian dihitung dengan analisis
mencari hubungan antara variabel terikat diskriminan. Partisipasi masyarakat dalam
yang bersifat kategorial dan variabel bebas konservasi sumber daya air akan
yang terukur. Teknik analisis ini memiliki dikategorikan dalam dua kelompok kategori,
kemampuan untuk memprediksi dan yakni yang berpartisipasi baik dan yang
menjelaskan hubungan atau pengaruh yang berpartisipasi kurang, dilakukan berdasarkan
terjadi. Dengan analisis diskriminan dapat jawaban atas pertanyaan yang berkaitan
ditentukan variabel prediktor mana yang dengan partisipasi yang menghasilkan
mempunyai kontribusi paling besar dalam rentang skor 10 – 50. Responden dengan
membedakan kelompok-kelompok di skor 10-30 akan dikelompokkan dalam
dalamnya. kategori berpartisipasi kurang, sedangkan
yang memiliki skor 31-50 dikelompokkan
METODE PENELITIAN dalam kategori berpartisipasi baik. Setelah
Lokasi Penelitian dilakukan pengelompokkan, dilakukan
Penelitian ini dilakukan di sekitar Danau analisis diskriminan untuk mengetahui
Beratan yaitu Dusun Candikuning I, Dusun faktor dominan yang mempengaruhi
Candikuning II dan Dusun Kembangmerta partisipasi masyarakat sekitar Danau Beratan
yang termasuk ke dalam wilayah Desa terhadap konservasi sumber daya air.
Candikuning, Kecamatan Baturiti, Setelah dilakukan pengkategorian
Kabupaten Tabanan. menggunakan skala likert maka dilakukan
Jenis dan Sumber Data analisis diskriminan.
Data primer diperoleh dengan melakukan Proses dasar dari analisis diskriminan
lapangan baik dari pengamatan observasi adalah sebagai berikut:
secara fisik ataupun wawancara terhadap 1. Memilah variabel-variabel menjadi
responden terpilih. variabel terikat dan variabel bebas.
Data sekunder diperoleh dengan Variabel terikat (Z) adalah data kategorikal
melakukan survei institusional. yaitu: Partisipasi kurang (kode 0),
Metode Penentuan Sampel partisipasi baik (kode 1).
Pengambilan sampel secara purposive Variabel bebas yaitu: umur (X 1), pendidikan
sampling dengan jumlah responden (X2), pendapatan (X3), lama tinggal (X4)
sebanyak 98 responden dan persepsi (X5).
Dan besarnya sampel untuk masing- 2. Menentukan metode untuk membuat
masing dusun adalah sebagai berikut: fungsi diskriminan. Penelitian ini
Dusun Kembangmerta = 31 orang, Dusun menggunakan metode step-wise
Candikuning I = 24 orang, Dusun estimation.
Candikuning II = 43 orang. 3. Membuat fungsi diskriminan.
4. Uji Validasi fungsi diskriminan

45
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

Dalam penelitian ini karena variabel pemerintah atau LSM. Hal ini disebabkan
terikatnya dua, maka digunakan teknik belum meratanya sosialisasi yang diadakan
analisis diskriminan dua kelompok. Zjk = a + pemerintah mengenai kegiatan konservasi
W1X1k + W2X2k + ……+ WnXnk sumber daya air, sehingga responden merasa
Dimana: belum pernah terlaksana kegiatan konservasi
Zjk = Z skor diskriminan dari fungsi sumber daya air. Oleh sebab itu mereka
diskriminan j untuk obyek K beranggapan bahwa tidak ada kegiatan yang
a = intersep harus dievaluasi.
W = bobot diskriminan untuk variabel Mengenai pertanyaan terhadap
bebas i persetujuan untuk melakukan konservasi
X1k = variabel bebas i untuk obyek k sumber daya air dilakukan atas kehendak
sendiri 40,40 % responden menyatakan
Pengujian Validitas dan Reliabilitas setuju. Hal ini menggambarkan bahwa
Instrumen Penelitian masyarakat sekitar Danau Beratan memiliki
Untuk menguji validitas alat ukur, keinginan yang kuat untuk menjaga
digunakan rumus Pearson Product Moment. lingkungannnya agar terhindar dari segala
Pengujian reliabilitas instrumen dalam kerusakan. Peran aparat pemerintah untuk
penelitian ini menggunakan metode belah memberikan berbagai penyuluhan tentang
dua (split half) dan Spearman Brown. konservasi sumber daya air yang benar
menjadi kunci utama agar partisipasi
HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat di daerah ini dapat terus
Pembahasan Hasil Penelitian ditingkatkan.
Partisipasi dapat diartikan sebagai Empat puluh sembilan responden
keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat (49,49%) menyatakan sangat tidak setuju
sekitar Danau Beratan dalam kegiatan bahwa telah dilakukan bentuk-bentuk
konservasi sumber daya air. Partisipasi kegiatan konservasi sumber daya air di desa
masyarakat tersebut diukur dari indikator ini. Hal ini didasari oleh pemahaman
mulai tahap perencanaan, pelaksanaan, masyarakat bahwa yang dimaksud dengan
evaluasi dan pemahaman tentang konservasi kegiatan konservasi sumber daya air adalah
sumber daya air. kegiatan-kegiatan fisik semata. Kegiatan
Terhadap pertanyaan mengenai perencanaan yang telah dilakukan di desa ini
keikutsertaan dalam kegiatan perencanaan adalah Studi Konservasi Perlindungan
konservasi sumber daya air yang digerakkan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan dan
pemerintah/ LSM, 28 responden (28,57%) Danau Tamblingan di Kabupaten Buleleng
menyatakan sangat setuju mengikuti yang meliputi perencanaan pengelolaan
kegiatan perencanaan konservasi sumber daerah tangkapan hujan (watershed
daya air,13 responden (13,13%) menyatakan management), pengelolaan kuantitas air
setuju, 35 responden (35,35%) menyatakan (water quantity management), pengelolaan
netral. Hanya 18 responden menyatakan kualitas air (water quality management),
tidak setuju dan 5 responden menyatakan pengendalian banjir (flood control
sangat tidak setuju. Pernyataan responden ini management) dan distribusinya (flood
disebabkan karena belum adanya distribution management) dan pengelolaan
pemerataan sosialisasi kegiatan perencanaan lingkungan danau (lake environment
konservasi sumber daya air yang dilakukan management) yang diprakarsai oleh Balai
oleh pemerintah kepada masyarakat sekitar Wilayah Sungai Bali-Penida pada tahun
danau, walaupun kegiatan-kegiatan ini sudah 2002.
dilaksanakan seperti kegiatan perencanaan Kegiatan konservasi sumber daya air
konservasi sumber daya air oleh Balai perlu dilakukan dengan pengawasan aparat
Wilayah Sungai Bali-Penida tahun 2012. berwenang, 63% responden mendukung
Mengenai keikutsertaan dalam kegiatan pernyataan ini. Pemahaman masyarakat ini
pelaksanaan konservasi sumber daya air perlu diluruskan, karena kegiatan konservasi
yang digerakkan atau difasilitasi pemerintah sumber daya air sebaiknya dilakukan dengan
atau LSM; 46,94 % responden menyatakan kehendak sendiri walaupun tidak ada
setuju ikut serta dalam kegiatan pelaksanaan pengawasan dari aparat berwenang (Gambar
konservasi sumber daya air . 4.6).
Responden yang menyatakan sangat Konservasi sumber daya air harus
tidak setuju mengikuti kegiatan evaluasi didanai pemerintah, 55 % responden
konservasi sumber daya air yaitu sebanyak menyatakan setuju agar konservasi sumber
40,82% yang digerakkan atau difasilitasi daya air didanai pemerintah. Hal ini

46
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

berkaitan erat dengan pendapatan responden Sedangkan yang berkategori partisipasi


yang sebagian besar berkisar antara Rp kurang yaitu sebanyak 36 orang atau
500.00,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 36,73%. Dari data yang diperoleh, 66,66%
per bulan. Jika kebutuhan pokok seseorang responden yang termasuk kategori
belum terpenuhi maka tidak mungkin orang berpartisipasi kurang adalah yang tidak
tersebut bisa dilibatkan untuk berpartisipasi mengetahui apa dan mengapa harus
dalam suatu kegiatan. dilakukan konservasi sumber daya air.
Pembentukan kelompok penghijauan Kurangnya penyuluhan yang diadakan
mendapat tanggapan yang sangat positif dari oleh pemerintah tentang pentingnya
responden. Lebih dari 50% responden konservasi sumber daya air merupakan salah
menyatakan setuju bila dibentuk kelompok- satu penyebab masih tingginya angka
kelompok penghijauan. Peran pemerintah masyarakat yang kurang berpartisipasi
sangat dibutuhkan sebagai fasilitator agar dalam konservasi sumber daya air. Hanya
kelompok penghijauan ini dapat terwujud 13,13% dari 98 responden yang menyatakan
dan sebagai ujung tombak dalam bahwa pengetahuan tentang konservasi
pelaksanaan konservasi sumber daya air di sumber daya air mereka dapatkan dari
daerah ini . penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah.
Bila dilakukan konservasi di sekitar Sisanya sebanyak 86,87% mendapatkan
Danau Beratan, hampir seluruh responden pengetahuan tentang konservasi sumber
menanggapi positif hal tersebut, responden daya air melalui media massa (televisi,
menyatakan setuju (66,67%) dan sangat majalah, koran, dll).
setuju (25,25%) . Berdasarkan analisis dapat dijelaskan
Persepsi masyarakat bahwa air bernilai bahwa ada keterkaitan antara umur dan
ekonomis sehingga penggunaannya harus pendapatan dengan partisipasi masyarakat.
dihemat, sangat baik. Karena dari persepsi Sedangkan faktor tingkat pendidikan formal,
masyarakat ini akan menentukan lama tinggal dan persepsi masyarakat tidak
partisipasinya dalam konservasi sumber mempengaruhi kedua kelompok partisipasi
daya air . masyarakat.
Tetapi dari 98 responden, 26,26% Dari analisis diskriminan didapat hasil
menyatakan bahwa air Danau Beratan sudah bahwa ada perbedaan yang jelas antara
tercemar limbah dan perlu dilakukan responden yang berpartisipasi baik dengan
pembatasan-pembatasan tentang ijin-ijin responden yang berpartisipasi kurang dalam
pengoperasian kegiatan wisata. Persepsi konservasi sumber daya air. Variabel yang
masyarakat sekitar Danau Beratan yang membedakan adalah Umur responden dan
masih beranggapan bahwa kualitas Danau Pendapatannya. Fungsi diskriminan yang
Beratan masih baik dan belum mengalami terbentuk adalah Score = 0,472 - 0,069X1+
pencemaran, akan menyebabkan kurangnya 0,951 X3, yang menunjukkan bahwa
kewaspadaan untuk terus meningkatkan variabel-variabel bebas yang signifikan
partisipasi dalam pengendalian pencemaran menentukan perbedaan kelompok
air. masyarakat berpartisipasi kurang dan
Pernyataan-pernyataan responden berpartisipasi baik adalah X1 (Umur) dan X3
tersebut ditabulasi kemudian dihitung (Pendapatan). Berdasarkan tanda dari
menggunakan skala likert. Dari perhitungan koefisien variabel, terlihat bahwa variabel
menggunakan skala likert, diperoleh hasil umur bertanda negatif. Hal ini berarti
bahwa responden yang termasuk berkategori variabel tersebut cenderung menurunkan
partisipasi baik adalah sebanyak 62 orang skor fungsi disriminan, apabila variabel
atau 63,26%. Dari 62 responden yang pendapatan konstan. Lain halnya dengan
berkategori berpartisipasi baik, 75% variabel pendapatan yang bertanda positif,
memahami bahwa konservasi sumber daya yang berarti variabel pendapatan akan
air sebagai cara untuk menjaga sumber air meningkatkan skor fungsi diskriminan.
agar tidak tercemar dan menggunakan air Dengan kata lain semakin tinggi pendapatan
secara efisien. Namun demikian, seluruh seseorang maka cenderung meningkatkan
responden belum memahami air limbah partisipasinya dalam konservasi sumber
yang diresapkan langsung ke tanah pun akan daya air.
membuat air tanah tercemar. Lebih lanjut
dibutuhkan peran pemerintah untuk
mengatasinya dengan memberikan lebih
banyak penyuluhan.

47
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

SIMPULAN DAN SARAN air perlu selalu dilakukan untuk menjaga


Simpulan dan memelihara sumber daya air di
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis sekitar Danau Beratan. Penyuluhan ini
yang dilakukan dapat disimpulkan beberapa bsa dilakukan melalui karang taruna,
hal sebagai berikut: perkumpulan keagamaan, dan kegiatan-
1. Partisipasi masyarakat dalam konservasi kegiatan non formal lainnya.
sumber daya air di sekitar Danau Beratan 4. Penelitian lanjutan tentang peran serta
Kabupaten Tabanan sudah baik. Hal ini stakeholder dalam konservasi sumber
terlihat dari prosentase masyarakat yang daya air di sekitar Danau Beratan perlu
berkategori partisipasi baik sebanyak dilakukan, mengingat kawasan tersebut
63,26%. Masyarakat yang berada di merupakan kawasan wisata yang rentan
sekitar Danau Beratan sudah memahami akan kerusakan yang disebabkan oleh
perlindungan dan pelestarian sumber orang-orang di luar kawasan tersebut.
daya air serta pengendalian pencemaran
air. DAFTAR PUSTAKA
2. Terdapat perbedaan yang signifikan Anonim. 2009. Pengelolaan Danau dan
antara masyarakat yang berpartisipasi Waduk di Indonesia. Balai Lingkungan
baik dengan masyarakat yang Keairan Pusat Litbang Sumber Daya Air.
berpartisipasi kurang dalam konservasi Anonim. 2012. Persepsi-pengertian-definisi-
sumber daya air yang ditunjukkan dan-faktor-yang-mempengaruhi:
dengan angka validasi 62,2%. Variabel Available from: URL
yang membedakan adalah Umur http://www.duniapsikologi.com/
responden dan Pendapatannya. Anonim. 2012. Study Konservasi
3. Dari fungsi diskriminan yang terbentuk Perlindungan Danau Beratan di
menunjukkan bahwa variabel-variabel Kabupaten Tabanan dan Danau
bebas yang signifikan menentukan Tamblingan di Kabupaten Buleleng.
perbedaan kelompok masyarakat Laporan Akhir: Kementrian PU,
berpartisipasi kurang dan berpartisipasi Direktorat Jenderal SDA, Balai Wilayah
baik adalah X1 (Umur) dan X3 Sungai Bali-Penida.
(Pendapatan). Berdasarkan tanda dari Arsyad, S. 2012. Konservasi Tanah dan Air
koefisien variabel, terlihat bahwa dalam Penyelamatan Sumber Daya
variabel umur bertanda negatif. Hal ini Air.Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
berarti variabel tersebut cenderung Badan Pusat Statistik. 2012. Kecamatan
menurunkan skor fungsi disriminan, Baturiti Dalam Angka, 2012.
apabila variabel pendapatan konstan. Erwiantono. 2006. Kajian Tingkat
Lain halnya dengan variabel pendapatan Partisipasi Masyarakat dalam
yang bertanda positif, yang berarti Pengelolaan Ekosistem Mangrove di
variabel pendapatan akan meningkatkan Kawasan Teluk Pangpang-Banyuwangi.
skor fungsi diskriminan. Dengan kata EPP. Vol. 3 No. 1.
lain semakin tinggi pendapatan Kodoatie, R.J & Sjarief,R. 2010. Tata Ruang
seseorang maka cenderung Air. Andi Yogyakarta.
meningkatkan partisipasinya dalam Kodoatie,R.J & Sjarief, R. 2005.
konservasi sumber daya air. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Andi Yogyakarta.
Saran Manumudhita I Nengah, 2002. Penelitian
1. Memasukkan pengetahuan dasar tentang Perubahan Tata Guna Tanah Di Wilayah
konservasi sumber daya air ke dalam Sekitar Danau Beratan Kabupaten Dati
kurikulum pendidikan formal. II Tabanan: BAPPEDA Propinsi Bali.
2. Lebih meningkatkan sosialisasi berbagai Morrisan, M A. 2012. Metode Penelitian
kegiatan yang akan dilakukan Survei. Jakarta. Kencana Prenada Media.
menyangkut konservasi sumber daya air Murtiyanto,N. 2011. Partisipasi Masyarakat
kepada seluruh penduduk desa, agar (Teori Ringkas). Available from: URL
semakin lama penduduk tersebut tinggal Pantja S.V.R. I, 2008. Faktor-faktor yang
di Desa Candikuning semakin tinggi mempengaruhi Persepsi Masyarakat
partisipasinya dalam konservasi sumber terhadap Kegiatan Konservasi Sumber
daya air. Daya Alam. Jurnal Fakultas Pertanian
3. Memberikan berbagai penyuluhan Universitas Tidar Magelang Vol:30 No.
kepada seluruh penduduk agar memiliki 2: 60-82.
persepsi bahwa konservasi sumber daya

48
Jurnal Spektran Vol. 2, No. 2, Juli 2014

Riduwan. 2008. Metode dan Teknik


Menyusun Tesis. Bandung. Alfabeta.
Safei, L. O. M, 2005. “ Kajian Partisipasi
Masyarakat terhadap Pelestarian Hutan
Mangrove (Studi kasus : Desa Marobo
Kecamatan Bone dan Desa Labulu-bulu
Kecamatan Parigi Kabupaten Muna
Propinsi Sulawesi Tenggara” (tesis).
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada
Statistik Multivariat. Jakarta. Gramedia.
Saptorini, 2003. “Persepsi dan Partisipasi
Masyarakat dalam Pelaksanaan
Konservasi Hutan Mangrove di
Kecamatan Sayung Kabupaten Demak”
(tesis). Semarang : Universitas
Diponegoro.
Suripin, 2002. Pelestarian Sumber Daya
Tanah dan Air. Yogyakarta. Andi.
Triwanto, J. 2012. Konservasi Lahan Hutan
dan pengelolaan Daerah Aliran
Sungai:UMM Press.
Waluya, J. 2010. Pengelolaan Sungai,
Danau dan Waduk untuk konservasi
sumber daya air. Region Vol: II No. 2.

49

Anda mungkin juga menyukai