Pengertian Geologi
Pengertian Geologi
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam pemetaan geologi ini, yaitu:
- Busur derajat 360º
- Clipboard
- Jangka
- Kompas
- GPS (global positioning system)
- Kamera
- Komperator sedimen
- Loupe
- Palu geologi
- Penggaris
- Parang
- Roll meter
- Senter kepala
- Tali tambang
- Tongkat Jacob
III.1.2 Bahan
Adapun Bahan yang digunakan dalam pemetaan geologi ini, yaitu:
- ATK
- HCL
- Kertas HVS A4 80 GSM
- Pensil warna
- Peta topografi/peta dasar skala 1:25.000
- Plastik sampel
- buku lapangan
- spidol permanen
- kalkir
- peta regional sorong
III.2 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pemetaan geologi dimulai dari tanggal 26 juni-26 juli
2020 yang dimana rangkaian kegiatannya dimulai dari, sebagai berikut :
III.3 Prosedur Pengambilan Data
III.3.1 Data Geomorfologi
A. Data lapangan
1. Sketsa dan pengekuran arah
Prosedur pembuatan sketsa dan pengukuran arah ialah:
- Amati objek geomorfologi yang akan diambil
- Sketsa keseluruhan objek tersebut pada buku lapangan
- Ambil gambar objek dengan kamera
- Tembak arah objek dengan menggunakan komopas.
Posisikan kompas di atas telapak tangan letakan pada
perut.buka “sighting arah “ lalu tegakan ”peep sight”
mengarah pada objek stel cermin kompas sehingga
objek terlihat pada garis pords cermin horizontal berada
di tengah kunci jarum dan dapat nilai yang ditunjuk
jarum “N” kompas.
2. Mengukur slope
a. Menggunakan metode katak
Dilakukan ketika posisi kita berada di atas puncak
lereng. Berikut cara pengamatan tersebut :
- Kompas dibuka kurang lebih 45º.
- Pilihlah salah satu objek di puncak lereng yang
akan digunakan sebagai sasaran untuk membidik.
- Sesuaikan arah mata ke objek yang dibidik searah
jendela pandang kompas.
- Klinometer dilihat dari cermin, aturlah dengan cara
memutar tuas kecil yang berada dibelakang
kompas hingga klinometer level berada ditengah.
- Baca nilai yang ditunjuk jarum klinometer.
b. Menggunakan metode pandangan burung
- Lakukan pandangan objek dari bawah lereng
- Buka kompas kurang lebih 45º
- Pilihlah salah satu objek dikaki lereng yang akan
digunakan sebagai sasaran ketika membidik.
- Sesuaikan arah mata pengamatan ke objek yang di
bidik searah jendela pandang kompas.
- Klinometer dilihat dari cermin aturlah dengan cara
memutar tuas kecil yang berada dibelakang
kompas hingga berada di tengah gelembung nivo
tabung.
- Baca skala yang ditunjukkan jarum klinometer.
3. Pengamatan stadia erosi
Prosedur pengamatan stadia erosi ialah :
- Amati objek geomorfologi berupa erosi.
- Ambil data-data geomorfologi yang diperlukan dan
tentukan stadia erosi dan proses erosi dilapangan.
Misalnya channel bar, point bar, gerakan tanah, gully
erosioni.
4. Pengamatan stadia sungai
Prosedur pengamatan stadia sungai ialah :
- Amati sungai secara keseluruhan.
- Lakukan pengukuran penampang sungai.
- Lihat kondisi sungai dan tentukan bentuk penampang
sungai (u atau v) sehingga dapat diketahui stadia sungai
tersebut.
- Tembak arah aliran sungai menggunakan kompas.
B. Pengolahan Data lapangan
1. Klasifikasi lereng
Prosedur pengolahan data lapangan menggunakan
klasifikasi lereng sebagai berikut :
- Buat grid pada peta dengan ukuran 1x1cm
- Hitung kontur pada tiap kotak dan jarak kontur pada
kotak tersebut lalu tentukan presentase kemiringan
lereng, menggunakan rumus :
( n−1 ) x IK
% kemirinan lereng :¿ X 100 %.
JH X SP
Dimana : JH = jarak horizontal
N = jumlah kontur
IK = interval kontur
SP = skala peta
- Masukan hasil perhitungan ke dalam tabel kemiringan
lereng dan tentukan klasifikasi lereng serta
pewarnaannya dengan mengacu pada klasifikasi
morfologi van zuidam (1985)
- Berikan warna pada tiap kotak metode pengamatan
katak dilakukan ketika posisi kita berada di atas
puncak.
III.3.2 Data Petrologi
A. Data Lapangan
1. Sketsa dan foto singkapan
Pertama-tama yaitu mengamati singkapan secara
keseluruhan pastikan pandangan tidak terhalang oleh
apapun, kemudian menentukan arah singkapan dengan
cara mengarahkan lubang pembidik ke arah singkapan lalu
baca jarum utara selanjutnya untuk menggambarkan
dimensi singkapan perlu mengukur tinggi dan lebarnya
singkapan. Gambarlah singkapan dengan menggunakan
skala.
2. Mengukur kedudukan batuan
Setelah observasi tentukan arah penyebaran dan
kemiringan batuan (strike/dip). Posisikan pada clip board
sesuai kedudukan batuan.
- Mengukur arah penyebaran (strike), letakan sisi east
pada kompas searah strike kemudian ratakan kompas
hingga gelembung mata sapi beradah ditengah lalu
tahan tombol pengunci pada kompas dan baca nilai
yang di tuj jukjan ada jarum “N” kompas.
- Mengukur kemiringan batuan (dip), letakan sisi west
pada kompas tegak lurus arah strike kemudian
gerakan klinometer pada kompas hingga gelembung
yang ada pada nivo tabung berada di tengah lalu baca
nilai yang ditunjukan oleh klinometer.
3. Pengambilan sampel lapangan
Pertama-tama identifikasi jenis batuan lalau
sesuakan dengan jenis palu yang digunakan.ambilah
sampel batuan dengan menggunakan palu dengan ukuran
segenggam tangan kemudian letakan didalam plastik
sampel lalu berikan kode.
4. Pendeskripsian batuan secara megaskopis
a) pendeskripsian batuan sedimen klastik
- Mengamati dan menentukan warna lapuk dan segar
pada batuan
- Menentukan struktur batuan
- Menentukan tekstur, tekstur pada batuan sedimen
klastik terdiri dari ukuran butir, bentuk butir,
sortasi dan kemas
- Menentukan komposisi mineral penyusun batuan.
Khusus batuan sedimen yang memiliki fragmen
komposisi mineralnya terbagi atas fragamen
matriks, dan semen. Selain itu, fragmen maupun
matriksnya dideskripisi lebih lanjut lagi sesuai
batuan yang diperoleh
- Menentukan jenis batuan dan nama batuan untuk
menentukan nama dan jenis pada batuan sedimen
klastik didasarkan pada klasifikasi wentworth.
- Teteskan hcl padda sampel batuanjika sampel
batuan bereaksi dengan hcl berikan ketarangan.
- Tuliskan genesa pembengukan batuan berdasarkan
data-data deskripsi.
- Gambarkan sampel batuan dengan mengukur
panjang dan lebar sampel batuan
b) Pendeskripsian batuan sedimen karbonat
- Menentukan warna lapuk dan segar pada batuan
- Menentukan struktur batuan
- Menentukan tekstur , tekstur pada batuan sedimen
karbonat terdri dari: derajat pemilahan, bentuk
butir, dan kemas (Grabau 1912)
- Menentukan komposisi mineral penyusun batuan
khusus batuan sedimen karbonat yang memiliki
fragmen,komposisi mineralnya terbia atas
fragmen,matriks,dan semen.
- Menentukan jenis batuan dan nama batuan sedimen
karbonat didasarkan pada klasifikasi (Dunham
1962). Selanjutnya teteskan hcl pada sampel
batuan jika bereaksi dengan hcl berikan keterangan
- Tuliskan genesa batuan berdasarkan data-data
deskripsi
- Gambarkan sampel batuan dengan mengukur
panjang dan lebarnya batuan
c) Pendeskripsian batuan beku
- Mengamati dan menentukan warna lapuk dan segar
pada batuan
- Menentukan struktur batuan
- Menetukan tekstur, tekstur pada batuan beku
terbagi menjadi granularitas, kristallinitas, bentuk
butir, dan hubungan antar butir
- Menentukan komposisi mineral penyusun batuan
- Menentukan jenis dan nama pada batuan
berdasarkan klasifikasi batuan beku menurut
(Travis, 1955) selanjutnya teteskan HCL pada
sample batuan jika bereaksi dengan HCL berikan
keterangan.
- Tuliskan genesa pembentukan batuan berdasarkan
data-data deskripsi
- Gambarkan sample batuan dengan menggunakan
ukuran panjang dan lebar sample batuan
B. Pengolahan Data Lapangan
1. Klasifikasi batuan sedimen karbonat (Dunham, 1962)
Digunakan untuk penamaan batuan, sedangkan
untuk menentukan tekstur pada batuan sedimen karbonat
didasarkan pada klasifikasi (Grabau, 1912) dengan cara
mengamati dan menentukan ukuran butir pada batuan
2. Klasifikasi batuan sedimen klastik (Wentworth)
Digunakan untuk menentukan tekstur dan penamaan
pada batuan dengan ara mengamati dan menetukan setiap
ukuran butir pada batuan
3. Klasifikasi batuan beku menurut (Travis, 1955)
Digunakan untuk menentukan komposisi mineral
penyusun, tekstur serta penamaan pada batuan dengan cara
mengamati dan mempresentasekan ukuran, bentuk, dan
banyaknya mineral penyusun pada batuan.
Tahap pendahuluan
Studi pustaka
Hasil
Penyusunan laporan
akhir