Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

MATERI OKSIGENISASI

Disusun Oleh:

Antonius Olang (19006)

Aulia Diastari (19009)

Shifa Tiara Abrilia (19046)

Silvia Vivi Marviani (19048)

Syifa Retno Manggali (19052)

Dosen Pembimbing: Rusmawati Sitorus, S.Pd,S.Kep,MA

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Jalan Cumi No.37, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, 14310

TAHUN AJARAN

2019/2020
A. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia ataufisika).
Oksigen(O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbondioksida, energi,
dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batasnormal pada tubuh akan
memberikan dampak yang cukup bermakna terhadapaktivitas sel.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan
secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka
kebutuhan oksigenakan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari
terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-
biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, sepertiadanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.

B. Tujuan Oksigenasi
Fungsi utama oksigenasi adalah untuk memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-
sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel.Saat bernapas, tubuh
mengambil O2dari lingkungan untuk kemudian diangkut keseluruh tubuh (sel-selnya)
nelalui darah guna dilakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2
akan kembali diangkut olehdarah ke paru-par untuk dibuang ke lingkungan karena tidak
berguna lagi oleh tubuh.

C. Proses Oksigenasi
1. Oksigenasi Eksternal Oksigenasi/ pernapasan eksternal (pernapasan pulmoner)
Oksigenasi eksternal mengacu pada keseluruhan pertukaran O2 dan CO2 antara
lingkungan eksternal dan sel tubuh.Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga
langkah, yakni ventilasi pulmoner, pertukaran gas alveolar, serta transpor oksigen dan
karbon dioksida.
1) Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru- paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus.
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jalan napas yang
bersih, sistem saraf pusat dan sistem pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu
mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.

2) Pertukaran gas alveolar


Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusi
oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul
dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan
rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh
ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.

3) Transpor oksigen dan karbon dioksida


Tahap ketiga pada proses pernapasa adalah transpor gas-gas pernapasan. Pada
proses ini, oksigen diangkut dari paru-paru menuju jaringan dan karbon dioksida
diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
a. Transpor O2
Proses ini berlangsung pada sistem jantung dan paru- paru. Normalnya,
sebagian besar oksigen (97%) berikatan lemah dengan hemoglobin dan diangkut
ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin (HbO2), dan sisanya terlarut
dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi (jumlah O2yang masuk ke
paru) dan perfusi (aliran darah ke paru dan jaringan). Kapasitas darah yang
membawa oksigen dipengaruhi oleh jumlah O2 dalam plasma, jumlah
hemoglobin(Hb), dan ikatan O2 dengen Hb.
b. Transpor CO2
Karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus diproduksi
dan diangkut menuju paru dalam tiga cara:
1) Sebagian besar karbon dioksida (70%) diangkut dalam sel darah merah
dalam bentuk bikarbonat ( HCO3)
2) Sebanyak 23% karbon dioksida berikatan dengan hemoglobin
membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2) dan
3) Sebanyak7% diangkut dalam bentuk larutan di dalam plasma dan
dalam bentuk asam karbonat.
2. Oksigenasi Internal
Pernapasan internal (pernapasan jaringan) mengacu pada proses metabolism
intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakanO2 dan menghasilkan
CO2selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini, darah yang
banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruhtubuh hingga mencapai kapiler sistemik.
Selanjutnya terjadi pertukaran O2 danCO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan.
Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti
penurunan gradien tekanan parsial.

A. Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi


Saluran pernafasan dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung,
yang mempunyai 2 lubang (kavum nasi) dan dipisahkan oleh sekat hidung
(septum nasi).
1) Bagian luar dinding terdiri dari kulit.
2) Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.
3) Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang dinamakan karang hidung
(konka nasalis) ,yang berjumlah 3 buah :- Konka nasalis inferior (karang
hidung bagian bawah)- Konka nasalis media (karang hidung bagian
tengah)- Konka nasalis superior (karang hidung bagian atas)
b. Faring
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan
dan jalan makanan,terdapat dibawah dasar tengkorak ,di belakang rongga
hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Dibagi menjadi 3
bagian :
1) Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut
nasofaring.
2) Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut
orofaring.
3) Bagian bawah sekali dinamakan laringofarig.
c. Laring
Saluran pernapasan setelah faring, terletak di depan faring sampai
ketinggian vertebra servikalisdan masuk ke dalam trakea di bawahnya.
d. Epiglotis
Katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses
menelan makanan.

2. Saluran pernapasan bagian bawah:


a. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian
vertebrae torakalis kelima.
b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang terdapat pada ketinggian
veterbrata torakalisIV dan V dan bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri.
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen
dengan karbondioksida.
e. Paru-Paru, merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.

B. Proses Terjadinya Oksigenasi


1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli keatmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin
rendah tempat tekanan udara semakin tinggi. Proses ventilasi inidipengaruhi oleh
beberapa factor:
a. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
b. Adanya kondisi jalan napas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
2. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler
paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaituluasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau
permeabilitas yang terdiri atas epitelalveoli dan interstisial (keduanya dapat
mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk
kedalam darah karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari
tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
3. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu curah jantung, kondisi pembuluh darah, latihan,
perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta
eritrosit dan kadar Hb.

C. Jenis Pernapasan

1. Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari
tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari
masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen
masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus
membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu,
sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru
dengan tekanan oksigen 100 mmHg.
2. Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan
dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses semua hormon yang dapat
melebarkan saluran pernapasan.
D. Pemeriksaan Fungsi Paru

Respirasi (Pernapasan atau ventilasi) sebagai suatu siklus inspirasi dan ekspirasi.
Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar 12 - 16 kali permenit yang mengangkut
kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar paru.Volume yang lebih rendah darikisaran normal
seringkali menunjukkan malfungsi sistem paru.
Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat inspirasi dan ekspirasi sebanyak
500 ml disebut dengan volume tidal, sedang volume tidal pada tiap orang sangat bervariasi
tergantung pada saat pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal
secara nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan alveoli
yang aktif dalam proses pertukaran gas. Sedang sisanya sebanyak 30% (150 ml) menetap diruang
rugi (anatomic dead space).
Volume total udara yang ditukarkan dalam satu menit disebut dengan minute volume
ofrespiration (MVR) atau juga biasa disebut menit vantilasi. MVR ini didapatkan dari hasil
kaliantara volume tidal dan frekuensi pernapasan normal permenit. Rata-rata MVR dari 500
mlvolume tidal sebanyak 12 kali pernapasan permenit adalah 6000 ml/menit.
Volume pernapasan yang melebihi volume tidal 500 ml dapat diperoleh dengan
mengambil nafas lebih dalam lagi. Penambahan udara ini biasa disebut volume cadangan
inspirasi (Inspiratory reserve volume) sebesar 3100 ml dari volume tidal sebelumnya,
sehinggavolume tidal totalnya sebesar 3600 ml.
Meskipun paru dalam keadaan kosong setelah fase ekspirasi maksimal, akan tetapi
sesungguhnya paru-paru masih memiliki udara sisa yang disebut dengan volume residu yang
mempertahankan paru-paru dari keadaan kollaps, besarnya volume residu sekitar 1200 ml.

E. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen


Beberapa faktor yang mempengaruhi Kebutuhan oksigen dalam tubuh antara lain:
1. Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi
pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut
mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan
curah jantung meningkat dankebutuhan oksigen pun meningkat.
Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami konstriksi
dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan kebutuhan
oksigen. Pengaruh lingkungan terhadap oksigen juga ditentukan oleh ketinggian tempat.
Pada tempat tinggi tekanan barometer akan turun, sehingga tekanan oksigen juga turun.
Selain itu, kadaroksigen di udara juga dipengaruhi oleh polusi udara. Udara yang
dihirup pada lingkungan yangmengalami polusi udara, konsentrasi oksigennya
rendah.Hal tersebut menyebabkan kebutuhanoksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara
optimal.
2. Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan
respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
3. Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan
oksigen meningkat.
4. Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab
merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin
yang terkandungdalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan pembuluh darahdarah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
5. Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan
baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya,
orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami
kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

F. Gangguan Oksigenasi

Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan


pada system tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler. Gangguan pada sistem respirasi
dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif
dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh
tidak terpenuhi secara adekuat.Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi
dikelompokkan menjadi tiga yaitu, gangguan irama/frekuensi pernapasan, insufisiensi
pernapasan dan hipoksia.
1. Gangguan irama/frekuensi pernapasan
a. Pernapasan ‘Cheyne-stokes’
Yaitu siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula dangkal, makin naik
kemudian menurun dan berhenti. Jenis pernapasan ini biasanya terjadi pada klien gagal
jantung kongesti, peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat.
Namun secarafisiologis, jenis pernapasan ini terutama terdapat pada orang di
ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi saat tidur.
b. Pernapasan ‘Biot’
Yaitu pernapasan yang mirip dengan pernapasan Cheyne-stokes, tetapi
amplitudonya rata dan disertai apnea. Keadaan pernapasan ini kadang ditemukan pada
penyakitradang selaput otak.
c. Pernapasan ‘Kussmaul’
Yaitu pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat sering melebihi 20
kali/menit. Jenis pernapasan ini dapat ditemukan pada klien dengan asiidosis
metabolik dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernapasan
a. Takipnea/hiperpnea,
Yaitu frekuensi pernapasan yang jumlahnya meningkat di atas frekuensi
pernapasan normal.
b. Bradipnea
Yaitu kebalikan dari takipnea dimana ferkuensi pernapasan yang
jumlahnyamenurun dibawah frekuensi pernapasan normal.
c. Insufisiensi pernapasan
Penyebab insufisiensi pernapasan dapat dibagi menjadi tiga kelompokutama
yaitu:
1) Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus, seperti: Kelumpuhan otot
pernapasan, misalnya pada poliomielitis, transeksi servikal.Penyakit yang meningkatkan
kerja ventilasi, seperti asma, emfisema, TBC dan lain-lain.
2) Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru:Kondisi yang menyebabkan
luas permukaan difusi berkurang, misalnya kerusakan jaringan paru, TBC, kanker dan
lain-lain.Kondisi yang menyebabkan penebalan membran pernapasan, misalnya pada
edema paru, pneumonia, dan lain-lain. Kondisi yang menyebabkan rasio ventilasi dan
perfusi yang tidak normal dalam beberapa bagian paru, misalnya pada trombosis paru.
3) Kondisi paru yang menyebabkan terganggunya pengangkutan oksigen dari
paru-paruke jaringan yaitu: Anemia dimana berkurangnya jumlah total hemoglobin yang
tersedia untuk transpor oksigen.Keracunan karbondioksida dimana sebagian besar
hemoglobin menjadi tidak dapat mengankut oksigen.Penurunan aliran darah ke jaringan
yang disebabkan oleh karena curah jantung yang rendah.
3. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan oksigen di jaringan.Istilah ini lebih tepat daripada
anoksia. Sebab, jarang terjadi tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia
dapat dibagi kedalam empat kelompok yaitu hipoksemia, hipoksia hipokinetik,
overventilasi hipoksia danhipoksia histotoksik.
a. Hipoksemia
Hipoksemia adalah kekurangan oksigen di darah arteri. Terbagi atas dua
jenis yaitu hipoksemia hipotonik (anoksia anoksik) dan hipoksemia isotonik
(anoksia anemik). Hipoksemia hipotonik terjadi dimana tekanan oksigen arteri
rendah karena karbondioksida dalamdarah tinggi dan hipoventilasi.
Hipoksemia isotonik terjadi dimana oksigen normal, tetapi jumlah
oksigenyang dapat diikat hemoglobin sedikit. Hal ini terdapat pada kondisi
anemia, keracunankarbondioksida.
b. Hipoksia Hipokinetik (stagnat anoksia/anoksia bendunagn)
Hipoksia hipokinetik yaitu hipoksia yang terjadi akibat adanyabendunagan
atausumbatan. Hipoksia hipokinetik dibagi kedalam duajenis yaitu hipoksia
hipokinetik ischemicdan hipoksia hipokinetik kongestif. Hipoksia hipokinetik
ischemic terjadi dimana kekurangan oksigen pada jaringan disebabkan karena
kuarngnya suplai darah kejaringan tersebut akibat penyempitan arteri.
Hipoksia hipokinetik kongestif terjadi akibat penumpukan darah secara
berlebihan atau abnormal baik lokal maupun umum yang mengakibatkan
suplaioksigen ke jaringan terganggu, sehingga jarinagn kekuranga oksigen.
c. Overventilasi hipoksia
Overventilasi hipoksia yaitu hipoksia yang terjadikarena aktivitas yang
berlebihansehingga kemampuan penyediaan oksigen lebih rendah dari
penggunaannya.
d. Hipoksia histotoksik
Hipoksia histotoksik yaitu keadaan dimana darah di kapiler jaringan
mencukupi, tetapi jaringan tidak dapat menggunakan oksigen karena pengaruh
racun sianida. Hal tersebut mengakibatkan oksigen kembali dalam darah vena
dalam jumlah yang lebih banyak daripada normal (oksigen darah vena
meningkat).

Anda mungkin juga menyukai