Anda di halaman 1dari 2

Celah palatum merupakan kelainan

kongenital. Keadaan ini akan menimbulkan


masalah baik untuk orang tua pasien maupun
pasien sendiri. Dampak psikologis merupakan
hal yang paling sering ditemui saat orang tua
baru mengetahui memiliki anak yang baru
lahir dengan celah palatum. Orang tua
merasa malu, menganggap kelainan ini
merupakan suatu aib dan menduga bahwa
kelainan ini merupakan balasan perbuatan
orang tua yang tidak baik selama kehamilan

1. Terapi Non-bedah Palatoschisis merupakan suatu masalah pembedahan, sehingga tidak ada
terapi medis khusus untuk keadaan ini. Akan tetapi, komplikasi dari palatoschisis yakni
permasalahan dari intake makanan, obstruksi jalan nafas, dan otitis media membutuhkan
penanganan medis terlebih dahulu sebelum diperbaiki.8 Pada periode neonatal beberapa hal
yang ditekankan dalam pengobatan pada bayi dengan palatoschisis yakni: a. Intake makanan
Intake makanan pada anak-anak dengan palatoschisis biasanya mengalami kesulitan karena
ketidakmampuan untuk menghisap, meskipun bayi tersebut dapat melakukan gerakan
menghisap. Kemampuan menelan seharusnya tidak berpengaruh, nutrisi yang adekuat mungkin
bisa diberikan bila susu dan makanan lunak jika lewat bagian posterior dari cavum oris. pada
bayi yang masih disusui, sebaiknya susu diberikan melalui alat lain/ dot khusus yang tidak perlu
dihisap oleh bayi, dimana ketika dibalik susu dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah yang
optimal artinya tidak terlalu besar sehingga membuat pasien menjadi tersedak atau terlalu kecil
sehingga membuat asupan nutrisi menjadi tidak cukup. Botol susu dibuatkan lubang yang besar
sehingga susu dapat mengalir ke dalam bagian belakang mulut dan mencegah regurgitasi ke
hidung. Pada usia 1-2 minggu dapat dipasangkan obturator untuk menutup celah pada palatum,
agar dapat menghisap susu, atau dengan sendok dengan posisi setengah duduk untuk
mencegah susu melewati langit-langit yang terbelah atau memakai dot lubang 14 kearah bawah
ataupun dengan memakai dot yang memiliki selang yang panjang untuk mencegah aspirasi.8 b.
Pemeliharaan jalan nafas Pernafasan dapat menjadi masalah anak dengan palatoschisis,
terutama jika dagu dengan retroposisi (dagu pendek, mikrognatik, rahang rendah (undershot
jaw), fungsi muskulus genioglossus hilang dan lidah jatuh kebelakang, sehingga menyebabkan
obstruksi parsial atau total saat inspirasi (The Pierre Robin Sindrom). 8 c. Gangguan telinga
tengah Otitis media merupakan komplikasi yang biasa terjadi pada cleft palate dan sering terjadi
pada anak-anak yang tidak dioperasi, sehingga otitis supuratif rekuren sering menjadi masalah.
Komplikasi primer dari efusi telinga tengah yang menetap adalah hilangnya pendengaran.
Masalah ini harus mendapat perhatian yang serius sehingga komplikasi hilangnya pendengaran
tidak terjadi, terutama pada anak yang mempunyai resiko mengalami gangguan bicara karena
cleft palatum. Pengobatan yang paling utama adalah insisi untuk ventilasi dari telinga tengah
sehingga masalah gangguan bicara karena tuli konduktif dapat dicegah.8

2. Dengan botol dan puting yang sudah dirancang khusus untuk bayi dengan labioschizis /
labiopalatoschizis. a. Pigeon Nipple Botol dengan puting yang satu sisinya keras, dan
lunak pada sisi lainnya. - Sisi yang keras meniru fungsi palatum, memberi permukaan
yang keras bagi lidah untuk ditekan saat bayi menghisap. - Sisi lunak dapat ditekan oleh
lidah bayi. Lubang pada ujung puting berbentuk Y sehingga alirannya relatif cepat.

Anda mungkin juga menyukai