Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Bencana

St. suarniati
Defenisi
• Manajemen bencana (Disaster management)
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
bencana beserta segala aspek yang berkaitan
dengan bencana, terutama resiko bencana dan
bagaimana menghindari resiko bencana
(Nurjannah, 2012)
• Menurut UU no 24 tahun 2007 pasal 1 angka 5
bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana
adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan
kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya
bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap
darurat dan mitigasi.
Prinsip manajemen bencana
• Cepat & tepat
• Prioritas
• Koordinasi & keterpaduan
• Berdayaguna & berhasil guna
• Transparansi & akntabilitas
• Kemitraan
• Pemberdayaan
• Non diskriminatif
• Non proselitisi
Siklus Manajemen bencana
• Setelah terjadi • Stidak terjadi
bencana bencana

Recovery Mitigasi

Tanggap kesiapsag
darurat aan
• Saat terjadi • situasiTerdapat
bencana potensi
bencana
Mitigasi
• Merupakan tindakan yang diambil sebelum bencana terjadi dengan
tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan dampak bencana.
• Mitigasi terbagi atas mitigasi struktural dan nonstruktural.
• Mitigasi struktural didefenisikan sebagai usaha pengurangan resiko
yang dilakukan melalui pembangunan atau perubahan lingkungan fisik.
Upaya ini mencakup ketahanan kontruksi, langkah-langkah
pengaturan, kode bangunan, relokasi, modifikasi struktur, konstruksi
tempat tinggal masyarakat, konstruksi pembatas atau sistem
pendeteksi, modifikasi fisik, sistem pemulihan dan penanggulangan
infrastruktur untuk keselamatan hidup.
• Mitigasi nonstruktural meliputi pengurangan kemungkinan resiko
melalui modifikasi proses-proses perilaku manusia atau alam.
Langkah-langkahnya meliputi regulasi, program pendidikan, dan
kesadaran masyarakat, modifikasi perilaku serta pengendalian
lingkungan.
Kesiapsiagaan
• Merupakan perencanaan, identifikasi sumber daya, sistem
peringatan, pelatihan, simulasi, dan tindakan pra bencana lainnya
yang diambil untuk tujuan meningkatkan keamanan dan efektivitas
respon masyarakat selama bencana.
• Kesiapsiagaan mencakup kegiatan merumuskan, menguji, dan
melakukan latihan terhadap rencana penanganan bencana,
memberikan pelatihan bagi responden bencana dan masyarakat
umum, melakukan komunikasi publik terhadap masyarakat tentang
kerentanan bencana dan tindakan untuk mengurangi resiko akibat
dampak bencana. Kesiapsiagaan berkaitan dengan kegiatan dan
langkah-langkah yang diambil sebelum terjadinya bencana untuk
memastikan adanya respon yang efektif terhadap dampak bahaya,
termasuk dikeluarkannya peringatan dini secara tepat waktu dan
efektif.
• Tujuan kesiapsiagaan adalah untuk mengantisipasi masalah dan
sumber daya ditempat yang diperlukan untuk memberikan respons
sebelum bencana terjadi
• Perbedaan utama antara mitigasi dan
kesiapsiagaan adalah mitigasi
menganggap bahwa bencana dapat
dicegah dan dampaknya dapat dikurangi.
Sementara kesiapsiagaan mengasumsikan
bahwa bencana, walaupun terjadi, akan
tetapi masyarakat harus siap
menghadapinya. Kesiapsiagaan yang kuat
dapat dibangun dengan perencanaan,
pelatihan dan latihan.
Respons/ Tanggap Darurat
• Proses respons dimulai segera setelah tampak jelas bahwa bencana akan
segera terjadi dan berlanjut sampai keadaan darurat dinyatakan berakhir.
• respons dilakukan dalam periode stres yang sangat tinggi, lingkungan yang
sangat terbatas, serta waktu dan informasi yang terbatas pula.
• Kegiatan respons dapat dilakukan melalui peringatan, evakuasi, dan
penyediaan tempat penampungan.
• Respons tidak terbatas pada fokus korban cedera atau meninggal, serta
kerusakan harta benda, tempat tinggal dan lingkungan tapi juga mencakup
koordinasi dan upaya-upaya mengembalikan fungsi infrastruktur penting
dengan sangat cepat seperti membuka kembali jalur transportasi,
pemulihan jaringan komunikasi dan listrik, serta memastikan
pendistribusian makanan dan air bersih. Tujuan dari respons adalah
memungkinkan pemulihan dilakukan, mengurangi kondisi cedera lebih
lanjut, mencegah hilangnya nyawa serta mempercepat kembali masyarakat
untuk berfungsi normal.
Recovery /Pemulihan
• Pemulihan merupakan upaya pembangunan kembali dan
menjadi bagian dari pembangunan pada umumnya yang
dilakukan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi.
• Rehabilitasi merupakan upaya perbaikan untuk
mengembalikan fungsi secara minimal terhadap sarana,
prasrana, fasilitas umum yang rusak akibat bencana.
Sasaran utamanya adalah normalisasi berbagai aspek
pemerintahan dan kehidupan masyarakat seperti kondisi
sebelum terjadi bencana. (Nurjannah, 2012)
• Rekonstruksi merupakan upaya pembangunan kembali
sarana, prasarana dan fasilitas umum dan kapasitas
kelembagaan yang rusak akibat bencana.

Anda mungkin juga menyukai