Anda di halaman 1dari 4

1.

A. Tahap Konkret Oprasional Menurut Piaget, tahapan ini berawal pada anak usia 6 atau
7 tahun dan berakhir pada usia 11 tahun. Usia-usia ini merupakan usia di mana anak
menempuh pelajaran di SD. Pada tahap ini telah terjadi perubahan-perubahan
walaupun masih ada juga keterbatasannya. Perubahan yang paling mendasar adalah
perubahan dari pemikiran yang kurang logis ke pemikiran yang yang lebih logis. Hal
ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketentuan atau aturan yang lebih diikuti.
Operasi yang mendasar pemikirannya berdasarkan pada yang konkret atau nyata,
dapat dilihat, diraba, atau dirasa, dari suatu benda atau kejadian sehingga tahapan ini
disebut sebagai tahapan konkret oprasional.
B. Kelebihan :
1) Pembelajaran berpusat pada siswa Setelah saya analisis kasus tersebut, dan dilihat dari
sudut pandang perkembangan anak SD menurut Piaget, dapat saya simpulkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh pak Indra pembelajaran berpusat pada siswa, yaitu
proses belajar mengajar berdasarkan kebutuhan dan minat anak.
2) Siswa diberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dari penggunaan
inderanya. Dengan pembelajaran yang dilakukan oleh pak Indra, dapat terlihat
kebebasan anak untuk memecahkan masalah dengan memanfaatkan penggunaan
inderanya lewat percobaan yang dilakukan.
3) Metode Eksperimen Penggunaan metode yang pak Indra gunakan dalam
pembelajaran yaitu metode eksperimen atau percobaan. adalah suatu cara mengajar, di
mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan
kepada guru.
Kelemahan :
1) Percobaan yang dilakukan anak pada usia ini masih bersifat coba-coba. Pada
pembelajaran pak Indra, ada proses percobaan yang dilakukan oleh siswa, pada usia
ini siswa hanya sekedar melakukan percobaan, yang dimana percobaan tersebut
masih jarang yang berhubungan anatara satu dengan yang lainnya.
2) Secara mental anak usia ini tidak dapat mempertimbangkan kemungkinan yang
beragam. Yang dimaksud kemungkinan beragam disini, bahwa anak pada usia ini
tidak dapat memunculkan kemungkinan yang beragam atau lebih dari satu untuk
memecahkan suatu masalah atau memperoleh jawaban dari masalah tersebut.
3) Tidak dapat mempergunakan ketentuan yang logis pada benda atau kejadian yang
tidak nyata. Karna anak usia ini berada pada tahap oprasional konkret, maka
pembelajaran yang dilakukan harus dilengkapi dengan menghadirkan benda-benda
nyata, untuk membantu siswa agar dapat memahami dengan baik.
2. A. Skenario pembelajaran menggunakan pendekatan lingkungan alam sekitar (PLAS)
Aspek : perubahan gerak akibat gaya
 Siswa dihadapkan dengan cerita faktual dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan gaya
 Guru bertanya mengenai pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan gaya dengan memberikan pertanyaan alternatif:
a. Siapa yang pernah mendorong suatu benda? Misalnya meja/kursi?
b. Apa tujuan mendorong benda tersebut?
c. Apakah ada manfaat/kerugian yang ditimbulkan ketika mendorong benda tersebut?
 Siswa diberikan pertanyaan permasalahan.
a. Jika kalian pergi ke sekolah menggunakan sepeda dijalan yang beraspal/berbatu. Di
jalan yang beraspal/berbatu yang akan membuat kalian cepat sampai ke sekolah?
b. Mengapa jalan yang beraspal/berbatu tersebut dapat sampai lebih cepat ke sekolah?
c. Siswa diminta jawaban prediksi (jawaban sementara)
 Siswa membentuk kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa
 Guru memberikan penjelasan mengenai percobaan yang akan dilakukan bersama
teman perkelompok
 Siswa diberi kesempatan bekerja sama dalam kelompok untuk melakukan percobaan
 Guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan
 Siswa melaporkan hasil percobaan menggunakan kalimat sendiri
 Siswa memberikan kalrifikasi atau pembuktian atas penjelasan laporan hasil
percobaan dan menghubungkannya dengan prediksi yang sudah dibuat
B. Supaya siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan jika dihadapkan
dengan permasalahan yang berhubungan dengan lingkungan dan kehidupan sehari-
hari siswa, serta dapat mengembangkan kebiasaan dalam menggunakan dan
mengembangkan sikap prilaku peduli terhadap lingkungan dan mengembangkan
keterampilan untuk meneliti lingkungan.
3. A. Cara tersebut belum sesuai dengan hakikat IPA karena Bu Intan dalam
pelaksanaan pembelajaran hanya menyuruh siswa membaca materi yang ada pada
buku kemudian merangkumnya tidak menjelaskan materi terlebih dahulu kepada
siswa dan tidak memberikan contoh secara konkret atau menyuruh siswa melakukan
percobaan secara langsung untuk memahami sifat-sifat cahaya. Karena pada
hakikatnya pembelajaran IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan.

B.Rancangan pelaksanaan pembelajaran


Kegiatan Awal
 Guru memulai pembelajaran dengan salam
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum pembelajaran
dimulai
 Apersepsi (bertanya jawab tentang bagaimana manusia dapat melihat)
 Menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi tersebut

Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
 Guru meminta siswa untuk berkumpul dengan teman sekelompoknya di posisi
yang telah ditentukan.
 Tanya jawab tentang sumber-sumber cahaya
 Guru terlebih dahulu menjelaskan materi tentang macam-macam cahaya dan
sifat-sifat cahaya
 Siswa ditugaskan untuk melakukan percobaan tentang sifat-sifat cahaya sesuai
instruksi guru
 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang berkaitan dengan
percobaan yang telah dilakukan siswa mengenai sifat-sifat cahaya
 Beberapa orang siswa melaporkan hasil pekerjaannya
 Siswa lainnya diberi kesempatan untuk menanggapi
 Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
 Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan siswa secara garis besar.
Kegiatan Penutup
 Guru memberikan apresiasi kepada siswa atas keberhasilan yang sudah
dicapai.
 Guru bersama siswa mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
 Guru memberikan tugas di rumah kepada siswa.
 Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam penutup
4. A. -Menurut pendapat saya pembelajaran yang dilaksanakan oleh Ibu Rini belum
sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA. Karena hakikat pembelajaran IPA harus
melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Sedangkan Ibu Rini tidak
melibatkan siswa secara langsung ketika mengajar meskipun Ibu Rini menggunakan
alat bantu gambar siswa terlihat kurang aktif dan Ibu Rini masih mendomanasi dalam
proses pembelajaran bukan siswa.
-Menurut pendapat saya pembelajaran yang dilaksanakan Ibu Rini sudah sesuai
dengan tahap perkembangan siswa SD menurut piaget. Karena Ibu Rini menggunakan
benda konkret berupa alat bantu gambar tentang berbagai jenis makanan, sehingga
membuat siswa menjadi lebih memahami materi tantang makanan mana yang muda
dicerna dan makanan mana yang sulit dicerna.
B. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Kegiatan awal
 Guru memulai pembelajaran dengan salam
 Guru mengecek kehadiran siswa.
 Guru menunjuk ketua kelas untuk memimpin do’a sebelum pembelajaran
dimulai
 Apersepsi (bertanya jawab tentang makanan yang mudah dan sulit dicerna)
 Menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari materi tersebut
Kegiatan Inti
 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang
 Guru terlebih dahulu menjelaskan materi mengenai makanan yang mudah dan
sulit dicerna
 Guru menampilkan video berupa begbagai jenis makanan di layar dan
makanan yang asli serta beragam yang telah disediakan di masing-masing
meja kelompok untuk diamati oleh siswa
 Sebelum melakukan percobaan terlebih dahulu guru membagikan LKS kepada
masing-masing kelompok
 Guru menyuruh siswa melakukan percobaan dan mengelompokan atau
mengklasifikasikan makanan yang mudah dan sulit dicerna kemudian
mengaitkannya dengan materi/pengetahuan yang telah siswa peroleh
 Guru memberikan siswa kesempatan untuk berdiskusi, dan menjawab
pertanyaan yang ada pada LKS
 Setiap kelompok bergantian mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok
lain menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi
 Guru meluruskan konsep yang telah didapat siswa dari percobaan
 Siswa bertanya kepada guru jika ada yang masih belum dipahami
Kegiatan Penutup
 Guru memberikan apresiasi kepada siswa atas keberhasilan yang sudah
dicapai.
 Guru bersama siswa mereview pembelajaran yang telah dilaksanakan.
 Guru memberikan tugas di rumah kepada siswa.
 Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan salam penutup

Anda mungkin juga menyukai