Anda di halaman 1dari 9

BAB II

GAMBARAN UMUM BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN

(BBIHP)

2.1 Sejarah dan Perkembangan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)

Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) adalah lembaga pemerintahan


di bidang penelitian dan pengembangan di bawah badan pengkajian iklim dan mutu
industry, kementrian perindustrian. Lembaga tersebut didirikan pada tahun 1947
dengan nama “laboratorium vorschekundingondederzook”, sebagai cabang
darilaboratorium pusat di Bogor. Pada tahun 1952 nama lembaga ini berubah menjadi
Balai Penelitian Kimia. Selanjutnya pada tahun 1980 industri direorganisasi menjadi
Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Ujung Pandang. Reorganisasi terjadi
kembali pada tahun 2002 menjadi Balai Riset dan Standarisasi Industri dan
Perdagangan Makassar dan pada tahun 2006 berubah menjadi Balai Besar Industri
Hasil Perkebunan.

(BBIHP) mempunyai tugas pokok melakukan kegiatan penelitian,


pengembangan, standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan
potensi industri hasil perkebunan, dan menyelenggarakan beberapa fungsi antara lain
memberikan pelayanan jasa teknis penelitian dan pengembangan industri hasil
perkebunan; rancang bangun dan perekayasaan, standarisasi, pengujian, kalibrasi,
sertifikasi, konsultasi, dan pelatihan.

2.2 Visi dan Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)

Visi

Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan dalam bidang industri hasil


perkebunan dan penyedia layanan teknis yang unggul dan terdepan.

Misi

a. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang


inovatif dan berorientasi pada kebutuhan industri.
b. Meningkatkan pelayanan jasa teknis yang berkualitas dan professional.
c. Memperluas jejaringan dengan industri.

2.3 Lokasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)

Untuk sampai ke area kerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)
dapat ditempuh dengan menggunakan jalan darat, baik itu menggunakan roda 2
maupun dengan kendaraan roda 4, dimana letaknya di Jl. Abdulrahman Basalamah
No. 28 Karampuang, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

2.4 Struktur Organisasi BBIHP

BALAI BESAR
INDUSTRI
HASIL
PERKEBUNAN

BAGIAN TATA
USAHA

SUBBAG
UMUM SUBBAG
SUBBAG PROGRAM
DAN KEUANGAN
KEPEGAWAIA DAN PELAPORAN
N

BIDANG
BIDANG BIDANG
PENELITIAN
PENGEMBANGA PENILAIAN
DAN
N JASA TEKNIS PENGEMBANGA KESESUAIAN
N

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PEMASARAN SEKSI TEKNOLOGI TEKNOLOGI PENGUJIAN SEKSI
DAN INFORMASI DAN SERTIFIKASI
PENGOLAHAN DIVERSIFIKASI
KERJASAMA KALIBRASI
PASCA PANEN PRODUK HILIR

Gambar 2.1. Bagan Struktur Organisasi BBIHP Makassar


KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL

Kerja Praktek dilaksanakan pada Bidang penilaian kesesuaian Seksi pengujian dan
kalibrasi di laboratorium air dan lingkungan.

2.5 Sistem Proses


Masuk ke bagian penerima contoh
Diberikan SPP (Surat Perintah Pengujian) yang
Sampel yang akan
ditandatangani oleh Manager Teknis dan Manager
diuji Administrasi

Diuji di laboratorium yang bersangkutan


Sampel dikirim ke
laboratorium
dengan SPP-nya

Diperiksa penyedia laboratorium yang


bersangkutan
Diperiksa oleh Manejer Teknis
Hasil Pengujian
Diketik beserta surat pengantar dari Kepala Balai

Kembali ke Manager Teknis untuk ditandatangani


Diserahkan ke bendahara penerima untuk diambil
Sertifikasi dan surat
oleh pemilik sampel kemudian menyelesaikan
pengantar finansialnya

CUSTOMER

Gambar 2.2. Alur Pengujian Sampel pada Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
2.6 Kondisi Terkini Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)
a. Sertifikasi

Lembaga sertifikasi produk Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP)


“LSPr-004-IDN” memberikan layanan sertifikasi bagi kepasrtian mutu produk
dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).

Ruang Lingkup sertifikasi :

1. SNI 01-3551-2012 : Mie Instant

2. SNI 01-3554-2015 : Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

3. SNI 01-3556-2010 : Garam Konsumsi Beryodium

4. SNI 01-3751-2009 : Tepung Terigu sebagai bahan makanan

5. SNI 02-2801-2010 : Pupuk Urea

6. SNI 02-2803-2012 : Pupuk NPK Padat

7. SNI 02-3769-2005 : Pupuk SP-36

b. Pengujian

Lembaga penguji BBIHP Makassar sudah berpengalaman dalam memberikan


jasa pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk, dan limbah industri
dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI), Peraturan Pemerintah,
Peraturan Menteri atan standar internasional lainnya. Laboratorium penguji sejak 19
Juli 2012 mendapat sertifikasi akreditasi SNI ISO/IE 17025 : 2017 (LP-110-IDN)
dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) Badan Standarisasi Nasional.

Kemampuan dan lingkup pengujian yang dimiliki :

a) Pengujian mutu produk makanan dan minuman : AMDK, garam konsumsi


beryodium, mie instan, tepung terigu, gula pasir, gula rafinasi, biscuit, udang
beku, abon, minyak goring, kecap, saus, kopi bubuk, kakao bubuk, sirup,
minuman beralkohol, dan lain-lain.
b) Pengujian mutu produk kimia : pupuk, semen port lang, dan kapur tohor.
c) Pengujian mutu produk bahan bangunan : batu bata, paving stone, genteng,
marmer, baja lembaran lapis seng, baja tulangan beton, batu besi, kayu lapis,
dan balok kayu.
d) Pengujian bahan baku hasil perkebunan dan pertanian : biji kakao, kopi biji,
mente, biji jagung, gaplek, kemiri, dan bungkil kopra.
e) Pengujian limbah : emisi, udara ambien, cair, padatan, dan B3.
f) Pengujian kualitas air permukaan : air baku, sumur, sungai, danau, dan laut.

Pengujian komoditi yang terakreditasi :

1. SNI 01-3551-2012 : Mie Instant

2. SNI 01-3554-2015 : Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)

3. SNI 01-3556-2010 : Garam Konsumsi Beryodium

4. SNI 01-3751-2009 : Tepung Terigu sebagai bahan makanan

5. SNI 02-2801-2010 : Pupuk Urea

6. SNI 02-2803-2012 : Pupuk NPK Padat

7. SNI 02-3769-2005 : Pupuk SP-36

8. SNI 15-2019-2015 : Semen Portland

9. SNI 02-2803-2005 : Pupuk Dolomoit

10. SNI 02-2805-2005 : Pupuk KCl

11. SNI 02-4958-2006 : Pupuk Haspramin

c. Kalibrasi

Kalibrasi peralatan ukur Laboratorium dan Instrument bertujuan untuk


menjamin keakuratan dan untuk menjamin pengukuran yang tinggi. Laboratorium
Kalibrasi BBIHP Makassar sejak 21 Juli 2011 mendapat sertifikat akreditasi SNI
ISO/IEC 17025 :2017 (LK-139-IDN) dari Komite Akreditasu Nasional (KAN) Badan
Standarisasi Nasional dengan layanan jasa kalibrasi antara lain :
1. Timbangan elektronik

2. Oven

3. Tanur

4. Waterbath

5. Incubator

6. Buret

7. LAbu ukur

8. Pipiet volum

9. Pipet ukur

10. Gelas ukur

11. pH meter

12. TDS meter

13. Turbidy meter

14. Peralatan ukur/Instrument lainnya

d. Standarisasi

Kegiatan ini meliputi penyiapan rancangn, penerapan, pengawasan, dan revisi


standar SNI Industri hasil perkebunan, khususnya untuk metode uji standar kualitas.
Standar ini difokuskan pada bahan baku, bahan pembantu dan produk.
e. Pelatihan

Tujuan pelatihan adalah untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi


tertentu kepada tenaga kerja industri dan pengrajin untuk meningkatkan kemampuan
mereka.

Jenis pelatihan yang disediakan sebagai berikut :

1. Manajemen dan teknologi pengolahan dari industri hasil perkebunan. Seperti


pengolahan kakao, pengolahan kelapa, pengolahan rumput laut dan lain-lain.

2. Pencegahan polusi dan teknologi pengolahan limbah.

3. Sistem manajemen seperti ISO 17025 (Mananemen Keamanan Pangan) dan ISO
1400 (Manajemen LIngkungan).

4. Standarisasi dan penerapan SNI.

f. Konsultasi

Pelayanan konsultasi menyediakan paduan intensif khususnya teknologi dan


penerapan system manajeman. Jenis-jenis konsultasi yang ditawarkan adalah :

1. Teknologi pengolahan komoditas hasil perkebunan.

2. Penyiapan studi kelayakan khususnya bagi IKM.

3. Penerapan dan pengunaan tanda (SPPT) SNI untuk industri.

4. Penerapan ISO 9001, ISO 14001, dan ISO 17025.

5. Pengujian atau kalibrasi sesuai ISO/IEC 17025:2017.

g. Rancangan Bangun dan Rejayasa Industri (RBPI)

Menyediakan jasa rancang bangun dan rekayasa mesin peralatan pengelolaan


hasil perkebunan skala IKM.
h. Kerjasama

Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) melaksanakan kerjasama


untuk peningkatan kinerja yang saling menguntungkan dengan pihak terkait seperti :
asosiasi (ASKINDO, APKAL, dan lain-lain), perguruan tinggi (UNHAS, UMI, dan
lain-lain), pemerintah daerah lembaga litbang dan industry (PT. Efffem, PT. Cargil
Indonesia, PT. Maju Bersama Cocoa Industri, dan lain-lain).

2.7 Kebijakan K3 dan Lingkungan

a. Melakukan upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

b. Menerapkan system manajemen K3 dan lingkungan sebagai bagina yang tidak


terpisahkan dari manajemen.

3. Pemahaman dan penerapan norma K3 serta ramah lingkungan dengan semangat


perbaikan yang berkelanjutan.

d. Menerapkan K3 saat malakukan aktivitas audit, pengambilan contoh dan


pengujian.

e. Memahami persyaratan K3 dan pengelolaan lingkungan hidup sesuai peraturan


perundang-undangan.
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Air

Air merupakan zat kimia yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di bumi. Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
H2O. Satu molekul air tersusun dari dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen
pada satu atom oksigen. Pada kondisi standar, air bersifat tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperature 271,15K
(0℃). Zat ini merupakan suatu pelarut yang penting, yan memiliki kemampuan untuk
melarutkan banyak zat kimia lainnya seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis
gas dan banyak macam molekul oerganik (Alaerts, 1984).

Anda mungkin juga menyukai