Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

PERCOBAAN MENERA TERMOMETER

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Praktikum Fisika Dasar 1
Dosen Pengampu : Joko Utomo, M. Pd.

Disusun oleh:

Nama : Achmad Ridho Khuzaini


NIM : 190321624068
Offering :D
Kelompok : 06

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
SEMESTER GENAP 2019/2020
Percobaan Menera Termometer
1. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah,
A. Mengetahui prinsip kerja termometer,
B. Memahami cara penentuan skala pada termometer,
C. Memperoleh pengalaman menguji alat ukur,
D. Mengetahui/mampu membaca skala barometer,
E. Mampu membaca skala termometer,
F. Mampu membaca skala titik didih.
2. Dasar Teori
Mengukur suhu suatu zat dengan menggunakan indra peraba merupakan penilaian
yang subjektif dan tidak ilmiah. Pengamatan seperti itu merupakan suatu pengamatan
yang bersifat kualitatif. Artinya pengamatan tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan atau bahkan bisa menyesatkan. Sebagai contoh saat kita
menyelupkan tangan kita ke dalam air hangat pada wadah A. Tangan kita akan
menilai bahwa air yang ada pada wadah A hangat. Tetapi berbeda ketika ada orang
yang baru saja menyelupkan tangannya ke dalam air pada wadah B yang airnya lebih
hangat daripada wadah B, maka orang tersebut akan menilai bahwa air pada wadah A
lebih dingin daripada wadah B. Untuk menghindari penilaian subjektif diperlukan
suatu penilaian yang bersifat kuantitatif. Maka diciptakanlah alat ukur berupa
Termometer. (Gabriel, 1988)
Termometer merupakan salah satu alat ukur. Kita mengetahui bahwa alat ukur dapat
mengalami pengurangan ketepatan pengukuran setelah masa penggunaan tertentu.
Pengurangan tersebut dapat terjadi karena beberapa hal. Diantaranya yaitu alat yang
sudah lama, kesalahan penggunaan alat, ataupun perubahan keadaan alami. Oleh
karena itu, diperlukan pengkajian ulang (menera ulang) alat ukur tersebut saat akan
digunakan dan dapat digunakan untuk mengukur dengan tingat keakuratan yang
tinggi. (Halliday, 2010)
Termometer dibuat memanfaatkan fenomena beberapa sifat fisis zat yang dapat
berubah. Misalnya perubahan volume cairan, panjang sebuah tongkat, hambatan
listrik pada kawat, tekanan gas yang dikondisikan dalam volume konstan ataupun
perubahan volume gas bila tekanannya konstan. Termometer batang memanfaatkan
salah satu dari sifat fisis tersebut yaitu perubahan volume cairan. Pada termometer
terdapat sebuah logam pada ujungnya. Ujung logam ini sebagai pendeteksi suhu dari
sistem tertentu. Pada saat bersentuhan, lama kelamaan kedua benda akan mengalami
kesetimbangan termal, yakni keadaan yang menunjukkan bahwa suhu dari kedua
benda bernilai sama. Hal tersebut sesuai dengan hukum nol termodinamika, yaitu
terdapat benda A dan B yang berada pada kesetimbangan termalmaka termometer (C)
akan berada dalam kesetimbangan termal pula. (Young dan Freedman 2002)
Di Indonesia, skala termometer yang lazim digunakan adalah skala Celcius. Definisi
Celcius diambil dari kelvin yang menjadi skala suhu fundamental pada sains. Jika t
merupakan temperatur Celcius, maka besar satuan kelvinnya adalah T = t + 273,150
atau t = T – 273,150, dengan T merupakan temperatur kelvin. Celcius telah
menetapkan suhu 0℃ sebagai suhu es dan air jenuh udara yang berada dalam
kesetimbangan pada tekanan 1 atmosfer (titik lebur es). Sedangkan suhu 100℃
sebagai suhu uap air saatmencair dalam keadaan setimbang termal pada tekanan 1
atmosfer (titk didih air).
Dalam menentukan hasil akhir skala yang ditunjukkan pada termometer, dapat
dilakukan denganmenetapkan 1 bagian skala dari termometer terlebih dahulu. Yakni
dengan menetapkan titik lebur es sebagai x 0 dan titik didih air dengan x 100, sehingga
akan diperoleh
100
1 bagian skala =
x100 −x 0
Apabila skala hasil pegukuran dicatat sebagai x, makaperubahan dari x−x 0 dengan 1
bagian skala Celcius sebesar
100
T(℃ ¿=x−x 0
x 100 −x 0

Suatu suhu tertentu dapat diketahui titik lebur dan titik didihnya apabila dalam
keadaan 1 atmosfer. Untuk memperoleh hasil tersebut maka diperlukan pengukuran
terhadap tekanan ruangan dengan cara melihat pada barometer dan tabel titik didih air.
Akan tetapi, hasil pengukuran tersebut harus dilakukan koreksi, yakni dengan rumus
H t ( 1−0,000163 t r ) 978
H=
981
Dimana H adalah nilai barometer yang sesungguhnya, H t adalah nilai yang diperoleh
dari hasil pembacaan pada barometer, dant r adalah suhu ruangan di saat itu juga.
Sedangkan 1 bagian skala dari pengukuran tekanan tersebutsebesar
T
1 bagianskala =
(B− A)
dengan T adalah titik didih sesungguhnya, A℃ adalah nilai titik lebur dan B℃
adalah nilai titik didih. Apabila suhu air hangat yang diukur menggunakan
thermometer batang sebesar x℃, maka sahu air hangat yang sesungguhnya adalah
T
T s℃ = (x-A)( ¿
B− A
Hasil pengukuran menggunakan thermometer badan yang dikurangi dengan suhu air
hangat sesungguhnya disebut koreksi thermometer badan itu sendiri.
K = y-t
Dimana nilai koreksi ini memiliki arti yang apabila (K/y x 100% < 10%), maka
thermometer badan tersebut dapat dikatakan memiliki keadaan yang baik. Sedangkan
apabila (K/y x 100% ≥ 10%), maka thermometer badan tersebut dapat dikatakan
memiliki keadaan yang jelek. (Tim Fisika Dasar, 2020)
3. Alat dan Bahan
1. Termometer Batang 5. Kain lap
2. Termometer Badan 6. Pemanas air
3. Barometer 7. Air
4. Palu 8. Es Batu
4. Prosedur Percobaan
a. Hancurkan es batu sehingga menjadi serbuk. Biarkan sebentar sampai sedikit
mencair.
b. Celupkan termometer batang ke dalam cairan Es serbuk sedemikian sehingga titik
nol masih terlihat tanpa menimbulkan kesalahan paralaks mata. Ulangi
pelaksanaan ini 3x di posisi yang berbeda. Dari kelima tempat ini, yang paling
rendah dianggap titik Es saat itu. Catat sebagai A!
c. Buang cairan es, dan ulangi poin satu sebanyak 3x!
d. Didihkan air secukupnya pada bejana didih tanpa penutup. Sambil menunggu air
mendidih, ambil data temperatur ruangan t dan tekanan ruangan Ht . Tentukan
tinggi Barometer sesungguhnya. Tentukan titik didih air sesungguhnya dengan
tabel!
e. Celupkan termometer batang pada bejana didih sedemikian sehingga titik didih
masih terlihat tanpa terjadi paralaks. Ulangi pelaksanaan ini 3x di posisi yang
berbeda. Dan kelima tempat ini yang paling tinggi dianggap titik didih saat itu.
Catat sebagai B!
f. Lakukan poin satu sebanyak 3x!
g. Buat air hangat bersuhu 40°C ukur dengan termometer batang, masukkan
termometer badan ke dalam sistem air hangat. Setelah terjadi kesetimbangan
dalam sistem air hangat, termometer batang dan termometer badan, catat
penunjukan temperatur pada termometer badan sebagai y dan penunjukan oleh
termometer batang sebagai x!
5. Data Pengamatan
Setelah dilakukan percobaan dan pengamatan, didapatkan data sebagai berikut.
Tabel hasil pengukuran temperatur lebur dan temperatur air mendidih
No A(℃) B(℃)
.
1. 3 94
2. 2 93
3. 2 93

Tabel hasil pengukuran temperatur lebur dan temperatur air mendidih

Ts
No x (℃ ) y (℃ )
℃ Kelvin

1. 40 39,4 40,66 313,66

2. 40 38,5 41,76 314,76

3. 40 37,9 41,76 314,76

Ht = 958 mbar H = 951,178 mbar


T = 100 ℃ Tr = 25 ℃

6. Analisis Data
Dalam percobaan ini, kita melakukan percobaan secara berulang seperti yang telah
diinstruksikan pada prosedur percobaan. Pelaksanaan percobaan yang berulang
dilakukan dalam kondisi yang sama dan secara langsung. Sehingga kami dapat
memperoleh data dengan menggunakan teori ralat simpangan baku dengan rumus :

Ʃ ( x−x́ )2
Ś x́ =
√ n(n−1)
dimana X́ adalah
x́=
∑x
n
Dan ralat relatif yang diberikan adalah
Ś x́
Rr = x 100 %

1) Menentukan Titik Lebur Es
No A (℃ ¿ Á(℃ ) (A- Á ¿(℃ ) ( A− Á )2(℃ 2)
1 3 2,33 0,6667 0,4445
2 2 2,33 -0,3333 0,1111
3 2 2,33 -0,3333 0,1111
Ʃ 7 7 0 0,6667

ƩA
Á =
n
7
=
3
= 2,3333℃

Mencari Simpangan Baku Titik Lebur Es

Ʃ ( A− Á )2
Ś Á =
√ n(n−1)
0,6667
=
√ 3 (3−1)
= 0,3333℃

Ralat Relatif
Ś Á
Rr = x 100 %

0,3333
= x 100 %
2,3333
= 14 % (2AP)

Jadi, nilai titik lebur es adalah (2,3±0,3)℃ dengan ralat relatif sebesar 14%.

2) Menentukan Titik Didih Air


No B(℃ ¿ B́(℃ ) (B- B́ ¿(℃ ) ( B− B́)2 (℃ 2)
1. 94 93,33 0,67 44,89 × 10−2
2. 93 93,33 -0,33 10,89 ×10−2
3. 93 93,33 -0,33 10,89 ×10−2
∑ 280 279,99 0,01 66,67 ×10−2

B́=
∑B
n
280
B́=
3
B́=93,33℃

3) Menentukan Besar 1 Skala Terkecil pada Termometer


T
1 bagian skala =( ¿ , sehingga
B− A

T 100
1. ( ¿ =( ¿
B− A 94−3
= 1,0989℃

T 100
2. ( ¿ =( ¿
B− A 93−2
= 1,0989℃

T 100
3. ( ¿ =( ¿
B− A 93−2
= 1,0989℃

4) Menentukan Temperatur Air Hangat Sesungguhnya, dengan menggunakan rumus :


T
T s℃ = (x-A)( ¿
B− A
a) T s ℃ = (40-3)(1,0989 ¿
=46,4286℃
b) T s ℃ = (40-2)(1,0989¿
= 41,7582℃
c) T s ℃ = (40-2)(1,0989¿
= 41,7582℃
5) Menentukan Koreksi terhadap Termometer Badan
No K Ḱ ¿ ( K − Ḱ)2
1 313,66 K 314,40 K -0,74K 0,5476 K 2
2 314,76K 314,40 K 0,36 K 0,1296 K 2
3 314,76 K 314,40 K 0,36 K 0,1296 K 2
Ʃ 943,18 K 943,2 K - 0,02 K 0,8068 K 2

ƩK
Ḱ =
n
943,18
=
3
= 314,40K
Mencari Simpangan Baku Koreksi terhadap Termometer Badan

Ʃ (K − Ḱ)2
Ś Ḱ =
√ n( n−1)
O , 8068
=
√ 3(3−1)
= 0,3667K
Ralat Relatif
Ś Ḱ
Rr = x 100 %

0,3667
= x 100 %
314,40
= 0,1166% (4AP)
Jadi, nilai koreksi terhadap termometer badan adalah( 0,3140 ± 0,0004 ) K dengan ralat
relatif sebesar 0,1166% (4AP)
6) Menentukan Keadaan Suatu Termometer
k = y-t
k
dengan koreksi sebesar x 100 % , sehingga
y
a. k1 = y1- t1 = 39,4 – 40,66 =-1,26
k −1,26
x 100 % = x 100 %
y 39,4
= -0,031%

b. k2 = y2 – t2= 38,5 – 41,76 =-1,26


k −3,26
x 100 % = x 100 %
y 38,5
= -0,085%

c. k3 = y3 – t3 = 37,9 – 41,76 =-1,26


k −3,86
x 100 % = x 100 %
y 37,9
= 0,101%
Dikarenakan nilai k (k/y x 100% <10%), maka dapat disimpulkan bahwa termometer
badan tersebut dalam keadaan yangbaik.
7. Pembahasan
Pada praktikum ini, kami mengamati kinerja termometer pada saat mengukur suhu
tinggi (air panas) dan suhu rendah (serbuk es) . Hasil pengukuran temperatur lebur
ditulis sebagai A(°C) dan hasil pengukuran temperatur air mendidih sebagai B(°C) .
Pada pengukuran temperatur lebur dan temperatur mendidih ini, kami mengamati
perbedaan suhu pada 3 titik yang berbeda secara bergantian. Air mendidih dan serbuk
es yang digunakan selalu diganti setiap percobaan, karena kita mengulang
pengamatan sebanyak 3 kali. Selain melakukan pengamatan terhadap termometer
lebur dan termometer air mendidih, kami juga melakukan pengamatan pengukuran
temperatur air hangat. Kita mendapat nilai x(°C) dengan suhu yang telah ditetapkan
yaitu 40°C, nilai y(°C) yaitu hasil pengukuran suhu air hangat dengan menggunakan
termometer badan serta nilai Ts(°C) yaitu dari hasil rumus
T
T s ℃ = (x-A)( ¿
B− A

Pada praktikum ini, kami mendapatkan data sebagai berikut :

Dalam menentukan titik lebur es, kita memperoleh nilai Á=2,3333 ℃ dengan

simpangan bakunya sebesar Ś Á =0,3333 ℃ . Sehingga nilai titik lebur es adalah


(2,3±0,3)℃ dengan ralat relatif sebesar 14%.
Dalam menentukan titik didih air, kami mendapat nilai B́=93,33℃ dengan
simpangan baku Ś B́=0,3342 ℃ . Sehingga didapatkan nilai titik didih air
(0,9333±0,0003)℃ dengan ralat relatif sebesar 0,3581% (4 AP).
Pada penentukan besar 1 skala terkecil pada termometer, kami menghitung 3 hasil
pengukuran suhu yang kemudian kita masukkan pada rumus 1 bagian skala =(

T
¿ , sehingga didapatkan hasil perhitungan bagian skala pada 3 suhu yang
B− A
berbeda di setiap titiknya tetapi hasilnya sama yaitu 1,0989℃ .
Dalam menentukan temperatur air hangat sesungguhnya, kami menggunakan rumus

T
T s ℃ = (x-A) ( ¿ , setelah melakukan 3 kali percobaan kita mengambil suhu
B− A
tertinggi di setiap percobaan dan didapatkan hasil T s ℃ (1) = 46,4286℃ ; T s ℃ (2) =
41,7582℃ ; dan T s ℃ (3) = 41,7582℃.
Dalam menentukan koreksi dalam termometer badan, kami memperoleh nilai Ḱ =
314,40K dengan simpangan baku Ś Ḱ =0,3667 K . Sehingga diperoleh nilai koreksi
terhadap termometer badan sebesar ( 0,3140 ± 0,0004 ) K dengan ralat relatif sebesar
0,1166% (4AP)
Pada praktikum menera termometer ini, kami mendapatkan data berupa titik didih air,
besar 1 skala terkecil pada termometer, menentukan temperatur air hangat
sesungguhnya, serta menentukan koreksi dalam termometer badan. Dalam praktikum
kami, kami memperoleh ralat relatif yang kecil akan tetapi terdapat ralat yang besar
yaitu 14%. Ralat sebesar 14% ini kami peroleh bisa dikarenakan kesalahan ketika
membaca termometer atau alat yang digunakan kurang akurat atau terjadi kesalahan
pada alat sehingga menghasilkan ralat yang besar. Akan tetapi ralat yang kita peroleh
lainnya masih relatif kecil, walaupun pada awalnya kami memiliki kendala pada
termometer badan yang sulit untuk mereset perhitungan suhu. Akan tetapi, kami
mendapatkan solusi dengan membiarkan termometer badan sesaat setelah digunakan
untuk mengukur suhu sebelumnya. Sehingga termometer badan dapat digunakan
dengan baik kembali.

8. Tugas
1. Apakah saran dan harapan anda setelah melakukan percobaan?
Jawab: Saran perbaikan kami dalam percobaan ini adalah lebih teliti dalam
pembacaan alat ukur. Harapan dilakukannya percobaan ini yaitu agar kami
mampu melakukan pengukuran menggunakan termometer baik termometer batang
maupun badan untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga melalui
percobaan ini kita dapat mengetahui seberapa paham kita dalam penggunaan
termometer serta agar pada percobaan berikutnya mampu memberikan hasil yang
lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Jadi, tidak hanya
memperoleh teorinya saja, tetapi kita juga mampu mengaplikasikan penggunaan
termometer ini dengan baik kedepannya.
2. Mengapa gelas termometer badan mudah pecah? (Hubungkan dengan koefesien
muai bahan).
Jawab: Karena termometer badan memiliki nilai koefisien muai yang besar.
Sehingga jika termometer badan digunakan untuk mengukur suhu dengan nilai
yang lebih tinggi dari batas ukurnya, maka gelas pada termometer badan bisa
pecah. Bukan hanya saat mengukur suhu yang tinggi melebihi batas ukunya,
dalam mengukur suhu yang terlalu rendah juga berpotensi untuk pecah.
3. Dalam percobaan ini bolehkah pendidihan air dilakukan dalam bejana tertutup?
Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: Tidak boleh, karena apabila bejana/ panci tertutup ketika mendidihkan air,
maka penutup tersebut akan menghalangi suhu tinggi yang keluar dan suhu dalam
panci/bejana akan cepat sekali mendidih dan suhu yang dihasilkan sangat tinggi.
Suhu yang tinggi ini sangat berpotensi merusak atau memecahkan gelas
termometer karena koefisien muainya yang besar pula.
9. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan menera termometer ini, kami mampu mengetahui prinsip
kerja termometer, mampu memahami cara penentuan skala pada termometer,
memperoleh pengalaman menguji alat ukur (khususnya termometer badan),
mengetahui/mampu membaca skala Barometer, mampu membaca skala thermometer,
serta mampu membaca skala titik didih. Dalam percobaan ini, kita melakukan 3 kali
percobaan yang disetiap percobaannya kita mengukur 3 titik yang berbeda dalam 1 zat
secara bergantian. Variabel kontrol yang kita gunakan dalam praktikum ini adalah
suhu pada termometer batang ketika kita mengukur temperature air hangat yaitu
40°C. Variabel bebasnya adalah volume es dan air yang digunakan dalam praktikum
serta variabel tetapnya adalah panjang alkohol atau air raksa dalam pipa kapiler.
Dari praktikum ini, selain lebih memahami prinsip kerja termometer kita juga bisa
mengaplikasikan penggunaan termometer pada kehidupan sehari-hari contohnya
termometer badan yang biasanya kita gunakan untuk mengukur suhu tubuh. Selain
itu, melalui praktikum menera termometer ini kita bisa menerapkan teori ralat relatif
dengan benar dan mengetahui prinsip kerja termometer juga dipengaruhi oleh
perubahan suhu dan volume zat yang akan diukur.

DAFTAR RUJUKAN
Gabriel, J. F. 1988. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.

Halliday. 2010. Fisika Dasar jilid I (Fundamentals of Physics). Jakarta: Erlangga.

Tim Fisika Dasar. 2020. Modul Fisika Dasar 2. Universitas Negeri Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.

Young, Hugh D. dan Roger A. Freedman. 2002. University Physic. Vol. 1. 10 ed.
Jakarta: Erlangga.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai