Ank Autis
Ank Autis
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
Abstrak
Salah satu anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak autis, merupakan salah satu sumber daya bangsa Indonesia
yang kualitasnya harus ditingkatkan agar dapat berperan, tidak hanya sebagai obyek pembangunan tetapi juga sebagai
subyek pembangunan. Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang bersifat khusus, seperti pelayanan
medik, pendidikan khusus maupun latihan-latihan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi keterbatasan dan
ketergantungan akibat kelainan yang diderita, serta menumbuhkan kemandirian hidup dalam bermasyarakat. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mendalam tentang perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut di Sekolah Khusus Harapan Mulia Jambi Selatan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan
indepth interview dengan triangulasi sumber yaitu orang tua/pengasuh, guru-guru dan psikolog yang membina di SLB
Harapan Mulia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada
anak autis tergantung pada ibu atau pengasuhnya. Berdasarkan faktor pendukung dalam perilaku pemeliharaan
kesehatan gigi yaitu ketersediaan sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Sebagian besar informan
mencari pelayanan kesehatan gigi/dokter gigi yang sudah dikenal atau dipercaya, tidak ramai, tidak terlalu lama
antri/menunggu. Faktor pendorong/penguat perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis di
rumah adalah ibunya atau pengasuhnya, sedangkan di sekolah adalah guru pendampingnya.
Kata Kunci: Autisme, Kesehatan gigi dan mulut, Perilaku pemeliharaan
Abstract
Children with special needs is one of Indonesia's human resources whose quality must be improved in order to play a
role, not only as the object of development but also as the subject of development. Children with special needs need to
be identified and identified from the group of children in general, because they require special services, such as medical
services, special education and specific exercises aimed at reducing the limitations and dependence of the disorder
suffered, and foster self-reliance in the community. The purpose of this study was to obtain in-depth information about
dental and oral health care behavior in children with autism in Harapan Mulia Special School in South Jambi.
Qualitative research method using indepth interview with triangulation of source that is parent or caregiver, teachers
and psychologist who build in SLB Harapan Mulia. The results show that the behavior of maintaining good oral hygiene
in children with autism depending on the mother or caregiver. Supporting factors include the availability of dental and
oral health facilities are still lacking, most of the informants looking for dental services or dentists who are known or
trusted, not crowded so that children can also be comfortable and children not too long waiting. Reinforcing factor the
behavior of maintaining good oral hygiene in children with autism at home is his mother or caregiver, while in school is
a teacher companion.
Keywords: Autism, Health behaviour , Maintenance of oral and dental health.
55
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 55-60
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
56
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 55-60
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
57
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 55-60
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
58
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 55-60
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
kecil berupa gambar tempel atau makanan yang sehari pagi, siang dan sore. Pantangannya
disukainya. Hal ini sejalan dengan apa yang yaitu susu, keju, gandum, jagung, kalau salah
dikatakan informan kunci (psikolog) bahwa untuk makan anak akan langsung terjadi perubahan
kepatuhan anak autis caranya dengan pemberian jadi eror, marah-marah, ketawa-ketawa
reward setiap yang dilakukan anak sesuai dengan sendiri, hentak-hentak kaki” (103)
perintah, rewardnya pada anak-anak dengan
makanan kalau sudah besar bisa dengan pujian. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan oleh informan kunci yaitu gurunya, kepala
mulut pada anak berkebutuhan khusus sekolahnya dan psikolog. Terlihat dari hasil
(autisme) cuplikan wawancara sebagai berikut:
Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut adalah tindakan untuk memelihara kesehatan “ Disekolah anak-anak autis yang baru masuk
gigi dan mulut yaitu berapa kali menyikat gigi maka dibantu dalam menyikat giginya tetapi
sehari, kapan waktunya, dan mengkonsumsi setelah beberapa bulan anak akan mandiri,
makanan yang dapat menyehatkan gigi dan mulut, maka anak menyikat gigi sendiri tetapi tetap
mengurangi makanan yang merusak gigi. Dari harus diingatkan, pada anak autis teratur
hasil wawancara mendalam sebagian besar anak kegiatannya karena sudah rutinitas dan anak
menyikat gigi setiap hari ada yang 2 kali sehari, autis sangat konsisten dan terkonsep kepatuhan
ada yang 3 kali sehari dan ada juga yang hanya 1 anak autis memiliki pantangan dalam makanan
kali sehari, dengan waktu yang bervariasi terlihat yang dikonsumsi” (guru neni)
dari hasil cuplikan wawancara sebagai berikut: “ Metode terapi anak autis menggunakan
metode ABA yaitu applied behavior analyze
“ menyikat gigi 3 x sehari, pagi waktu mandi, yaitu bagaimana meminimalkan perilaku
siang setelah makan disekolah dna malam negatif dan memaksimalkan perilaku positif
sebelum tidur” (101) dengan metode reward dan efek jera sehingga
“ menyikat gigi 3 x sehari yaitu pagi setelah anak menjadi patuh untuk kemudian baru bisa
bangun tidur, pagi setelah sarapan dan malam memasukkan program apa pada anak. Anak
sebelum tidur” (103) autis pantangannya yaitu diet CF (Casein
“ 1 x sehari pagi saja karena jam tidur anak Free), GF (Glutein Free) SF (Sugar Free) dan
terlalu sore bangunnya, dan waktu mandi elektronik” (kepala sekolah)
terburu-buru jadi menyikat gigi kadang tidak “ Menggunakan metode behavior dari Lovaz
terlaksana” (104) yaitu ABA (applied behavior analyze) yaitu
membantu anak lebih rileks, lebih fokus dan
Untuk konsumsi makanan yang menyehatkan lebih baik kontak matanya.” (psikolog)
dan merusak gigi, hampir semua informan
mengatakan anak mereka diet, yaitu tidak boleh Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan
makan yang manis-manis, susu,gandum dan mulut adalah tindakan untuk memelihara kesehatan
penyedap rasa. Sedangkan anak-anak setiap hari gigi dan mulut yaitu berapa kali menyikat gigi
diberi buah-buahan yang dianjurkan agar terapinya sehari, kapan waktunya, dan mengkonsumsi
berjalan dengan baik. Hal ini bisa terlihat dari hasil makanan yang dapat menyehatkan gigi dan mulut,
cuplikan wawancara mendalam sebagai berikut: mengurangi makanan yang merusak gigi, serta
pemeriksaan gigi rutin. Dari hasil wawancara pada
“ anak diet makanan yang dilarang untuk informan sebagian besar anak autis menyikat gigi
mereka seperti makanan yang manis-manis, frekuensinya sudah tepat yaitu minimal 2 kali
chiki atau yang ada penyedap ras, jadi sehari tetapi ada yang lebih, hanya saja waktunya
makanan dibuat sendiri di rumah, dan makan menyikat gigi masih banyak yang kurang tepat
buah-buahan setiap hari” (101) yaitu pada saat mandi pagi dan mandi sore. Hal
“ Makanan dimasak sendiri, makan 4 x sehari, tersebut dalam analisis tingkah laku bahwa
makanan manis adalah pantangan anak, anak menyikat gigi sering dikaitkan dengan mandi,
makan buah rutin tiap hari seperti semangka, bahwa setiap orang mandi pasti akan menyikat
pir, melon, buah naga dan lain lain” (102) gigi. Pemacu tingkah laku tergantung pada dampak
“ Makanan dibuat sendiri oleh ibu, makan 3 x dari tingkah laku tersebut, contohnya bila
59
Faletehan Health Journal, 5 (2) (2018) 55-60
https://journal.lppm-stikesfa.ac.id
ISSN 2088-673X | e-ISSN 2597-8667
60