Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

STRUKTUR ORGANISASI

Mata Kuliah:
PENGANTAR BISNIS

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
Wulan Alexandra Bita B1C121324
Rina ariyanti B1C121296
Nur nadiyah wulandari B1C121282
Sitti marhama B1C121310
Muflyansyah salam B1C121268

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALUOLEO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya,kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Organisasi Intern"
dengan tepat waktu.Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengantar
Bisnis.Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan yang lebih dalam
tentang Organisasi Intern bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Satira Yusuf, SE., M.Si.
selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Bisnis. Oleh karenanya lah kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari, 12 Oktober 2021

KELOMPOK 5

 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB II PENDAHULUAN.......................................................................................6
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAAN......................................................................................6

2.1 Pengertian Organisasi Intern.....................................................................6

2.2 Authority..................................................................................................6
2.3 Kekuasaan................................................................................................8
2.4 Jenis Organisasi........................................................................................9
2.5 Organisasi komite/Tim.............................................................................18
2.6 Aspek Manusia dalam Organisasi.............................................................21
2.7 Tingkatan Manajemen Organisasi............................................................21
2.8 Prinsip Organisasi.....................................................................................23
2.9 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam
Menetapkan Struktur Organisasi..............................................................24
2.10 Organisasi Formal dan Organisasi Informal...........................................27
BAB III PENUTUP.................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Struktur organisasi adalah kerangka kerja yang memungkinkan manajer
untuk membagi tanggung jawab, memastikan akuntabilitas karyawan dan
mendiskusikan otoritas pengambilan keputusan.Bagan organisasi memberikan
representasi visual tentang bagaimana karyawan dan tugas dikelompokkan
dan bagaimana jalur komunikasi dan otoritas mengalir. bagan organisasi
menggambarkan desain resmi untuk menyelesaikan tugas daripada mengarah
pada pencapaian tujuan organisasi, kerangka kerja yang dikenal sebagai
organisasi formal (bovee, 2004).
Bagan organisasi adalah representasi grafis dari struktur organisasi. Ini
menunjukkan judul setiap posisi manajerial dan, melalui garis penghubung,
menunjukkan siapa yang bertanggung jawab kepada siapa dan siapa yang
bertanggung jawab atas setiap departemen, (schoell, 1993).
Bagan organisasi memperlihatkan posisi manajerial, yang dihubungkan
oleh garis yang menunjukan siapa yang bertanggung jawab terhadap siapa,
dan siapa yang berkuasa pada departemen tertentu.
Garis komando adalah garis authority yang bergerak pada presiden ke
karyawan sampai ke bagian bawah organisasi. Garis komando ini harus jelas
mulai dari top manajemen sampai ke tingkat paling bawah.
Demikian pula rentang kendali yang berarti jumlah bawahan yang
dikendalikan langsung oleh seorang manajer, harus di batasi, biasanya
disekitar 6 karyawan namun jumlah ini bisa berkembang, dengan cara melatih
karyawan melakukan pengendalian diri buat diri masing masing.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Organisasi Intern?
2. Apa itu Authority?
3. Yang dimaksud dengan Kekuasaan?
4. Apa saja Jenis Organisasi?
5. Apa yang dimaksud Organisasi komite/Tim?
6. Apa yang dimaksud Aspek Manusia dalam Organisasi?
7. Apa saja Tingkatan Manajemen Organisasi?
8. Apa saja Prinsip Organisasi?
9. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Menetapkan Struktur Organisasi?
10. Yang dimaksud Organisasi Formal dan Organisasi Informal?
1.3 TUJUAN MASALAH
1.Mengetahui apa saja yang dimaksud dengan Organisasi Intern
2.Mengetahui apa pengertian dari Authority
3.Mengetahui apa saja Kekuasaan
4. Mengetahui apa saja Jenis Organisasi
5.Mengetahui apa saja Organisasi komite/Tim
6.Mengetahui apa saja dimaksud Aspek Manusia dalam Organisasi
7.Mengetahui apa saja Tingkatan Manajemen Organisasi
8.Mengetahui apa saja Prinsip Organisasi
9.Mengetahui Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Menetapkan Struktur
Organisasi
10.Mengetahui Organisasi Formal dan Organisasi Informal
BAB II
PEMBAHASAAN

2.1 Organisasi Intern

Dalam literatur banyak dikemukakan pengertian organisasi. Webster


mendifinisikan organisasi sebagai suatu struktur eksekutif dari bisnis. Suatu
struktur menurut bisnis modern harus menempatkan karyawan dari berbagai
tingkat kemampuan guna mencapai efisiensi yang maksimal. Organisasi juga
diartikan sebagai suatu keseluruhan termasuk di dalamnya fasilitas, material
dan orang dengan prilakunya, yang di atur menurut posisi berdasarkan tugas
pekerjaan. Tanpa memandang definisi mana yang di anut, pokoknya dalam
struktur organisasi ada pengawasan dan pengarahan kegiatan bisnis yang
memungkinkan manajemen mengkordinasi tenaga kerja, uang mesin da
material untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap organisasi
memberi kemungkinan adanya pengawasan yang efektif, memberi
kesempatan komunikasi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Hal ini dapat
terlaksana dalam suatu struktur organisasi yang jelas.

Struktur organisasi merupakan suatu rangka Kerjasama dari berbagai


bagian menurut pola yang menghendaki adanya tertib, penyusutan yang logis
dan hubungan yang serasi. Jadi dalam suatu struktur organisasi terdapat
rangka yang menunjkan segenap tugas pekerjaan untuk mencapai tujuan
organisasi, hubungan antara fungsi fungsi, serta wewenang tanggung jawab
tiapm anggota organisasi.

2.2 Authority
Authority dalam organisasi akan memperjelas siapa pemimpinya?
Authority adalah hak untuk mengambil tindakan, hak mengambil keputusan,
hak untuk mengarahkan pekerjaan orang lain, dan hak untuk memberi
perintah (schoell, 1993). Untuk melaksanakan authority ini perlu orang yang
di tunjuk dan di utus oleh suatu perkumpulan dalam suatu perundingan atau
musyawarah yang biasa di sebut delegasi. Tanpa adanya delegasi, tidak
mungkin sebuah organisasi berjalan dengan efektif.

Dalam delegasi ini tercakup tugas yang diartikan sebagai obligation of a


subordinate to perform an assigned task yang artinya pendeglasian berarti
atasan memberi tugas kepada bawahan dan bawahan menerima tugas itu.
Bagaimanapun juga pihak atas harus tetap bertanggung jawab pada akhir
penugasan yang ia berikan kepada bawahan.

Ada 3 bentuk Authority yaitu line authority, staff authority, dan commmitte
and team authority:

1.Line authority: ini mengikuti rantai komando, yang memiliki jenjang


department-departemen.

2.Staff authority: ini mengikuti keahlian seseorang memberi adpis pada


manajer dalam organisasi garis, para aghli staff ini misalnya ahli hukum,
akuntan, pengacara, dan sebagainya.

3.Commite and team authority: sering kali di beri otoritas oleh top
manajemen untuk merumuskan, menetapkan keputusan penting yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan.

Pendelegasian authority kepada bawahan, merupakan suatu cara


empowering employees yang artinya memberdayakan karyawan. Empowering
means giving more authority to employees to make decisions themselves,
without first checking with higher levels of management empowering yang
berarti memberikan otoritas yang lebih banyak kepada karyawan untuk
membuat keputusan sendiri tanpa mengganggu pemerikasan dari atasan.
Empowering karyawan pada masa sekarang ini adalah sangat penting karena:

1.Perasingan global, persaingan tajam, perubahan teknologi produksi,


mengharuskan perusahaan merespon secara cepat.

2.Perusahaan makin berkembang dan organisasinya makin gemuk.


Sehingga perlu pemberdayaan karryawan, agar berani mengambil tindakan
terutamadalam hal kontrol kualitas.

3.Empowering employees berarti meningkatkan kepercayaan. Keyakinan


dan motivasi karyawan. Mereka akan bekerja lebih senang. Menarik dan lebih
termotivasi dan memberi tandatangan dalam mengembangkan kreativitasnya.

2.3 Yang dimaksud dengan Kekuasaan

Authority(otoritas) perlu dibedakan dengan power (kekuasaan).konsep


kekuasaan dan otoritas sangat penting dalam organisasi.kekuasaan(power)
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau kelompok untuk mengubah
tingkah laku orang lain sesuai dengan yang diinnginkan,misalnya si A dapat
memaksa si B untuk melakukan sesuatu(yang mungkin saja tidak disukai si B
ini=kekerasaan).

Etzioni(1961)menggolongkan kekuasaan atas 3 golongan,yaitu:

a. Kekuasaan paksaan,ini mempunyai sanksi fisik seperti rasa


sakit,lapar,dikurung,dipenjara,dan sebagainya.
b. Kekuasaan imbalan, seperti imbalan gaji,fasilitas kendaraan,perumaha
,kesehatan,dan sebagainya.jadi karena B diberi gaji,maka si A punya
kekuasaan atas B.
c. Kekuasaan normatif, ini karena pertimbangan prestie,hormat,punya sifat
keagamaan dan sebagainya
French dan Roven mengemukakan 5 jenis kekuasaan(Filley et
al,Managerial process and Organization Behavior,1976)
a. Kekuasaan hadiah,Si A memberi hadiah imbalan/balas jasa pada B.jadi si A
punya kekuasaan terhadap si B.
b. Kekuasaan paksaan(reward power)di sini ada unsur hukuman.
c. Kekuasaab legal,disini ada keinginan bawahan,bahwa ia punya atasan yang
sah,yang dapat memerintah dia
d. Kekuasaan acuan,disini ada keinginan bawahan untuk menjaga hubungan
bai dengan atasan.ada unsur pengabdian.
e. Kekuasaan keahlian,si A sebagai atasan memilih keahlian tertentu sehingga
ia diakui bawahannya.

Seperti telah dijelaskan bahwa ”kekuasaan” adalah kemampuan untuk


membuat orang lain mengerjakan apa yang dikehendaki pemegang
kekuasaan,maka otoritas adalah’hak’untuk itu.

Jadi otoritas ialah kekuasaan yang sah,yang dipunyai seseorang dan diakui
oleh kelompoknya.barnard melihat bahwa ada atau tidak adanya otoritas ini
harus dilihat dari segi penerima otoritas,apakah ia menerima atau menolak
perintah.

Misalnya,si A memerintah si B,tapi perintah itu tidak dikerjakan oleh


B,karena alasan perintahnya tidak jelas,tidak mengerti,perintahnya bertentangan
dengan tujuan organisasi,bertentangan dengan tujuan pribadinya,dia tak
sanggup melaksanakan baik secara mental maupun fisik,maka di sini tidak ada
authority(otoritas=kewibawaan).oleh sebab itu bila seorang pemimpinan harus
berkomunikasi,memberi perintah secara jelas.

2.4 Jenis organisasi

1.Organisasi garis
Struktur organisasi garis ini dikemukakan oleh seorang prancis bernama
Henri Fayol(1941) seorang insinyur pertambangan dan presiden direktur dari
sebuah perusahaan tambang logam(comantri-fourchambault Co).yang
menulis sebuah buku”administration industrial et General”.dia juga
mengemukakan prinsip pembagian pekerjaan,tetapi mengingkan adanya satu
komando atau unity of command.seorang pemimin harus memiliki authority.

Henry Fayol sangat menekankan authority ini dengan memberikan


kekuasaan kepada pemimpin tertinggi,satu komando dalam organisasi garis.

Organisasi garis=organisasi lini=organisasi militer=organisasi


hierarchis,ialah suatu bentuk yang mempunyai satu komando atau pimpinan
yang memerintahkan dari atas sampai ke bawah.demikian pula persoalan-
persoalan yang terdapat pada bagian bawah tangga organisasi harus diajukan
ke pihak atasan untuk mendapatkan penyelesaian.

Jadi katakanlah organisasi lini atau garis karena kenyataan bahwa pada
system ini hubungan antara bagian itu melalui garis lurus.Garis lurus tampak
dari kebijaksanaan dan kekuasaan yang langsung dari atas ke bawah,dan
garis pertanggung jawaban dari bawah ke atas.

sebagai kebaikan dari system garis ini ialah:

 Struktur sangat sederhana.


 Dengan tegas bisa diketahui apa tugasnya dan bertanggung jawab.
 Tata tertib atau disiplin kerja bisa dipelihara.
 Banyak digunakan dalam organisasi kecil.

Kelemahan-kelemahan adalah:

 Timbulnya birokrasi,yaitu lambang jalan pekerjaan dan tanggung


jawab karena banyaknya tangga-tangga organisasi yang harus
dilewati.
 Untuk organisasi ini butuhkan pimpinan cakap dan serba
tahu.memcari tipe pimpinan seperti ini adalah sulit sekali.
 Tidak ada kerja sama antara bagian-bagian yang sederajat dalam
organisasi tersebut.
 Kurang adanya spesialisasi,karena kepala-kepala bagian/biro harus
memiliki sifat beraneka ragam,untuk mengorganisasi bagian-
bagian,seksi-seksi dibawahnya.ada kemungkinan pekerjaan
dilakukan kurang sempurna.

Ide birokrasi ini muncul dari seorang filosof Jerman Max Weber pada awal
1900 an.pada saat itu belum ada teori dan tidak ada text book yang
membahas organisasi perusahaan.weber mengusulakan istilah birokrasi
sebagai solusi dalam mengelola sebuah perusahaan.dia telah membuat suatu
lompatan jauh kedepan dalam membentuk sebuah organisasi
perusahaan.Birokrasi adalah satu pendekatan organisasi yang memiliki ciri
khas adanya rantai komando,jelas divisi dan departemen sehingga terlihat hak
dan kewajiban karyawan,dan prosedur standar yang harus dilakukan.prosedur
standar ini dikenal dengan istilah SOP = standar operasional prosedur,atau
protap = prosedur tetap dari pekerjaan sehari-hari dalam sebuah organisasi.

Contoh sederhana dapat dilihat pada sebuah kantor pos,atau kantor


pemerintah lainnya jelas ada bagian,departemen,atasan,bawahan,garis
komando.demikian pula dalam sebuah pabrik jika pekerjaan ini sudah
dilakukan secara rutin dan berulang-ulang,maka dibuatlah aturan-aturan
standar,sehingga akhirnya muncul,berbagai peraturan,bagian-bagian,dan
pengambilan keputusan secara sentral,terpusat pada orang tertentu.

ADOKRASI

Adokrasi adalah suatu hubungan dalam sebuah organisasi yang tidak


banyak tingkatan,sedikit rantai komando,sifat komando ini tidak dominan
tidak ada struktur organisasi.pengambilan keputusan dilakukan secara
desentralisasi.

Contoh bentuk adokrasi ini seperti dijumpai pada perusahaan di Silicon


Valley in California yang berjumlah ratusan perusahaan yang nampaknya
tidak teroganisasi secara baik yang bergerak dalam bidang computer dan
elekktronik.struktur organisasi tidak ada,dan decision making,dilakukan
secara desentralisasi.Namun mereka bisa menghasilkan produk baru terus
menerus,serta perbaikkan mutu.sebenarnya mereka juga memiliki organisasi
dan bersaing secara rutin sesame mereka.

System passarelle

Henri Fayol melihat terlalu banyak hirarki dalam organisasi


garis,sehingga segala persoalan dari bawah,harus diajukan ke atas dan
memakan lama karena adanya birokrasi.Fayol menyatakan bahwa untuk
mempersingkat jalan hirarkri yang panjang itu ialah dengan membuat
jembatan penghubung yang disebutnya dengan Lapassarelle.

PIMPINAN

BIRO BIRO

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

2.Organisasi Garis dan Staff

Guna menghindari kesulitan mencari pimpinan yang serba tahu dan serba
cakap,maka orang mengangkat staff tertentu,untuk membantu pimpinan.
Pejabat staff disini semata-mata mempunyai kewajiban penasehat dan
tidak mempunyai wewenang memberi perintah untuk melaksanakan usul-
usulannya.staff ini misalnya ahli ekonomi perusahaan untuk penasehat
dibidang usaha,marketing,dan keuangan.seorang akuntan sebagai penasehat
dibidang pembukuan atau seorang ahli hukum sebagai penasehat hukum.

Struktur organisasi garis dan staff ini dipelopori oleh EMERSON yang
mula-mula menyelidiki perang antara perancis dan jerman tahun 1870,dia
melihat perbedaan efisien dari kedua angkatan perang.dan ternyata Jerman
mempunyai spesialis-spesialis yang ditambahkan dalam pimpinan militer
sebagai staff.jadi staf terdiri dari spesialis-spesialis tertentu yang diperlukan
perusahaan.

PIMPINAN

STAFF STAFF

PEGAWAI STAFF PEGAWAI STAFF

BIRO BIRO

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


Kebaikkan dari sistem garis dan staff ini ialah:

 Tugas yang sangat berat bagi pimpinan dalam organisasi garis bisa
dikurangi dengan adanya staff.
 Tetap terjamin adanya pimpinan tunggal dalam perusahaan.sebab staff tidak
dapat campur tangan dalam urusan perusahaan.

Kelemahaanya:

 Kemungkinan timbul perselisihan antara staff dan pimpinan


 Petunjuk-petunjuk dari staff,mungkin hanya bisa bersifat teoritis kurang
memperhatikan soal pratek.ini menimbulkan ketengangan dengan pihak
pelaksana.
 Nasehat yang diberikan atau data yang telah dikumpulkan oleh staff tidak
dipergunakan oleh pimpinan,ini berarti pengeluaran sia-sia.
 Ada pula kemungkinan pimpinan sangat terganggu kepada staff sehingga
pimpinan kurang berani mengambil inisiatif,tidak kreatif.

Mengembangkan hubungan lini dan staff

Suksesnya suatu bisnis tidak terlepas dari kepribadian seorang atau


beberapa orang yang telah merintis berdirinya bisnis tersebut.memang benar
bisnis yang telah berkembang sekarang ini dikendalikan oleh para ahli
professional,tetapi saat berdirinya bisnis tersebut berada ditangan orang
berbakat,yang tidak lain para pendirinya sendiri.setelah bisnis meluas,tiba
saatnya untuk mendelegasikan otoritas dan tanggung jawab ke tangan para
eksekutif.
Kemudian manajemen menghadapi masalah serius,tentang bagaimana
memodifikasi organisasi sedemikian rupa,mendelegasikan otoritas tanpa
mengorbankan efisiensi.salah satu pemecahannya ialah mengangkat orang
ahli dengan otoritas menajalankan salah satu departemen.rencana membuat
organisasi semacam ini dikenal sebagai functional plan,dan bentuk lainnya
ialah line-staff plan.

Fungsi Lini dan Staff

fungsi eksekutif lini ialah memberi perintah langsung kepada


bawahannya.Karakteristiknya ialah adanya hubungan antara atasan dan
bawahan.atasan bertanggung jawab atas kegiatan bawahan.dan bawahan harus
melaksanakann semua apa uang diperintahkan kepadanya.dengan demikian
eksekutif memberi sumbangan secara langsung,terhadap pencapaian tujuan
organisasi dalam bidang planning,directing,dan controlling,dalam bidang yang
menjadi weewenangnya.

Sebaiknya personil staff,adalah spesialis mengenai salah satu bidang


dalam bisnis dan fungsinya ialah memberikan nasehat dan membantu personil
lini.nasehat para ahli staff ini sering diperlukan dalam proses pembuatan
keputusan.

3.Organisasi fungsional

Organisasi ini menghendaki adanya spesialis,dan tidak mengikuti


kesederhanaan dan keseragaman komando seperti oragnisasilini.dalam hal ini
para pegawai menerima perintah dari beberapa atasan,yang masing-masing
memiliki spesialisasi sendiri.masing-masing supervisor adalah orang ahli dalam
bidangnya yang bertugas untuk keseluruhan organisasi.

Struktur organisasi fungsional ini diciptakan oleh Taylor.Frederick


Winslow Taylor lahir tahun 1856 dan meninggal 1951 di amerika
Serikat.terkenal menjadi tokoh manajemen ilmiah.
Perhatikan Taylor sangat tertuju kebagian pabrik,dan menyatakan bahwa
konsep oragnisasi garis sangat memberatkan pimpinan bagian pabrik.

 Mandor atau kepala-kepala bengkel harus dibebaskan dari pekerjaan otak


 Cara kerja diganti dengan tipe fungsional,pekerjaan pimpinan dibagi
sampai menjadi beberapa fungsi.

Dalam organisasi garis,pekerja hanya mempunyai satu atasan.dalam system


Taylor pekerja menerima perintah dari 8 atasan yang masing-masing
mempunyai tugas tertentu:

 Tiga dari bagian planning


1.Route Clerk
2.Instruction Card Clerk
3.Cost and time Clerk
 Empat bagian pabrik yaitu:
1.Gang boss
2.Speed boss
3.Inspector
4.Repair boss

Instruction card clerk

Tugasnya menulis perintah-perintah diatas kartu instruksi.karena instruksi


ini merupakan alat utama untuk menginstruksi boss atau pekerja-pekerja
mencapai semua bagian pekerjaan.

Time and cost clerk

Tugasnya mencatat lama kerja dan upahnya,kemudian mengirimkan


catatan-catatan tersebut untuk dibukukan oleh cost and time clerk

 Sekarang pada bagian pabrik:

Gang boss
Tugasnya ialah mempersiapkan segala sesuatu yang akan dikerjakan dia
harus memberi contoh bagaimana cara bekerja yang baik dan cepat.

Speed boss

Tugasnya ialah mengawasi pekerja-pekerja,agar pekerjaan dapat


dilaksanakan,sesuai dengan waktu yang disebut dalam kartu instruksi.

Inspector

Tugasnya memeriksa kualitas hasil produksi dan bertanggung jawab


terhadap mutu pekerjaan tersebut.

Repair boss

Tugasnya memelihara alat produksi dan mereparasi bila ada kerusakkan –


kerusakkan.dia mengusahakan agar setiap pekerjaan selalu menjaga
kebersihan mesin,diberi oli agar jangan berkarat,aus dan sebagainya.

Keuntungan organisasi fungsional

1.Masing-masing supervisor mencurahkan perhatian dan pekerjaan hanya


kepada satu cabang pekerjaan.

2.Masing-masing orang memiliki kesempatan untuk mendalami bidang


spesialisasinya.

3.Setiap orang melakukan pekerjaan yang mempunyai keahlian khusus.

4.Waktu dihitung dan dihemat sedemikian rupa sehingga tidak ada waktu dan
tenaga yang terbuang.

5.Di sini terlihat bahwa kewajiban dantanggung jawab lebih penting di atas
segala-galanya.

Kelemahan Organisasi fungsional


1.Karena karyawan membuat bertanggung jawab dan membuat laopran
kepada beberapa orang atasan,ada kecenderungan disiplin dan tanggung
jawab menurun.

2.kemungkina dapat timbul perselisihan antara perintah mandor-


mandor,misalnya dalam hal tugas speed boss dan inspector.

3.Tidak ada mandor yang mengkoordinasi atau menyatukan kembali


pekerjaan yang tadinya sudah terbagi-bagi.

4.Sistem ini menjadikan pekerja sebagai manusia mesin,tidak ada kesempatan


untuk mengembangkan karir di bidang lain.

2.5 Organisasi Komite/Tim

Organisasi komite merupakan modifikasi dari lini dan staf dengan


fungsional, yang dilaksanakan oleh komite. Komite ini tidak ditempatkan dalam
garis lini dan staf, mereka hanya membawa ide dari berbagai kelompok untuk
dibahas lebih lanjut. Misalnya direktur dapat menunjuk komite anggaran untuk
mempelajari dana yang dibutuhkan organisasi untuk tahun anggaran yang akan
datang, kemudian komite ini menyusun laporan hasil studinya ke personil lini.

Jika kita perhatikan organisasi vertikal, hirarkinya sangat tinggi, maka


pengambilan keputusan sangat lambat, karena terhalang oleh birokrasi Oleh
sebab itu perlu membentuk tim yang mengumpulkan karyawan bekerja sama
menyelesaikan suatu proyek. Karyawan yang bekerja dalam tim ini harus
dimotivasi dengan cara memberi insentif, bonus agar mendorong mereka
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. Sebuah definisi tim
menyatakan " a team is a unit of two or more people who work together to
achieve a goal" (Bovee, 2004). Anggota tim ini saling membantu dalam
mencapai misi, dan bertanggung jawab dalam pekerjaan, mereka bersinergi
bekerja lebih produktif dibandingkan dengan jika bekerja sendirian. Ketua tim
functional sering ditunjuk oleh atasan, tapi kadang-kadang bisa ditunjuk oleh
kelompok sendiri. Dalam sebuah tim akan diperoleh ide-ide cemerlang, bekerja
lebih akrab, dan sering menemukan cara terbaik dalam pemecahan masalah
perusahaan. Situasi semacam ini sangat membantu perusahaan menjadi lebih
fleksibel, merespon lebih cepat terhadap tantangan yang terjadi dalam
menghadapi pasar. Team ini sedikit berbeda dengan work group. Dalam work
Group karyawan saling berinteraksi terutama dalam sharing informasi, dan
saling membantu anggota. Yang penting dalam work group adalah kontribusi
dari masing-masing individu, dalam hal ini ditekan kan adanya kerjasama.

Tipe-Tipe Tim

Mengenai Tipe, Struktur, dan komposisi individu dalam sebuah organisasi


sangat tergantung dari tujuan strategis yang hendak dicapai oleh organisasi. Ada
lima bentuk tim yang umum dikenal yaitu:

 Problem Solving Teams


 Self-managed Teams
 Functional Teams
 Cross-functional Teams
 Virtual Teams (Bovee 2004)

Problem Solving Teams, Ini lebih umum dijumpai dalam bentuk Quality
circle teams, yang terdiri atas 5-12 orang yang berasal dari daapertemen yang
sama yang bertujuan memprbaiki kualitas, meningkatkan efesiensi, daan
memprbaiki lingkungan kerja. Mereka bisa membuat usul-usul perbaikan yang
harus dilakukan.
Self-Managed Teams, ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas sendiri,
dan mengurangi kebutuuhan supervisor. Mereka mengawasi pekerjaan mereka
sendiri, dan tugas-tugas yang mereka lakukan. Mereka betul-betul bekerja dan
mengawasi sendiri pekerjaannya, daan hasilnya sangat signifikan dalam
mengurangi tenaga dan pekerjaan pengawas.

Functional Teams, ini juga disebut command teams, atau vertical teams.
Tim ini dibentuk berdasarkan struktur organisasi hirarki dari dapertemen tertentu
dari atas manejer samapai kebawah karyawan yang diperlukan, untuk melakukan
pekerjaan yang menyangkut kepentingan dapertemennya.

Cross-Functional teams, disebut pula sebagai horizontal teams, yang


menghimpun karyawan dari berbagai dapertemen, unuk melakukan berbagai
pekerjaan yang dilakukan.

a. Muncul saling tukar informasi dari berbagai anggota tim, yang berasal dari
berbagi dapertemen.
b. Muncul ide baru bagaimana mengkoordinasikan berbagai unit organisasi.
c. Mendorong karyawan mencari solusi terbaik untuk memecahkan masalah.
d. Membantu mengembangkan prosedur dan kebijakan. Dalam mengembangkan
Cross-functional teams ini bisa terjadi dibentuknya tim-tim karyawan mencari
solusi terbaik untuk memecahkan masalah. mengembangkan prosedur dan
kebijakan organisasi. Dalam yang bersifat sementara misalnya dibentuk task
forces, special purpose eans atau committees.

Virtual Teams, ini adalah tim yang anggotanya secara pisik terpisah dalam
daerah geografis yang jauh ataupun dekat, tapi dihubungkan dengan alatan
teknologi dengan menggunakan, internet, intranet, e-mail, electronic software,
telepon dsb. Jika perlu sewaktu-waktu mereka bisa mengadakan pertemuan tatap
muka.
Bekerja dengan teams ini mempunyai keuntungan dan kelemahan.
Keuntungannya ialah: dapat menghasilkan keputusan yang berkualitas, karena
memiliki anggota beberapa pejabat dengan inteligen tinggi, mereka selalu
mencari dan memikirkan solusi terbaik, para anggota penuh antusias bergabung,
minatnya tinggi, kreatif dan penuh enerji dalam bekerja.Mereka bisa menekan
kebosanan dalam bekerja, mengurangi stress dalam bekerja. mendorong
keinginan terlibat lebih dalam. Para anggota menampilkan pengetahuan dan skill
nya semaksimal mungkin, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya, dan
lebih memuaskan bagi para anggota.

Kelemahannya sharing para anggota kadang-kadang sangat terbatas karena


kekurangan penguasaan materi, sehingga ide yang ia munculkan kurang
berbobot. Pengambilan keputusan bisa lama, pandapat tim didominasi oleh
seseorang yang banyak bicara. Keputusan yang diambil mungkin tidak mewakili
atau tidak diterima oleh semua anggota. Bila terbentuk groupthink, atau
kelompok pemikir dari tim dan mereka perlu bertemu, maka ini akan memakan
biaya karena mereka dari berbagai daerah.

2.6 Aspek Manusia dalam Organisasis

Dalam setiap bentuk organisasi terkandung aspek hubungan antara manusia.


Ahli psikologi menyatakan dengan istilah interaksi sosial, yang mungkin bersifat
positif ataupun negatif. Interaksi sosial yang positif, akan muncul apabila
suasana lingkungan menunjang dan mereka merasa puas bekerja dalam
organisasi serta merasa diri mereka merupakan bagian dari organisasi. Interaksi
sosial negatif mungkin terjadi dalam klik di antara karyawan. Klik dapat terjadi,
bila ada penyebabnya. Menurut pandangan manajer, klik tidak diharapkan jika
akan membahayakan organisasi. Jika ada klik yang bertentangan dalam
organisasi maka manajer harus segera mencari faktor penyebabnya dan
memecahkan masalahnya. Sebab mungkin saja penyebabnya ialah faktor intern
organisasi.
2.7 Tingkatan Manajemen Organisasi

Tingkatan paling atas disebut top management. Pada sebuah bisnis kecil
hanya ada satu tingkatan ini, akan tetapi bila bisnis makin besar maka top
management perlu mengangkat karyawan baru dan memberikan delegasi otoritas
ke tingkat bawah. Akhirnya top management mempekerjakan beberapa manajer
baru sebagai middle management, yang bertanggung jawab pada departemen
tertentu. Kemudian diperlukan mengangkat tenaga supervisor untuk mengawasi
secara langsung para pekerja. Dengan demikian terbentuklah tingkat manajemen
ke-3, yang disebut operating management.

TOP MANAGEMENT
DIREKTUR

MIDDLE MANAGEMENT MANAJER

RISET KEUANGAN MARKETING PRODUKSI PERSONALIA

OPERATING MANAGEMENT
SUPERVISOR

PARA KARYAWAN

Operating Management juga disebut sebagai first line management seperti berikut.

Ada 3 tingkatan tingkatan manajer:

1. Top Manajer, biasanya ini dalam bentuk kedudukan Presiden, Direktur,


Wakil Direktur, CEO(Chief Executive Officer) dan CFO(Chief Financial
Officer).
2. Middle Managers, posisi ini memiliki otonomi sendiri, biasanya dalam
jabatan manajer pabrik, manajer operasional, manajer divisi. Middle
managers ini bertanggung jawab dalam melaksanakan strategi,
kebijaksanaan, dan keputusan yang telah diambil oleh top managers.
3. First-Line-Managers, jabatannya seperti supervisor, kepala kantor, ketua
kelompok. Manajer ini bekerja bersama karyawan lainnya, sambil
mengawasi jalannya pekerjaan, dan bertanggungjawab terhadap kelancaran
aktivitas. Mereka harus menguasai material, berhubungan dengan
konsumen, berhubungan dengan middle dan upper level managers.

2.8 Prinsip Organisasi

Beberapa prinsip dasarnya yaitu:

1. Garis otoritas harus jelas, mulai dari atas sampai ke tingkat bawah
Mulai dari Direktur, Wakil Direktur, general manajer, supervisor atau
mandor dan akhirnya sampai ke para karyawan.
Otoritas ialah hak dari atasan untuk menyuruh bawahan bertindak. Juga
hak untuk membuat keputusan, dan menyuruh bawahan mematuhi segala
keputusan. Umumnya otoritas ini mulai dari atas, kemudian melalui delegasi
menurun ke bawah.
Tanggung jawab artinya kewajiban individu untuk melaksanakan semua
kewajiban yang telah dibebankan kepadanya. Antara otoritas dan tanggung
jawab tidak dapat dipisahkan, dia harus berdampingan selalu.
2. Setiap organisasi mempunyai tujuan
Prinsip ini sangat penting untuk mengembangkan kerjasama yang
efektif di dalam organisasi.
3. Jumlah tingkatan otoritas harus dibuat minimum
Makin banyak tingkat otoritas makin lama waktu digunakan untuk
penyampaian instruksi ke bawahan dan makin lama informasi sampai ke
atas.
4. Tak seorangpun dalam organisasi yang diperintah oleh lebih dari satu
supervisor
Jika seorang karyawan diberi perintah oleh beberapa supervisor, maka
ia akan menghadapi kepusingan mana yang harus didahulukan. Juga
didalam bentuk bisnis partnership dimana beberapa pemilik memiliki
beberapa tingkat otoritas. Akibatnya kurang bijaksana bila satu partner
mempunyai satu otoritas yang sama dalam kegiatan yang sama pula.
Akibatnya akan menimbulkan kebingungan pada karyawan, dan sikap salah
pengertian antara para partner.
5. Pembatasan dalam jumlah orang yang diawasi(span of management)
Ini disebut the span of control principle yang berdasarkan atas
kenyataan bahwa ada batas kemampuan manajer untuk mengawasi bawahan
secara efektif. Walaupun ada bermacam pendapat tentang batas pengawasan,
namun orang sependapat bahwa 6 orang adalah batas maksimum yang dapat
diawasi secara efektif. Apabila kegiatan bisnis sudah dilakukan secara
desentralisasi dan tiap bagian mempunyai otonomi, memungkinkan top-
level executive mengawasi sebanyak 10 sampai 12 orang.
6. Struktur organisasi harus fleksibel
Jika ada hal-hal yang menguntungkan bisnis hendaknya ada
kemungkinan bagi pimpinan mengadakan perubahan tanpa merusak
kontinuitas organisasi.
7. Organisasi harus seimbang
Semua bagian harus memiliki anggaran dan staf yang merata.

2.9 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menetapkan struktur Organisasi

Banyak faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Pada awalnya


mungkin struktur organisasi sebuah perusahaan sangat segerhana, tapi begitu
perusahaan makin maju, maka pimpinan mulai memikirkan tujuan, misi dan
strategi yang lebih spesifik. Ketiga elemen ini dirumuskan dalam rangka
menguasai, memperluas pasar, mengatasi persaingan, ataupun keinginan
merebut posisi leader, dan ini akan mempengaruhi struktur organisasi yang
ada.

Selanjutnya untuk mengembangkan struktur tersebut ada dua kegiatan


utama yang perlu pula mendapat perhatian yaitu adanya spesialisasi dan
departementalisasi.

Pada perusahaan yang baru bediri, para pemilik mengerjakan pekerjaan


sendiri, belum ada spesialisasi dan departementalisasi. Pemilik melakukan
pekerjaan seperti merancang kantor, mengatur bentuk letak perabot kantor,
membeli barang, mencari langganan, memasarkan, mengurus penagihan,
membukkan keuangan, promosi dan sebagainya. Setelah perusahaan
berkembang maka mulai dicari pegawai yang memiliki kualifikasi dengan jenis
pekerjaan, setelah diangkat banyak karyawan, maka mulai dilakukan
pengelompokkan mereka dalam bagian bagian atau departemen tertentu.
Misalnya departemen disesuaikan dengan kelompok untuk menghadapi
konsumen, produk yang dihasilkan, produk dihasilkan, proses produksi, dan
sebagainya.

Ada empat cara membuat departementalisasi yaitu berdesarkan function,


division, matrix, dan network

Depertementalisasi berdasarkan fungsi

Dalam hal ini karyawan dikelompokkan berdasarkan skills, sumber yang


digunakan dankeahlian. Departemen yang dibentuk misalnya departemen
marketing, human resources, operaation, finance, R & D dsb.

Departementalisasi berdasarkan divisi produk

Dalam hal ini dibuat kelompok produk yang dihasilkan perusahaan. Masing
masing departemen bisa memenej seluruh kegiatan yang diperlukan untuk
kegiatan produksinya.
Process divisions

Ini juga disebut processs-complete departements, didasarkan atas pekerjaan


yang dilakukan misalnya dalam pekerjaan mebel, ada departemen
penggergajian, memasang, mengecet, menghaluskan dsb.

Costumer divisons

Depertemen berkonsentrasi melayani dan memuaskan konsumen dari


kelompok tertentu ada konsumen kelas tinggi, dengan barang berkualitas tinggi,
atau konsumen untuk lembaga pemerintah, dsb.

Geographic divisions

Ini bertujuan untuk menyebarkan kegiatan perusahaan keseluruh daerah


desa, kota, kabupaten, antar propinsi baik didalam maupun ke luar negeri.

Departementalization by matrix

Dalam hal ini karyawan berbagai departemen fungsional, membentuk sebuah


tim yang dikombinasikan berdasarkan spesialisasi dan skill mereka. Kelompok
beberapa orang ini memberi laporan kepada dua orang manajer atau lebih.
Struktur semacam ini memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan bisa
dibentuk secara permanen, dan bisa pula dibentuk berdasarkan keperluan
sewaktu waktu untuk satu projek, misalnya matrix dibentuk berdasarkan bagian
desain mekanik, ahli listrik, desain model, skills spesifik, mengerjakan satu
pengembangan produk matrix bisa membantu perusahaan besar berfungsi
sebagai perusahaan kecil dan mengerjakan pekerjaan yang spesifik untuk satu
projek kelemahan dari bentuk matrix ini ialah anggota matrix tetap saja harus
melaporkan kegiatannya kepada atasannya pada departemennya sendiri, dan
juga kepada penanggungjawab tim matrix, dapat pula menjadikan ketua tim
overacting, dan muncul konflik. Dalam matrix, komunikasi terbaik harus
dilakukan dan kordinasi sangat penting, agar terhindar dari konflik.
Bagaimanapun juga matrix dapat menghasilkan efisiensi tinggi.

Departementalization by network

Departementalisasi berdasarkan jaringan adalah suatu cara berhbuungan


dengan fasilitas elektronik, dari bagian perusahaan yang terpisah, untuk
melaksanakan tugas yang dikoordinasikan oleh kantor pusat. Ini juga disebut
virtual organization. Organisasi network ini menyewa orang orang melalui
kontrak dari luar, seperti para ahli teknik, marketing, akuntansi, produksi, dsb.
Bentuk network ini cocok untuk perusahaan yang bergerak secara internasional.
Keuntungan terbesar dari bentuk network ini ialah sift fleksibilitasnya.
Perusahaan dapat menyewa orang pada saat dibutuhkan, dan melepasnya pada
saat kurang kesibukan. Hirarki sangat terbatas, ini memungkinkan manajemen
membuat keputusan cepat. Keuntungan lain ialah memungkinkan perusahaan
meredefinisi peranan, tujuannya, dan karyawan memperoleh pekerjaan yang
cukup sibuk dan memuaskan mereka. Hanya sistem pengawasan agak lemah,
karena tidak berada pada satu lokasi perusahaan juga bisa ketinggalan zaman,
karena kurang kontrol, spirit karyawan kurang terangsang, karena hubungan
emosional antara karyawan dan manajemen agak lemah.

2.10 Organisasi Formal dan Organisasi Informal

Organisasi formal adalah organisasi sebagaimana yang terlihat dalam struktur


organisasi. Pada gambar tersebut tampak jelas tingkatan tingkatan
organisasinya, yang resmi, formal, kaku, birokrasi. Ada aturan aturan khusus
yang mengatur hubungan didalamnya sebagai berikut:
Organization structure is framework enabling managers to devide
responsibilities, ensure employee accountability, and distribute descision
making authority.

Organization chart provide a visual representation of how employees and


tasks are grouped and how the lines of communication and authority flow. An
organization chart depicts the official design for accomplishing tasks that lead
to achieving the organization’s goals, a framework known as the formal
organization. (Bovee, 2004)

Organisasi formal merupakan suatu kerangka pembagian tanggungjawab,


pengambilan keputusan, pengelompokkan karyawan dalam departemen tertentu
dan terlihat secara jelas garis komando dan pelaksana orotitas, guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan informal organizations the network of interactions that develop


on a personal level among workers ... but interacton transcend formal
boundaries ... can help establish a more pleasant work environment. Dalam
organisasi i formal, terdapat interaksi antar karyawan berdasarkan hubungan
pribadi, melampaui batas batas formal seperti yang dijumpai dalam organisasi
garis, dan menciptakan suasana lingkungan yang sangat menyenangkan.

Organisasi informal ialah “everyday social interactions among


employeesnthat transcend formal jobs and job interrelationships. This level of
organizations is sometimes just a powerful than the formal structure” (Ebert,
Griffin, 2000:142)

Contoh yang sering kita lihat, adalah menciptakan suasana akrab diantara
seluruh karyawan serta pimpinan, bisa terjadi dalam acara acara santai, malam
hiburan, malam keakraban, cross country, piknik, rekreasi, dan sebagainya.
Dalam acara acara tersebut terjadilah hubungan informal, saling akrab yang
mempunyai kemampuan luar biasa dalam mencairkan hubungan kaku dalam
perusahaan selama ini, hal ini dapat meningkatkan produktivitas karyawan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yaitu Organisasi juga diartikan sebagai suatu keseluruhan
termasuk di dalamnya fasilitas, material dan orang dengan prilakunya, yang di
atur menurut posisi berdasarkan tugas pekerjaan. Hal ini dapat terlaksana dalam
suatu struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi merupakan suatu
rangka Kerjasama dari berbagai bagian menurut pola yang menghendaki
adanya tertib, penyusutan yang logis dan hubungan yang serasi. Authority
dalam organisasi akan memperjelas siapa pemimpinya? Authority adalah hak
untuk mengambil tindakan, hak mengambil keputusan, hak untuk mengarahkan
pekerjaan orang lain, dan hak untuk memberi perintah (schoell, 1993). Untuk
melaksanakan authority ini perlu orang yang di tunjuk dan di utus oleh suatu
perkumpulan dalam suatu perundingan atau musyawarah yang biasa di sebut
delegasi.

Anda mungkin juga menyukai