Anda di halaman 1dari 4

Csl 2 pertemuan ke 19

PENUNTUN PEMBELAJARAN
KETERAMPILAN
MELAKUKAN PEMERIKSAAN FISIK KARDIOVAKULER
(digunakan oleh Peserta)

Beri nilai untuk setiap langkah klinik dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1. Perlu perbaikan: langkah-langkah tidak dilakukan dengan benar dan atau tidak
sesuai urutannya, atau ada langkah yang tidak dilakukan.

2. Mampu: Langkah-langkah dilakukan dengan benar dan sesuai dengan urutannya,


tetapi tidak efisisen

3. Mahir: Langkah-langkah dilakukan dengan benar, sesuai dengan urutan daan


efisien.

TS Tidak Sesuai: Langkah tidak perlu dilakukan karena tidak sesuai dengan keadaan.

NO. LANGKAH KLINIK KASUS


A. PENGUKURAN TEKANAN DARAH 1 2 3
1. Siapkan alat tensimeter /pengukur tekanan darah yang akan
digunakan
2. Jelaskanlah pada klien apa yang akan dilakukan dan
mintalah izin kepada pasien /keluarga untuk diperiksa
3. Berdiri atau duduklah di sebelah kanan klien
4. Mintalah klien untuk duduk atau berbearing dengan rileks,
dengan sedikit menekuk pada siku.
5. Mintalah izian untuk membuka baju klien.
6. Usahakanlah agar klien rileks dan tenang
7. Tempatkan tensimeter dengan membuka aliran air raksa,
mengecek saluran pipa dan meletakkan manumeter vertikal
8. Gunakan stetoskop dengan corong bel yang terbuka
9. Pasanglah manset sedemikian rupa sehingga melingkari
lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm di atas
siku) dan sejajar jantung
10. Rabalah pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah
medial
11. Dengan satu jari meraba pulsasi a. Brachialis, naikanlah
tekanan air raksa dengan cepat sampai 30 mmHg di atas
angka dimana hilangnya pulsasi dan laporkan hasilnya
12. Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai pulsasi
arteri teraba kembali dan laporkan hasinyal sebagai
tekanan sistolik palpatoir
13. Ambil stetoskop dan pasang corong bel pada tempat
perabaan pulsasi
14. Pompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas tekanan
sistolik palpatoir
15. Dengarkan melalui stetoskop, sambil menurunkan
perlahan-lahan / 3 mmHg per detik dan melaporkan saat
mana mendengar bising pertama sebagai tekanan sistolik
16. Lanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising
yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising
lagi / sebagai tekanan diastolik
17. Laporkan hasil tekanan sistolik dan diastolik
18. Lepas manset dan mengembalikannya
19. Simpanlah alat tensimeter/pengukur tekanan darah selalu
dalam keadaan air raksa tertutup

B. PEMERIKSAAN DENYUT NADI 1 2 3


1. Mkintalah klien agar tenang
2. Letakkan lengan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
3. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk meraba a.
Radialis
3. Hitunglah frekuensi denyut nadi minimal 15 detik (bila
denyutan nadi teratur, tetapi bila tidak teratur maka
dihitung dalam 1 menit dan dicocokkan dengan denyut
jantung)
4. Laporkan hasil frekuensi nadi dalam satu menit

C. PEMERIKSAAN TEKANAN VENA 1 2 3


JUGULARIS
1 Mula-mula mintalah klien untuk berbaring tanpa bantal,
bila titik kolaps tidak nampak klien disuruh pakai bantal
2. Mintalah klein berbaring dengan kepala membuat sudut
30 derajat,
3. Leher klien harus diluruskan
4. Lakukan penekanan pada vena jugularis di bawah angulus
mandibula dan kemudian cari dan tentukan titik kolaps
5. Tentukan jaraknya berapa cm dari bidang yang melalui
angulus ludovici (patokan jarak dari vena cava superior + 5
cm /selanjutnya disebut R cm)
6. Bila permukaan titik kolaps vena jugularis berada 5cm
dibawah bidang horizontal yang melalui angulus ludovici,
maka tekanan vena jugularis (CVP) sama dengan R-5 cm
H20, sedang bila titik kolapsnya berasa 2 cm diatas berarti
CVP R + 2 cm H20
6. Bila hasil CVP kiri dan kanan berbeda, maka diambil CVP
yang lebih rendah
D. PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG 1 2 3
Inspeksi dan palpasi
1. Lakukan inspeksi dari sisi kanan pasien dan dari arah kaki
penderita untuk menentukan apakah simetris atau tidak
simetris
2. Kemudian lakukan inspeksi dari sisi sebelah kanan tempat
tidur pada dinding depan dada dengan cermat, perhatikan
adanya pulsasi
3. Perhatikan daerah apex kordis, apakah iktus kordis nampak
atau tidak nampak
4. Palpasi iktus kordis pada lokasi yang benar
5. Raba iktus kordis dengan ujung jari-jari, kemudian ujung
satu jari
6. Raba iktus kordis sambil mendengarkan suara jantung
untuk menentukan durasinya
7 Palpasi impuls ventrikel kanan dengan meletakkan ujung
jari-jari pada sela iga 3,4 dan 5 batas sternum kiri
8 Minta penderita untuk menahan napas pada waktu kspirasi
sambil mempalpasi daerah diatas
9 Palpasi daerah epigastrium dengan ujung jari yang
diluruskan untuk merasakan impuls/pulsasi ventrikel kanan
10 Arah jari ke bahu kanan
11 Palpasi daerah sela iga 2 kiri untuk merasakan impuls
jantung pada waktu ekspirasi
12 Palpasi daerah sela iga 2 kanan untuk meraskan impuls
suara jantung dengan tekhnik yang sama
Perkusi
1. Lakukan perkusi untuk menentukan batas jantung yaitu
dengan menentukan batas jantung relatif yang merupakan
perpaduan bunyi pekak dan sonor
2. Tentukan batas jantung kanan relatif dengan perkusi
dimulai dengan penentuan batas paru hati, kemudian 2 jari
diatasnya melakukan perkusi dari lateral ke medial
3. Jari tengah yang dipakai sebagai plessimeter diletakkan
sejajar dengan sternum sampai terdenganr perubahan bunyi
ketok sonor menjadi pekak relatif (normal batas jantung
kanan relatif terletak pada linea sternalis kanan)
4. Batas jantung kiri relatif sesuai dengan iktus kordis yang
normal, terletak pada sela iga 5-6 linea medioclavicularis
kiri
5. Bila iktus kordis tidak diketahui, maka batas kiri jantung
ditentukan dengan perkusi pada linea axillaris media ke
bawah. Perubahan bunyi dari sonor ke tympani merupakan
batas paru-paru kiri. Dari Batas paru-paru kiri dapat
ditentukan batas jantung kiri relatif
5. Dari atas (fossa supra clavicula) dapat dilakukan perkusi
ke bawah
6. Catat hasil perkusi untuk mentukan batas jantung
Auskultasi
1. Penderita diminta untuk rileks dan tenang
2. Penderita dalam posisi berbaring dengan sudut 30o
3. Dalam keadan tertentu penderita dapat dirubah posisinya
(tidur miring, duduk)
4. Penderita diminta bernapas biasa
5. Pusatkan perhatian pertama pada suara dasar jantung, baru
perhatikan adanya suara tambahan
6. Mulailah Melakukan auskultasi pada beberapa tempat yang
benar :
Di daerah apeks / Iktus kordis untuk mendengar bunyi
jantung yang berasal dari katup mitral ( dengan corong
stetoskop)
Di daerah sela iga II kiri untuk mendengar bunyi
jantung yang berasal dari katup pulmonal (dengan
membran)
Di daerah sela iga II kanan untuk mendengan bunyi
jantung berasal dari aorta (dengan membran)
Di daerah sela iga 4 dan 5 di tepi kanan dan kiri
sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyi
jantung yang berasal dari katup trikuspidal (corong
stetoscop)
7. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung
8. Bedakan antara sistolik dan diastolik
9. Usahakan mendapat kesan intensitas suara jantung
10. Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau suara yang
pecah
11. Tentukan apakah suara tambahan (bising) sistolik atau
diastolik
12. Tentukan daerah penjalaran bising dan tentukan titik
maksimunnya
13. Catat hasil auskultasi

Anda mungkin juga menyukai