Anda di halaman 1dari 2

Toleransi di dalam Islam itu sebenarnya adalah tidak saling mengganggu seperti dalam ayat al-

qur'an lakum dinukum waliyadin. Jadi urusan agama itu adalah urusan masing-masing
penganutnya jadi antara umat yang beragama itu yang berbeda agama tidak boleh saling
mengajak untuk beribadah dalam agamanya contohnya ketika umat Nasrani merayakan Natal
kemudian kita diajak untuk merayakannya. Itu adalah bukan sebuah toleransi tapi itu bisa
merusak akidah.

Toleransi itu juga bukan berarti menghormati agama yang lain karena dalam Alquran juga malah
menyalakan hal itu dan tidak menghormati agama yang lain.Yang ada hanya memahami dan
tidak saling mengganggu. Bila mereka akan beribadah maka kita membiarkannya dan jangan
melarang karena karena itu tidak mengganggu kita juga dan kita jangan terlalu ingin
menonjolkan toleransi kita sebagai umat Islam yang malah cara tersebut menjadi Salah kaprah.
Dan agama lain tidak membutuhkan kita melakukan hal-hal tersebut kepada mereka. Kita tidak
harus menghormati keyakinan agama lain tetapi kita harus menghormati keberadaan manusia
Meskipun mereka berbeda agama dengan kita.

Jadi kita hanya boleh menghormati manusia itu secara sosiologis tetapi tidak secara teologis.
Dimana menghormati secara sosiologis itu menghormati keberadaan manusia tersebut
menghormati dengan memanusiakan tetapi tidak menghormati secara teologis dimana
menghormati secara teologis itu menghormati agamanya mengagumi membenarkan agama
tersebut itu tidak boleh.

Dr Hamid Fahmi zarkasyi mengatakan bahwa pluralisme itu terbagi menjadi dua yaitu
pluralisme teologis dan pluralisme sosiologis. pluralisme teologis adalah masuk dalam ranah
penyamaan agama atau pembenaran agama. Pluralisme sosiologis berarti itu adalah sebuah
situasi di mana kita hidup dengan berbagai macam agama tetapi kita mengakui keberadaan 
masyarakat yang berbeda agama dengan kita karena dia manusia.

Rasulullah bersabda "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasulnya maka dia harus
menghromati tamunya". Dan apabila kita menyakiti mereka, maka kita akan berdosa. Seperti
dalam sabda rasul "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Rasulnya maka jangan
menyakiti tetangganya". Sebagaimana Rasul pernah mengingatkan "janganlah menyakiti
ahluzziimmah, kalau kita menyakiti ahluzziimmah sama saja dengan menyakiti saya".
Secara Sosiologis kita hormat, kata tetapi secara teologis kita tidak bisa menghormati,  karena
ayat-ayat kita juga tidak menghormati itu.

Anda mungkin juga menyukai