Makalah
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“DAMPAK COVID-19 DI MAKASSAR DALAM BIDANG PEREKONOMIAN”.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu mata kuliah sistem ekonomi Indonesia.
Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang memberikan
sumbangan pikiran maupun materi sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Kelompok 2
i
ii
DAFTAR ISI
BAB I
ii
iii
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 yang terjadi di awal bulan Maret tahun 2020. Virus COVID-19
merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan, memberi dampak buruk bagi
kesehatan yang disertai dengan gejala yang ringan maupun yang berat, menurut Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) Dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Adalah gejala berat yang ditimbulkan virus ini menular melalui kontak fisik, memakai
barang secara bergantian dapat memperbesar penularan penyakit tersebut.
Kurun waktu yang singkat sebuah penyakit baru menggerogoti bumi pertiwi kita yang
dikenal sebagai Virus Corona (Covid-19), dari kota-kota hingga ke penjuru desa-desa.
Sejak kasus pertama di Indonesia, pemerintah langsung melakukan penanganan dengan
menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dari Maret 2020 hingga Mei 2020
Didalamnya diatur agar pembatasan aktivitas dan dihentikan kegiatan yang bersifat
massal. Dengan adanya peraturan tersebut, malah berdampak sangat besar terhadap
ekonomi negara dan masyarakat. Yang mencari nafkah di luar rumah,terutama banyak
yang di PHK dan di rumahkan, bahkan akan muncul kelompok rentan baru akibat di
rumahkan dan tidak bisa mencari pekerjaan atau kehilangan pekerjaan. Akibatnya daya
beli masyarakat menurun, aktivitas pendidikan menurun, kesehatan menurun, sehingga
bertambahnya masyarakat miskin. Di sisi lain, terjadinya kesenjangan sosial dengan
menyebar luasnya COVID-19 di 34 provinsi dan 479 Kabupaten/ Kota di Indonesia,
dimana informasi terbaru diketahui Sulawesi Selatan tergolong di garis zona hitam,
populasi penyebaran terletak di kota Makassar Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
BPS kota Makassar menunjukkan jumlah penduduk miskin di kota Makassar di tahun
2015 sebesar 4.38% meningkat menjadi 4.60 % di 2017, kemudian mengalami penurunan
pada tahun 2018-2019, dan meningkat Kembali di tahun 2020 akibat pandemi Covid-19.
iii
iv
BAB II
PEMBAHASAN
iv
v
v
vi
vi
vii
jika sudah ambil uang bank. Beberapa negara lockdown, ada penutupan, rantai kerja
di dalam tapi pengiriman untuk luar negeri. Biasanya mengirim ikan paling dekat
Singapura. Sekalipun tidak di-lockdown, tetapi banyak sekali maskapai tidak berjalan
normal. Yang dulu ada lima maskapai, ada lima tujuan sekarang cuma satu.
vii
viii
antara pemerintah pusat, provinsi dan pemerintah kota dan para stakeholder
terkait.”Sinergi antara lembaga pemerintah kota juga diperkuat. Hal itu tentu
dibarengi dengan tindakan real di lapangan,” ungkapnya.Ekonom Universitas
Hasanuddin Makassar, Prof Marsuki DEA mengatakan prospek pertumbuhan
ekonomi Makassar memang telah memasuki fase pemulihan. Meski belum pulih
secara total, namun diyakini ekonomi Makassar akan tumbuh pada triwulan dua 2020.
“Prediksi ekonomi Makassar. Triwulan III hanya di angka 3 persen. Meski masih
melambat, tapi sudah ada perbaikan dari periode sebelumnya,” ujar Marsuki yang
juga merupakan Rektor STIM Nitro Makassar.Menurutnya, jika ingin menggerakkan
perekonomian, pemerintah kota harus menyelesaikan permasalahan di sektor yang
terdampak besar. Selain lima sektor strategis, Pemkot Makassar juga perlu
menyelesaikan tujuh persoalan sub sektor yang terpuruk pada masa pandem.
Misalnya, pada sub sektor penyediaan akomodasi makanan, transportasi,
pergudangan, industri pengolahan, konstruksi dan jasa keuangan. Jika subsektor ini
mampu bertumbuh positif, maka dipastikan mendongkrak ekonomi Makassar.
viii
ix
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
ix
x
2. Kedua, untuk menjaga daya beli masyarakat sebagai dampak perlambatan putaran
roda ekonomi, pemerintah dituntut untuk dapat mengurangi beban biaya yang
secara langsung dalam kendali pemerintah, di antaranya tarif dasar listrik, BBM,
dan air bersih.
3. Ketiga, upaya pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat bawah dengan
memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang mengalami
penurunan pendapatan dan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja, perlu
didukung oleh kebijakan untuk menjamin kelancaran pasokan dan distribusi
barang khususnya pangan.
x
xi
DAFTAR PUSTAKA
https://smeru.or.id/id/content/ringkasan-eksekutif-dampak-sosial-ekonomi-covid-19-terhadap-
rumah-tangga-dan-rekomendasi
http://bpkad.makassar.go.id/bpkadmakassar/2020/10/15/pemulihan-ekonomi-
makassar-fokus-perbaikan-lima-sektor/
https://epaper.mediaindonesia.com/detail/makassar-recover-cara-baru-penanganan-
covid-19-dari-makassar
https://www.mongabay.co.id/2020/09/14/dampak-pandemi-di-pesisir-makassar-dari-
penggantian-wali-kota-hingga-belitan-patron-client-perikanan-bagian-1/
xi