Salah penafsiran yang menyebabkan Belanda masih bersikap semena-mena
dengan Indonesia.
Isi perjanjian linggarjati : Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
Menurut Indonesia, pernyataan ini menyatakan bahwa Indonesia itu berdiri.
Kami punya jawa, sumatera dan madura. Dan itu milik kami, kalian tidak boleh ganggu gugat.
Sedangkan Belanda menganggap bahwa, ya saya akui kalian punya jawa,
sumatera dan madura. Tetapi wilayah tersebut tetap harus masih berada di bawah pemerintahan kami. Kalian punya wilayah itu, tapi apa pun kebijakan yang kalian lakukan, kalian harus izin dlu sama kita. Karena kalian belum merdeka, istilahnya begitu,
Sesuai dengan penafsiran de facto.
PENGAKUAN DE FACTO DAN DE JURE
Pengakuan de jure : diakui secara hukum, mereka mengakui kalau kalian ini berhak merdeka, kalian ini berhak untuk menjalankan kehidupan layaknya negara yang sudah merdeka. Dan boleh berkolaborasi/colab dengan negara lain. Dan menjadi anggota PBB, yang berhak mendapatkan bantuan dari negara lain.
Pengakuan de facto : diakui wilayah, bukan secara hukum. Maksudnya adalah,
mereka mengakui oh negara ini ada, negara ini berdiri, oh dia ini sebuah negara. Begitu, jadi kayak contoh timor leste lepas dari Indonesia, terus ada yg blg “eh timor leste ini negara ya”. Nah itu pengakuran de facto, dia mengakui keberadaan timor leste sebagai negara/ mengakui wilayahnya. Tetapi melalui pengakuan de facto, bukan berarti timor leste bisa bergabung menjadi anggota PBB, bukan berarti dia bisa colab dg negara lain, bisa menjalankan hubungan diplomatis dengan negara lain. Bukan, karena ya itu Cuma sekedar pengakuan biasa, nonformal dan bukan hukum.
NEGARA YANG MENJAJAH INDONESIA
Penjajahan awal Belanda berawal dari datangnya Cornelis de Houtman di Banten pada tahun 1595. Tak hanya itu, Indonesia juga dijajah oleh Spanyol dan Portugis pada kisaran tahun 1500. Disamping penjajahan Belanda, Indonesia dijajah oleh Inggris selama 5 tahun sejak tahun 1811. 1811. Setelah menyerahnya Belanda pada 8 Maret 1942, penderitaan rakyat Indonesia belum berakhir. Indonesia kembali dijajah oleh Jepang sejak tanggal itu juga selama 3,5 tahun.
Rakyat Indonesia harus berhadapan dengan tiga pihak yaitu
Jepang, tentara Inggris atas nama Sekutu dan NICA yang mewakili Belanda.