1
o Fase laten (6 – 12 tahun)
o Periode laten adalah saat eksplorasi dimana energi seksual tetap ada, tetapi
diarahkan kedaerah lain seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial
o Fase latens sebagai salah satu yang relatif stabil
o Fase genital (12- dewasa muda)
o Mengembangkan minat seksual yang kuat pada lawan jenis
2
Lingkaran NBE
3
o Apabila seseorang dalam tahap ini tidak mempunyai kemampuan untuk
menjalin relasi dengan orang lain secara baik sehingga akan tumbuh sifat
merasa terisolasi
o Genarativity vs stagnation 41 – 65 tahun
o Pada tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala
kemapuannya. Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak.
o Ego Inteprity vs despair (65 tahun)
o Tahap ini merupakan tahap yang sulit dilewati menurut pemandangan
sebagian orang dikarenakan mereka sudah merasa terasing dari lingkungan
kehidupannya, karena orang pada usia senja dianggap tidak dapat berbuat apa-
apa lagi atau tidak berguna.
4
d. Sub – tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder muncul dari usia
sembilan sampai dua belas bulan, saat perkembangannya kemmpuan
untuk melihat objek sebagai suatu yang permanen walau kelihatannya
berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek)
e. Sub – tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas
sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan
cara – cara baru untuk mencapai tujuan
f. Sab – tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan
tahapan awal kreativitas
o Tahap pra operasional 2 – 7 tahun
o Anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambran dan
kata –kata
o Pemikirannya masih bersifat egosentris : anak kesulitan untuk melihat dari
sudut pandang orang tua.
o Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti
mengumpukan semua benda merah walau bentuknya berbeda –beda atau
mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda – beda
5
o Tahap operasi konkrit 7 – 11 tahun
o Ditandai dengan menggunakan logika yang memadai.
o Proses – proses penting selama tahapan ini :
Pengurutan –kemampuan untuk mengurutkan objek menurut ukuran, bentuk,
atau ciri lainnya, contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat
mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.
Klasifikasi – kemapuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilnnya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda – benda dapat menyertakan benda
lainny kedalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan
logika berupa hanimisme (anggpan bahwa semua benda hidup dan
berperasaan).
Decentering – anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu
permasalahan untuk bisa memecahkannya sebagai contoh, anak tidak akan lagi
menganggap bahwa cangkir yang pendek tapi lebar memiliku isi lebih sedikit
dibanding cangkir yang tinggi tapi ramping.
Reversibility – anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda – benda
dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat
dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8. 8-4 akan sama dengan
4, jumlah sebelumnya.
Konservasi – memahami bahwa kuantitas , panjang, atau jumlah benda –
benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek
atau benda –benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang
seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke
gelas lain yang ukurannya berbeda, air digelas ini akan tetap sama banyak
dengan isi cangkir lain.
6
Penghilangan sifat egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari
sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah). Sebagai contoh, tunjukan komik yang memperlihatkan Siti
menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meningglkan ruangan, kemudian
ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru siti kembali ke
ruangan. Anak dalam tahap konkrit akan mengatakan bahwa siti akan tetap
menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka
itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh ujang.
o Tahap operasi formal 11 tahun – dewasa
o Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan
terus berlanjut sampai dewasa.
o Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia.
o Dalam tahapan ini, seseorng dapat memahami hal –hal seperti cinta, bukti
logis, dan nilai, ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan
putih, namun ada” gradasi abu – abu” di antaranya.
7
POLA ASUH
8
Pola asuh cuek/abai (neglect full/ univolved)
o Orang tua tidak banyak berperan dalam mengasuh anak. Kebutuhan –
kebutuhan primer seperti sandang, pangan, papan memang terpenuhi, akan
tetapi anak tidak mendapat perhatian atau kehangatan dari orang tua.
o Ciri utamanya adalah orang tua kurang berinteraksi dan menyediakan waktu
berkualitas bersama anak bahka cenderung lepas tangan atau “terputus” dari
kehidupan anak.
o Hasil pola asuh : akan sulit mematuhi aturan, karena dirumahnya hampir
tidak ada aturan, kerap mengalami masalah prilaku karena tidak bisa
mengontrol emosi. Keterampilan komunikasi juga tidak sepenuhnya
berkembang sehingga sulit menjalin hubungan / kedekatan dengan orang lain
dan cepat frustasi.
Pola asuh otoritatif (demoktis)
o Dianggap sebagai cara mengasuh anak yang terbaik. Orang tua yang seperti ini
menganggap penting alasan dibalik sikap atau perilaku anak sehingga mereka
bersikap demokratis.
o Ciri utamanya adalah : mereka mau mendengar pendapat dan memahami
perasaan anak. Pada saat yang sama, adapula batasan dan aturan tetapi dalam
batas wajar. Disiplin diterapkan secara konsiten dengan cara yang suportif dan
bukan bersifat menghukum.
o Hasil pola asuh : anak umumnya bahagia, terampil, dan sukses mudah
menyesuaikan diri dilingkungan baru, tidak takut dalam menghadapi
tantangan, maupun mengambil keputusan yang baik secara mandiri, serta
dapat menjalin komunikasi dan kerja sama dengan orang lain.
9
ANISME PERTAHANAN EGO
id dan superego
eksi individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal eksternal dengan
melemparkan kesalahan kepada yang lain yang tidak diterima perasaan, impuls, atau pikiran
al individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal eksternal dengan
menolak untuk mengakui suatu yang sebenarnya ih benar
orsi individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal eksternal dengan
mengubah kenyataan untuk mempertahankan perasaan superior atau yang bersifat waham.
Ve agresive individu yang menyesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan tidak langsung dan tidak tegas, mengungkapkan agresif terhadap orang lain.
Acting out individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan tindakan
Hipokondriasis impuls agresif yang tidak dapat diterima kepada orang lain berubah menjadi
celaan terhadap diri sendiri dan keluhan nyeri, somatik dan rastenia
10
Identifikasi berperan penting dalam perkembangan ego, juga dapat digunakan sebagai
mekanisme pertahanan dalam keadaan tertentu.
Introjeksi mekanisme pertahanan dimana seseorang meleburkan sifat- sifat positif orang lain
ke dalam egonya sendiri.
Somatisasi Suatu proses dimana suatu konflik psiklogik diubahnya / dialihkannya kepada
fisiknya sehingga timbul keluhan fisiknya.
Devaluasi Individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan menghubungkan sifat negatif yang berlebihan terhadap diri sendiri atau orang lain.
Splitting Individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan penggolongan berlawanan.
Displacement Individu yang menyelesaikan konflik emosional datau stres internal atau
eksternal dengan cara memindahkan perasaan, respon dari satu objek ke yang lain (biasanya
yang dianggap tidak mengancam) sebagai objek pengganti.
11
Rasionalisasi Suatu proses dimana OS mengalihkan konflik emosionalnya dengan
memberikan suatu alasan yang dapat diterima oleh ego yang sadar.
Reaksi formasi Individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau
eksternal dimana impuls yang tidak diinginkan tetap dalam bawah sadar dengan adanya
penekanan yang kuat yang berlawanan dengan impuls yang tidak diinginkan tersebut yaitu
dengan menggantikan perilaku, pikiran, atau perasaan yang bertentangan dengan pikiran atau
perasaan yang tidak dapat diterimanya.
Altruisme Individu menjalani pengalaman yang dilakukan untuk orang lain dengan cara yang
kontruktif dan secara instingtual memuaskan orang lain.
Sublimasi Penyelesaian konflik emosional atau stres internal atau eksternal dengan
menyalurkan perasaan maladaptif atau impuls menjadi perilaku yang diterima secara sosial.
Humor Individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan mengutamakan satu aspek yang lucu atau ironis dan konflik atau stressor.
Antisipasasi Individu yang menyelesaikan konflik emosional atau stres internal atau eksternal
dengan mengalami reaksi emosional yang mengantisipasi konsekuensi atau kemungkinan
kejadian masa depan dan mempertimbangkan realistis, tanggapan alternatif atau solusi.
Supresi Membuat keputusan secara secara sadar untuk menghilangkan perasaan atau pikiran
yang menyakitkan
12
STATUS PSIKIATRI
SEBAB UTAMA
KELUHAN UTAMA
Keluhan – keluhan yang disampaikan pasien sendiri meskipun tidak relevan harus dicatat
RIWATA KELUARGA
13
- Cucu kandung - anak saudara kandung ayah/ibu
RIWAYAT PREMORBID
STRESOR PSIKOSOSIAL
SUICIDE
14
o Complete
Toleransi Zat : suatu keadaan dimana dibutuhkan penambahan dosis secara mencolok untuk
mendapatkan efek yang diharapkan
Sindrom putus zat : sindrom zat spesifik karena pengurangan dan penghentian zat yang telah
dipakai dalam waktu lama, baik dipakai terus menerus maupun periodik dengan tujuan untuk
mendapatkan intoksikasi fisiologis
Ketrgantungan zat
Penyalahgunaan zat
GAMBARAN UMUM
1. Penampilan
o Sikap tubuh
o Cara berpakaian
o Kesehatan fisik
2. Tingkah laku dan aktivitas psikomotor
Pkopraksia : peniruan patologis pada pergerakan seseorang
Katatonia : kelainan motorik non organik
o Kataleps : posisi tidak bergerak yang dipertahankan terus menerus
15
Luapan katatonik : aktivitas motorik yang teragitasi, tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi
stimuli eksternal.
------: penurunan aktivitas motorik yang nyata, sering kali sampai titik imobilitas
-------: penerimaan postur yang kaku yang disadari, menetang usaha digerakkan.
Posturing : penerimaan postur yang tidak sesuai yang dipertahankan dalam waktu lama
o Cereas flexibilitas : seseorang dapat diatur dalam suatu posisi yang dipertahankan,
anggota tubuh seperti terbuat dari lilin
Katapleksi : hilangnya tonus otot secara tiba – tiba karena raksi emosional
Mannerisme : tindakan yang mendarah daging
Negativisme o Mimikri
Mutisme o Agresi
Overaktivitas o Acting Out
Hipoaktivitas 0 abulia
3. Sikap terhadap pemeriksa
EMOSI →suatu kompleks perasaan yang terdiri dari komponen psikis somatik dan prilaku
yang berhubungan dengan efek dan mood
Afek : ekspresi emosi yang terlihat, yang mungkin tidak konsiten dengan emosi yang
dikatakan pasien
o Appropriate : afek yang sesuai dimana pada irama emosional terdapat
keharmonisan antara gagasan, pikiran dan pembicaraan yang menyertai
16
o Inappropriate : afek yang tidak sesuai dimana pada irama emosional terdapat
keharmonisan antara gagasan, pikiran dan pembicaraan yang menyertai
o Tumpul : terdapat penurunan berat intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar
o Terbatas : terdapat penurunan intensitas irama perasaan yang diungkapkan keluar yang
tidak lebih parah dari afek tumpul tapi jelas menurun
o Datar : tidak adanya atau hampir tidak adanya tanda ekspresi, suara yang monoton dan
wajah yang tidak bergerak
o Labil : perubahan irama perasaan yang sangat cepat yang tidak berhubungan dengan
stimuli eksternal
Mood : ekspresi emosi yang meresap dan dipertahankan, yang dialami secara subjektif,
dan dilaporkan oleh pasien dan dapat terlihat oleh orang lain
o Eutimik : mood dalam rentang normal
o Disforik : mood yang tidak menyenangkan
o Expansive : mood yang meluap – luap
o Iritable : dengan mudah dibuat marah dan diganggu
o Elevated : mood yang meninggi, lebih ceria dari biasanya
o Euforia : elasi yang kuat dengan perasaan kebesaran
o Extacy : kegembiraan yang luar biasa
o Depresi : perasaan sedih yang patologis
o Dukacita : kesedihan yang sesuai dengan kehilangan yang nyata
o Aleksitemia : kesulitan untuk megungkapkan perasaan
Emosi lainnya
o Kecemasan o Apatis
o Free floating anxiety o Ambivalensi
17
o Ketakutan o Abreaksional
o Agitasi o Rasa malu
o Tension (ketegangan motorik) o Rasa bersalah
o Panik
PIKIRAN
18
o Sirkumtansialitas : bicara yang tidak langsung , taubat dalam mencapai tujuan tetapi
akhirnya dari titik awal mencapai yang diharapkan
o Tangensialitas : bicara yang tidak langsung, pasien tidak pernah berangkat dari titik
awal menuju tujuan akhir yang diinginkan
o Flight of ideas : verbalisasai atau permainan kata – kata yang cepat dan terus menerus
yang menghasilkan pergeseran terus menerus dari satu ide – ide yang lain.
o Irrelevan answer : jawaban yang tidak harmonis dengan pertanyaan yang ditanyakan
Gangguan isi pikiran
o Preokupasi : pemusatan isi pikiran pada ide tertentu, disertai dengan irama afektif
yang kuat;
o Kemiskinan isi pikiran : fikiran yang memberikan sedikit informasi karena tidak ada
pengertian, pengulangan kosong, atau frasa yang tidak jelas
o Waham : keyakinan yang salah didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang
kenyataan eksternal yang tidak sejalan dengan intelegensia dan latar belakang kultural
budaya dan tidak dapat dikoreksi dengan suatu alasan.
Waham bizzare : keyakinan yamg aneh yang sama sekali tidak masuk akal,
contoh : OS yakin ditanamkan elektroda dikepala
Waham tersistemastisasi : keyakinan yang salah yang digabungkan pada satu
tematunggal, contoh : OS dimata – matai agen rahasia
Waham paranoid :
Waham kejaran/persekutorik : keyakinan yang salah bahwa OS sedang
diganggu, ditipu atau disiksa, sering ditemukan
19
Pada OS yang senang menuntut yang mempunyai kecenderungan mengambil indakan hukum
karena penganiayaan yang dibayangkan
Waham referensi : keyakinan yang salah bahwa perilaku orang lain ditujukan pada
dirinya, peristiwa, benda –benda dan orang lain memiliki kepentingan tertentu yang
tidak biasanya. Biasanya bersifat negatif
Waham kebesaran : keyakinan yang salah tentang gambaran kepentingan kekuatan dan
identitas seseorang yang berlebihan
Waham kendali : keyakinan yang salah bahwa kemauan, pikiran, atau perasaan OS
dikendalikan oleh tenaga luar.
o Thougt insertion : penamaan fikiran oleh tenaga lain
o Thought withdawal : penarikan pikiran oleh tenaga lain
o Thought broadcasting : fikiran yang disiarkan
o Thought control : pikiran yang dikendalikan oleh tenaga lain
Waham nihilistik o Waham ketidaksetiaan
Waham somatik o Erotomania
Waham sejalan dengan mood o Pseudologia phantom
Waham menyalahkan diri sendiri o Waham kemiskinan
o Ide yang berlebihan : keyakinan yang salah yang tidak beralasan dan dipertahankan
secara kurang kuat dibandingkan dengan suatu waham
o Fobia o Kompulsi
o Egomania o Kaprolali
o Monomania o Noesis
20
21