Anda di halaman 1dari 8

TEKNOLOGI KOSMETIKA C

“MOISTURIZING EFFECT OF CREAM CONTAINING MORINGA

OLEIFERA (SOHAJANA) LEAF EXTRACT BY BIOPHYSICAL


TECHNIQUES : IN VIVO EVALUATION”

DISUSUN OLEH :

NAMA : HARDIANA LESTARI

NIM : N011171029

KELAS : TEKNOLOGI KOSMETIKA C

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
Topik Pelembab Kulit
Judul Moisturizing effect of cream containing Moringa oleifera
(Sohajana) leaf extract by biophysical techniques: In vivo
evaluation
Jurnal Journal of Medicinal Plants Research,Pakistan
Volume & Halaman Vol. 7(8), pp. 386-391
Tahun 25 Februari 2013
Penulis Atif Ali,Naveed Akhtar, Muhammad Shoaib Khan, Fatima
Rasool, Furqan Muhammad Iqbal, Muhammad Tahir Khan,
Minhaj Ud Din, Ehsan Elahi
Reviewer Hardiana Lestari (N011 17 1029)
Tanggal 31 Maret 2020
Tujuan Penelitian Pada penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efek pelembab
dari krim kosmetik yang mengandung ekstrak daun Moringa
oleifera (Sohajana) dengan teknik bioteknologi non-invasif.

Latar Belakang Sering kali akhir-akhir ini manusia mengalami masalah pada
kulit terutaam kulit kering. Kulit kering menganggu penampilan
seperti Nampak bersisik atau kasar pada kulit. Kulit manusia
memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan antara kadar air
stratum corneum dan lipid permukaan serta dapat
mempertahankan penampilan. Kulit memiliki membrane aktif
yang berfungsi sebagai penghalang air. Banyak faktor yang
dapat menganggu fungsi sawar kulit ini seperti radiasi
ultraviolet, hormone dan kelembaban udara. Selain itu sabun
juga dapat mengganggu lipid permukaan kulit yang
menyebabkan iritasi topical dan deterjen juga dapat mengganggu
lipid permukaan kulit. Oleh karenanya Strata korneum yang
sehat secara alami memiliki kadar air 10%-20%. Maka dari
permasalahan yang ada dibutuhkan pelembab kulit. Pelembab
(moisturizer) merupakan suatu pelembab yang berfungsi untuk
menambah kelembaban kulit terutama pada kulit kering.
Pelembab biasanya berbentuk cream atau liquid sehingga lebih
mudah diserap oleh kulit wajah(2). Tujuan dari pelembab ini
adalah untuk mendatangkan kelembaban kulit, untuk mengisi
kembali kelembaban alami di lapisan-lapisan terluar dan
menguatkan fungsi penahan dari kulit. Sehingga penggunaan
pelembab menjadi sangat penting (3). Moringa
oleifera (Moringaceae) dikenal sebagai kelor, benzolive,
marango, mlonge, mulangay, sohajana, saijhan, pohon stik drum,
nébéday dan sajna. Bagian tanaman yang digunakan sebagai
pelembab yaitu daun dari Moringa oleifera. Oleh karenanya
metode yang digunakan adalah metodologi objektif karena telah
mampu untuk menetapkan dan menjelaskan mekanisme aksi dari
suatu zat yang dapat meningkatkan hidrasi kulit salah satunya
adalah Teknik bioteknologi kulit Non-Invansif.
Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini meliputi:
Bahan : Daun Moringa oleifera dikumpulkan selama juli 2010
di Pakistan setelah itu dikeringakan di suhu kamar selama 4
minggu, Abil EM90, Minyak Parafin, Methanol, Phosphoric
Acid dan Air deionisasi. Selanjutnya dilakukan identifikasi
tanaman lalu penyiapan ekstrak kering sebanyak 40 g lalu di
ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan
methanol dan air masing-masing perbandingan methanol (80):
air (20) untuk 1L selama 6 jam pada suhu kamar. Setelah itu
ekstrak dipisahkan dari residu sebanyak 2 kali dengan pelarut
yang sama dengan menyaring menggunakan kertas saring
Whatman No. 1. Hasil Residu 1 dan 2 di gabungan lalu di rotary
evaporator pada suhu 45°C dengan tekanan tergantung dari
pelarut , sehingga mendapatkan ekstrak yang bebas dari
pelarutnya. Ekstrak yang didapatkan disimpan pada suhu -4°C
sampai digunakan untuk dianalisis. Persiapan Formulasi
Krim aktif dibuat oleh koloid hidrofilik anionic :
Minyak paraffin 14 %
Abil EM 90 2%
Ekstrak daun M. oleifera 3%
Asam fosfat 0,2%
Aroma 1%
Air deionisasi. Ad 100%
Pembuatan Krim diawali dengan pemisahan bahan fase air dan
fase minyak. Fase berminyak yang dipanaskan dan fase berair
dicampur menggunakan homogenizer dengan tambahan asam
fosfat, ekstrak dan aroma. Basis disiapkan tanpa ekstrak. Metode
yang sama untuk mempersiapkan basis tanpa ekstrak. Setelah itu
Penyiapan Subjek yang dimana 11 orang subjek dipilih dengan
usia antara 20 dan 35 tahun. Semua subjek adalah laki-laki sehat
tanpa dermatologis yang diketahui penyakit atau alergi terhadap
zat dalam formulasi. Penilaian Instrumental pada pengukuran
bioteknologi non-invasif dilakukan. Itu pengukuran kehilangan
air trans-epidermal (TEWL). Semua pengukuran dilakukan di
ruangan dengan suhu terkontrol 18,0 - 20,6 ° C dan kelembaban
relatif 50-65%. Protokol Penelitian ini meliputi evaluasi dari
sedian krim seperti evaluasi stabilitas pemeriksaan fisik,
investigasi in-vivo, selain itu setiap relawan diberikan dua krim,
krim aktif mengandung ekstrak tanaman dan basa tanpa ekstrak.
Setelah itu dilakukan pengukuran kadar air kulit dan TEWL
setiap minggu kedua hingga akhir masa studi tiga bulan. Sekitar
500 mg krim aktif dan basa untuk dioleskan di pipi dua kali
sehari pagi 7:00-9:00 dan malam hari 19: 00-21:00 selama 12
minggu dirumah oleh para sukarelawan. Area di sekitar mata
dihilangkan. Sebelum semua pengukuran, relawan tetap di dalam
ruangan setidaknya selama 15 menit untuk mentolerir
penyesuaian kulit pada suhu kamar. Standar Etika dilakukan di
Pakistan. Analisis matematika dan Statistik dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS pada ANOVA pada nilai TEWL
dan hidrasi kulit pipi kanan dan kiri relawan dihitung pada nol
jam, 2, 4, 6, 8, 10 dan minggu ke-12. 
Hasil Penelitian Hasil penelitian dalam jurnal ini menujukkan adanya
peningkatan Nilai TEWL setelah penerapan basis selama tanggal
2 minggu, dan kemudian penurunan nilai tercatat pada tanggal 4
minggu. Setelah minggu ke-4, TEWL ditingkatkan hingga
minggu ke-10 dan kemudian sedikit penurunan diamati setelah
minggu ke-12. Namun, dalam krim aktif, ditemukan bahwa ada
penurunan nilai TEWL terus menerus hingga minggu ke-12
seperti yang tertera pada gambar 1 (Persentase perubahan nilai
TEWL dari relawan setelah penerapan krim dasar dan aktif).
Hasil ANNOVA menunukkan data signifikan pada perubahan
TEWL yang diproduksi oleh krim aktif sedangkan basis tidak
singnifikan pada waktu

Sedangkan pada Gambar 2 menunjukkan adanya peningkatan


nilai hidrasi setelah penerapan dasar selama 2 nd , 4 th dan
6 th seminggu kemudian penurunan nilai tercatat setelah 8 th ,
10 th dan 12 th minggu. Namun, dalam krim aktif, ditemukan
bahwa ada adalah peningkatan hidrasi kulit nilai terus menerus
untuk 12 th minggu. Sedangkan hasil ANOVA menujukkan
hasil perubahan nilai hidrasi kulit yang dihasilkan oleh krim aktif
adalah signifikan dan basa tidak signifikan pada waktu
Pembahasan : Penurunan TEWL dalam krim aktif disebabkan
karena pengaruh antioksidan dan senyawa fenolik dalam M.
oleifera ekstrak. Total kandungan fenolik daun M. oleifera
ekstrak metanol berair telah dilaporkan 12,2 ± 0,28 (GAE g / 100
g DW). (Sultana et.al.2001). Ekstrak daun M. oleifera memiliki
yang kaya komposisi dalam protein asam amino seperti histidin,
arginin, treonin, serin, glisin dan alanin, yang mungkin
meningkatkan retensi air di stratum corneum (Anwar etal.,
2007). Peningkatan tingkat hidrasi dalam hasil penelitian ini
mungkin memiliki kemungkinan sampai batas tertentu karena
meningkatkan air retensi dalam stratum korneum oleh asam
amino. Pada daun M. oleifera mengandun Vitamin A dan B yang
dapat berfungsi sebagai pelembab. Mekanisme Pelembab
terbagi menjadi 3 golongan yaitu : (4)
1. Bersifat Oklusif : Mampu menghambat TEWL, melalui
mekanisme membentuk lapisan hidrofobik pada
permukaan kulit dan diantara korneosit
2. Bersifat Humektan : Mampu menarik air dari dermis ke
epidermis
3. Bersifat Emolien : Mampu melembabkan kulit melalui
mekanisme mengisi celah antara kulit yang terkelupas.
Kesimpulan Dari hasil penelitian jurnal ini dapat disimpulkan bahwa krim
yang mengandung ekstrak daun M. oleifera menunjukkan adanya
efek dalam meningkatkan kelembaban kulit dengan mencegah
UV radiasi (senyawa fenolik) dan hanya krim antioksidan
tambahan, senyawa fenolik, vitamin A dan Vitamin B dapat
meningkatkan kadar air stratum korneum dan ditemukan secara
signifikan efektif. Sehingga  ekstrak daun M. oleifera efektif
secara bahan alami dapat meningkatkan hidrasi kulit, yang bisa
digunakan dalam formulasi kosmetik pelembab dan juga untuk
melengkapi perawatan kulit kering
Kelebihan Kelebihan dari jurnal ini yaitu :
1. Metode yang digunakan yaitu bioteknologi Non-Invasif
karena dapat dinilai produk kosmetik walaupun
kondisinya dalam penggunaan yang otentik
2. Isi Abstrak Sudah bagus karena mencakup semua isi
jurnal
Kekurangan Kekurangan dari jurnal ini yaitu :
1. Penelitian hanya bisa dilakukan pada musim dingin yakni
bulan Oktober-Januari
2. Metode yang digunakan belum dibandingkan dengan
metode lain secara rinci
3. Hasil yang didapatkan masih kurang perbandingan
dengan hasil penelitian sebelumnya

DAFTAR PUSTAKA

1. Atif Ali,Naveed Akhtar, Muhammad Shoaib Khan, Fatima Rasool, Furqan


Muhammad Iqbal, Muhammad Tahir Khan, Minhaj Ud Din, Ehsan Elahi . 2013.
Moisturizing effect of cream containing Moringa oleifera (Sohajana) leaf
extract by biophysical techniques: In vivo evaluation. Journal of Medicinal
Plants Research . Pakistan. Vol. 7(8), pp. 386-391.
2. Febi Ayusta. Inspirasi Cantik Make-Over for WEDDING gaya Make-Up dan
Hijab Muslimah Modern.
3. Howard Murad. 2010. The Water Secret Sehat dan Awet Muda dengan Makan
Air. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
4. Sinta Murlistyarini. 2019. Acne Vulgaris. Penerbit UB Press. Malang

Anda mungkin juga menyukai